Anda di halaman 1dari 16

ETIKA BISNIS DAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Etika Bisnis Dalam Islam

Dosen : H. Rd. Totoh Abdurohman, M. Kom. I

Disusun Oleh

Kelompok : Sepuluh (10)

1. Muhammad Oksa Bactiar : 211602020201


2. Hilal Amru Nazhar : 211602020216

Kelas : Pagi

Semester: Empat (4)

PRODI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

INSTITUT BISNIS MUHAMMADIYAH BEKASI

TAHUN AKADEMIK

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kecerdasan akal dan pikiran untuk menyelesaikan penyusunan
makalah ini, yang berjudul Makalah Etika Bisnis dan Pemeliharaan Lingkungan.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia, Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Institut
Bisnis Muhammadiyah Bekasi

Selesainya penyusunan makalah ini merupakan hasil kerja yang didukung


oleh banyak pihak, semoga Tuhas Yang Maha Esa membalas kebaikan semua
pihak yang membantu penulis menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari ketika ketidaksempurnaan atas laporan penyusunan


makalah ini, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangsih pemikiran kepada pembaca, khususnya mahasiswa Institut Bisnis
Muhammadiyah Bekasi.

Bekasi, 14 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang 1
2. Rumusan masalah 1
3. Tujuan masalah 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup. 2


B. Prinsip Etika Lingkungan. 4
C. Unsur Etika Lingkungan 8
D. Penerapan Dalam kehidupan sehari-hari 9
E. Peran Mahasiswa terhadap Etika Lingkungan 9

BAB III PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11
B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam kesempatan kali ini saya akan membuat sebuah makalah
tentang “Etika Bisnis dan Pemeliharaan Lingkungan”, makalah ini saya
buat untuk tugas kuliah saya dan semoga makalah yang saya buat bisa
bermanfaat khususnya untuk saya sendiri dan umumnya untuk para
pembaca. Seperti yang kita ketahui masih banyak manusia yang kurang
peduli terhadap lingkungannya.
Sebagian manusia malah banyak yang merusak dan mencemarkan
lingkungan. Padahal keberlangsungan hidup manusia memanfaatkan dan
mengola sumber daya alam yang ada di lingkungannya. Sebenarnya
manusia mempunyai tanggung jawab moral terhadap lingkungan. Isi
tanggung jawab tersebut ialah melestarikan lingkungan hidup dan
memanfaatkan sumber daya alam. Sesungguhnya manusia adalah bagian
dari lingkungan dan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungan.
Perilaku yang positif dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari
sedangkan perilaku negatifnya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
Maka dari itu saya mengangkat judul tentang lingkungan bertema etika,
dimana tujuan saya adalah agar generasi penerus kita dpaat bertanggung
jawab atas perilakunya terhadap lingkungan.

2. Rumusan Masalah
1. Apakah masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup?
2. Apa saja prinsip etika lingkungan?
3. Apa saja unsur etika lingkungan?
4. Bagaimana penerapan dan peran Mahasiswa terhadap etika
lingkungan.

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan etika lingkungan.
2. Untuk menyadarkan pentingnya etika lingkungan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP

Pencemaran dan kemerosotan mutu lingkungan hidup manusia karena ulah


manusia itu sendiri yang merusak habitatnya sendiri. Pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan umat manusia terkadang tanpa
disertai dengan wawasan lingkungan yang benar dan kesadaran yang cukup dalam
memanfaatkan sumber daya alam, hal tersebut tentu akan menyebabkan
kemerosotan mutu lingkungan.

Dalam proses produksi misalnya diperlukan proses produksi yang efisien


dan ramah lingkungan. Perusahaan hendaknya memperhatikan limbah yang
dihasilkan. Jadi pada dasarnya manusia itu harus memiliki komitmen moral untuk
menciptakan solidaritas kemanusiaan agar lebih peduli terhadap penciptaan
keharmonisan hidup sesama manusia dengan lingkungannya secara serasi dan
seimbang.

Setidaknya ada enam masalah yang timbul berkaitan dengan lingkungan,


yaitu:

1. Limbah Beracun

Seringkali perusahaan membuang limbahnya ke sungai di sekitarnya, tanpa


terlebih dahulu mengolahnya menjadi tak beracun. Akibatnya air sungai menjadi
tercemar sehingga tidak layak dipakai, ikan-ikan menjadi mati, bahkan limbah
tersebut merembes ke air tanah mengakibatkan air tanah tidak layak untuk
dikonsumsi, dan tentu hal ini dapat membahayakan Kesehatan masyarakat.

2. Efek Rumah Kaca

Naiknya suhu permukaan bumi disebabkan karena panas yang diterima bumi
terhalang oleh partikel-partikel gas yang dilemparkan dalam atmosfer karena ulah
manusia, sehingga tidak bisa keluar. Penyebabnya diantaranya adalah karena
pembakaran produk-produk minyak bumi dan batu bara. Hal ini akan berdampak

2
negatif yaitu memperluas padang pasir, melelehkan lapisan es di kutub utara
meningkatkan permukaan air laut.

3. Perusakan Lapisan Ozon

Lapisan ozon berfungsi untuk menyaring sinar ultraviolet. Namun sekarang


lapisan ozon semakin rusak, hal ini dapat terjadi karena pelepasan gas
klorofluorokarbon (CFC) ke udara, pengaruh terbsesar disebabkan karena
penyemprotan aerosol, lemari es, dan AC.

4. Hujan Asam

Asam dari emisi industri bergabung dengan air hujan, yang nantinya akan masuk
ke dalam tanah, danau ataupun sungai. Tentunya hal ini dapat mengakibatkan
kerusakan hutan, merusak gedung, dan bahkan bisa menghancurkan logam-logam
beracun karena derajat kesamaannya.

5. Penebangan Hutan

Penebangan hutan secara liar tanpa menghijaukannya kembali tentu berakibat


sangat buruk. Hal ini dapat dibuktikan dengan bencana yang terjadi akhir-akhir
ini, dimana longsor dan banjir bandang telah menelan korban jiwa yang tidak
sedikit jumlahnya.

6. Pencemaran Udara

Polusi udara bukanlah barang baru, udara telah bersama kita semenjak terjadinya
revolusi industri dunia, saat cerobong-cerobong asap pabrik mulai berdiri.
Terutama dikeluarkan dari pembuangan kendaraan bermotor dan proses industri.
Ditambah lagi dengan kebakaran hutan yang asapnya sangat mempengaruhi
kesehatan dan juga mengganggu jarak pandang kita.

Bahaya polusi kendaraan bermotor, missal selepas hujan diselimuti kabut.


Terutama di sore hari. Terlihat dingin dan adem, tapi jangan salah sangka, itu
bukan kabut alamiah. Kabut “buatan” yang berasal dari sisa pembakaran
kendaraan bermotor anda. Data Kompas menunjukkan sebesar 2-3 juta mobil
berada di kota Jakarta pada jam-jam kantor, dan sebesar 3-4 juta untuk motor. Jika
separuh saja dari jumlah kendaraan bermotor tersebut menderu pada saat yang

3
sama, berapa juta karbon monoksida (CO), nitrooksida (NOx), dan hidrokarbon
(HC) yang melayang-layang mencari mangsa di udara kota?

NOx dan HC sama beracunnya. Keduanya merusak paru-paru sedikit demi


sedikit. Tentu kita tidak inginkan paru-paru bocor setelah sekian lama beraktivitas
di jalan raya. Gejala kabut di sore hari dan selepas hujan adalah fenomena
kimiawi beracun di angkasa kota anda. Penyebabnya adalah dua jenis gas beracun
ini. Jika volume gas NOx dan HC sudah demikian berat menggelayut di angkasa,
maka hujan asam akan terjadi pula di atas atmosfer.

7. Penyusutan Spesies dan Habitat

Saat ini penebangan hutan sedang merajalela yang menyebabkan banyak


hilangnya habitat binatang dan tumbuhan. Binatang dan tumbuhan yang
kehilangan habitatnya otomatis akan mati yang menyebabkan kepunahan dari
binatang dan tumbuhan tersebut

B. PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN HIDUP

Prinsip ini menjadi pegangan dan tuntutan bagi perilaku kita dalam
berhadapan dengan alam, baik perilaku terhadap alam secara langsung maupun
perilaku terhadap sesama manusia yang berakibat tertentu terhadap alam.

(1) Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature)

Pada dasarnya semua teori etika lingkungan mengakui bahwa alam semesta
perlu untuk dihormati. Secara khusus sebagai pelaku moral, manusia mempunyai
kewajiban moral untuk menghormati kehidupan, baik pada manusia maupun
makhluk lain dalam komunitas ekologis seluruhnya. Hormat terhadap alam
merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta
seluruhnya.

(2) Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)

Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan
tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan
manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta
bertanggungjawab pula untuk menjaganya.

4
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individual tetapi juga kolektif.
Kelestarian dan kerusakan alam merupakan tanggungjawab Bersama seluruh umat
manusia. Semua orang harus bisa bekerjasama bahu membahu untuk menjaga dan
melestarikan alam dan mencegah serta memulihkan kerusakan alam, serta saling
mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja yang merusak alam.

(3) Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)

Dalam diri manusia timbul perasaan solider, senasib sepenanggungan


dengan alam semesta dan sesama makhluk hidup lain. Prinsip ini bisa mendorong
manusia untuk menyelamatkan lingkungan dan semua kehidupan di alam. Prinsip
ini berfungsi sebagai pengendali moral untuk mengharmonisasikan manusia
dengan ekosistemnya dan untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas
keseimbangan kosmis. Solidaritas ini juga mendorong manusia untuk mengutuk
dan menentang setiap tindakan yang menyakitkan binatang tertentu atau bahkan
memusnahkan spesies tertentu.

(4) Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)

Prinsip ini tidak didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi, tetapi


semata-mata demi kepentingan alam. Dengan semakin peduli terhadap alam,
maka manusia menjadi semakin matang dengan identitas yang kuat.

(5) Prinsip “No Harm”

Terdapat kewajiban, sikap solider dan kepedulian, paling tidak dengan


tidak melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk
hidup lain di alam semesta ini (no harm). Jadi kewajiban dan tanggung jawab
moral dapat dinyatakan dengan merawat, melindungi, menjaga dan melestarikan
alam, tidak melakukan tindakan seperti membakar hutan dan membuang limbah
sembarangan.

(6) Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam

Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik, bukan
menekankan pada sikap rakus dan tamak. Ada batas untuk hidup secara layak
sebagai manusia yang selaras dengan alam.

5
(7) Prinsip Keadilan

Prinsip ini menekankan bahwa terdapat akses yang sama bagi semua
kelompok dan anggota masyarakat untuk ikut dalam menentukan kebijakan
pengelolaan dan pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.

Dalam prinsip ini kita perlu memerhatikan kepentingan masyarakat adat


secara lebih khusus, karena dalam segi pemanfaatan sumber daya alam
dibandingkan dengan masyarakat modern akan kalah dari segi permodalan,
teknologi, informasi dan sebagainya, sehingga kepentingan masyarakat sangat
rentan dan terancam.

(8) Prinsip Demokrasi

Prinsip ini terkait erat dengan hakikat alam, yaitu keanekaragaman dan
pluralitas. Demokrasi memberi tempat seluas-luasnya bagi perbedaan,
keanekaragaman, dan pluralitas.

Prinsip ini sangat relevan dengan pengambilan kebijakan di bidang


lingkungan, dan memberikan garansi bagi kebijakan yang pro lingkungan hidup.

Dalam prinsip ini tercakup beberapa prinsip moral lainnya, yaitu:

a) Demokrasi menjamin adanya keanekaragaman dan pluralitas yang


memungkinkan nilai lingkungan hidup mendapat tempat untuk
diperjuangkan sebagai agenda politik dan ekonomi yang sama
penting dengan agenda lain.
b) Demokrasi menjamin kebebasan dalam mengeluarkan pendapat
dan memperjuangkan nilai yang dianut oleh setiap orang dan
kelompok masyarakat dalam bingkai kepentingan bersama.
c) Demokrasi menjamin setiap orang dan kelompok masyarakat ikut
berpartisipasi dalam menentukan kebijakan politik publik dan
memperoleh manfaatnya.
d) Demokrasi menjamin sifat transparansi.
e) Adanya akuntabilitas publik.

(9) Prinsip Integritas Moral

6
Prinsip ini terutama untuk pejabat publik, agar mempunyai sikap dan
perilaku moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang
mengamankan kepentingan public, untuk menjamin kepentingan di bidang
lingkungan.

Sedangkan para penganut deep ecology menganut delapan prinsip,


diantaranya yaitu:

1. Kesejahteraan dan keadaan baik dari kehidupan manusiawi ataupun


bukan di bumi mempunyai nilai intrinsik.
2. Kekayaan dan keanekaragaman bentuk-bentuk hidup menyumbangkan
kepada terwujudnya nilai-nilai ini dan merupakan nilai-nilai sendiri.
3. Manusia tidak berhak mengurangi kekayaan dan keanekaragaman ini,
kecuali untuk memenuhi kebutuhan vitalnya.
4. Keadaan baik dari kehidupan dan kebudayaan manusia dapat
dicocokkan dengan dikuranginya secara substansial jumlah penduduk.
5. Campur tangan manusia dengan dunia bukan manusia kini terlalu
besar.
6. Kebijakan umum harus dirubah, yang menyangkut struktur-struktur
dasar di bidang ekonomis, teknologis dan ideologis.
7. Perubahan ideologis terutama menghargai kualitas kehidupan dan
bukan berpegang pada standar hidup yang semakin tinggi.
8. Mereka yang menyetujui butir-butir sebelumnya berkewajiban secara
langsung dan tidak langsung untuk berusaha mengadakan perubahan-
perubahan yang perlu.

Prinsip-prinsip etika lingkungan perlu diupayakan dan diimplementasikan


dalam kehidupan manusia karena krisis, persoalan ekologi dan bencana alam yang
terjaid pada dasarnya diakibatkan oleh pemahaman yang salah. Yaitu bahwa alam
adalah obyek yang boleh diberlakukan dan dieksploitasi sekehendak kita.

Pola pembangunan yang berlangsung saat ini perlu diubah dan


diimplementasikan secara jelas. Aspek pembangunan tidak semata-mata hanya
pemenuhan kebutuhan aspek ekonomi namun juga perlu memberikan bobot yang
setara pada aspek-aspek sosial, budaya, dan lingkungan. Kerusakan yang terjadi

7
pada masa sekarang tidak hanya dirasakan oleh kita sekarang ini, namun juga
akan dirasakan pula oleh generasi yang akan datang. Pembangunan ini dilakukan
harus merupakan pembangunan membumi yang selalu selaras dengan
keseimbangan alam. Pembangunan membumi dapat dikatakan identic dengan
pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

C. UNSUR ETIKA LINGKUNGAN HIDUP

Setiap cabang etika, memiliki unsur etika lingkungan hidup sebagai


pengembangannya.

Etika kehidupan ekonomi pun tidak hanya berpikir secara sosiologis


ekonomis, melainkan juga secara ekologis. Setidaknya ada dua unsur utama dalam
mengusahakan etika lingkungan hidup yang ditawarkan oleh Velasques (2005)
yaitu etika ekologi dan etika konservasi sumber daya yang bisa habis.

1. Etika Ekologi menyadarkan bahwa manusia bukanlah penguasa alam.


Dalam hal ini perlu diubah sikap manusia yang antroposentrik, yaitu
meng-anggap bahwa hanya dirinya yang pantas menerima pertimbangan
moral. Akibatnya, semuanya yang di luar manusia tidak berharga dan
pantas dieksploitasi tanpa kira-kira. Manusia harus menyadari adanya nilai
intrinsik dalam tiap unsur nonmanusia. Bagian-bagian lingkungan yang
buka manusia itu perlu dijaga, tidak masalah apakah hal tersebut
menguntungkan manusia atau tidak.
2. Etika konservasi sumber daya yang bisa habis mengacu pada
penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa mendatang,
disini mempertimbangkan kepentingan generasi yang akan datang.
Setidaknya ada dua macam kepedulian lingkungan, yaitu kepedulian
lingkungan yang dangkal (shallow ecology) dan kepedulian lingkungan
yang Dalam (deep ecology). Kepedulian lingkungan yang dangkal
menunjukan perhatian kepada kepentingan-kepentingan yang sering
diabaikan Dalam ekonomi tradisional. Pandangan ini menganggap alam
bernilai hanya sejauh ia bermanfaat bagi kepentingan manusia, dan bukan
karena alam bernilai pada dirinya sendiri. Pada kepedulian lingkungan

8
yang Dalam sudah mempertimbangkan kepentingan generasi-generasi
yang akan datang.

D. Penerapan Etika Lingkungan Hidup


1. Lingkungan keluarga adalah salah satu tempat yang sangat efektif
menanamkan nilai-nilai etika lingkungan. Hal itu dapat dilakukan dengan:
 Menanam pohon dan memelihara Bungan di pekarangan rumah.
 Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya.
 Memberikan tanggung jawab kepada anggota keluarga untuk menyapu
rumah dan pekarangan rumah secara rutin.
2. Lingkungan Sekolah/Universitas
Kesadaran mengenai etika lingkunngan hidup dapat dilakukan di
lingkungan sekolah/universitas dengan memberikan pelajaran mengenai
lingkungan hidup dan etika lingkungan, melalui Kegiatan ekstrakulikuler
sebagai wujud Kegiatan yang konkret dengan mengarahkan pada
pembentukan sikap yang berwawasan lingkungan, seperti:
 Pembahasan atau diskusi mengenai isu lingkungan hidup.
 Pengelolaan sampah.
 Penanaman pohon.
3. Lingkungan Masyarakat.
Pada lingkungan masyarakat, kebiasaan yang berdasarkan pada etika
lingkungan dapat ditetapkan melalui:
 Membuang sampah secara berkala ke tempat pembuangan sampah.
 Kesiadaan untuk memisahkan antara sampah organic dan sampah
nonorganic.
 Melakukan Kegiatan gotong royong atau kerja bakti secara berkala di
lingkungan tempat tinggal.
 Menggunakan Kembali atau mendaur ulang bahan-bahan yang masih
diperbarui.
E. Peran Mahasiswa Dalam Membangun Keinginan Menyelamatkan
Lingkungan.

9
Mahasiswa sebagai agen moral telah mempunyai modal budaya dengan
mempunyai tentang kelestarian lingkungan, mempunyai modal sosial yang
terbangun melalui jaringan-jaringan dengan mahasiswa lain dan organisasi-
organisasi yang berkepentingan terhadap kelestarian lingkungan. Selain itu
mahasiswa mempunyai modal simbolik dengan status mahasiswa sebagai
golongan terpelajar, merupakan generasi yang kelak akan menjadi pemimpin
negeri ini.

Dalam menyelamatkan lingkungan, mahasiswa juga dapat berkontribusi Dalam


menjaga kelestarian air, menjaga kelestarian udara, menjaga kesuburan tanah,
melestarikan hutan, melestarikan flora dan fauna yang ada di lingkungan hidup,
remediasi, bioremediasi.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bahasan “Etika dan Lingkungan” dapat
disimpulkan bahwa:
1. Unsur etika lingkngan hidup yaitu etika etologi dan etika
konservasi sumber daya.
2. Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh lingkungan individu,
umum dan negara bisa berupa limbah beracun, efek rumah kaca,
perusakan lapisan ozon, hujan asam, penebangan hutan,
pencemaran udara.
3. Ada 3 teori lingkungan hidup yaitu teori antroposentrisme, teori
biosentrisme, teori ekosentrisme.
4. Prinsip etika lingkungan ada 9.
B. Saran
Manusia hidup, tumbuh dan berkembang Dalam lingkungan alam dan
sosial-budayanya. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup Dalam
sebuah ekosistem yakni suatu unit atau satuan fungsional dari
makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu kita
sebagai manusia yang memiliki akal haruslah sadar akan kebersihan
lingkungan kitab isa memulai dari diri sendiri untuk menjaga
kebersihan lingkungan tersebut sehingga diharapkan dapat membantu
menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dan rasa tanggung
jawab atas lingkungan yang mereka tinggali saat ini agar kelak tetap
dapat dinikmati oleh generasi barikutnya

11
Daftar Pustaka

Sembiring, Dermawan,
dkk.(2015). Ilmu SOSIAL
& BUDAYA DASAR.
Medan: UNIMED
PRESS
Sembiring, Dermawan,
dkk.(2015). Ilmu SOSIAL
& BUDAYA DASAR.
Medan: UNIMED
PRESS
Sembiring, Dermawan,
dkk.(2015). Ilmu SOSIAL

12
& BUDAYA DASAR.
Medan: UNIMED
PRES
 Sembiring, Dermawan, dkk. (2015). Ilmu SOSIAL & BUDAYA
DASAR. Medan: UNIMED PRESS
 https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/dokumen/ETIKA
%20LINGKUNGAN.pdf
 https://www.slideshare.net/EnyaPya/ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-
manusia-dan-lingkungan
 https://media.neliti.com/media/publications/201881-isu-isu-kritis-
lingkungan-dan-perspektif.pdf
 https://www.scribd.com/presentation/487416637/PPT-ISBD-
KELOMPOK-7

13

Anda mungkin juga menyukai