Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TENTANG REAKSI REDOKS


DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Diajukan untuk memenuhi nilai mata pelajaran Kimia

Disusun Oleh :

RATU MULYA AULIYANI

SMA NEGERI 1 CIOMAS


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran
Kimia
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Ciomas, 8 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................... 2


2.1 Pengertian Reaksi Redoks ........................................................................................ 2
2.2 Reaksi Redoks pada Pengolahan Logam ................................................................. 2
2.3 Reaksi Redoks pada penyambungan Besi ................................................................ 2
2.4  Reaksi Redoks pada Sel Aki ................................................................................... 3
2.5 Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche) ............................................................ 3
2.6 Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah ......................................................... 3
2.7 Pemecahan Masalah Lingkungan dengan Konsep Redoks .................................................. 3
2.8 Reaksi Redoks Dalam Industri.................................................................................. 6
2.9 Reaksi Redoks Dalam Biologi ................................................................................. 6
2.10 Siklus redoks .......................................................................................................... 7
2.11 Menyeimbangkan reaksi redoks ............................................................................ 7
2.12 Media asam ............................................................................................................ 7
2.13 Media basa ............................................................................................................. 7

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................ 9


3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 9

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jika kita mengamati sungai di daerah perkotaan, seringkali kotor dan berbau tidak
sedap. Hal itu terjadi karena banyaknya sampah atau limbah cair yang dibuang ke saluran air
dan akhirnya masuk kesungai. Limbah cair harus diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke
sungai, sehingga sungainya tetap bersih dan dapat digunakan untuk sanitasi. Para ilmuwan,
dengan kemajuan ilmu pengetahuan, dapat menemukan cara untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan lingkungan yang dapat mengganggu kesejahteraan manusia, salah satunya
dengan cabang ilmu pengetahuan Kimia. Dalam Kimia, terhadap Konsep Redoks yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan lingkungan semacam pengolahan air kotor.
Diharapkan dengan diketahuinya kegunaan dari Konsep Redoks, pembaca menjadi
termotivasi untuk menemukan resolusi-resolusi baru di ilmu pengetahuan yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menyangkut kesejahteraan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang ada dalam makalah yang berjudul  penerapan konsep reaksi
redoks  sangat banyak dan tidak mungkin untuk diteliti semuanya oleh penulis oleh karena itu
penulis membatasi masalah pada :
1) Apa yang dimaksud reaksi redoks itu?
2) Bagaimana pemecahan masalah lingkungan dengan konsep redoks?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah :
1) Mengetahui dan memahami konsep dasar dari reaksi redoks
2) Dapat menerapkan konsep reaksi redoks untuk mengatasi masalah lingkungan

1
BAB 2
 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reaksi Redoks


Pengetahuan manusia mengenai reaksi redoks senantiasa berkembang. Perkembangan
konsep reaksi redoks menghasilkan dua konsep, klasik dan modern.  Awalnya, reaksi redoks
dipandang sebagai hasil dari perpindahan atom oksigen dan hidrogen. Oksidasi merupakan
proses terjadinya penangkapan oksigen oleh suatu zat. Sementara itu reduksi adalah proses
terjadinya pelepasan oksigen oleh suatu zat. Oksidasi juga diartikan sebagai suatu proses
terjadinya pelepasan hidrogen oleh suatu zat dan reduksi adalah suatu proses terjadinya
penangkap hidrogen. Oleh karena itu, teori klasik mengatakan bahwa oksidasi adalah proses
penangkapan oksigen dan kehilangan hidrogen. Di sisi lain, reduksi adalah proses
kehilangan  oksigen dan penangkapan hidrogen. Seiring dilakukannya berbagai percobaan,
konsep redoks juga mengalami perkembangan. Muncullah teori yang lebih modern yang
hingga saat ini masih dipakai. Dalam teori ini disebutkan bahwa:
a. Oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat.
Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif.
b. Reduksi adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh suatu
zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif.
Teori ini masih dipakai hingga saat ini. Jadi proses oksidasi dan reduksi tidak hanya
dilihat dari penangkapan oksigen dan hidrogen, melainkan dipandang sebagai proses
perpindahan elektron dari zat yang satu ke zat yang lain.
                    
2.2 Reaksi Redoks pada Pengolahan Logam
Pada pemekatan biji logam dari batu karangbaik secara fisika maupun kimia kemudian di
pekatkan menjadi bijih
Pekat . Bijih pekat tersebut direduksi dengan zat pereduksi yang paling tepat.
3C(S) + 4Al3+(l) + 6O-2(l) → 4Al (l) + 3CO2
................l_______________l
.....................reduksi
2.3 Reaksi Redoks pada penyambungan Besi
Rel-rel dilas dengan proses termit . Campuran aluminium dan besi oksida disulut untuk untuk
reaksi redoks dan panas yang dihasilkan dapat melumerkan permukaan rel.
Reaksi : 2Al(s) + Fe2O3(S) → 2Fe(s) + Al2O3(S)
2
2.4  Reaksi Redoks pada Sel Aki
Pb(s) + PbO2(aq) + 2HSO4-2(aq) +2H+(aq) → 2PbSO4(S) + 2H2O(l)

2.5 Reaksi redoks pada Baterai (sel Leclanche)


Zn (s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(S) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

2.6 Reaksi Redoks Pada Pengolahan Air Limbah


a. Penerapan Konsep Elektrolit
Limbah yang mengandung logam berat (Hg+2, Pb+2, Cd+2, dan Ca 2+) direaksikan dengan
elektrolit yang mengandung anion (SO4-2) yang dapat mengendapkan ion logam sehingga air
limbah bebas dari air limbah
Pb+2(aq )+ SO4-2 (aq) → PbSO4(S)

b. Pengolahan Limbah dengan Lumpur Aktif


Lumpur aktif mengandung bakteri-bakteri aerob yang berfungsi sebagai oksidator bahan
organik tanpa menggunakan oksigen terlarut dalam air sehingga harga BOD dapat dikurangi.
Zat-zat organik dioksidasi menjadi CO2,H2O, NH4+ dan sel biomassa baru. Proses lumpur
aktif berlangsung di tangki aerasi. Dikolam tersebut berlangsung proses oksidasi limbah
organik (karbohidrat, protein, minyak). Hasil oksidasi senyawa-senyawa organic adalah CO2,
H2O,sulfat, nitrat, dan fosfat. Oksigen yang diperoleh untuk olsidasi diperoleh dari proses
fotosintesa alga yang hidup ditangki aerasi.

2.7 Pemecahan Masalah Lingkungan dengan Konsep Redoks


Kemajuan industri tekstil, pulp, kertas, bahan kimia, obat-obatan, dan industri pangan
di samping membawa dampak positif juga berdampak negatif. Dampak negatif yang
ditimbulkan antara lain menghasilkan air limbah yang membahayakan lingkungan, karena
mengandung bahan-bahan kimia dan mikroorganisme yang merugikan. Cara mengatasi air
limbah industri adalah dengan melakukan pengolahan air limbah tersebut sebelum dibuang ke
lingkungan. Salah satu penerapan konsep redoks adalah pengolahan air kotor atau limbah
dengan metode lumpur aktif.
Metode lumpur aktif memanfaatkan mikroorganisme (terdiri ± 95% bakteri dan
sisanya protozoa, rotifer, dan jamur) sebagai katalis untuk menguraikan material yang
terkandung di dalam air limbah. Proses lumpur aktif merupakan prosesaerasi (membutuhkan
oksigen). Pada proses ini mikroba tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispersi sehingga
3
terjadi proses degradasi. Proses ini berlangsung dalam reactor yang dilengkapi recycle/umpan
balik lumpur dan cairannya. Lumpur secara aktif mereduksi substrat yang terkandung di
dalam air limbah.

Tahapan-tahapan pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif secara garis
besar adalah sebagai berikut:
1. Tahap awal
Pada tahap ini dilakukan pemisahan benda-benda asing seperti kayu, bangkai
binatang, pasir, dan kerikil. Sisa-sisa partikel digiling agar tidak merusak alat dalam sistem
dan limbah dicampur agar laju aliran dan konsentrasi partikel konsisten.

2. Tahap primer
Tahap ini disebut juga tahap pengendapan. Partikel-partikel berukuran suspensi dan
partikel-partikel ringan dipisahkan, partikel-partikel berukuran koloid digumpalkan dengan
penambahan elektrolit seperti FeCl3, FeCl2, Al2(SO4)3, dan CaO.

3. Tahap sekunder
Tahap sekunder meliputi 2 tahap yaitu tahap aerasi (metode lumpur aktif) dan
pengendapan. Pada tahap aerasi oksigen ditambahkan ke dalam air limbah yang sudah
dicampur lumpur aktif untuk pertumbuhan dan berkembang biak mikroorganisme dalam
lumpur. Dengan agitasi yang baik, mikroorganisme dapat melakukan kontak dengan materi
organik dan anorganik kemudian diuraikan menjadi senyawa yang mudah menguap seperti
H2S dan NH3sehingga mengurangi bau air limbah. Tahap selanjutnya dilakukan
pengendapan. Lumpur aktif akan mengendap kemudian dimasukkan ke tangki aerasi, sisanya
dibuang. Lumpur yang mengendap inilah yang disebut lumpur bulki.

4. Tahap tersier
Tahap ini disebut tahap pilihan. Tahap ini biasanya untuk memisahkan kandungan
zat-zat yang tidak ramah lingkungan seperti senyawa nitrat, fosfat, materi organik yang sukar
terurai, dan padatan anorganik. Contoh-contoh perlakuan pada tahap ini sebagai berikut:

4
a. Nitrifikasi/denitrifikasi
Nitrifikasi adalah pengubahan amonia (NH3 dalam air atau NH4+) menjadi
nitrat             (NO3-) dengan bantuan bakteri aerobik. Reaksi:
2 NH4+(aq) + 3 O2(g) -> 2 NO2-(aq) + 2 H2O(l) + 4 H+(aq)
2 NO2- (aq) +O2(g)à2 NO3- (aq)
Denitrifikasi adalah reduksi nitrat menjadi gas nitrogen bebas seperti N2, NO, dan
NO2. Senyawa NO3 à gas nitrogen bebas
b. Pemisahan fosfor
Fosfor dapat dipisahkan dengan cara koagulasi/ penggumpalan dengan garam Al dan Ca,
kemudian disaring.
Al2(SO4)3+14H2O(s) + 2 PO43-(aq)à2 AIPO4(s) + 3 SO42-(aq) + 14 H2O(l)
5 Ca(OH)2(s) + 3 HPO42-(aq)à Ca5OH(PO4)3(s) + 6 OH-(aq) + 3 H2O(l)
c. Adsorbsi oleh karbon aktif untuk menyerap zat pencemar, pewarna, dan bau tak sedap.
d. Penyaringan mikro untuk memisahkan partikel kecil seperti bakteri dan virus.
e. Rawa buatan untuk mengurai materi organik dan anorganik yang masih tersisa dalam air
limbah.

5. Disinfektan
Disinfektan ditambahkan pada tahap ini untuk menghilangkan mikroorganisme seperti
virus dan materi organic penyebab bau dan warna. Air yang keluar dari tahap ini dapat
digunakan untuk irigasi atau keperluan industri, contoh: Cl2. Reaksi: Cl2(g) +
H2O(l)àHClO(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)

6. Pengolahan padatan lumpur


Padatan lumpur dari pengolahan ini dapat diuraikan bakteri aerobik atau anaerobik
menghasilkan gas CH4 untuk bahan bakar dan biosolid untuk pupuk.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya metode lumpur aktif  menemui kendala-kendala seperti:
1. Diperlukan areal instalasi pengolahan limbah yang luas, karena prosesnya berlangsung
lama.
2. Menimbulkan limbah baru yakni lumpur bulki akibat pertumbuhan mikroba berfilamen
yang berlebihan.
3.  Proses operasinya rumit karena membutuhkan pengawasan yang cukup ketat.
Berdasarkan berbagai penelitian, kelemahan metode lumpur aktif tersebut dapat diatasi
dengan cara:
5
Menambahkan biosida, yaitu H2O2 atau klorin ke dalam unit aerasi. Penambahan 15 mg/g
dapat menghilangkan sifat bulki lumpur hingga dihasilkan air limbah olahan cukup baik.
Klorin dapat menurunkan aktivitas mikroba yang berpotensi dalam proses lumpur aktif.
Metode ini hasil penelitian Sri Purwati, dkk. dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Industri Selulosa, Bandung.

2.8 Reaksi Redoks Dalam Industri


Proses utama pereduksi bijih logam untuk menghasilkan logam didiskusikan dalam
artikel peleburan.
Oksidasi digunakan dalam berbagai industri seperti pada produksi produk-produk pembersih.
Reaksi redoks juga merupakan dasar dari sel elektrokimia.

2.9 Reaksi Redoks Dalam Biologi


Banyak proses biologi yang melibatkan reaksi redoks. Reaksi ini berlangsung secara simultan
karena sel, sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia, harus melangsungkan
semua fungsi hidup. Agen biokimia yang mendorong terjadinya oksidasi terhadap substansi
berguna dikenal dalam ilmu pangan dan kesehatan sebagai oksidan. Zat yang mencegah
aktivitas oksidan disebutantioksidan.
Pernapasan sel, contohnya, adalah oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan
reduksi oksigen menjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O
Proses pernapasan sel juga sangat bergantung pada reduksi NAD+ menjadi NADH dan reaksi
baliknya (oksidasi NADH menjadu NAD+). Fotosintesis secara esensial merupakan kebalikan
dari reaksi redoks pada pernapasan sel:
6 CO2 + 6 H2O + light energy → C6H12O6 + 6 O2
Energi biologi sering disimpan dan dilepaskan dengan menggunakan reaksi
redoks.Fotosintesis melibatkan reduksi karbon dioksida menjadi gula dan
oksidasi airmenjadi oksigen. Reaksi baliknya, pernapasan, mengoksidasi gula, menghasilkan
karbon dioksida dan air. Sebagai langkah antara, senyawa karbon yang direduksi digunakan
untuk mereduksi nikotinamida adenina dinukleotida (NAD+), yang kemudian berkontribusi
dalam pembentukan gradien proton, yang akan mendorong sintesis adenosina trifosfat (ATP)
dan dijaga oleh reduksi oksigen. Pada sel-sel hewan, mitokondria menjalankan fungsi yang
sama. Lihat pula Potensial membran.

6
Istilah keadaan redoks juga sering digunakan untuk menjelaskan keseimbangan
antara NAD+/NADH dengan NADP+/NADPH dalam sistem biologi seperti pada sel dan
organ. Keadaan redoksi direfleksikan pada keseimbangan beberapa set metabolit
(misalnya laktat dan piruvat, beta-hidroksibutirat dan asetoasetat) yang antarubahannya
sangat bergantung pada rasio ini. Keadaan redoks yang tidak normal akan berakibat buruk,
seperti hipoksia, guncangan (shock), dan sepsis.

2.10 Siklus redoks


Berbagai macam senyawa aromatik direduksi oleh enzim untuk membentuk senyawa radikal
bebas. Secara umum, penderma elektronnya adalah berbagai jenis flavoenzim dan koenzim-
koenzimnya. Seketika terbentuk, radikal-radikal bebas anion ini akan mereduksi oskigen
menjadi superoksida. Reaksi bersihnya adalah oksidasi koenzim flavoenzim dan reduksi
oksigen menjadi superoksida. Tingkah laku katalitik ini dijelaskan sebagai siklus redoks.
Contoh molekul-molekul yang menginduksi siklus redoks adalah herbisidaparakuat,
dan viologen dan kuinon lainnya seperti menadion. [3]PDF (2.76 MiB)

2.11 Menyeimbangkan reaksi redoks


Untuk menuliskan keseluruhan reaksi elektrokimia sebuah proses redoks,
diperlukanpenyeimbangan komponen-komponen dalam reaksi setengah. Untuk reaksi dalam
larutan, hal ini umumnya melibatkan penambahan ion H+, ion OH-, H2O, dan elektron untuk
menutupi perubahan oksidasi.
2.12 Media asam
Pada media asam, ion H+ dan air ditambahkan pada reaksi setengah untuk menyeimbangkan
keseluruhan reaksi. Sebagai contoh, ketika mangan(II) bereaksi dengan natrium bismutat.
2.13 Media basa
Pada media basa, ion OH- dan air ditambahkan ke reaksi setengah untuk menyeimbangkan
keseluruhan reaksi.Sebagai contoh, reaksi antara kalium permanganatdan natrium sulfit:

Banyak sekali reaksi redoks yang terjadi dalam kehidupan sehari - hari. Berikut ini
merupakan contoh kecil reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dalam kehidupan sehari –
hari :
- Pembuatan balon dengan menggunakan karbid.
- Pembakaran sate
- Perkaratan besi

7
- Penyepuhan emas
- Peristiwa metabolisme yang ada pada tubuh kita
- Respirasi pada tumbuh – tumbuhan
- Peluncuran roket menuju ruang angkasa
- Pengisian akumulator/aki
- Penggunaan batu baterai
- Penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah
 -pelapisan logam untuk perhiasan, peralatan rumah tangga
- pelapisan logam pada tangkki penyimpan bahan bakar pada SPBU
- pembuatan logam-dari biji logam seperti pembuatan logam aluminium dan tembaga
- pembuatan logam berbasis besi
- sebagai dasar pembuatan bahan bakar mobil berbahan bakar listrik
- cara kerja accu mobil
- Melapisi bahan logam
- Pembakaran ( H2 + 02 -> H2O) redoks juga kan
- Pembuatan CH4 ( C + 2H2)
- Semua reaksi pembentukan selalu redoks
- Reaksi dalam sel seperti dalam Peroxixom yang membuat
   Hidrogen peroksida (H2O + 1/2 O2 -> H2O2)
- Klo ga ada redoks ga akan ada baterai
- Kalau ga ada redoks kita ga bisa hidup (Fotosintesis)
  C6H12O6 + 6 O2 -> 6CO2 + 6H2O ( Oksigen reduksi, Glukosa oksidasi)
  Sama jika reaksi dibalik
- Pembakaran mesin kendaraan
- Elektrolisa
- Sel Volta
- Pembuatan Tape (Redoks)

BAB 3
8
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Konsep Redoks dapat digunakan dalam proses pemecahan masalah lingkungan dan
kehidupan sehari-hari. Salah satu penerapan Konsep Redoks adalah pengolahan air kotor atau
limbah dengan metode lumpur aktif. Lumpur adalah materi yang tidak larut yang selalu
nampak kehadirannya di dalam setiap tahap pengolahan, tersusun oleh serat-serat organik
yang kaya akan selulosa dan di dalamnya terhimpun kehidupan mikroorganisme. Lumpur
aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob, yaitu bakteri yang dapat menguraikan
limbah organik dengan cara mengalami biodegradasi.
Pada metode lumpur aktif terjadi reaksi oksidasi untuk pertumbuhan bakteri aerob dan
terjadi reaksi reduksi pada substrat (buangan). Bakteri aerob mengubah sampah organik
dalam air limbah menjadi bio massa dan gas CO2. Sementara nitrogen organik diubah
menjadi amonium dan nitrat, fosforus organik diubah menjadi fosfat. Biomassa hasil
degradasi tetap berada dalam tangki aerasi hingga bakteri melewati masa pertumbuhan
cepatnya. Setelah itu akan mengalami flokulasi membentuk padatan yang lebih mudah
mengendap. Dari tangki pengendapan, sebagian lumpur dibuang, sebagian lain disirkulasikan
ke dalam tangki aerasi.
Kombinasi antara bakteri dalam konsentrasi tinggi dan lapar (dalam lumpur yang
disirkulasi) dengan jumlah nutrien yang banyak (dalam air kotor) , memungkinkan
penguraian dapat berlangsung dengan cepat. Peruraian dengan metode lumpur aktif hanya
memerlukan beberapa jam, jauh lebih cepat dibandingkan dengan peruraian serupa yang
terjadi secara alami dalam selokan atau air sungai

9
DAFTAR PUSTAKA
http://gpermata26.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-kimia-tentang-reaksi.html
http://fauzansetiawan04.blogspot.com/2014/09/penerapan-konsep-reaksi-redoks-dalam.html

10

Anda mungkin juga menyukai