Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
OXIDATOR H2O2 PEROXIDES ini dengan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penuisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sepurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk bagi semua pihak yang memerlukan.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan air terutama air limbah adalaha hal penting untuk dilakukan agar air limbah
tidak mencemari lingkungan. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari
segala bentuk jenis limbah, karean limbah mempunyai kandungan zat yang bisa mencemari
lingkungan dan berdamppak buruk bagi yang tercemar yaitu lingkungan dan makhluk hidup
yang ada di lingkungan tersebut. Karena itu, pengolahan air limbah harus mendapat perhatian
serius demi terciptanya kesehatan lingkungan yang diingkan.
Mengenal karakteristik air limbah, sumber air limbah pada umumnya dihasilkan oleh
rumah tangga, industri, dan tempat umum. Supaya air limbah tidak merusak lingkungan, perlu
dilakukan pengolahan yang tepat sesuai karakteristiknya. Seperti fisik, kimia dan
bateriologisnya. Berdasarkan fisik, air limbah biasanya berwarna keruh dan berbau. Sebagian
besar merupakan air, tetapi bisa juga tercapur dengan bahan-bahan berbentuk padat dan
suspensi. Jika dilihat karakteristik kimianya, air limbah memiliki campuran zat kimia
anorganik dan zat organik. Sifat air limbah saat keluar dari sumbernya adalah basa, tetapi
setelah cukup lama akn menjadi asam. Hal ini disebabkan oleh proses dekomposisi dari bahan
organiknya. Dari karakteristik bakteriologis, air limbah biasanya mengandung
mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, dan protozoa yang memiliki peran dalam proses
dekomposisi. Setelah diketahui karakteristinya air limbah siap diolah sesuai dengan
karakteristiknya, dan tahapan pengolahan air limbah adalah terdiri dari tiga tahap yaitu primari,
secendari, tersieri. Dan pada makalah ini kita akan membahas tentang pengolahan tersieri.
(Mutuinstitute.com, 2021)
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah, sebgai berikut:
1
1. Menjelaskan pengertian oxidator H2O2 peroxides.
2. Menjelaskan cara pembuatan H2O2 peroxides.
3. Menjelaskan mekanisme dalam menghilangkan polutan.
4. Memberikan hasil penelitian terdahulu tentang degradasi polutan min 5.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengasah kemampuan penulis
mengenai cara pengolahan air limbah dengan menggunakan oxidator H2O2 peroxides dan
sebagai latihan bagi penulis untuk menganalisah kemampuan materi kuliah, serta menjadi
bacaan untuk dipelajari.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Air Limbah Tersieri
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan dan mahkluk
hidup. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan
kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair/ air limbah. Umumnya zat tidak bisa dihilangkan
sepenuhnya melalui proses primer dan sekunder adalah zat-zat organik terlarut, seperti nitrat,
fosfat, dan garam-garaman laulu di tahap tersier ini juga akan ada penambahan klor untuk
memusnahkan mikroorganisme patogen.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). pengolahan
ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. (Nila, 2014)
2.2 Oxidator
Oksidator adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam suatu reaksi redoks. Jadi,
oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Suber utama bahan ini adalah sumber oksigen
dan dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara.
Beberapa bahan oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis
lainya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu kamar. Sesuai dengan
3 konsep redoks, maka oksidator adalah, zat yang mudah melepaskan oksigen, zat yang mudah
mengikat elektron, zat yang mudah mengalami penurunan bilangan oksidasi. Oksidator adalah
senyawa yang memiliki unsur dengan bilangan oksidasi tinggi seperti, H2O2, MnO4-, CrO3,
Cr2O72-, OsO4, atau senyawa yang sangat elektronegatif. (Wahyu, 2015)
3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 H2O2 Peroxides
H2O2 atau Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia anorganik yang memiliki
sifat oksidator kuat. Hidrogen peroksida memiliki ciri-ciri fisik yaitu fase cair dalam berbagai
konsentrasi, larutan yang tidak berwarna, berbau keasaman, dan larut dalam air dengan baik.
Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H 2) dan gas oksigen (O2).
Teknologi yang banyak digunakan didalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi
anthraquinone. Mayoritas penggunaan hidrgen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan
merekayasa reaksi dekomposisinya, yang nantinya menghasilkan oksigen.
Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent pada
industri kertas dan tekstil. Senyawa ini juga bisa dipakai pada proses pengolahan limbah cair,
industri. Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibanding dengan oksidator yang lain
adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya.
Hidrogen peroksida memiliki sifat anti bakteri dan anti jamur. (Riffan, 2021)
Oksidasi
Larutan kerja yang telah di pisahkan dari katalis dibawa menuju oksidizer dimana
anthraquinone dioksidasi dengan gas oksigen pada suhu 40- 70ºC, menjadi hidroperoksida
yang bereaksi dalam air, seperti yang ditunjukkan dibawah ini :
C16H12(OH)2(l) + O2(g) C16H12O2(l) + H2O2(1)
Recovery Hidrogen Peroksida
4
Hidrogen peroksida kemudian diekstraksi dari larutan anthraquinon sedangkan ekstrak larutan
anthraquinon dikembalikan menuju hidrogenator yang berfungsi sebagai larutan kerja.
Selanjutnya hidrogen peroksida dimurnikan dan dikonsentrasikan menurut kebutuhan. Yield
hidrogen persiklus proses sangat tinggi.
Larutan kerja (working solution)
Bahan kimia dalam larutan senyawa organik yang membawa anthraquinon melalui reaksi
hidrogenasi dan oksidasi, dan serta melalui seluruh langkah ekstraksi. Pelarut ini harus stabil,
biasanya merupakan pelarut polar dan pelarut aromatis.
Antraquinone berada dalam keadaan padat pada temperatur kamar, tetapi komposisi
larutan kerja dipilih sehingga batasan kelarutan dari padatan dalam pelarut tidak melebihi
batasan kelarutan. Larutan organik selalu homogen setiap waktu, dengan tanpa solid atau fasa
liquid kedua dalam setiap titik pada proses komersial. (Sasongko, 2019)
5
Prosedur AOPs ini sangat berguna untuk membersihkan bahan-bahan biologis beracun
atau non-degradable seperti aromatik, pestisida, konstituen minyak, dan senyawa organik yang
mudah menguap dalam air limbah. Bahan kontaminan dikonversi untuk sebagian besar menjadi
senyawa anorganik stabil seperti air, karbon dioksida, dan garam yang akan mengalami
mineralisasi. Tujuan dari pemurnian air limbah dengan cara AOPs adalah pengurangan
kontaminan kimia dan toksisitas sedemikian rupa sehingga air limbah dapat dibersihkan
kembali untuk digunakan lagi atau setidaknya menjadi pengolahan limbah konvensional
2. Oksidasi lanjut (Advanced Oxidation) secara general menggunakan oksidator kuat seperti
hidrogen peroksida (H2O2) atau Ozon (O3), katalis (ion besi, elektroda, dan logam oksida),
dan penyinaran (sinar UV, sinar matahari, ultrasounds), baik secara terpisah atau berupa
kombinasinya, dalam kondisi tekanan dan temperatur rendah. Di antara beberapa metoda AOPs
yang ada seperti yang tercantum pada metoda AOPs menggunakan bantuan cahaya merupakan
teknologi yang populer digunakan untuk pengolahan air limbah. Solar AOPs dipilih karena
cahaya matahari merupakan sumber yang sangat berlimpah dan memiliki cost yang rendah dan
efisiensi tinggi.
oksidasi tingkat lanjut yang merupakan teknologi pengolahan air limbah dengan prinsip
oksidasi tingkat lanjut menggunakan oksidator kuat dengan menggunakan fotokatalis TiO2-N
dan penambahan H2O2. Proses oksidasi tingkat lanjut ini dapat digunakan sebagai alternatif
pengolahan air limbah yang cukup ekonomis. Proses ini mampu menghemat tempat, sederhana,
waktu pengolahan dan reaksi relatif cepat serta reaksi mudah diaplikasikan dan dikontrol.
Beberapa oksidator kuat seperti hidrogen peroksida (H2O2) relatif murah dan mudah diperolah
serta dapat dimanfaatkan sebagai pengoksidasi pada proses okidasi tingkat lanjut. Hidrogen
peroksida merupakan oksidator yang cukup aman terkait dengan bentukan akhir setelah proses
dimana akan terpecah menjadi H2 dan O2 (Munanto, 2006). Hidrogen peroksida mudah sekali
terdekomposisi menjadi oksigen dan air. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dekomposisi
hidrogen peroksida ialah suhu dan pH
oksidasi tingkat lanjut dan filtrasi menggunakan membran. Penggabungan dua metode
ini dipilih karena mempertimbangkan keuntungan keduanya bila digabungkan. Keuntungannya
antara lain, efisiensi degradasi zat warna yang tinggi, mengontrol fouling/penyumbatan yang
terjadi pada membran, konsumsi energi yang rendah, memperpanjang hidup membran,
memperpanjang jarak waktu pencucian membran (Basar dkk., 2006).
6
Oksidasi yang besar ini dapat membuat radikal OH sangat mudah mengoksidasi
senyawa-senyawa reduktor lain yang ada di sekitarnya. Penambahan H2O2 (3O%) terhadap
TiO2 akan meningkatkan aktivitas fotokatalis yang cukup signifikan dibandingkan dengan
TiO2 saja. dikarenakan oksidator H2O2 akan terpecah menjadi H2 dan O2 dan mudah sekali
terdekomposisi menjadi oksigen dan air. H2O2 sebagai oksidator dengan katalis TiO2 dan
radiasi sinar UV menunjukkan penurunan kadar Fe dengan konsentras.
7
parameter yang digunakan untuk menurunkan kadar Chemical Oxygen Demand (COD).
Penanganan uji COD dilakukan untuk mengetahui pengurangan kadar oksigen pada air
limbah agar sesuai dengan standar baku mutu air limbah Rumah Sakit yang dapat dibuang
ke lingkungan yaitu sebesar 80 ppm. Proses Elektro – Fenton dilakukan secara batch,
dengan variasi rasio H2O2/COD yang digunakan terdiri dari 2,125; 10; dan 19, 16 (g/g).
Sedangkan variasi tegangan sebesar 3 volt, 4 volt, dan 5 volt. Kondisi maksimum
diperoleh pada rasio H2O2/COD 10 (g/g) dan tegangan 4 volt dengan waktu kontak 60
menit.
APLIKASI METODE ADVANCED OXIDATION PROCESSES (AOP) UNTUK
MENGOLAH LIMBAH RESIN CAIR
METODE ADVANCED OXIDATION PROCESSES (AOP) UNTUK MENGOLAH
LIMBAH RESIN CAIR. Pada umumnya polutan utama yang terkandung dalam limbah
cair bahan resin adalah senyawa-senyawa organik yang biasanya dapat merupakan racun
yang dapat mencemari lingkungan air dan udara apabila dibuang langsung ke lingkungan
dalam jumlah yang banyak. Untuk mengatasi polutan yang terkandung dalam limbah cair
bahan resin, penelitian merekomendasikan instalasi air limbah (IPAL) dengan
menggunakan instrumentasi metode Advanced Oxidation Processes (AOP). Untuk dapat
meningkatkan efektifitas dan standar baku mutu buang limbah cair dari bahan resin, maka
diusulkan adanya perubahan cara pengolahan air limbah dengan metode AOP yaitu
dengan mengkombinasikan ozon dan ultraviolet
Pengolahan Air Limbah Senyawa Organik Beracun dengan Oksidasi Fotokatalitik
Kebanyakan indutri tekstil menggunakan pewarna sintetis yang dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan karena air limbah pewarna yang dihasilkannya. Salah satu proses
pengolahan pewarna sintetis yang dihasilkan dari air limbah industri tekstil adalah dengan
Advanced Oxidation Processes (AOPs), di antaranya dengan menggunakan metode reagen
Fenton. Agar pengolahannya dapat optimum, maka perlu diketahui pengaruh dari
temperatur dan waktu terhadap pengolahan pewarna sintetis yang menggunakan metode
tersebut. Pada penelitian ini, digunakan pewarna sintetis procion merah dan procion biru
dengan konsentrasi 150 – 250 mg/L, kecepatan pengadukan 200 rpm, reagen Fenton
dengan konsentrasi H2O2 80 mM dan FeSO4.7H2O 4 mM, pH 3, waktu pengadukan 0 –
60 menit, dan temperatur 25 – 55 °C. Hasil yang didapatkan untuk mencapai degradasi
warna 100% adalah pada temperatur 55 oC dan waktu pengadukan 60 menit. Kondisi
tersebut selanjutnya diaplikasikan pada limbah cair pewarna kain jumputan, didapatkan
8
degradasi warna 100 % dan penurunan COD sebesar 66 % yang dicapai dengan waktu
pengadukan 120 menit.
PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PADA PENGOLAHAN PEWARNA
SINTETIS PROCION MENGGUNAKAN REAGEN FENTON
Kebanyakan indutri tekstil menggunakan pewarna sintetis yang dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan karena air limbah pewarna yang dihasilkannya. Salah satu proses
pengolahan pewarna sintetis yang dihasilkan dari air limbah industri tekstil adalah dengan
Advanced Oxidation Processes (AOPs), di antaranya dengan menggunakan metode
reagen Fenton. Agar pengolahannya dapat optimum, maka perlu diketahui pengaruh dari
temperatur dan waktu terhadap pengolahan pewarna sintetis yang menggunakan metode
tersebut. Pada penelitian ini, digunakan pewarna sintetis procion merah dan procion biru
dengan konsentrasi 150 – 250 mg/L, kecepatan pengadukan 200 rpm, reagen Fenton
dengan konsentrasi H2O2 80 mM dan FeSO4.7H2O 4 mM, pH 3, waktu pengadukan 0 –
60 menit, dan temperatur 25 – 55 °C. Hasil yang didapatkan untuk mencapai degradasi
warna 100% adalah pada temperatur 55 oC dan waktu pengadukan 60 menit. Kondisi
tersebut selanjutnya diaplikasikan pada limbah cair pewarna kain jumputan, didapatkan
degradasi warna 100 % dan penurunan COD sebesar 66 % yang dicapai dengan waktu
pengadukan 120 menit.
PENGHILANGAN ZAT WARNA CRYSTAL VIOLET MENGGUNAKAN
METODE GABUNGAN OKSIDASI LANJUT REAGEN FENTON DAN FILTRASI
MEMBRAN SELULOSA ASETAT/PEG
Penghilangan zat warna crystal violet (CV) telah berhasil dilakukan dengan
menggunakan metode gabungan oksidasi lanjut reagen fenton dan filtrasi membran
selulosa asetat/PEG. Penggabungan kedua metode bertujuan mengurangi proses
penyumbatan pada membran dan memisahkan produk hasil oksidasi lanjut reagen fenton,
sehingga dicapai penghilangan zat warna CV yang dapat menghemat waktu, biaya, dan
energi. Penelitian mencari komposisi optimum reaktan pada reagen fenton dan pengaruh
gaya dorong berupa tekanan terhadap kinerja membran. Reagen fenton mempunyai
kondisi optimum dan efisien untuk mendegradasi 100 mg/L zat warna CV pada
konsentrasi 1000 mg/L H2O2 dan 200 mg/L FeSO4. Nilai Fluks membran pada larutan
umpan CV dan hasil oksidasi lanjut yaitu 7,07 L/m2 jam dan 14,68 L/m2 jam pada
tekanan 4 bar. Nilai rejeksi zat warna CV pada larutan umpan CV dan hasil oksidasi lanjut
yaitu 98,96% dan 99,92% pada tekanan 4 baru.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Advanced Oxidation Reaction (AOPs) merupakan istilah yang mendefinisikan suatu
rangkaian pengolahan air secara oksidatif yang bertujuan untuk menanggulangi limbah-limbah
toksik pada skala industri, rumah sakit, dan pabrik pengolahan air limbah. AOPs merupakan
metoda yang terbukti dapat mengubah senyawa toksik pada air menjadi substansi yang
biodegradable. Secara general, AOPs merupakan metode dengan cost instalasi yang murah,
tetapi memiliki operating cost yang tinggi karena memerlukan input chemicals dan energi yang
cukup tinggi pada senyawa organik akan sangat mudah dioksidasi menggunakan radikal
hidroksil (HO·), sehingga dapat termineralisasi menjadi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O).
Metode Advanced Oxidation Processes (AOP) adalah proses oksidasi kimia lanjut mampu
menghasilkan radikal hidroksil (HO!) sebagai oksidator handal untuk mengoksidasi semua
bahan terdapat dalam air. Metode AOP berbasis H2O2 dijabarkan dengan makna penerapan
AOP menggunakan H2O2 sebagai reagen sumber terbentuknya radikal hidroksil memiliki
potensial oksidasi (E0=2,80 V) lebih besar dibanding potensial oksidasi hidrogen peroksida
(H2O2, E0=1,80 V) itu sendiri.
oksidasi lanjut yang merupakan teknologi pengolahan air limbah dengan prinsip
oksidasi tingkat lanjut menggunakan oksidator kuat dengan menggunakan fotokatalis TiO2-N
dan penambahan H2O2. Proses oksidasi tingkat lanjut ini dapat digunakan sebagai alternatif
pengolahan air limbah yang cukup ekonomis. Proses ini mampu menghemat tempat, sederhana,
waktu pengolahan dan reaksi relatif cepat serta reaksi mudah diaplikasikan dan dikontrol.
Beberapa oksidator kuat seperti hidrogen peroksida (H2O2) relatif murah dan mudah diperolah
serta dapat dimanfaatkan sebagai pengoksidasi pada proses okidasi tingkat lanjut. Hidrogen
peroksida merupakan oksidator yang cukup aman terkait dengan bentukan akhir setelah proses
dimana akan terpecah menjadi H2 dan O2. Hidrogen peroksida mudah sekali terdekomposisi
menjadi oksigen dan air. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dekomposisi hidrogen
peroksida ialah suhu dan pH.
10
Daftar Pustaka
Mutuinstitute.com. 2021. “Cara Pengolahan Air Limbah”
https://mutuinstitute.com/post/cara-pengolahan-air-limbah
Nila. 2014. “Pengelolaan Limbah Tersier”
https://www.slideshare.net/nilarahayu148/pengelolaan-limbah-tersier
Riffan. 2021. “Hidrogen Peroksida”
https://id.scribd.com/document/213681338/hidrogen-peroksida
Sasongko. 2019. “Proses Pembuatan Hidrogen Peroksida”
https://id.scribd.com/document/345518254/makalah-kelompok-5
Wahyu. 2015. “Oksidator Dan Reduktor”
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16712/05.1%20bab%201.pdf?se
quence=5&isAllowed=y
Aplikasi Metode Advanced Oxidation Process (AOP) Untuk Mengolah Limbah Resin Cair
http://www.batan.go.id/ptlr/08id/files/u1/jurnal/13no02/18-25.pdf
penghilangan+polutan+H2O2+peroxid
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penghilangan+polutan
+H2O2+peroxide&oq=#d=gs_qabs&u=%23p%3D8IINlFBDqKcJ https://jurnal.um-
palembang.ac.id/distilasi/article/view/904
Teknologi Berbasis Nanomaterial untuk Remediasi dan Pengolaan Air
https://core.ac.uk/download/pdf/144731167.pdf
11