FISIKA BANGUNAN
Disusun oleh :
AZHIZA LUTFIA RAMADHANI
NIM. 20101120007
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT dan dengan rahmat dan
karunianya dapat kami buat sebagai tugas kami. sebagai bahan pembelajaran bagi kami
dengan harapan dapat diterima dan dipahami secara bersama
Dalam batas-batas tertentu makalah ini memuat tentang Fisika Bangunan. Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Bangunan dan kami berterima kasih
kepada pihak yang berperan menyusun makalah ini. Dan makalah ini masih jauh kata
sempurna maka dari itu kami mengharapkan kritikan dan masukan yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini lebih lanjut
Akhir kata dari kami dengan kerendahan hati memintaa maaf jika ada kesalahan
kekeliruan dan kekurangan pada makalah ini. semoga makalah ini bisa diterima oleh Dosen
Pengampu dan bisa menjadi masukan pembelajaran bagi kami.
COVER…………………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 3
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan Pembahasan……………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 6
2.1 Apa Pengaruh Iklim pada Kesehatan dan Kenyamanan? ………………………… 6
2.2 Apa yang dimaksud pencahayaan? ……………………………………………….. 9
2.3 Apa yang dimaksud Radiasi Matahari? …………………………………………. 12
2.4 Apa yang dimaksud Penghawaan? ………………………………………………. 13
2.5 Apa yang dimaksud Pembaharuan Udara? ……………………………………… 16
2.6 Apa yang dimaksud Ventilasi? ………………………………………………….. 18
2.7 Apa yang dimaksud Akustik Interior? …………………………………………… 20
2.8 Apa yang dimaksud Akustik Eksterior? …………………………………………. 21
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………… 23
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..23
3.2 Saran……………………………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merancang sebuah bangunan, sangatlah penting bagi kita untuk mempelajari
cara merancang bangunan agar nyaman dihuni, awet dan tahan lama. Dengan
memanfaatkan ilmu fisika bangunan, pemakaian energi listrik pada bangunan yang
kita rancang akan menjadi lebih efisien. Dimana hal itu akan membuat bangunan kita
menjadi ramah lingkungan, karena mampu memanfaatkan energi listrik secara
optimal. Penghematan energi listrik, otomatis akan menjadikan biaya operasional
gedung menjadi lebih murah dan terjangkau. Selain itu, pengaplikasian ilmu fisika
pada bangunan akan menjadikan bangunan tersebut menjadi hunian yang
mendukung kesehatan dan akan mampu meningkatkan produktivitas penghuninya.
Hal itu dikarenakan bangunan dirancang dapat optimal memanfaatkan sumber energi
yang disediakan oleh alam. kumpulan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
menganalisa dan berfokus untuk mengendalikan fenomena fisika yang memiliki
pengaruh pada bangunan dan rancangan arsitektur. Secara sederhana, fisika
bangunan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan bahan-bahan bangunan,
ventilasi, sistem pengkondisian udara, akustik, perlindungan terhadap bencana, dan
pemakaian energi di dalam bangunan.
d. Angin
Arah dan kecepatan angin adalah pertimbangan penting pada sebuah tapak
disemua iklim. Variasi angin musiman dan harian harus dipertimbangkan secara hati-
hati dalam mengevaluasi potensi untuk ventilasi ke interior ruangan dan ruangan dan
halaman luar gedung pada saat cuaca panass, menyebabkan kehilangan panas pada
saat cuacu dingin dan akan mempengaruhi beban lateral pada struktur bangunan.
Angin antar benua dan samudera serta akibatnya.
Angin antar benua/samudera adalah penyebab utama andanya siklus musim
kemarau dan musim hujan didaerah-daerah.
Kecenderungan udara untuk mengalir dari tempat bertekanan tinggi kearah yang
bertekanan rendah. Kecenderungan angin-angin dari daerah-daerah lintang utara
untuk berserong ke kanan bila mengalir ke khatulistiwa.
2.2 Pencahayaan
Dua elemen pada desain bangunan yang harus mendapat perhatian adalah tata
pencahayaan dan penghawaan. Dua elemen ini sangat penting dilakukan secara
benar, dengan tujuan agar ruang-ruang di dalam bangunan mendapat pencahayaan
dan penghawaan alami cukup, agar memberi kenyamanan pemakai dalam melakukan
aktivitasnya. Ruang-ruang yang memiliki penghawaan dan pencahayaan alami baik
juga akan memiliki kelembaban udara cukup, sehingga kesehatan lingkungan tetap
terjaga. Selain itu, memiliki penghawaan dan pencahayaan alami yang cukup berarti
menghemat energi listrik yang diperlukan, karena tidak tergantung pada
pencahayaan dan penghawaan buatan. Menghemat energi di dalam bangunan/rumah
dapat dilakukan dengan mengurangi pemakaian penghawaan dan pencahayaan
buatan. Beberapa cara untuk mengurangi konsumsi energi di dalam rumah antara
lain:
Pengudaraan/penghawaan alami
penempatan bukaan dengan jarak yang terlalu dekat, hal ini menyebabkan
perputaran angin telalu cepat
Hindari penempatan bukaan yang benar-benar berseberangan, hal ini
menyebabkan angin yang masuk langsung keluar begitu saja
Berikut ini salah satu contoh untuk guru dalam upaya meningkatkan
kemampuan berfikir kritis siswa tentang polutan udara yang berkaitan dengan
lingkungan hidup siswa, yaitu permasalahan emisi gas buang oleh kendaraan
bermotor. Berhubung gas CO merupakan pembunuh yang tidak nampak karena
berupa gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa, maka kehadiran
gas tersebut disekitar kita sering tidak disadari dan dapat berakibat fatal. Oleh
karena itu hal seperti ini perlu menjadi perhatian guru untuk memberikan
bimbingan, penjelasan, pengarahan pada waktu siswa melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan gas tersebut. Selain itu, guru dapat membuat program kegiatan
kelompok yang menarik bagi siswa berupa tugas untuk mendapatkan informasi
tentang:
2.6 Ventilasi
Ventilasi merupakan langkah pertama dalam peran paru sebagai organ penukar
gas dan penyuplai kebutuhan jaringan tubuh. Ventilasi adalah suatu proses berurutan
inhalasi dan menghembuskan napas. Dalam kondisi tenang, paru menyerap sejumlah
oksigen per menit yang sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung metabolisme
jaringan dalam jumlah yang cukup, tidak lebih dan tidak kurang. Fungsi utama ventilasi
dan jendela antara lain : Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai
lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela
atau pintu); Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari).
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela sebagai
berikut :
Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas lubang
ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai, dengan
tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan jarak
dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap pembakaran
sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain.
Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
Secara umum kita mengenal beberapa bentuk ventilasi :
Ventilasi alami (Natural Ventilation): Merupakan suatu bentuk pertukaran udara
secara alamiah tanpa bantuan alat-alat mekanik seperti kipas. Ventilasi alami
masih dapat dimungkinkan membersihkan udara selama pada saat ventilasi
terbuka terjadi pergantian dengan udara yang segar dan bercampur dengan udara
yang kotor yang ada dalam ruangan.
Ventilasi Umum (General Ventilation): General ventilation atau ventilasi umum
biasanya digunakan pada tempat kerja dengan emisi gas yang sedang dan derajat
panas yang tidak begitu tinggi. Jenis ventilasi ini biasanya dilengkapi dengan alat
mekanik berupa kipas penghisap. Sistem kerja yang dibangun udara luar tempat
kerja di hisap dan di hembuskan oleh kipas kedalam rungan bercampur dengan
bahan pencemar sehingga terjadi pengenceran. Kemudian udara kotor yang telah
diencerkan tersebut dihisap dan di buang keluar.
Ventilasi pengeluaran setempat (Local Exhaust Ventilation): Jenis ventilasi ini
dipakai dengan pertimbangan teknis, bahwa bahan pencemar berupa gas, debu dan
vapours yang ada pada tempat kerja dalam konsentrasi tinggi tidak dapat dibuang
atau diencerkan hanya dengan menggunakan ventilasi umum apalagi ventilasi
alami, namun harus dengan ventilasi pengeluaran setempat yang diletakan tepat
pada sumber pencemar. Bahan pencemar yang keluar dari proses kerja akan
langsung di hisap oleh ventilasi, sebelum sampai pada tenaga kerja.
Comfort Ventilation: Contoh ventilasi ini dengan digunakanyya Air Conditioner
(AC) pada suatu ruangan. Jenis ventilasi ini berfungsi menciptakan kondisi tempat
kerja agar menjadii nyaman, hangat bagi tempat kerja yang dingin, atau menjadi
sejuk pada tempat kerja yang panas.
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
Ventilasi alamiah, merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah, dimana udara
masuk kedalam ruangan melalui jendela, pintu, atau lubang angin yang sengaja
dibuat.
Ventilasi Mekanik, merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan: AC (Air
Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam ruang kenudian
disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan, Fan (Baling-baling) yang
menghasilkan udara yang dialirkan ke depan, Exhauser merupakan baling-baling
penyedot udara dari dalam dan luar ruangan untuk proses pergantian udara yang
sudah dipakai.
2.7 Akustik Interior
Dalam sebuah ruangan tertutup,jalur perlambatan energi akustik adalah
ruangan itu sendiri. oleh karna itu, pengetahuan tentang fenomena suara yang terjadi
dalam ruangan sangat menentukan pada saat di perlukan pengendalian kondisi
mendengar pada ruangan tersebut sesuai dengan fungsinya.Titik di mana orang
menikmati suara (pendengar)akan di pengaruhi oleh dua komponen suara,yaitu
komponen suara langsung dan komponen suara pantul. Komponen suara langsung
adalah komponen suara yang sampai ke telinga pendengar langsung dari suara
sumber. Besarnya energi suara yang sampai ke telinga dari komponen suara ini di
pengaruhi oleh jarak pendengar ke sumber suara dan pengaruh penyerapan energi
oleh udara. Komponen suara pantul merupakan komponen suara yang sampai ke
telinga pendengar setelah suara berinteraksi dengan permukaan ruangan di sekitar
pendengar (dinding,lantai dan langit langit).Total energi yang sampai ke telinga
pendengar dalam persepsi pendengar terhadap suara yang di dengrnya tentu saja akan
di pengaruhi kedua komponen itu. Itu sebabnya kedua komponen suara pantul akan
sangat berperan dalam pembentukan persepsi mendengar atau bias juga di sebuutkan
karakteristik akustik permukaan dalam ruangan akan sangat mempengaruhi kondisi
dan persepsi mendengar yang di alami oleh pendengar.
Bahan penyerap suara (absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari matrial yang
menyerap sebagian besar energi suara yang datang padanya.
Bahan pemantul suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari matrial yang
bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang datang padanya.
Pantulan yang di hasilkan bersifat spekular (mengikuti kaidah snelius:sudut
datang=sudut pantul). Contoh bahan misalnya keramik,marmer
logam,almunium,gypsum board,beton,dsbg.
Bahan pendifuse/penyebar suara(difusor) yaitu permukaan yang di buat tidak
merata secara akustik yang menyebarkan energi suara yang datang
padanya.
2.8 Akustik Eksterior
Akustik lingkungan (kebisingan dari luar bangunan)
a. Pengertian kebisingan
3.1 Kesimpulan
Mempelajari fenomena fisika seperti pengaruh iklim, ventilasi,penghawaan,
akustik, maupun pencahayaan. Seluruh aspek ini perlu diperhitungkan untuk
mencapai kenyamanan bagi pengguna gedung. Tentu dipengaruhi dari tujuan
penggunaan gedung atau dipersempit dengan fungsi ruang. Untuk mencapai
kenyamanan penggunaannya dengan memperhatikan tata udara bagi gedung maupun
rumah supaya ruangan tidak telalu dingin atau terlalu gerah untuk beraktivitas. Tidak
hanya memperhatikan jumlah aliran udara dari ventilasi, juga memperhatikan tata
udara bagi ruang tetutup yang memerlukan bantuan air conditioner. Selain itu, arah
datang sinar matahari juga diperhitungkan karena selain cahayanya, panas matahari
juga masuk ke dalam gedung baik melaui konduksi, konveksi, maupun radiasi.
3.2 Saran
Andini, Citra Widya. 2020. Sering Berkegiatan di Luar Ruangan? Simak Manfaat dan Risiko
Paparan Sinar Matahari untuk Kulit Anda, https://hellosehat.com/penyakit-
kulit/manfaat-dan-bahaya-paparan-sinar-matahari/. Diakses 5 Februari 2021.
Toarik, Mashud. 2015. Hujan Ternyata Memberi Efek Positif pada Tubuh,
https://www.beritasatu.com/kesehatan/333189/hujan-ternyata-memberi-efek-
positif-pada-tubuh. Diakses 4 Februari 2021.
Arty, Indyah Sulistyo (2004), Pendidikan Lingkungan Hidup Tentang Bahaya Polutan Udara.
Yogyakarta.