Anda di halaman 1dari 9

FISIKA BANGUNAN

IKLIM, ENERGI DAN ARSITEKTUR


D
I
S
U
S
U
N

OLEH
NAMA : EKA SILVIANI
NPM : 1704107010003
PRODI : ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS


SYIAH KUALA
TAHUN AJARAN 2017-2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya. Makalah yang berjudul “Iklim, Energi dan Arsitektur”
dapat diselesaikan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Fisika Bangunan.
Penulisan tugas ini di maksudkan agar penulis memiliki kemampuan
dalam memahami konsep dasar fisika bangunan. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,
karena itu penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan perbaikannya.
Akhirnya, Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat.

Darussalam, 14 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I ( PENDAHULUAN )..............................................................................
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II ( PEMBAHASAN ).............................................................................
A. Pengertian iklim, energi dan arsitektur
1. Pengertian iklim
2. Pengertian energi
3. Pengertian arsitektur
B. Hubungn Iklim, Energi dan Arsitektur
BAB III ( KESIMPULAN )........................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

Konsep bangunan di dunia ini sangat dibutuhkan, baik di kota-kota


maupun di desa. Di kota-kota maju, aspek-aspek yanng diperhatikan sangatlah
banyak, mulai dari iklim, energi, cuaca, dan pastilah konsep bangunan di setiap
daerah berbeda-beda.
Pada proses perancangan arsitektur, disamping faktor manusia dan
kebutuhan akan material bangunan, faktor iklim dan energi juga memiliki
pengaruh yang besar terhadap suatu perancangan bangunan. Keadaan iklim yang
bervariasi di bumi ini menghadirkan gaya, langgam, sifat dan bentuk arsitektur
yang berbeda/beragam. Seorang arsitek harus bisa memikirkan dan membuat
suatu konsep bangunan yang nyaman dan ramah lingkungan.

A. Rumusan Masalah
1. Apa itu arsitektur?
2. Apa itu energi dalam arsitektur?
3. Apa itu iklim dalam arsitektur?
4. Apa hubungan antara iklim, energi dan arsitektur?

B. Tujuan Makalah
1. Mengetahui konsep dalam fisika bangunan.
2. Mengetahui hubungan antara iklim, energi dengan arsitektur.
3. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Fisika
Bangunan.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengerian Iklim, Energi dan Arsitektur

1. Iklim

Menurut buku “Arsitektur Tropis Lembab”, iklim adalah kondisi fisik


lingkungan atmosferikyang merupakan karakteristik lokasi, geografi yang
dipengaruhi oleh unsur-unsur suhu udara, kelembaban, angin, curah hujan, dan
radiasi matahari yang saling ketergantungan satu sama lainnya.Dalam buku
“Climate and Architecture” disebutkan bahwa iklim adalah
keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah dipermukaan bumi yang berlangsung
dalam waktu yang relatif panjang.
Pembagian iklim dalam asitektur sangat berkaitan dengan faktor
kenyamanan dalam interaksi pemakaian dan bangunan. Dalam hal ini iklim dapat
dibagi menjadi empat kategori utama, yaitu :

a.Iklim Dingin (sejuk)


Iklim ini ditandai oleh rendahnya panas dari radiasi matahari akibat sudut
matahari yang rendah

b.Iklim Moderat (sedang)


Iklim ini ditandai dengan variasi panas yang berlebihan dan dingin yang
berlebihan pula, namun tak begitu kontras.

c.Iklim Panas Lembab


Iklim ini ditandai dengan variasi panas yang berlebihan serta banyak uap
air.

d.Iklim Panas Kering


Iklim ini ditandai dengan panas yang berlebihan, kurangnya uap air dan
udara kering.

2. Energi

Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial,


ekonomi, dan lingkungan dalam rangka pembangunan berkelanjutan, serta
merupakan pendukung bagi kegiatan perekonomian secara nasional. Penggunaan
energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi,
masyarakat Indonesia tergolong konsumen yang paling boros dalam penggunaan
energi listrik, jika dibandingkan dengan negara lain.(Samsiyah, 2008)
3. Arsitektur

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk


berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain
perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses
perancangan tersebut.

a. Hubungan Iklim, Energi dalam Arsitektur

Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan


hidup yang lebih baik dengan cara menentang dan menyesuaikan dengan kondisi
iklim yang ada.Guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur
sulit sekali untuk diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu
yang terkait. Keadaan ini telah dikemukakan oleh Richard Neutra dalam bukunya
“Survival Through Design”, Oxford University 1955:
“................... Untuk perencanaan di masa mendatang selain art dan sains
masih banyak lagi hal-hal yang diperlukan guna menyatukan semua hal yang
membentuk lingkungan manusia tidak akan mungkin berhasil dengan baik tanpa
menggunakan sains yang ada............”.
Dalam proses perancangan arsitektur pengaruh iklim dipusatkan pada
aspek kenyamanan manusia pada suatu bangunan dimana aktifitasnya
terlaksana.Aspek-aspek tersebut adalah :
1.Radiasi matahari
2.Pergerakan udara
3.Kelembaban udara
4.Curah hujan
5.Suhu udara rata-rata

Bangunan bangunan yang direncanakan memanfaatkan matahari dan iklim


sebagai sumber energi primer haruslah dirancang untuk mengakomodasi
perubahan-perubahan sebagai konsekwensi siklus iklim secara harian, mu
siman maupun tahunan dan mengalami versi cuaca yang berbeda sesuai dengan
keberadaannya pada suatu garis lintang geografis tertentu dibumi ini. Setiap
bangunan berada disuatu daerah klimatik yang berbeda setiap menit setiap hari.
Disini peran arsitek adalah belajar untuk mengoptimasi hubungan bangunan
dengan iklim spesifiknya dalam tahapan tahapan perancangan. Karena setiap
bangunan berinteraksi dengan lingkungan suryanya masing-masing permasalahan
yang timbul adalah bagaimana pengolahan hubungan ini menguntungkan bagi
manusia.
(Frick, 2006)
Bangunan sadar energi mencari hubungan simbiotik dengan
lingkungannya dan menengahi kebutuhan penghuni bangunan dengan kondisi
iklimnya. Ia mengandalkan pada sumber daya dan pola matahari untuk
penerangan, pemanasan maupun pendinginan untuk waktu waktu tertentu, pada
sirkulasi angin untuk kenyamanan dan beralih pada sistim kenyamanan buatan
hanya apabila terjadi kondisi cuaca yang ekstrim pada saat saat yang tertentu saja.
Pada waktu disain pasif memerlukan suatu sistim aktif sebagai penunjang,
bangunan sadar energi mengambil keuntungan teknolog teknologi baru yang
memungkinkannya mengandalkan sumberdaya energi yang dapat diperbaharui
(matahari dan angin). (Satwiko, 2005)
KESIMPULAN
Iklim dan energi merupakan suatu kondisi dan gejala alam yang sangat
besar pengaruhnya terhadap perencanaan dan perancangan suatu bangunan.
Keduanya dapat membentuk corak, sifat, gaya dan langgam arsitektur tersendiri
sesuai dengan kondisi iklim setempat pada suatu daerah-daerah tertentu di
permukaan bumi.Kenikmatan, kenyamanan, dan keamanan manusia sebagai
pemakai bangunan dapat dicapai dengan melakukan pencegahan, perlindungan
dan penyesuaian terhadap bangunan dari pengaruh-pengaruh iklim, yaitu sinar
matahari, curah hujan dan angin.
DAFTAR PUSTAKA
Satwiko Prasasto (2005), Arsitektur Sadar Energi, Penerbit Andi, Yogyakarta
Satwiko, Prasasto, (2003), Fisika Bangunan I, Yogyakarta, Penerbit Andi,
Yogyakarta
Unsyiah, Pedoman Penulisan Makalah dan Laporan Penelitian.
https://arsumj.files.wordpress.com/2012/07/irfandi.pdf
Djelantik, Bahan Kuliah, Iklim dan Arsitektur, Surabaya Reproduksi Arsitektur
ITS
Frick, Heinz (2006), Arsitektur Ekologis, Penerbit Kanisius Yogyakarta
Syamsiyah Nor R (2008), Konsep sadar Energy sebagai penerapan Sustainable
Desain dalam Arsitektur, Proseding RAPI UMS Solo.

Anda mungkin juga menyukai