Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran
Kimia
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah :
1) Mengetahui dan memahami konsep dasar dari reaksi redoks
2) Dapat menerapkan konsep reaksi redoks untuk mengatasi masalah lingkungan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Tahapan-tahapan pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif secara garis
besar adalah sebagai berikut:
1. Tahap awal
Pada tahap ini dilakukan pemisahan benda-benda asing seperti kayu, bangkai
binatang, pasir, dan kerikil. Sisa-sisa partikel digiling agar tidak merusak alat dalam sistem
dan limbah dicampur agar laju aliran dan konsentrasi partikel konsisten.
2. Tahap primer
Tahap ini disebut juga tahap pengendapan. Partikel-partikel berukuran suspensi dan
partikel-partikel ringan dipisahkan, partikel-partikel berukuran koloid digumpalkan dengan
penambahan elektrolit seperti FeCl3, FeCl2, Al2(SO4)3, dan CaO.
3. Tahap sekunder
Tahap sekunder meliputi 2 tahap yaitu tahap aerasi (metode lumpur aktif) dan
pengendapan. Pada tahap aerasi oksigen ditambahkan ke dalam air limbah yang sudah
dicampur lumpur aktif untuk pertumbuhan dan berkembang biak mikroorganisme dalam
lumpur. Dengan agitasi yang baik, mikroorganisme dapat melakukan kontak dengan materi
organik dan anorganik kemudian diuraikan menjadi senyawa yang mudah menguap seperti
H2S dan NH3sehingga mengurangi bau air limbah. Tahap selanjutnya dilakukan
pengendapan. Lumpur aktif akan mengendap kemudian dimasukkan ke tangki aerasi, sisanya
dibuang. Lumpur yang mengendap inilah yang disebut lumpur bulki.
4. Tahap tersier
Tahap ini disebut tahap pilihan. Tahap ini biasanya untuk memisahkan kandungan
zat-zat yang tidak ramah lingkungan seperti senyawa nitrat, fosfat, materi organik yang sukar
terurai, dan padatan anorganik. Contoh-contoh perlakuan pada tahap ini sebagai berikut:
4
a. Nitrifikasi/denitrifikasi
Nitrifikasi adalah pengubahan amonia (NH3 dalam air atau NH4+) menjadi
nitrat (NO3-) dengan bantuan bakteri aerobik. Reaksi:
2 NH4+(aq) + 3 O2(g) -> 2 NO2-(aq) + 2 H2O(l) + 4 H+(aq)
2 NO2- (aq) +O2(g)à2 NO3- (aq)
Denitrifikasi adalah reduksi nitrat menjadi gas nitrogen bebas seperti N2, NO, dan
NO2. Senyawa NO3 à gas nitrogen bebas
b. Pemisahan fosfor
Fosfor dapat dipisahkan dengan cara koagulasi/ penggumpalan dengan garam Al dan Ca,
kemudian disaring.
Al2(SO4)3+14H2O(s) + 2 PO43-(aq)à2 AIPO4(s) + 3 SO42-(aq) + 14 H2O(l)
5 Ca(OH)2(s) + 3 HPO42-(aq)à Ca5OH(PO4)3(s) + 6 OH-(aq) + 3 H2O(l)
c. Adsorbsi oleh karbon aktif untuk menyerap zat pencemar, pewarna, dan bau tak sedap.
d. Penyaringan mikro untuk memisahkan partikel kecil seperti bakteri dan virus.
e. Rawa buatan untuk mengurai materi organik dan anorganik yang masih tersisa dalam air
limbah.
5. Disinfektan
Disinfektan ditambahkan pada tahap ini untuk menghilangkan mikroorganisme seperti
virus dan materi organic penyebab bau dan warna. Air yang keluar dari tahap ini dapat
digunakan untuk irigasi atau keperluan industri, contoh: Cl2. Reaksi: Cl2(g) +
H2O(l)àHClO(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)
6
Istilah keadaan redoks juga sering digunakan untuk menjelaskan keseimbangan
antara NAD+/NADH dengan NADP+/NADPH dalam sistem biologi seperti pada sel dan
organ. Keadaan redoksi direfleksikan pada keseimbangan beberapa set metabolit
(misalnya laktat dan piruvat, beta-hidroksibutirat dan asetoasetat) yang antarubahannya
sangat bergantung pada rasio ini. Keadaan redoks yang tidak normal akan berakibat buruk,
seperti hipoksia, guncangan (shock), dan sepsis.
Banyak sekali reaksi redoks yang terjadi dalam kehidupan sehari - hari. Berikut ini
merupakan contoh kecil reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dalam kehidupan sehari –
hari :
- Pembuatan balon dengan menggunakan karbid.
- Pembakaran sate
- Perkaratan besi
7
- Penyepuhan emas
- Peristiwa metabolisme yang ada pada tubuh kita
- Respirasi pada tumbuh – tumbuhan
- Peluncuran roket menuju ruang angkasa
- Pengisian akumulator/aki
- Penggunaan batu baterai
- Penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah
-pelapisan logam untuk perhiasan, peralatan rumah tangga
- pelapisan logam pada tangkki penyimpan bahan bakar pada SPBU
- pembuatan logam-dari biji logam seperti pembuatan logam aluminium dan tembaga
- pembuatan logam berbasis besi
- sebagai dasar pembuatan bahan bakar mobil berbahan bakar listrik
- cara kerja accu mobil
- Melapisi bahan logam
- Pembakaran ( H2 + 02 -> H2O) redoks juga kan
- Pembuatan CH4 ( C + 2H2)
- Semua reaksi pembentukan selalu redoks
- Reaksi dalam sel seperti dalam Peroxixom yang membuat
Hidrogen peroksida (H2O + 1/2 O2 -> H2O2)
- Klo ga ada redoks ga akan ada baterai
- Kalau ga ada redoks kita ga bisa hidup (Fotosintesis)
C6H12O6 + 6 O2 -> 6CO2 + 6H2O ( Oksigen reduksi, Glukosa oksidasi)
Sama jika reaksi dibalik
- Pembakaran mesin kendaraan
- Elektrolisa
- Sel Volta
- Pembuatan Tape (Redoks)
BAB 3
8
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep Redoks dapat digunakan dalam proses pemecahan masalah lingkungan dan
kehidupan sehari-hari. Salah satu penerapan Konsep Redoks adalah pengolahan air kotor atau
limbah dengan metode lumpur aktif. Lumpur adalah materi yang tidak larut yang selalu
nampak kehadirannya di dalam setiap tahap pengolahan, tersusun oleh serat-serat organik
yang kaya akan selulosa dan di dalamnya terhimpun kehidupan mikroorganisme. Lumpur
aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob, yaitu bakteri yang dapat menguraikan
limbah organik dengan cara mengalami biodegradasi.
Pada metode lumpur aktif terjadi reaksi oksidasi untuk pertumbuhan bakteri aerob dan
terjadi reaksi reduksi pada substrat (buangan). Bakteri aerob mengubah sampah organik
dalam air limbah menjadi bio massa dan gas CO2. Sementara nitrogen organik diubah
menjadi amonium dan nitrat, fosforus organik diubah menjadi fosfat. Biomassa hasil
degradasi tetap berada dalam tangki aerasi hingga bakteri melewati masa pertumbuhan
cepatnya. Setelah itu akan mengalami flokulasi membentuk padatan yang lebih mudah
mengendap. Dari tangki pengendapan, sebagian lumpur dibuang, sebagian lain disirkulasikan
ke dalam tangki aerasi.
Kombinasi antara bakteri dalam konsentrasi tinggi dan lapar (dalam lumpur yang
disirkulasi) dengan jumlah nutrien yang banyak (dalam air kotor) , memungkinkan
penguraian dapat berlangsung dengan cepat. Peruraian dengan metode lumpur aktif hanya
memerlukan beberapa jam, jauh lebih cepat dibandingkan dengan peruraian serupa yang
terjadi secara alami dalam selokan atau air sungai
9
DAFTAR PUSTAKA
http://gpermata26.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-kimia-tentang-reaksi.html
http://fauzansetiawan04.blogspot.com/2014/09/penerapan-konsep-reaksi-redoks-dalam.html
10