Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

FISIKA BANGUNAN

DOSEN PENGAMPU : Eko Haryanto, ST. MT

Disusun oleh :
AZHIZA LUTFIA RAMADHANI
NIM. 20101120007

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT dan dengan rahmat dan
karunianya dapat kami buat sebagai tugas kami. sebagai bahan pembelajaran bagi kami
dengan harapan dapat diterima dan dipahami secara bersama
Dalam batas-batas tertentu makalah ini memuat tentang Fisika Bangunan. Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Bangunan dan kami berterima kasih
kepada pihak yang berperan menyusun makalah ini. Dan makalah ini masih jauh kata
sempurna maka dari itu kami mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini lebih lanjut
Akhir kata dari kami dengan kerendahan hati memintaa maaf jika ada kesalahan
kekeliruan dan kekurangan pada makalah ini. semoga makalah ini bisa diterima oleh Dosen
Pengampu dan bisa menjadi masukan pembelajaran bagi kami.

Blitar,6 Februari 2021


DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 3
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan Pembahasan……………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 6
2.1 Apa Pengaruh Iklim pada Kesehatan dan Kenyamanan? ………………………… 6
2.2 Apa yang dimaksud pencahayaan? ……………………………………………….. 9
2.3 Apa yang dimaksud Radiasi Matahari? …………………………………………. 12
2.4 Apa yang dimaksud Penghawaan? ………………………………………………. 13
2.5 Apa yang dimaksud Pembaharuan Udara? ……………………………………… 16
2.6 Apa yang dimaksud Ventilasi? ………………………………………………….. 18
2.7 Apa yang dimaksud Akustik Interior? …………………………………………… 20
2.8 Apa yang dimaksud Akustik Eksterior? …………………………………………. 21
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………… 23
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..23
3.2 Saran……………………………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merancang sebuah bangunan, sangatlah penting bagi kita untuk mempelajari
cara merancang bangunan agar nyaman dihuni, awet dan tahan lama. Dengan
memanfaatkan ilmu fisika bangunan, pemakaian energi listrik pada bangunan yang
kita rancang akan menjadi lebih efisien. Dimana hal itu akan membuat bangunan kita
menjadi ramah lingkungan, karena mampu memanfaatkan energi listrik secara
optimal. Penghematan energi listrik, otomatis akan menjadikan biaya operasional
gedung menjadi lebih murah dan terjangkau. Selain itu, pengaplikasian ilmu fisika
pada bangunan akan menjadikan bangunan tersebut menjadi hunian yang
mendukung kesehatan dan akan mampu meningkatkan produktivitas penghuninya.
Hal itu dikarenakan bangunan dirancang dapat optimal memanfaatkan sumber energi
yang disediakan oleh alam. kumpulan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
menganalisa dan berfokus untuk mengendalikan fenomena fisika yang memiliki
pengaruh pada bangunan dan rancangan arsitektur. Secara sederhana, fisika
bangunan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan bahan-bahan bangunan,
ventilasi, sistem pengkondisian udara, akustik, perlindungan terhadap bencana, dan
pemakaian energi di dalam bangunan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa Pengaruh Iklim pada Kesehatan dan Kenyamanan?
2. Apa yang dimaksud pencahayaan?
3. Apa yang dimaksud Radiasi Matahari?
4. Apa yang dimaksud Penghawaan?
5. Apa yang dimaksud Pembaharuan Udara?
6. Apa yang dimaksud Ventilasi?
7. Apa yang dimaksud Akustik Interior?
8. Apa yang dimaksud Akustik Eksterior?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Apa Pengaruh Iklim pada Kesehatan dan Kenyamanan.
2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud pencahayaan.
3. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Radiasi Matahari.
4. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Penghawaan.
5. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Pembaharuan Udara.
6. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Ventilasi.
7. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Akustik Interior.
8. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Akustik Eksterior.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Iklim Pada Kesehatan dan Kenyamanan


Perubahan iklim menyebabkan banyak masalah lingkungan. Hal yang sudah
mulai terjadi adalah fenomena es di kutub-kutub bumi meleh yang menyebabkan
permukaan air naik sehingga menyebabkan banjir. Ditambah lagi cuaca ekstrim yang
belakangan ini sering terjadi. Misalnya saja, musim kemarau yang berkepanjangan,
gelombang panas yang meningkatkan suhu udara secara ekstrim dan hujan lebat yang
sering sekali terjadi. Kondisi-kondisi ini menimbulkan banyak sekali permasalah
lingkungan yang berdampak pada kesehatan dan kenyamanan manusia.
Bahwasannya perencanaan serta tata letak suatu bangunan harus disesuaikan dengan
keadaan iklim setempat adalah suatu hal yang sejak lama sudah dikenal manusia
secara universal. Berabad-abad lamanya hingga kini dalam sejarah manusia, mereka
belajar, meneliti dan berusaha melindungi rumah-rumah ataupun bangunan-
bangunannya terhadap pengaruh-pengaruh yang tidak menguntungkan diri iklim
sesuai dengan keadaan serta kondisi daerahnya masing-masing. Berikut contoh
perubahan pengaruh iklim pada kesehatan dan kenyamanan :
a. Sinar Matahari
Sinar matahari tak hanya menghangatkan tetapi juga bermanfaat untuk
kesehatan kulit Anda. Paparan sinar matahari di pagi hari memicu reaksi kimia
dan metabolik di dalam tubuh untuk menghasilkan vitamin D. Vitamin yang satu
ini tak hanya baik untuk menjaga tulang tetap kuat tetapi juga bagus untuk
kesehatan kulit. Menurut data dari Organisasi Kesehatan dunia (WHO), paparan
sinar matahari membantu mengatasi berbagai masalah kulit seperti psoriasis,
jerawat, eksim, dan infeksi jamur. Mengapa bisa begitu? Ini karena vitamin D
yang dihasilkan dari paparan sinar matahari memiliki sederet kegunaan. Vitamin
D memiliki sifat antimikroba dan juga antiperadangan. Dengan begitu
mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup setiap hari mampu
meringankan berbagai masalah kulit seperti jerawat dan juga psoriasis. Sinar
matahari sebelum jam 9.00 pagi terutama sangat bagus untuk kesehatan kulit
Anda. Cukup berjemur selama kurang lebih 15 menit setiap pagi untuk
mendapatkan manfaatnya.
Bahaya paparan sinar matahari berlebih pada kulit. Selain memiliki
manfaat, sinar matahari juga berisiko menimbulkan berbagai masalah pada
kulit terutama karena paparannya yang berlebih, seperti:
1. Kulit terbakar
Paparan sinar matahari berlebih bisa menyebabkan kulit mengalami
kondisi yang disebut dengan istilah sunburn atau terbakar. Biasanya kondisi
ini disebabkan karena Anda mengalami sengatan matahari secara langsung
dalam waktu yang lama. Kulit akan menunjukkan tanda-tanda terbakar
setelah empat hingga lima jam setelah tepapar sinar matahari. Saat
mengalami sunburn biasanya Anda akan mengalami berbagai gejala seperti
kulit kemerahan, nyeri, pembengkakan, melepuh, dan berkerak.
2. Memunculkan tanda-tanda penuaan
Paparan sinar matahari berlebih biasanya membuat kulit Anda
mengalami berbagai perubahan dari mulai warna hingga teksturnya.
Pasalnya, seiring dengan berjalannya waktu, sinar UV dapat merusak serat-
serat di kulit yang disebut elastin. Ketika serat ini rusak maka kulit akan
mengendur dan meregang. Tak hanya itu, paparan sinar UV berlebih juga
menyebabkan kulit mengalami bintik putih dan juga gelap. Selain itu, Anda
juga akan merasakan kulit yang lebih kasar dari biasanya dan juga kering.
Saat terlalu kering, kulit akan mudah keriput sehingga Anda akan terlihat
lebih tua dari usia sebenarnya.
3. Meningkatkan risiko kanker kulit
Sinar UVB pada cahaya matahari selain menyebabkan kulit terbakar
juga dapat merusak DNA dan menekan sistem kekebalan kulit. Sementara
sinar UVA dapat menembus dan merusak membran sel kulit serta DNA di
dalamnya. Kerusakan yang berkembang selama bertahun-tahun ditambah
dengan pertambahan usia meningkatkan risiko Anda terkena kanker
kulit seperti karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma
ganas.
b. Hujan
Hujan yang turun beberapa waktu belakangan bisa menjadi waktu yang tepat
untuk mencerahkan Anda tentang manfaat kesehatan yang sederhana yang dibawa
ion negatif oleh hujan. Setelah ion negatif mencapai aliran darah, akan terjadi reaksi
biokimia yang membantu untuk menghilangkan stres, menghilangkan depresi dan
bahkan meningkatkan energi. Selain hujan, ion negatif juga terdapat pada air terjun,
laut dan bahkan embun dan kabut di pegunungan.

c. Suhu dan Kelembapan

Sudah dipastikan , perubahan suhu lingkungan akan berdampak bagi kesehatan


keadaan tubuh kita. Pada musim kemarau, udara panas mengakibatkan tubuh
menjadi gerah dan tidak nyaman. Ini bisa dimaklumi karena manusia termasuk
makluk homoterm yang berdarah panas.. Keadaan ini menjadikan manusia blinsatan
berusaha melindungi diri setiap kali terjadi naiknya suhu pada lingkungan. Andaikata
manusia termasuk makluk pikiloterm seperti ular, katak atau ikan yang berdarah
dingin , setiap perubahan suhu lingkungan tidak menjadi soal. Mungkin manusia
tidak perlu AC atau alat pemanas pada musim dingin. Manusia memliki suhu tubuh
relative konstan. Umumnya suhu tubuh berkisar anatara 36 – 37 o C . Meskipun ada
variasi selama 24 jam , secara normal tidak lebih dari 37 oC . Suhu tubuh ini
merupakan keseimbangan antara produksi panas dari metabolisme tubuh dan
pengeluaran panas yang terjadi dari dalam tubuh. Tubuh secara terus menerus
membentuk panas yang dihasilkan dari metabolisme . Di sisi lain tubuh harus
menmbulkan panas ke sekitar . Bila keseimbangan terganggu , bisa menimbulkan
rasa tidak nyaman pada tubuh.

d. Angin

Arah dan kecepatan angin adalah pertimbangan penting pada sebuah tapak
disemua iklim. Variasi angin musiman dan harian harus dipertimbangkan secara hati-
hati dalam mengevaluasi potensi untuk ventilasi ke interior ruangan dan ruangan dan
halaman luar gedung pada saat cuaca panass, menyebabkan kehilangan panas pada
saat cuacu dingin dan akan mempengaruhi beban lateral pada struktur bangunan.
Angin antar benua dan samudera serta akibatnya.
Angin antar benua/samudera adalah penyebab utama andanya siklus musim
kemarau dan musim hujan didaerah-daerah.
Kecenderungan udara untuk mengalir dari tempat bertekanan tinggi kearah yang
bertekanan rendah. Kecenderungan angin-angin dari daerah-daerah lintang utara
untuk berserong ke kanan bila mengalir ke khatulistiwa.

2.2 Pencahayaan

Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan


lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat. Sistem pencahayaan dalam bangunan adalah
desain dan mekanisme yang dibuat pada bangunan agar bangunan memperoleh
cahaya yang cukup terang sehingga orang-orang yang menggunakan bangunan
tersebut dapat melihat dengan jelas.
Sistem Pencahayaan pada bangunan adalah salah satu elemen penting yang
perlu dipertimbangkan dalam perancangan interior maupun arsitektur. Pencahayaan
atau lighting, selain berfungsi sebagai penerangan juga dapat dijadikan sebagai
aksesoris untuk memberi nilai estetika sebuah ruang maupun fasad
Dalam bangunan, ada dua sistem pencahayaan berdasarkan sumber cahayanya, ada
sistem pencahayaan yang memanfaatkan cahaya matahari alami sebagai sumber, ada
juga yang menggunakan sumber cahaya buatan seperti lilin dan lampu. Namun
pencahayaan buatan yang sekarang digunakan sebagai sistem pencahayaan
permanen dalam bangunan adalah lampu. Penjelasan masing-masing sistem
pencahayaan dalam bangunan adalah sebagai berikut
 Sistem Pencahayaan Alami
Sistem Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari
sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain
menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan
pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar
ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai. Sistem
pencahayaan alami hanya bisa diambil dari cahaya matahari saat siang,
sementara cahaya bulan di malam hari tidak masuk dalam kategori sumber
cahaya alami yang efektif. Sistem pencahayaan alami merupakan salah satu
sumber cahaya terbaik untuk bangunan.
Adapun beberapa faktor-faktor yang perlu di perhatikan agar penggunaan
sinar alami memberikan manfaat optimal dalam ruangan, yaitu sebagai
berikut

1. Variasi intensitas penyinaran cahaya matahari


2. Distribusi dari seberapa terangnya cahaya matahari
3. Efek dari lokasi jendela dan arah datangnya cahaya matahari
4. Efek pemantulan dan pembiasan cahaya (Refleksi & Refraksi)
5. Letak geografis dan fungsi bangunan

Beberapa jenis sumber cahaya alami yang dapat diklasifikasikan menjadi


tiga jenis, yaitu :
Sunlight

 Sunlight adalah sinar matahari langsung dengan tingkat cahayanya yang


tinggi. Semprotan sinar matahari langsung dapat digunakan untuk banyak
keperluan seperti menjemur pakaian, namun tidak baik untuk diarahkan ke
aktivitas utama manusia karena dapat menyebabkan kepanasan.
 Daylight adalah sinar matahari yang sudah tersebar di angkasa, mengalami
pembiasan oleh lapisan atmosfer bumi sehingga intensitas cahayanya lebih
rendah. Daylight adalah jenis cahaya yang paling baik digunakan sebagai
pencahayaan utama di siang hari karena cukup terang, mampu menampilkan
warna asli dan tidak terlalu panas.
 Reflected light adalah cahaya matahari yang sudah dipantulkan melalui
berbagai benda yang ada di sekitar bangunan, bisa karena pantulan dari danau
yang ada di sekitar bangunan atau pantulan dari bangunan lainnya.

 Sistem Pencahayaan Buatan

Sistem Pencahayaan buatan adalah mekanisme cahaya yang


dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami (matahari), namun cahaya
tersebut berasal dari hasil karya manusia berupa lampu yang berfungsi
menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari tidak ada. Sebelum
membahas mengenai sistem pencahayaan buatan, kita harus mengetahui
dahulu berbagai jenis lampu yang sering digunakan sebagai pencahayaan
buatan.

Pencahayaan buatan dapat berfungsi baik siang maupun malam


menjadikannya ideal untuk penerangan utama di rumah. Namun berbeda
dengan sumber cahaya alami, cahaya buatan yang dihasilkan lampu dari arus
listrik adalah sesuatu yang berbayar. Kebanyakan lampu tidak membunuh
kuman seperti cahaya alami, apabila memungkinkan, disarankan
memaksimalkan sistem pencahayaan alami.

Sistem pencahayaan buatan dikategorikan dengan banyak cara, salah


satunya berdasarkan penempatan sumber cahaya dan arah pencahayaan
buatan. Berdasarkan hal ini sistem pencahayaan buatan dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu sistem pencahayaan langsung dan sistem pencahayaan tidak
langsung.
Sistem pencahayaan langsung

Sistem pencahayaan langsung adalah penempatan lampu yang


langsung menyinari bidang atau bagian ruang yang diinginkan. Sistem ini
biasanya digunakan pada aktivitas yang memerlukan cahaya tinggi seperti
meja baca tulis, ruang kerja, untuk mesin jahit dan lain sebagainya.

Sistem pencahayaan tidak langsung

Sistem pencahayaan tidak langsung adalah penempatan lampu selain


pada bidang atau bagian ruang yang ingin disinari. Misalnya menempatkan
lampu di bawah meja, di belakang lemari lampu yang menyorot dinding dan
lain-lain. Tujuannya agar mata tidak terlalu silau, ini digunakan pada ruangan
dengan aktivitas santai seperti lampu ruang keluarga, lampu tidur, dan lain-
lain.
2.3 Radiasi Matahari
Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses
thermonuklir yang terjadi di Matahari. Energi radiasi Matahari berbentuk sinar dan
gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi Matahari sendiri terdiri dari dua yaitu,
sinar bergelombang pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk
gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar
gelombang panjang adalah sinar infra merah.
Pergerakan tahunan matahari memiliki titik-titik kritis pada tanggal-tanggal tertentu
pada setiap tahunnya:
 21 Maret : matahari pada daerah khatulistiwa
 21 Juni: matahari pada belahan bumi utara
 21 September : matahari pada daerah khatulistiwa
 21 Desember: matahari pada belahan bumi selatan
Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor.
 Jarak Matahari, setiap perubahan jarak bumi dan Matahari menimbulkan
variasi terhadap penerimaan energi Matahari
 Intensitas radiasi Matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar Matahari
pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut
besarnya sudut datang. Sinar dengan sudut datang yang miring kurang
memberikan energi pada permukaan bumi disebabkan karena energinya
tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena sinar tersebut harus
menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan
sudut datang yang tegak lurus.
 Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara Matahari terbit
dan Matahari terbenam.
 Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi
oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan
sisanya diteruskan ke permukaan bumi.
2.4 Penghawaan

Dua elemen pada desain bangunan yang harus mendapat perhatian adalah tata
pencahayaan dan penghawaan. Dua elemen ini sangat penting dilakukan secara
benar, dengan tujuan agar ruang-ruang di dalam bangunan mendapat pencahayaan
dan penghawaan alami cukup, agar memberi kenyamanan pemakai dalam melakukan
aktivitasnya. Ruang-ruang yang memiliki penghawaan dan pencahayaan alami baik
juga akan memiliki kelembaban udara cukup, sehingga kesehatan lingkungan tetap
terjaga. Selain itu, memiliki penghawaan dan pencahayaan alami yang cukup berarti
menghemat energi listrik yang diperlukan, karena tidak tergantung pada
pencahayaan dan penghawaan buatan. Menghemat energi di dalam bangunan/rumah
dapat dilakukan dengan mengurangi pemakaian penghawaan dan pencahayaan
buatan. Beberapa cara untuk mengurangi konsumsi energi di dalam rumah antara
lain:

 Pengudaraan/penghawaan alami

 Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan matahari dan angin. Letak


gedung yang paling menguntungkan apabila memilih arah dari timur ke
barat. Bukaan-bukaan menghadap Selatan dan Utara agar tidak terpapar
langsung sinar matahari.

 Letak gedung tegak lurus terhadap arah angina

 Bangunan sebaiknya berbentuk persegi panjang, hal ini menguntungkan


dalam penerapan ventilasi silang

 Menghadirkan pohon peneduh di halaman yang dapat menurunkan suhu

 Memiliki bukaan yang cukup untuk masuknya udara

 Penempatan bukaan secara horizontal maupun vertical

 Penempatan ruangan yang lebih besar ke arah aliran anginHindari

 penempatan bukaan dengan jarak yang terlalu dekat, hal ini menyebabkan
perputaran angin telalu cepat
 Hindari penempatan bukaan yang benar-benar berseberangan, hal ini
menyebabkan angin yang masuk langsung keluar begitu saja

 Memperhatikan orientasi jendela terhadap matahari, misalnya ruang tidur


tidak boleh menghadap ke barat

 Memakai menara angin, yang berfungsi menangkap dan menghisap angin,


sehingga udara dapat terus bersirkulasi

 Memakai material alami yang lebih banyak menyerap panas, seperti


perlengkapan interior dari kayu, pagar dan dinding tanaman.

 Plafon yang ditinggikan, agar udara dapat bergerak lebih bebas

 Memakai bentuk atap miring (pelana sederhana) yang dapat mengeliminasi


suhu di bawah ruang bawah atap

 Ruang yang mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dijauhkan


sedikit dari rumah

 Ruang yang menambah kelembaban (kamar mandi, wc, tempat cuci)


harus direncanakan dengan pertukaran udara yang tinggi.

 Memberi teras pada bangunan/rumah, berfungsi sebagai area peralihan


antara ruang luar (halaman) dengan ruang dalam (bangunan) yang dapat
menciptakan iklim mikro, baik di dalam bangunan ataupun di sekitarnya.

 Memberi teritisan lebar di sekeliling atap bangunan untuk membuat ruang


di dalamnya semakin sejuk

 Beberapa cara untuk meningkatkan kualitas udara di dalam bangunan:


 Penataan ruang yang tepat
 Memakai bahan bangunan dan bahan perabot yang mengandung bahan
kimia sedikit
 Memastikan tidak ada jamur pada elemen bangunan dan perabot akibat
kelembaban tinggi
 Memperbanyak penanaman tumbuhan hijau
 Membatasi merokok di dalam ruangan
 Mamakai konsep secondary skin pada fasad untuk meredam panas
matahari.
 Menyediakan lahan terbuka di dalam bangunan
 Menggunakan Insulator panas di bawah material atap
 Meletakkan Kolam air pada lingkungan bangunan
 Pengendalian aliran angin dan optimalisasi pemanfaatannya terhadap bangunan:
 Konfigurasi bentuk bangunan
 Mengalirkan udara panas dari bawah ke atas
 Dengan penempatan yang lebih tinggi, ±30 cm di atas permukaan lantai,
hasil yang diperoleh lebih maksimal di banding peletakan bukaan tepat di
atas lantai.
 Wind tunnel sebagai pengarah aliran udara lebih tepat digunakan pada
ruang-ruang terbuka. angin yang dialirkan ke area yang sempit dari tempat
terbuka yang luas memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan tekanan yang
lebih besar sehingga hembusan angin diharapkan menjangkau ke daerah
yang lebih jauh
 Ventilasi silang
 Penataan Pencahayaan
 Menggunakan lampu hemat energi;
 Mengatur jadwal penyalaan lampu, misalnya dengan mengaktifkan timer;
 Menambah alat penghemat energi lampu (penggunaan dimmer, daylight
sensor, zoning, present/movement detector, sensor ultrasonik)
 Mematikan lampu saat ruang tidak digunakan (pasang peringatan di setiap
saklar dan pintu keluar)
 Menghindari penggunaan satu saklar yang dihubungkan dengan beberapa
titik lampu. Kondisi ini membuat pemakaian tidak fleksibel karena
menyalakan satu lampu berarti beberapa lampu lain ikut menyala;
 Memakai lampu dengan jumlah yang sesuai.
 Meminimalisasi penggunaan pencahayaan buatan
 Meletakkan bukaan sesuai fungsi ruang yang mendukung aktifitas di
dalamnya.
2.5 Pembaharuan Udara
Kebersihan udara sangat penting, baik demi kesehatan maupun
kenikmatan. Udara luar kurang lebih mengandung rata-rata : oksigen 21%,
CO20,03 –0,04%, nitrogen 78% dan gas-gas lain terutama Argon 1% dan 5-
25 gr uap air/m3udara.

Pengotoran hawa dalam ruangan dapat disebabkan oleh :

a) Debu gas-gas berbahaya atau kuman-kuman yang beterbangan.


b) Ada gas-gas bau-bau lain yang kendati tidak membahayakan namun
membuat tidak enak, misalnya bau keringat, bau dapur atau bau WC dan
sebagainnya.
c) Penghawaan dapat dikatakan baik, bila untuk ruangan kehidupan
keluarga atau kamar-kamar tidur bervolume lebih dari 5m3/orang. Hawa
udara dapat diganti sebanyak 15m3/orang/jam. Bila volume kurang dari itu,
maka penggantian harus lebih cepat lagi, 25 m3/jam/orang.
d) CO. Dapat diproduksi dari pembakaran yang tidak sempurna yang disebabkan
dari kompor lampu minyak tanah, arang bakar dan sebagainnya. Gas CO2 antara
lain dinafaskan keluar oleh tubuh manusia sedangkan organisme-organisme
manusia membutuhkan zat asam O2.. karenanya kesegaran hawa serta
kesehatannya diukur juga dengan kadar zat asam. Kadar CO2dalam ruangan
janganjangan melebihi 0,1% (di Perancis) atau 0,5% (di USA) untuk daerah
industri. Gas CO sangat berpengaruh pada darah dan dapat bersenyawa
dengan haemoglobin darah lebih kuat daripada haemoglobin dengan O2.
Penyakit yang timbul adalah Asphyxia

Berikut ini salah satu contoh untuk guru dalam upaya meningkatkan
kemampuan berfikir kritis siswa tentang polutan udara yang berkaitan dengan
lingkungan hidup siswa, yaitu permasalahan emisi gas buang oleh kendaraan
bermotor. Berhubung gas CO merupakan pembunuh yang tidak nampak karena
berupa gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa, maka kehadiran
gas tersebut disekitar kita sering tidak disadari dan dapat berakibat fatal. Oleh
karena itu hal seperti ini perlu menjadi perhatian guru untuk memberikan
bimbingan, penjelasan, pengarahan pada waktu siswa melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan gas tersebut. Selain itu, guru dapat membuat program kegiatan
kelompok yang menarik bagi siswa berupa tugas untuk mendapatkan informasi
tentang:

a. Jenis BBM yang dijual di pom bensin,


b. Jenis polutan udara yang terjadi akibat emisi mobil,
c. Bahaya polutan tersebut terhadap kesehatan,
d. Standar polutan udara, dan
e. Jenis kendaraan umum, tahun buatan, dan surat layak jalan.

Pada kegiatan yang menyangkut persoalan lingkungan hidup, guru perlu


membimbing siswa menggunakan perpustakaan, membimbing diskusi tentang
solusi permasalahan yang ditemukan, dan mengevaluasi pendapat siswa Hal
tersebut penting karena dapat digunakan untuk re-fleksi persoalan lingkungan
yang dihadapi langsung dan dapat sebagai dasar untuk mengembangkan kearah
positif sikap, pengetahuan, nilai dan etika.

Komposisi udara untuk bernafasadalah jumlah udara yang dibutuh-kan


untuk bernafas setiap orang. Namun demikian tidak semua zat yang terdapat
dalam udara itu penting. Udara di kota-kota besar seperti Los Angeles di
Amerika Serikat, Meksiko di Amerika tengah, Bangkok di Asia Tenggara, lebih
jelek dari pada udara di kota Copenhagen di Eropa Utara. Namun demikian ada
kemungkinan dimanapun udara yang dihirup mengandung zat-zat yang kurang
baik untuk kesehatan.Udara yang dihirup adalah suatu campuran dari beberapa
zat. Saat ini hanya menitik beratkan pada 5 macam zat, yaitu oksigen, nitrogen,
argon, karbon dioksida, dan air. Empat zat yang pertama ada dalam bentuk gas.
Sekalipun biasanya air dikenal sebagai zat cair, tetapi air juga dapat terdapat
dalam bentuk gas, yang disebut uap air. Hal ini untuk membedakan kedua bentuk
fisik air. Konsentrasi uap air di udara sangat bervariasi, dari hampir 0% di daerah
padang pasir yang sangat kering, atau 5-6% di hutan tropik. Komposisi normal
udara kering adalah: 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% gas lainnya. Dari data
tersebut ternyata 99% udara hanya terdiri dari dua zat, ialah nitrogen dan
oksigen. Oksigen sebanyak 21% yang terpenting untuk kelangsungan hidup.
Semua kehidupan di bumi membutuhkan oksigen. Tanpa oksigen, sulit difahami
adanya kehidupan di suatu planet. Oksigen juga menyebabkan terjadinya
kebakaran dan korosi. Oksigen merupakan unsur penyusun air, batu-batuan,
kerak bumi, dan juga tubuh manusia.

2.6 Ventilasi
Ventilasi merupakan langkah pertama dalam peran paru sebagai organ penukar
gas dan penyuplai kebutuhan jaringan tubuh. Ventilasi adalah suatu proses berurutan
inhalasi dan menghembuskan napas. Dalam kondisi tenang, paru menyerap sejumlah
oksigen per menit yang sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung metabolisme
jaringan dalam jumlah yang cukup, tidak lebih dan tidak kurang. Fungsi utama ventilasi
dan jendela antara lain : Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai
lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela
atau pintu); Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari).
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela sebagai
berikut :

 Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas lubang
ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai, dengan
tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan jarak
dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
 Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap pembakaran
sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.
 Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
Secara umum kita mengenal beberapa bentuk ventilasi :
 Ventilasi alami (Natural Ventilation): Merupakan suatu bentuk pertukaran udara
secara alamiah tanpa bantuan alat-alat mekanik seperti kipas. Ventilasi alami
masih dapat dimungkinkan membersihkan udara selama pada saat ventilasi
terbuka terjadi pergantian dengan udara yang segar dan bercampur dengan udara
yang kotor yang ada dalam ruangan.
 Ventilasi Umum (General Ventilation): General ventilation atau ventilasi umum
biasanya digunakan pada tempat kerja dengan emisi gas yang sedang dan derajat
panas yang tidak begitu tinggi. Jenis ventilasi ini biasanya dilengkapi dengan alat
mekanik berupa kipas penghisap. Sistem kerja yang dibangun udara luar tempat
kerja di hisap dan di hembuskan oleh kipas kedalam rungan bercampur dengan
bahan pencemar sehingga terjadi pengenceran. Kemudian udara kotor yang telah
diencerkan tersebut dihisap dan di buang keluar.
 Ventilasi pengeluaran setempat (Local Exhaust Ventilation): Jenis ventilasi ini
dipakai dengan pertimbangan teknis, bahwa bahan pencemar berupa gas, debu dan
vapours yang ada pada tempat kerja dalam konsentrasi tinggi tidak dapat dibuang
atau diencerkan hanya dengan menggunakan ventilasi umum apalagi ventilasi
alami, namun harus dengan ventilasi pengeluaran setempat yang diletakan tepat
pada sumber pencemar. Bahan pencemar yang keluar dari proses kerja akan
langsung di hisap oleh ventilasi, sebelum sampai pada tenaga kerja.
 Comfort Ventilation: Contoh ventilasi ini dengan digunakanyya Air Conditioner
(AC) pada suatu ruangan. Jenis ventilasi ini berfungsi menciptakan kondisi tempat
kerja agar menjadii nyaman, hangat bagi tempat kerja yang dingin, atau menjadi
sejuk pada tempat kerja yang panas.
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
 Ventilasi alamiah, merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah, dimana udara
masuk kedalam ruangan melalui jendela, pintu, atau lubang angin yang sengaja
dibuat.
 Ventilasi Mekanik, merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan: AC (Air
Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam ruang kenudian
disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan, Fan (Baling-baling) yang
menghasilkan udara yang dialirkan ke depan, Exhauser merupakan baling-baling
penyedot udara dari dalam dan luar ruangan untuk proses pergantian udara yang
sudah dipakai.
2.7 Akustik Interior
Dalam sebuah ruangan tertutup,jalur perlambatan energi akustik adalah
ruangan itu sendiri. oleh karna itu, pengetahuan tentang fenomena suara yang terjadi
dalam ruangan sangat menentukan pada saat di perlukan pengendalian kondisi
mendengar pada ruangan tersebut sesuai dengan fungsinya.Titik di mana orang
menikmati suara (pendengar)akan di pengaruhi oleh dua komponen suara,yaitu
komponen suara langsung dan komponen suara pantul. Komponen suara langsung
adalah komponen suara yang sampai ke telinga pendengar langsung dari suara
sumber. Besarnya energi suara yang sampai ke telinga dari komponen suara ini di
pengaruhi oleh jarak pendengar ke sumber suara dan pengaruh penyerapan energi
oleh udara. Komponen suara pantul merupakan komponen suara yang sampai ke
telinga pendengar setelah suara berinteraksi dengan permukaan ruangan di sekitar
pendengar (dinding,lantai dan langit langit).Total energi yang sampai ke telinga
pendengar dalam persepsi pendengar terhadap suara yang di dengrnya tentu saja akan
di pengaruhi kedua komponen itu. Itu sebabnya kedua komponen suara pantul akan
sangat berperan dalam pembentukan persepsi mendengar atau bias juga di sebuutkan
karakteristik akustik permukaan dalam ruangan akan sangat mempengaruhi kondisi
dan persepsi mendengar yang di alami oleh pendengar.

Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah pengendalian suara


langsung dan pantul ini,dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan
dalam ruangan (lantai,dinding dan langit langit) sesui dengan fugsi ruangannya. Ada
ruangan yang karna fungsinya memerlukan lebih banyak karakteristik
gerak(studio,home teatre dll)dan ada yang memerlukan gabungan antara serap dan
pantul yang berimbang (auditorium,ruang kelas dan lain sebagainya).dengan
mengkombinasikan beberapa karakter permukaan rungan seorang desainer akustik
dapat menciptakan berbagai macam kondisi mendengar sesuai dengan fungsi
ruangannya yang di wujudkan dalam bentuk barometer akustik ruangan.

Karakteristik akustik ruangan pada umumnya di bedakan atas:

 Bahan penyerap suara (absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari matrial yang
menyerap sebagian besar energi suara yang datang padanya.
 Bahan pemantul suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari matrial yang
bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang datang padanya.
Pantulan yang di hasilkan bersifat spekular (mengikuti kaidah snelius:sudut
datang=sudut pantul). Contoh bahan misalnya keramik,marmer
logam,almunium,gypsum board,beton,dsbg.
 Bahan pendifuse/penyebar suara(difusor) yaitu permukaan yang di buat tidak
merata secara akustik yang menyebarkan energi suara yang datang
padanya.
2.8 Akustik Eksterior
Akustik lingkungan (kebisingan dari luar bangunan)
a. Pengertian kebisingan

Bising adalah semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu


atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari (kerja, istirahat, hiburan atau belajar)
atau dengan kata lain definisi bising adalah semua bunyi yang tidak
diinginkan oleh penerima.
b. Pengaruh kebisingan
 Kerusakan pada pendengaran
 Pada bangunan tempat tinggal
 Pada ruangan kantor
c. Sumber-sumber kebisingan
 Bising interior
 Bising luar.
 Bising pesawat udara
d. Pengendalian kebisingan
 Penekanan bising di sumbernya
 Perencanaan kota
 Perencanaan tempat (site planning)
 Rancangan Arsitektur
 Rancangan struktural/bangunan
 Rancangan mekanik dan elektrik
 Organisasi
 Penyerapan bunyi
 Penyelimutan (masking) bising
 Konstruksi bangunan penginsulasi
e. Tingkat kebisingan maksimumTingkat bising latar belakang maksimumyang
direkomendasikan dalam berbagai pemilikan (occupancies) dapat dinyatakan
dalam kurva noise criterion (NC).

f. Contoh Pengendalian kebisingan


 Auditorium
 Bangunan Hunian
 Gedung Pendidikan
 dll
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mempelajari fenomena fisika seperti pengaruh iklim, ventilasi,penghawaan,
akustik, maupun pencahayaan. Seluruh aspek ini perlu diperhitungkan untuk
mencapai kenyamanan bagi pengguna gedung. Tentu dipengaruhi dari tujuan
penggunaan gedung atau dipersempit dengan fungsi ruang. Untuk mencapai
kenyamanan penggunaannya dengan memperhatikan tata udara bagi gedung maupun
rumah supaya ruangan tidak telalu dingin atau terlalu gerah untuk beraktivitas. Tidak
hanya memperhatikan jumlah aliran udara dari ventilasi, juga memperhatikan tata
udara bagi ruang tetutup yang memerlukan bantuan air conditioner. Selain itu, arah
datang sinar matahari juga diperhitungkan karena selain cahayanya, panas matahari
juga masuk ke dalam gedung baik melaui konduksi, konveksi, maupun radiasi.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini pastinya banyak terdapat kekurangan maupun


kesalahan baik dalam penulisan, maupun pemaparannya. Dan juga mungkin materi
yang saya sampaikan mungkin banyak kekuranganya.maka dari itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Andini, Citra Widya. 2020. Sering Berkegiatan di Luar Ruangan? Simak Manfaat dan Risiko
Paparan Sinar Matahari untuk Kulit Anda, https://hellosehat.com/penyakit-
kulit/manfaat-dan-bahaya-paparan-sinar-matahari/. Diakses 5 Februari 2021.

Toarik, Mashud. 2015. Hujan Ternyata Memberi Efek Positif pada Tubuh,
https://www.beritasatu.com/kesehatan/333189/hujan-ternyata-memberi-efek-
positif-pada-tubuh. Diakses 4 Februari 2021.

Admin Webmaster. 2016. Pengaruh Suhu dan Kelembaban Terhadap Kesehatan,


https://karyatulisilmiah.com/pengaruh-suhu-dan-kelembaban-terhadap-kesehatan/.
Diakses 3 Februri 2021.

Arty, Indyah Sulistyo (2004), Pendidikan Lingkungan Hidup Tentang Bahaya Polutan Udara.
Yogyakarta.

Hananto, Sidik (2010), Mata Kuliah Fisika Bangunan. Bandung.

Arsitur Studio.2020.Sistem Pencahayaan Alami dan Buatan pada Bangunan,


https://www.arsitur.com/2015/10/sistem-pencahayaan-alami-dan-buatan.html.
Diakses 4 Februari 2021.

Saraswati, Sari. 2014. Radiasi Matahari (Fisika Bangunan),


https://sarisanisah.wordpress.com/2014/01/10/radiasi-matahari-fisika-
bangunan/#:~:text=Radiasi%20Matahari%20adalah%20pancaran%20energi,berben
tuk%20sinar%20dan%20gelombang%20elektromagnetik.&text=Jumlah%20total%
20radiasi%20yang%20diterima,tergantung%204%20(empat)%20faktor. Diakes 5
Februari 2021.
Kesmas. 2020.Prinsip Kerja Ventilasi, http://www.indonesian-publichealth.com/prinsip-
kerja-ventilasi/. Diakses 3 Februari 2021.

Arsitektur Lingkungan, 2015. Pengaturan Penghawaan dan Pencahayaan Pada Bangunan,


https://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id/2015/11/20/pengaturan-penghawaan-
dan-pencahayaan-pada-bangunan/. Diakses 3 Februari 2021.

Anda mungkin juga menyukai