FISIKA TEKNIK
Tentang :
“ FISIKA BANGUNAN “
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika
Teknik. Saya berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya
dalam bidang bangunan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini.
A. Latar Belakang
B. Manfaat
Jika kita ingin merancang sebuah bangunan, sangatlah penting bagi kita untuk
mempelajari cara merancang bangunan agar nyaman dihuni, awet dan tahan lama.
Dengan memanfaatkan ilmu fisika bangunan, pemakaian energi listrik pada
bangunan yang kita rancang akan menjadi lebih efisien. Dimana hal itu akan
membuat bangunan kita menjadi ramah lingkungan, karena mampu
memanfaatkan energi listrik secara optimal.
A. Pengertian
Seperti yang dijelaskan diatas, ilmu ini berguna untuk mengetahui fenomena-
fenmena fisika yang memiliki pengaruh terhadap bangunan. Fenomena fisika ini
sangat berhubungan dengan kenyamanan dan indera perasa manusia seperti
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba.
Dengan cara memperhatikan aliran panas yang masuk ke dalam gedung dan
yang keluar dari dalam gedung. Kita akan mampu untuk mengatur suhu ruangan
sesuai dengan keinginan kita. Dimana hal ini juga berhubungan dengan indera
peraba manusia, dimana kondisi bangunan seperti rasa panas dan dingin dapat
dirasakan oleh manusia. Perasaan ini biasanya disebabkan oleh interaksi kulit
manusia dengan lingkunngan melalui media udara.
Dalam mengatasi jamur dan bau dalam ruangan, perlu diperhatikan pengaruh
kelembaban yang menjadi faktor utama berkembang biak nya jamur di suatu
tempat. Semakin lembab suatu tempat maka semakin banyak kandungan molekul
air di tempat itu.
Kelembaban bisa berasal dari berbagai hal misalnya dari air hujan, salju, air
tanah, uap air, atau dari kandungan air di dalam bangunan. Jadi, sebuah gedung
yang memiliki kelembaban yang tinggi menandakan terjadinya penurunan kualitas
bangunan. Kelembaban adalah banyaknya kandungan air di dalam udara, terdapat
2 jenis kelembaban yang biasa digunakan.
Sirkulasi udara pada sebuah bangunan memiliki dampak yang besar dalam
membawa debu, kotoran, panas, suara, dan molekul air ke dalam bangunan. Oleh
sebab itu sangatlah penting untuk melakukan pengendalian aliran udara pada
sebuah bangunan. Karena hal tersebut mampu meningkatkan kenyamanan,
mencegah debu dan kotoran masuk, dan mengoptimalkan penggunaan energi
untuk mengatur aliran udara.
Dapat kita amati bersama bahwa disetiap negara atau daerah memilki bentuk
bangunan yang berbebda-beda. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal itu
adalah iklim di daerah tersebut. Desain bangunan biasanya disesuaikan dengan
memperhatikan kondisi iklim lingkungan seperti bangunan di wilayah tropis yang
hanya memiliki musim hujan dan panas yang banyak memiliki ventilasi.
Berbeda dengan negara yang memiliki musim salju, dimana bangunan dibuat
lebih tertutup agar mampu melewati musim salju yang dingin. Tidak hanya itu
resiko terjadinya bencana alam seperti banjir, gempa, angin topan akan
menyebabkan bentuk bangunan berubah menyesuaikan kondisi lingkungan
tempat bangunan itu dibangun.
v) Akustik
Manusia merasakan suhu melalui indera peraba dan merasakan bau melalui
indera penciuman, yang semuanya itu dapat dibuat terasa nyaman dengan
mengendalikan suhu, kelembaban, dan aliran udara pada bangunan. Selain itu juga
terdapat indera pendegaran yang juga merupakan salah satu hal yang penting
untuk diperhatikan agar bangunan memiliki akustik ruang yang bagus.
Akustik ruang mempelajari dari mana suara itu muncul, bagaimana perjalanan
suara tersebut, dan bagaimana suara tersebut didengar oleh telinga manuusia.
Sebagai contoh, bangunan yang berada di tepi jalan raya akan mengalami gangguan
yang timbul dari suara kendaraan bermotor, sehingga dibutuhkan barrier agar
perjalanan suara tersebut terpotong, sehingga manusia di dalam gedung tidak
mendengar suara bising dari mobil dan motor yang melintas.
vi) Pencahayaan
Sumber cahaya sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pencahayaan buatan dan
alami. Pencahayaan buatan berasal dari lampu, sedangkan pencahayaan alami
berasal dari sinar matahari. Penggunaan sinar matahari akan mampu menghemat
listrik, karenanya bentuk bangunan yang terbuka akan mampu dengan optimal
memanfaatkan cahaya matahari, tapi perlu diingat bahwa cahaya matahari juga
berpengaruh terhadap suhu di dalam ruangan.
Penggunaan lampu juga perlu diatur agar dapat digunakan secara efisien. Mulai
dari mengatur letak lampu, sudut kemiringan lampu, daya lampu, iluminasi lampu,
dan jumlah lampu. Dimana kesemuanya itu akan membuat lampu dapat digunakan
secara optimal dan tidak menghabiskan banyak energi listrik.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Tersedia : https://informazone.com/pengertian-fisika-bangunan/
Tipler, P. A., 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan), Jakarta:
Penerbit Erlangga Jilid I.
Serway, R. A. 1986, Physics for Scientist and engineering with Modern Physics,
New york: Saunders College Publishing.