Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FISIKA TEKNIK

Tentang :

“ FISIKA BANGUNAN “

Disusun Oleh :

ALDYOKI FIRMANSYAH MATONDANG

Dosen Pembimbing :

NINA FAHRIANA, ST.MT


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika
Teknik. Saya berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya
dalam bidang bangunan.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu,


saya mengharapkan kritik dan saran dari Ibu Dosen agar ke depanya semakin
baiklah pembuatan makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Aceh Tamiang, September 2018

Aldyoki Firmansyah Matondang


DAFTAR ISI
I. Pendahuluan.................................................................4
A. Latar Belakang ............................................................4
B. Manfaat ......................................................................4
II. PEMBAHASAN...............................................................5
A. Pengertian ..................................................................5
B. Hal – hal yang Harus Diperhatikan .............................5
i) Pengendalian Suhu ...................................................6
ii) Pengendalian Kelembaban.......................................7
iii) Aliran Udara .............................................................8
iv) Iklim Lingkungan ......................................................9
v) Akustik ......................................................................9
vi) Pencahayaan ..........................................................10
III. PENUTUP ..................................................................12
A. Kesimpulan ...............................................................12
IV. daftar pustaka ..........................................................13
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut sejarah, ilmu ini pertama kali berkembang di Eropa, terutama di


Candinavia yang sekarang menjadi dua negara yaitu Norwegia dan Swedia. Ilmu ini
sendiri sering disebut dengan nama Fisika Bangunan atau Building Physics, ada juga
menyebutnya Ilmu Bangunan atau Science Building.

B. Manfaat

Jika kita ingin merancang sebuah bangunan, sangatlah penting bagi kita untuk
mempelajari cara merancang bangunan agar nyaman dihuni, awet dan tahan lama.
Dengan memanfaatkan ilmu fisika bangunan, pemakaian energi listrik pada
bangunan yang kita rancang akan menjadi lebih efisien. Dimana hal itu akan
membuat bangunan kita menjadi ramah lingkungan, karena mampu
memanfaatkan energi listrik secara optimal.

Penghematan energi listrik, otomatis akan menjadikan biaya operasional


gedung menjadi lebih murah dan terjangkau. Selain itu, pengaplikasian ilmu fisika
pada bangunan akan menjadikan bangunan tersebut menjadi hunian yang
mendukung kesehatan dan akan mampu meningkatkan produktivitas
penghuninya. Hal itu dikarenakan bangunan dirancang dapat optimal
memanfaatkan sumber energi yang disediakan oleh alam.
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian

Fisika bangunan merupakan kumpulan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk


menganalisa dan berfokus untuk mengendalikan fenomena fisika yang memiliki
pengaruh pada bangunan dan rancangan arsitektur. Secara sederhana, fisika
bangunan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan bahan-bahan bangunan,
ventilasi, sistem pengkondisian udara, akustik, perlindungan terhadap bencana,
dan pemakaian energi di dalam bangunan.

B. Hal – hal yang Harus Diperhatikan

Seperti yang dijelaskan diatas, ilmu ini berguna untuk mengetahui fenomena-
fenmena fisika yang memiliki pengaruh terhadap bangunan. Fenomena fisika ini
sangat berhubungan dengan kenyamanan dan indera perasa manusia seperti
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba.

Dengan Memperhatikan ke-empat indera manusia tersebut, kita akan dapat


mengetahui pengaruh desain bangunan terhadap kenyamanan yang dirasakan
manusia di dalam bangunan. Dimana kenyaman itu bisa didapatkan dengan
mengendalikan beberapa hal yang akan saya jelaskan lebih lanjut pada tulisan di
bawah ini.
i) Pengendalian Suhu

Dengan cara memperhatikan aliran panas yang masuk ke dalam gedung dan
yang keluar dari dalam gedung. Kita akan mampu untuk mengatur suhu ruangan
sesuai dengan keinginan kita. Dimana hal ini juga berhubungan dengan indera
peraba manusia, dimana kondisi bangunan seperti rasa panas dan dingin dapat
dirasakan oleh manusia. Perasaan ini biasanya disebabkan oleh interaksi kulit
manusia dengan lingkunngan melalui media udara.

Dengan mengendalikan suhu, kita akan dapat mengatur temperatur ruangan di


dalam gedung sehingga akan meningkatkan kenyamanan, kesehatan, dan
produktivitas orang yang berada di dalam bangunan tersebut. Pengaturan
temperatur ruangan juga memiliki pengaruh yang besar terhadap ketahanan dan
juga terhadap pertumbuhan jamur di dalam ruangan tersebut.

Pengendalian suhu juga sangat dibutuhkan dalam melakukan penghematan


energi yang digunakan untuk mengatur suhu seperti AC dan kipas angin. Dengan
begitu akan mengurangi dampak lingkungan yang didapat dari pemakaian energi
tersebut.

Pemahaman mengenai perpindahan panas perlu diketahui sebagai dasar untuk


mengendalikan panas. Sebagai contoh perpindahan panas melalui udara,
perpindahan panas melalui dinding atau selubung bangunan, dan radiasi sinar
matahari yang menambah panas di dalam gedung. Jika sudah mampu
memahaminya, maka kita akan dengan mudah mengendalikan suhu bangunan.
Gambar di atas menunjukkan sebuah taman yang ditumbuhi banyak tanaman
kaktus. Padahal taman tersebut berlokasi di Singapura, yang bukan merupakan
habitat asli dari tanaman tersebut. Tidak hanya itu, di dalam bangunan tersebut
juga terdapat berbagai tanaman yang berasal dari dataran tinggi tropis yang
tumbuh dengan subur dan indah menghiasi taman tersebut.

Semuanya bisa terjadi, karena bangunan ini dirancang dengan memperhatikan


kebutuhan suhu setiap tanaman. Bangunan ini berbentuk kubah yang seluruhnya
dibuat dari kaca. Bukan sembarang kaca, kaca yang digunakan dirancang khusus
agar mampu meneruskan sinar ultraviolet dan mampu mencegah panas matahari
masuk ke dalam bangunan.

ii) Pengendalian Kelembaban

Dalam mengatasi jamur dan bau dalam ruangan, perlu diperhatikan pengaruh
kelembaban yang menjadi faktor utama berkembang biak nya jamur di suatu
tempat. Semakin lembab suatu tempat maka semakin banyak kandungan molekul
air di tempat itu.

Dimana hal ini akan menimbulkan berbagai permasalahan bau dikarenakan


interaksi molekul air dengan benda-benda di dalam ruangan. Misalkan interaksi air
dengan besi yang akan menimbulkan karat, inilah alasan mengapa di setiap
ruangan komputer biasanya dipasangi AC.

Kelembaban bisa berasal dari berbagai hal misalnya dari air hujan, salju, air
tanah, uap air, atau dari kandungan air di dalam bangunan. Jadi, sebuah gedung
yang memiliki kelembaban yang tinggi menandakan terjadinya penurunan kualitas
bangunan. Kelembaban adalah banyaknya kandungan air di dalam udara, terdapat
2 jenis kelembaban yang biasa digunakan.

Pertama, Humiditas Spesifik (Spesific Humidity) adalah besarnya massa uap


yang tekandung di dalam campuran setiap massa udara dalam campuran. Kedua,
Humiditas Relatif (Relatif Humidity) adalah Perbandingan antara nilai tekanan uap
dan tekanan uap saturasi pada kondisi dimana besarnya suhu dan tekanan total
sama.

iii) Aliran Udara

Sirkulasi udara pada sebuah bangunan memiliki dampak yang besar dalam
membawa debu, kotoran, panas, suara, dan molekul air ke dalam bangunan. Oleh
sebab itu sangatlah penting untuk melakukan pengendalian aliran udara pada
sebuah bangunan. Karena hal tersebut mampu meningkatkan kenyamanan,
mencegah debu dan kotoran masuk, dan mengoptimalkan penggunaan energi
untuk mengatur aliran udara.

Perpindahan aliran udara biasanya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Udara


akan bergerak jika terdapat perbedaan tekanan antara tekanan di luar bangunan
dan di dalam bangunan. Pergerakan aliran udara ini kita bisa atur dengan mengatur
letak ventilasi udara atau dengan menembahkan ventilasi buatan seperti air
conditioner (AC) jika memang diperlukan.

Sebagaimana yang ditunjukkan oleh gambar diatas, sebuah masjid yang


dibangun dengan banyak lubang udara agar udara dari luar masjid mampu masuk
ke dalam masjid. Hal ini karena masjid berada di daerah perbukitan sehingga udara
yang masuk ke dalam masjid mampu menjadikan masjid ini terasa lebih sejuk dan
nyaman.

iv) Iklim Lingkungan

Dapat kita amati bersama bahwa disetiap negara atau daerah memilki bentuk
bangunan yang berbebda-beda. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal itu
adalah iklim di daerah tersebut. Desain bangunan biasanya disesuaikan dengan
memperhatikan kondisi iklim lingkungan seperti bangunan di wilayah tropis yang
hanya memiliki musim hujan dan panas yang banyak memiliki ventilasi.

Berbeda dengan negara yang memiliki musim salju, dimana bangunan dibuat
lebih tertutup agar mampu melewati musim salju yang dingin. Tidak hanya itu
resiko terjadinya bencana alam seperti banjir, gempa, angin topan akan
menyebabkan bentuk bangunan berubah menyesuaikan kondisi lingkungan
tempat bangunan itu dibangun.

v) Akustik

Manusia merasakan suhu melalui indera peraba dan merasakan bau melalui
indera penciuman, yang semuanya itu dapat dibuat terasa nyaman dengan
mengendalikan suhu, kelembaban, dan aliran udara pada bangunan. Selain itu juga
terdapat indera pendegaran yang juga merupakan salah satu hal yang penting
untuk diperhatikan agar bangunan memiliki akustik ruang yang bagus.

Akustik ruang sangat dibutuhkan pada bangunan yang membutuhkan


pengendalian bising agar dapat berkomunikasi secara secara langsung dengan
suara. Seperti di gedung pertemuan, teater, ruang kelas dan hampir di setiap
banguan yang dibuat sebagai tempat berkumpul.

Akustik ruang mempelajari dari mana suara itu muncul, bagaimana perjalanan
suara tersebut, dan bagaimana suara tersebut didengar oleh telinga manuusia.
Sebagai contoh, bangunan yang berada di tepi jalan raya akan mengalami gangguan
yang timbul dari suara kendaraan bermotor, sehingga dibutuhkan barrier agar
perjalanan suara tersebut terpotong, sehingga manusia di dalam gedung tidak
mendengar suara bising dari mobil dan motor yang melintas.

vi) Pencahayaan

Pencahayaan sangat erat hubungannya dengan kenyamanan visual atau indera


penglihatan manusia yaitu mata. Dimana juga terdapat standarisasi nilai iluminasi
pada bangunan yang mengatur besarnya penggunaan cahaya pada berbagai
macam bangunan. Semisal pada bangunan yang diperuntukkan sebagai tempat
belajar mengajar, membutuhkan pencahayaan yang agar murid dapat melihat
dengan jelas tulisan di papan dan mampu mebaca dan menulis dengan baik.

Sumber cahaya sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pencahayaan buatan dan
alami. Pencahayaan buatan berasal dari lampu, sedangkan pencahayaan alami
berasal dari sinar matahari. Penggunaan sinar matahari akan mampu menghemat
listrik, karenanya bentuk bangunan yang terbuka akan mampu dengan optimal
memanfaatkan cahaya matahari, tapi perlu diingat bahwa cahaya matahari juga
berpengaruh terhadap suhu di dalam ruangan.
Penggunaan lampu juga perlu diatur agar dapat digunakan secara efisien. Mulai
dari mengatur letak lampu, sudut kemiringan lampu, daya lampu, iluminasi lampu,
dan jumlah lampu. Dimana kesemuanya itu akan membuat lampu dapat digunakan
secara optimal dan tidak menghabiskan banyak energi listrik.
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan memanfaatkan ilmu fisika bangunan, kita dapat merancang bangunan


yang layak, nyaman dan aman untuk digunakan, awet serta tahan lama. Selain itu,
dengan menggunakan ilmu fisika bangunan kita juga dapat membuat bangunan
tersebut menjadi ramah lingkungan karena mampu memanfaatkan energi listrik
secara optimal.
IV. DAFTAR PUSTAKA

Tersedia : https://informazone.com/pengertian-fisika-bangunan/

Tipler, P. A., 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan), Jakarta:
Penerbit Erlangga Jilid I.

Serway, R. A. 1986, Physics for Scientist and engineering with Modern Physics,
New york: Saunders College Publishing.

Anda mungkin juga menyukai