Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ISU LINGKUNGAN GLOBAL

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar

Dosen Pengampu:

Drs. H. Muchyar, MP

Disusun oleh :
1. Abdul Holiq (2110313110015)
2. Alya Shafa (2110313220007)
3. Amelia Fitri (2110313120003)
4. Aulia (2110313120005)
5. Eka Fitri (2110313120023)
6. Frista Tiara Maharani (2110313120021)
7. Lahmiarty (2110313120011)
8. Jonathan Jaya Limantara (2110313210011)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan materi makalah dari mata kuliah
Ilmu Kealaman Dasar yang berjudul “ Isu Lingkungan Global ”.
Makalah ini berisi pembahasan tentang efek rumah kaca, hujan asam dan lapisan ozon. Mulai
dari pengertian sampai dengan dampaknya bagi kehidupan sehari-hari.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Muchyar, MP selaku Dosen
pengampu mata kuliah ini dalam pembelajaran mata kuliah ilmu kealaman dasar, juga kepada teman-
teman yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta
menjadi tambahan informasi mengenai “ Isu Lingkungan Global ” bagi para pembaca dan
masyarakat.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu,dengan hati yang terbuka kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah
ini .Demikian makalah ini kami susun,apabila ada kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat
kekurangan ,kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Banjarmasin,01 April 2022

Kelompok 8

1i
DAFTAR ISI

MAKALAH.........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
1.3. Tujuan Masalah....................................................................................................................3
BAB II.................................................................................................................................................1
ISI........................................................................................................................................................1
2.1 Efek Rumah Kaca..........................................................................................................................1
2.2 Lapisan Ozon.................................................................................................................................3
2.3 Hujan Asam...................................................................................................................................5
BAB III................................................................................................................................................8
PENUTUP...........................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan yang perlu mendapat perhatian yang
seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, pemanasan global menjadi isu
mutakhir terkait lingkungan hidup yang mulai rusak salah satunya diakibatkan oleh aktifitas manusia
dan apabila faktor-faktor penyebab kerusakan lingkungan ini tidak ditanggapi secara serius akan
berakibat kepada kerusakan ekosistem dan keberlangsungan makhluk hidup. Berkaitan dengan
dampak yang ditimbulkan terhadap kesehatan dan lingkungan tersebut menyebabkan konsumen di
negara-negara maju menjadikan masalah lingkungan ini menjadi salah satu faktor penting dalam
pembelian produk. Kerusakan lingkungan hidup dan degradasi atau penurunan kualitas sumber daya
alam menjadi dasar mengapa isu lingkungan hidup menjadi isu penting dalam permasalahan global.
Degradasi lingkungan di karenakan konsumsi manusia terhadap sumberdaya alam yang berlebihan
serta banyak aktivitas manusia yang mengeksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan
kerusakan lingkungan hidup yang akhirnya menyebabkan adanya pemanasan global yang diikuti
perubahan iklim atau climate change. Adapun beberapa masalah lingkungan hidup yang menjadi
sorotan secara global, diantaranya: pemanasan global, penipisan lapisan ozon, efek rumah kaca, dan
hujan asam. Pemasalahan tersebut menjadi perhatian dan perlu tindakan serius untuk kelangsungan
hidup manusia.  

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian efek rumah kaca ?
2. Apa saja penyebab dari timbulnya efek rumah kaca?
3. Bagaimana cara mencegah efek dari rumah kaca?
4. Apa pengertian dari hujan asam?
5. Apa saja penyebab terjadinya hujan asam?
6. Bagaimana cara menanggulangi hujan asam ?
7. Apa pengertian lapisan ozon?
8. Apa saja penyebab dari penipisan lapisan ozon ?
9. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari penipisan lapisan ozon?
10. Bagaimana cara mencegah terjadinya penipisan ozon?

1.3. Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian efek rumah kaca.
2. Mengetahui apa saja penyebab dari timbulnya efek rumah kaca.
3. Mengetahui cara mencegah efek rumah kaca.
4. Mengetahui pengertian hujan asam.
5. Mengetahui apa saja penyebab terjadinya hujan asam.
6. Mengetahui cara menanggulangi hujan asam.
7. Mengetahui pengertian lapisan ozon.
8. Mengetahui apa saja penyebab penipisan lapisan ozon.
9. Mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan dari penipisan lapisan ozon.
10. Mengetahui cara mencegah terjadinya penipisan lapisan ozon.

iii
BAB II
ISI
2.1 Efek Rumah Kaca
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan tidak
berwarna. Empat gas yaitu nitrogen (N2), oksigen (02), argon (Ar) dan Carbondioksida (CO2)
volumenya hampir 100% dari volume udara. Volume nitrogen (N2) 78%, oksigen 20 %,
argon 0,9% dan carbondioksida 0,03%. gas lain yang stabil adalah neon (Ne), helium (He),
krpton (Kr), hydrogen (H2), xenon (Se), metana (CH4), sedangkan yang kurang stabil antara
lain ozon (O3). Oksigen sangat penting bagi kehidupan, yaitu48 mengubah zat makanan
menjadi energy. Oksigen dapat bergabung dengen unsure kimia lain yang di butuhkan untuk
pembekaran. Carbon dioksida dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, pernafasan manusia
dan hewan, kemudian di butuhkan oleh tumbuhan. Carbon dioksida mengakibatkan efek
rumah kaca, kenaikan konsentrasi carbon dioksida di dalam atmosfer akan mengakibatkan
kenaikan suhu permukaan bumi (hal 48)
Panas yang di pancarkan dari sinar matahari kemuka bumi sebagian di serap dan sebagian
lagi di pantulkan oleh muka bumi. Panas yang di pantulkan oleh muka bumi terperangkap
oleh gas rumah kaca secara terus menerus, maka pemanasan gelobal tidak dapat di hindari
(hal 51)
Gas rumah kaca yang ada diatmosfer memiliki sifat seperti kaca dalam rumah, yang
fungsinya menahan sinar inframerah yang di pantulkan oleh muka bumi sehingga suhu di
permukaan bumi meningkat. (hal 51)
Gas rumah kaca sudah ada pada atmosfer bumi karena gas rumahkaca inilah permukaan
bumi menjadi hangat sehingga nyaman untuk kehidupan (hal 51)
Das rumah kaca yang penting menangkap panas dalam atmosfer adalah carbon dioksida
(CO2), uap air (H2O), nitrat oksida (NO2), metana (CH4), dan CHC (clorofluorocarbon). (hal
52)
Pemanasan global ini mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi karena naiknya
intensitan gas rumah kaca (hal 52)
Efek Rumah Kaca : Permasalahan global lainnya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang
dihasilkan dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi
diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena banyak
hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2 (hal 228)
Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya merupakan
fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah
kaca. Yang disebabkan oleh meningkatnya emesi gas karbondioksida, metana, dinitrooksida,
dan CFC sehingga energy matahari tertangkap dalam atmosfer bumi. Dampak bagi
lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan
hama penyakit.Dampak bagi aktiitas social ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan
kota pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan
terhadap pemukiman penduduk, ganggungan produktifitas pertanian. Peningkatan resiko
kanker dan wabah penyakit.
Sebagian matahari yang dapat mencapai bumi yaitu radiasi dengan panjang gelombang
panjang, yaitu sinar infra merah (14.000 24.000 mm) menembus masuk atap dan dinding
1
rumah kaca. Di dalam rumah kaca sinar ini dipantulkan oleh benda-benda yang ada di rumah
kaca, tetap tertahan oleh atap atau dinding kaca. Oleh karena itu, udara di dalam rumah kaca
suhunya meningkat, lebih tinggi dari pada suhu di luar rumah kaca. Meningkatnya suhu di
dalam rumah kaca ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini bisa
juga terjadi di dalam ruangan rumah dengan jendela kaca lebar atau terkena sinar matahari
atau di dalam mobil dengan jendela tertutup apabila diparkir di tempat yang panas.
Di alam terbuka, di atas permukaan bumi efek rumah kaca juga bisa terjadi, dapat
diterangkan sebagai berikut. Energi matahari yang masuk ke bumi mengalami:
1. 25% dipantulkan oleh awn atau partikel lain di atmosfer.
2. 25% diserap awan.
3. 45% diabsorpsi permukaan bumi.
4. 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang diabsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra Merah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar infra merah Yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan gas-gas lainnya Untuk dikembalikan ke permukaan bumi.
Dalam keadaan normal efek rumah kaca dibutuhkan. Dengan adanya Efek rumah kaca
perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak jauh Berbeda, artinya pada waktu
malam suhu rata-rata di permukaan bumi yang Tidak terkena sinar matahari sangat rendah
apabila tidak terjadi efek rumah Kaca. Di bawah ini bagan yang memperlihatkan proses
terjadinya efek rumah Kaca.

2
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca sesuai dengan Kesepakatan
Protokol Kyoto adalah sebagai berikut.
1. Gas Metana (CH4).
2. Gas Nitrooksida (N2O).
3. Gas Perfluorocarbon (PFC).
4. Gas Hidrofluorocarbon (HFC).
5. Gas Sulfurheksafluorida (SF6).
Cara menanggulangi meningkatnya efek rumah kaca.
1. Hemat energi listrik. Gunakan pemakaian listrik seperlunya saja.
Gunakan pemakaian listrik seperlunya saja. Dengan begitu kamu berkontribusi
dalam upaya mengurangi pemakaian batu bara yang bisa menimbulkan emisi gas
karbondioksida di udara.
2. Beralih dari pupuk nonorganik ke pupuk organik.
Untuk meningkatkan hasil pertanian tidak harus menggunakan pupuk kimia atau
non organik. Cukup menggunakan pupuk organik dengan kadar yang optimal, juga
bisa membuat hasil pertanian melimpah.Apabila penggunaan pupuk non organik bisa
dikurangi, maka emisi gas N2O juga akan berkurang.
3. Menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.
Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan masih jarang ditemukan di Indonesia.
Adapun bahan bakar yang ramah lingkungan antara lain panel surya dan bahan bakar
listrik. Bahan bakar tersebut dikatakan ramah karena tidak menghasilkan polutan yang
berbahaya bagi lingkungan.
4. Mengolah limbah peternakan.
Limbah merupakan satu di antara penyumbang gas rumah kaca, terlebih limbah
peternakan. Untuk mengurangi emisi karbondioksida maupun metana, limbah bisa
diolah menjadi biogas. Biogas ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif
pengganti bahan bakar fosil.
5. Menggalakkan reboisasi.
Penanaman kembali hutan yang telah ditebang merupakan satu di antara solusi
untuk mengatasi emisi gas rumah kaca di udara. Seperti kamu tahu, tumbuhan akan
menyerap karbondioksida dan uap air sebagai bahan baku fotosintesis.
6. Batasi penggunaan plastik.

3
Plastik merupakan senyawa polimer yang sulit terdegradasi di dalam tanah. Untuk
mengurangi limbah plastik di dalam tanah, satu di antara cara termudah adalah dengan
membakarnya.Nah, pembakaran itu akan menghasilkan gas karbondioksida dalam
jumlah besar. Untuk itu, batasi penggunaan plastik dengan cara membawa botol air
minum sendiri atau membawa tas kain saat berbelanja.

2.2 Lapisan Ozon


A. Pengertian Lapisan Ozon
Ozon adalah suatu bentuk oksigen dengan tiga atom (O3). Secara alamiah ozon tersebar
dalam stratosfer membentuk lapisan yang tebalnya kurang lebih 35 km. Di lapisan stratosfer
oksigen yang merupakan gas penyusun atmosfer selain dalam bentuk molekul O2 juga atom O,
ion positif O+ , radikal O dan radikal O2 . Hal ini disebabkan terjadinya reaksi fotokimia oleh
sinar ultraviolet yang berasal dari matahari sampai ke lapisan atmosfer.
O2 + UV O + O
O + UV O+ + l
O2 + UV O2+ + l
O3 + UV O2 + O
Dari reaksi tersebut, ozon (O3) yang terdapat dalam lapisan stratosfer akan di rusak oleh
sinar ultraviolet. Konsentrasi ozon di lapisan stratosfer bervariasi menurut ketinggian. Lapisan
ozon yang tipis ini apabila dibandingkan dengan tebalnya seluruh atmosfer bumi cukup efisien
dalam menyaring semua sinar ultraviolet matahari yang berbahaya bagi makhluk hidup di bumi.
Oleh karena itu, ozon penting sekali bagi kehidupan di muka bumi dari bahaya sengatan
ultraviolet. Semakin pendek panjang gelombang radiasi ultraviolet semakin besar pula bahayanya
terhadap kehidupan, tetapi semakin baik ia diabsorpsi oleh lapisan ozon. Radiasi dengan panjang
gelombang pendek ini dikenal sebagai ultaviolet-C(UV-C) yang dapat mematikan makhluk
hidup. Ultraviolet dengan panjang gelombang lebih panjang, yaitu UV-A relatif kurang
berbahaya dan lainnya, yaitu UV-B meskipun masih tetap berbahaya, tetapi
tidak sehebat UV-C bahayanya.

B. Penipisan Lapisan Ozon dan Penyebabnya


Lebih dari setengah abad lamanya telah dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon sehingga
terjadi penipisan lapisan di stratosfer. Hal ini teramati pada setiap musim semi di wilayah selatan
bumi, sebuah lubang terbuka pada lapisan bagian atas ozon. Pada ketinggian 15–20 km di atas
Antartika, 95% lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979 dan
sepuluh tahun kemudian semakin besar pula.
Penipisan lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik
NASA dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa penipisan lapisan ozon telah terjadi di
seluruh dunia. Belum lama hasil penelitian menemukan bahwa gas CFC (chlorofluorocarbon)
yang bertanggung jawab atas terjadinya lubang di lapisan ozon. CFC merupakan gas yang
berwarna biru tua, stabil, tidak mudah

4
terbakar, mudah disimpan, dan murah harganya. Oleh karena sifat-sifat itulah penggunaan
CFC meluas di mana-mana. CFC pertama kali digunakan pada lemari es, kemudian digunakan
sebagai pendorong aerosol dalam kaleng atau botol penyemprot, juga digunakan untuk
membersihkan sirkuit komputer yang halus. Sifat stabil dari CFC yang sangat bermanfaat di bumi
ini memberi peluang baginya untuk merusak lapisan ozon. CFC yang terdifusi ke stratosfer akan
mengalami pemutusan ikatan kimianya oleh radiasi UV-C menghasilkan khlor-khlor bebas yang
sangat reaktif, kemudian mengikat sebuah atom oksigen biasa (O2). Berikut ini reaksi perubahan
ozon menjadi makhluk oksigen:
CFCl3 + UV CFCl2 + Cl
Cl + O3 ClO + O2
O2 + UVenergi 2O
ClO + 2O O2 + Cl
Cl + O3 ClO + O2 (kembali ke step 2 dan reaksi berlanjut terus)
Senyawa lainnya yang sekerabat dengan CFC adalah halon dan ternyata lebih merusak
lapisan ozon. Halon yang digunakan sebagai pemadam kebakaran ternyata merusak ozon
sepuluh kali lebih efektif dari CFC. Beberapa senyawa CFC ini sangat membahayakan karena
berumur panjang. Beberapa senyawa kimia lainnya yang berperan dalam merusak lapisan
ozon adalah CCl4 (karbon tetraklorida), CHCl3 (metil kloroform). Selain itu, NO2 (nitrogen
dioksida) dan uap air yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar pesawat supersonik dapat
juga merusak lapisan ozon. Perusakan disebabkan terjadinya reaksi sebagai berikut:

H2O + O 2HO
HO + O3 HOO + O2
NO + O3 NO2 + O2
NO2 + O NO + O2

C. Dampak Bolongnya Lapisan Ozon


Radiasi ultraviolet sangat berbahaya karena dapat merusak sel hidup dengan berbagai
efek yang ditimbulkannya. Radiasi UV-B yang dapat menembus lapisan ozon dapat merusak
materi genetik DNA dan penyebab utama kanker kulit. Selain menimbulkan kanker kulit,
radiasi ultraviolet juga melemahkan kemampuan tubuh untuk mengatasinya dengan jalan
menekan efisiensi sistem kekebalan sehingga memudahkan kanker menyebar luas. Untuk
setiap penipisan 1% lapisan ozon diperkirakan sebanyak 2% radiasi ultraviolet sampai di
permukaan bumi dan akan menyebabkan peningkatan terjadinya kanker kulit 2% sampai 5%.
Selain itu, diketahui pula bahwa peningkatan kadar gas CO2 di atmosfer dapat menyebabkan
reaksi pembentukan ozon di stratosfer menurun, hal ini dapat menyebabkan kerusakan ozon
tidak teratasi.
Radiasi ultraviolet dapat juga menyebabkan penyakit katarak mata. Sekitar 12–15 juta
orang di seluruh dunia menderita kebutaan akibat katarak dan 18–30 juta lainnya mengalami
gangguan penglihatan dan diperkirakan semakin lama jumlahnya akan semakin meningkat
bila kerusakan lapisan ozon tidak cepat ditanggulangi.

D. Penanggulangan Kerusakan Lapisan Ozon


Termasuk dalam salah satu pencemaran lingkungan global, penipisan lapisan ozon tidak
dapat ditanggulangi tanpa kerja sama internasional. Upaya perlindungan terhadap lapisan
ozon dilakukan melalui Konvensi Wina pada tahun 1985 dan tahun 1987 Amerika Serikat
5
melarang penggunaan CFC yang digunakan pada aerosol. Dua tahun kemudian sejumlah
peraturan selesai disusun dalam Protokol Montreal dan diberlakukan mulai Januari 1989.
Protokol ini diratifikasi 36 negara yang menjadi 80% konsumen CFC dunia, mengusulkan
agar diturunkan produksi dan penggunaan lima bahan CFC dan tiga jenis halon secara
bertahap sampai tuntas tahun 2005. Indonesia, meskipun agak terlambat juga meratifikasi
Konvensi Wina dan Protokol Montreal pada tahun 1992. Indonesia sepakat menghentikan
pembuatan dan penggunaan bahan perusak ozon tersebut dan di awal tahun 1997 telah
dilakukan larangan impor CFC. Sebagai penggantinya adalah Hidroklorofluorokarbon
(HCFC) yang mendapat subsidi dari pemerintah dalam bentuk bea masuk yang lebih kecil.
Dengan berlakunya ketentuan tersebut, Indonesia akan mengeluarkan sanksi bagi importir
produk yang mengandung zat perusak lapisan ozon (Ozon Depletion Subtances/ODS), antara
lain dengan jalan mengembalikan produk impor tersebut ke negara asal. Badan Perlindungan
Lingkungan Dunia mengemukakan apabila Indonesia tidak melakukan hal tersebut
diperkirakan penggunaan ODS akan meningkat dan pada tahun 2010 sudah hampir 4 kali lipat
dari penggunaan tahun 1998.

2.3 Hujan Asam


A. Pengertian Hujan Asam
Hujan asam merupakan hujan yang memiliki pH rendah dan memiliki sifat asam yang
korosif atau dapat mengikis partikel lain. Hujan asam juga biasa dikenal sebagai hujan yang
mengandung endapan asam, yaitu kandungan sulfur (SO2) dan nitrogen oksida (NOX) yang
terbawa udara, kemudian menyebar pada atmosfer.

Peristiwa hujan asam dapat terjadi akibat dampak erupsi gunung. Namun, hal itu hanya menjadi
sebagian kecil penyebab, bahkan jarang terjadi.

Proses Terjadinya Hujan Asam

Berbeda dengan air hujan biasa, hujan asam dapat membahayakan kehidupan. Namun, apakah kamu
sudah mengerti proses terjadinya hujan asam? Agar bisa mencegah dampak buruk dari hujan asam,
simak penjelasan berikut ini ya.

6
 Hujan Asam Terjadi Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil.
Mula-mula, terjadinya hujan asam berawal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh
kendaraan bermotor maupun pabrik, industri, serta pembangkit listrik. Berdasarkan laporan
dari United States Environmental Protection Agency, pembakaran bahan bakar fosil itu dapat
menimbulkan asap dengan berbagai jenis zat, antara lain gas karbon dioksida, sulfur dioksida,
dan nitrogen oksida. Ketiga gas itu lantas akan naik ke atmosfer dan bereaksi dengan oksigen
di udara, lalu bereaksi dengan air.

 Hujan Asam Berdampak Buruk Bagi Kehidupan


Proses selanjutnya, gas sulfur dioksida (SO2) bakal mengikat oksigen di udara, lantas
berubah menjadi sulfur trioksida (SO3). Sulfur trioksida (SO3) tersebut lantas bereaksi
dengan air di udara, kemudian terbentuklah air hujan berupa asam sulfat (H2SO4). Sementara
itu, gas nitrogen oksida (NO2) yang naik ke atmosfer juga bereaksi menjadi oksigen yang
membentuk gas nitrogen dioksida (NO2). Nitrogen dioksida itu lantas bereaksi kembali
bersama partikel air di udara, lalu membentuk air hujan berupa asam nitrat (HNO3) dan asam
nitrit (HNO2).
Asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), dan asam nitrit (HNO2) lalu turun ke
permukaan bumi dalam bentuk air hujan, salju, atau kabut yang memiliki sifat asam. Air
hujan asam itu lantas menyirami permukaan bumi, merembes masuk ke dalam tanah, air dan
menimbulkan efek yang buruk bagi kehidupan semua makhluk di bumi.

B. Dampak Hujan Asam


Hujan asam telah menimbulkan masalah besar terutama di daratan Eropa dan Amerika
serta di negara Asia termasuk Indonesia. Hujan asam dapat mengancam komoditi pertanian
serta menimbulkan kerusakan hutan. Kerusakan hutan di 15 negara Eropa telah mencapai 30,7
Ha sejak tahun 1986. Kerusakan hutan akibat hujan asam akan semakin meluas dan meningkat
kerusakannya seiring dengan semakin meningkatnya emisi gas SO2 dan NOx (NO2 dan NO)
dari sumber antropogenik.
Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-benda
yang terbuat dari logam juga terjadinya kerusakan lingkungan terutama pengasaman
(acidification) badan-badan air, seperti danau dan sungai. Ribuan danau airnya telah bersifat
asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik atau dikenal dengan “danau mati”. Hujan asam
juga telah melanda wilayah Indonesia. Pemantauan hujan asam yang dilakukan Badan
7
Meteorologi dan Geofisika (BMG) di tiga kota besar di Indonesia dapat dilihat pada tabel
berikut

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, (1990)

Cara menanggulangi terjadinya hujan asam dapat dilakukan dengan cara:


1. Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
2. Desulfurisasi adalah proses penghilangan unsur belerang.
3. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adanya efek rumah kaca adalah disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca
(GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi
dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih
panas. Gas-ga rumah kaca itu antara lain : Uap air, Karbondioksida, Metana, Nitrogen Oksida, Gas
lainnya berupa Hidrofluorokarbon (HCFC-22), klorofluorokarbon (CFC), PFCs
(Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride). Akibat yang ditimbulkan dari efek rumah
kaca memiliki dampak negatif dan positif, tetapi kebanyakan dampak yang ditimbulkan adalah
dampak negatif karena merugikan kesejahteran makhluk hidup. Beberapa solusi untuk mengatasi
adanya efek rumah kaca dapat dilakukan dari pihak pemerintah dan masyarakat untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan. Dari pemerintah dapat dilakukan dengan membuat
kebijakan untuk mengajak masyarakat dalam menanggulangi efek rumah kaca.
Penipisan lapisan ozon disebabkan oleh manusia yang memproduksi dan menggunakan
produk-produk yang mengandung BPO atau bahan perusak ozon yang mengandung CFC,maka
dari itu kita perlu bekerjasama dengan pemerintah dalam pengendalian pemakaian CFC.
Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara
alami bersifat asam (pH sedikit dibawah 6) karena karbondioksida di udara yang larut dengan air
hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang
merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut
sehingga jatuh bersama air hujan. Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam
antara lain kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan,
hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum
pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh, korosi, dan menyebabkan terganggunya
kesehatan manusia.

3.2 Saran
Agar pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan industry maupun umum, untuk bekerja
sama dalam menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya penurunan polusi udara agar
dapat terlaksana dan diterapkan dengan baik dan seksama. Dengan penurunan polusi udara
diharapkan akan mampu mencegah terjadinya hujan asam yang membawa akibat buruk tidak
hanya terhadap lingkungan namun terhadap kelangsungan hidup manusia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bailey, et al. (1978).Chemistry of The Enviroment. New York: Academic Press.


Daniel D. Chiras. (1991). Enviromental Science: Action for a Sustainable Future. California: The
Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.
Donald G. Crosby. (1998) Enviromental Toxicology and Chemistery. New York: Oxford University
Press, Inc
Frank C. Lu. (1955). Toksikologi Dasar (Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko). Penerjemah Edi
Nugroho. Jakarta: UI-Press.
Kusnoputranto, Haryoto. (1995). Pengantar Toksikologi Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Stanley E. Manahan. (1994). Environmental Chemistry. Florida: Lewis Publisher.
S., 2020. Ilmu Kealaman Dasar. 1 ed. Bandung: Mujahid Press. Hal 54-240

10

Anda mungkin juga menyukai