Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIA

DIFUSI DAN TRANSFER MASSA ABSORBSI FISIKA

DOSEN PENGAMPU :

Nove Kartika Erliyanti,S.T.,M.T.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9:

Paralel E

1. Ilham Rahmat Hidayat (18031010177)


2. Nelvira Juanmara A (18031010181)
3. M Fariz Rohman (18031010194)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


JAWATIMUR

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah Difusi Dan Transfer Massa
Absorpsi Fisika dalam sebagai tugas dalam mata kuliah Operasi Teknik Kimia

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 24 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang ............................................................................................1
I.2 Tujuan Percobaan........................................................................................1
I.3 Manfaat........................................................................................................1
Bab II Tinjauan Pustaka
II.1 Proses Absorpsi..........................................................................................2
II.2 Keuntungan Absorpsi.................................................................................2
II.3 Definisi Absorpsi .......................................................................................3
II.4 Prinsip Absorpsi.........................................................................................3
II.5 Absorpsi Fisika dan Kimia.........................................................................3
II.6 Aplikasi......................................................................................................4
II.7 Faktor-Faktor..............................................................................................4
Bab III Metodelogi Penelitian
III.1 Metodelogi Penelitian (Kusnarjo,2008)....................................................5
III.2 Metodelogi Penelitian (Cundari,2014)......................................................5
Bab IV Hasil dan Pembahasan
IV.1 Pembahasan..............................................................................................7
Bab V Kesimpulan dan Saran
V.1 Kesimpulan.................................................................................................9
V.2 Saran...........................................................................................................9
Daftar Pustaka......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

CO2 banyak dihasilkan dari beberapa kegiatan alam maupun manusia dan
kebanyakan semuanya dibuang ke atmosfir. CO2 dalam jumlah yang besar di
atmosfir akan mengganggu lingkungan, terutama pemanasan global. Kegiatan
manusia yang dapat menjadi penyebab timbulnya gas CO2 antara lain: hasil
pembakaran bahan bakar otomotif, operasi pabrik, pembangkit tenaga, dan lain-
lain. Diperkirakan produksi CO2 dari pembakaran gas alam sebesar 0,45 kg/kWh,
bahan bakar petroleum sebesar 0,80kg/kWh dan dari bahan bakar batubara 0,96
kg/kWh.Selain kegiatan manusia kegiatan alam dapat menambah jumlah CO2
yang terbuang ke atmosfir antara lain kegiatan gunung berapi, kebakaran hutan,
penguraian biomass, dan lain sebagainya. Banyak usaha yang dilakukan untuk
menangkap CO2 yang lepas ke udara, misalnya dengan menggunakan membran,
cryogenics, adsorpsi dan absorpsi kedalam larutan kimia. Cara pemisahan dengan
menggunakan membran sangat sulit dilaksanakan. Cara cryogenics membutuhkan
tekanan tinggi, di mana CO2 yang dihasilkan berupa larutan. Sedangkan dengan
proses absorpsi kapasitasnya terlalu kecil dengan selektivitas CO2 yang sangat
rendah.
I.2 Tujuan

1. Agar Dapat Mengetahui Bahan Mana Yang Bagus Untuk Menyerap CO2

2.Agar Dapat Mengetahui Efektivitas Penggunaan Spray Colomn

I.3 Manfaat

1. Agar Dapat Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Difusi dan


Transfer Massa Absorben Fisika

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Proses Absorbsi

Proses adsorpsi adalah salah satu metode pengolahan limbah yang


sederhana dan banyak dipakai untuk limbah organik.Namun dalam proses
adsorpsi terdapat beberapa kelemahan, yaitu diperlukannya proses regenerasi
adsorben ketika sudah jenuh dengan senyawa organik. Disamping itu, polutan
organik yang telah diadsorpsi dalam adsorben masih tetap berbahaya,karena tidak
dapat didegradasi menjadi senyawa lain yang tidak berbahaya seperti CO2 dan
H2O. Di sisi lain proses fotokatalitik dengan katalis semikonduktor telah terbukti
mampu mendegradasi secara efektif berbagai jenis polutan organik, baik dalam
fasa gas maupun cair. Oksidasi fotokatalisis dapat mendegradasi senyawasenyawa
organik dengan mengubahnya
menjadi produk inorganik yang aman bagi lingkungan, yaitu CO2 dan H2O. Akan
tetapi daya adsorpsi material fotokatalis umumnya lebih rendah dibandingkan
dengan material adsorben, sehingga laju degradasi fotokatalitik cukup rendah.
(Slamet,2006)

II.2 Keuntungan Absorbsi

Keuntungan absorbsi dengan reaksi kimia adalah memperbesar harga


koefisien transfer massa. Hal ini karena keefektifan interfacial area yang lebih
besar, dimana dapat menggantikan bagian yang stagnant. Jika liquid film
resistance lebih dominan seperti pada absorbsi CO 2 maka reaksi kimia yang cepat

dalam liquid dapat memberikan penambahan harga koefisien perpindahan massa.


(Kusnarjo,2009)

2
II.3 Definisi Absorbsi

Absorpsi adalah penyerapan gas ke dalam cairan yang terjadi di dalam


kolom baik tanpa maupun dengan packing. Penyerapan dapat didasarkan pada
proses pelarutan, maupun pelarutan yang disertai dengan reaksi. Dalam absorpsi
gas, suatu gas yang dapat larut diabsorpsi oleh suatu liquid, di mana gas yang
terlarut tersebut dapat terlarut dalam campurannya dengan gas inert lain. Untuk
mengabsorpsi gas biasanya digunakan alat kontak gas dengan solvent yang
disebut absorber. Hal ini bertujuan agar terjadi difusi antar fasa, atau perpindahan
massa antara zat-zat yang ada dalam gas atau liquid. (Kusnarjo,2008)

II.4 Prinsip Absopsi


Udara yang mengandung komponen terlarut (misalnya CO2)
dialirkan dari atas dialirkan air. Pada saat udara dan air bertemu dalam
kolom isian, akan terjadi perpindahan massa. Dengan menganggap udara
tidak larut dalam air (sangat sediki terlarut),maka hanya gas CO2 saja yang
berpindah ke dalam fase air (terserap).Semakin kebawah, aliran air semakin kaya
CO2. Semakin keatas aliran udara semakin miskin CO2.(Ardyany,2018)

II.5 Absorbsi Fisika Dan Kimia


Absorpsi dapat dibedakan menajdi dua jenis, yaitu absorpsi fisika dan
absorpsi kimia. Absorpsi fisika adalah proses penyerapa gascair yang disebabkan
oleh Gaya Van Der Waals (penyebab terjadinya kondensasi untuk membentuk
cairan yang ada pada permukaan absorben), contohnya: absorpsi gas H2S dengan
pelarut air, metanol, atau propilen. Sedangkan absorpsi kimia adalah absorpsi
yang terjadi karena adanya reaksi antara zat yang diserap dengan absorben,
contohnya: absorpsi gas CO2 dengan pelarut Na2CO3, NaOH, K2CO3, dan lain-
lain. Besar kecilnya absorpsi dipengarui oleh jenis absorben, jenis zat yang akan
diabsorp, konsentrasi absorben, luas permukaan, temperatur, dan tekanan.
(Cundari,2014)

3
II.6 Aplikasi

Salah satu aplikasi dalam industry Petrokimia adalah penyerapan CO2


atau menghilangkan CO2 dari raw synthesis gas sebagai hasil reaksi dengan
larutan benfield. Gas CO2 yang terkandung dalam raw synthesis gas adalah racun
terhadap katalis untuk sintesa ammonia, oleh sebab itu sebelum raw synthesis gas
dialirkan ke unit sintesa ammonia, CO2 harus dipisahkan.(Altway,2008)

II.7 Faktor Faktor


1). Temperatur (Suhu)
Dalam proses adsorpsi dua fase, kondisi suhu cukup berpengaruh dalam
system tenaga adsorpsi. Pada temperatur normal, sebaiknya dilakukan dengan
tenaga intermolekuler.
2). Faktor Konsentrasi
Pada fase cair, konsentrasi fase menunjukkan perubahan kuantitas unit
volume dari cairan atau larutan. Pada stationary-phase atau fase padat maka harga
konsentrasi fase merupakan perubahan kuantitas akibat transfer massa dari unit
fase dalam kondisi tertentu.
3. Tumbukan antar molekul (Olakan)
Olakan akan memperbanyak frekuensi kontak seluruh cairan dengan
padatan. Hal ini penting karena padatan berada di dasar, jika tidak ada olakan
maka cairan yang di bagian atas sulit untuk berkontak dengan padatan.
(Mardina,2007)

4
BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian (Kusnarjo,2008)

Larutan benfield atau K2CO3 digunakan sebagai absorben yang akan


mengabsorpsi CO2 murni dan campuran gas CO2 dengan udara. Gas CO2 pada
konsentrasi 100% dan 20% mol dengan laju alir tertentu dialirkan dari bagian
bawah packed column menggunakan kompresor sampai aliran konstan. Demikian
juga larutan K2CO3 pada konsentrasi 1 M dan 1,5 M dengan laju alir tertentu
dialirkan dari bagian atas packed column. Sehingga larutan K2CO3 hanya
membasahi packing yang ada di dalam kolom dan diharapkan mengabsorpsi gas
CO2 yang masuk dari bagian bawah kolom.
Larutan yang keluar dari bagian bawah packed column ditampung dalam tangki
penampung dan diusahakan tidak mengalami kontak dengan udara. Kemudian
larutan ini dianalisis konsentrasi KHCO3 dengan cara titrasi. Demikian juga
konsentrasi CO2 yang keluar dari kolom dianalisis konsentrasinya. Percobaan di
atas diulang untuk laju alir gas CO2 murni maupun campuran CO2 dan udara
konstan dan konsentrasi serta laju air larutan K2CO3 yang berubah-ubah. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan akurasi data. Larutan yang keluar dari bagian bawah
packed column ditampung dalam tangki penampung dan diusahakan tidak
mengalami kontak dengan udara. Kemudian konsentrasi KHCO3 dalam larutan
ini dianalisis dengan cara titrasi. Besar recovery gas CO2 dihitung dengan
menggunakan persamaan recovery. Hasil perhitungan recovery gas dievaluasi dan
divalidasi dengan hasil penelitian sebelumnya.
III.2 Metode Penelitian (Cundari,2014)

Pembuatan Larutan Absorban Buat larutan absorban yang terdiri dari


Na2CO3 dan aquadest Persiapan Alat Absorbsi,1. Siapkan kompresor, pompa,
serta kolom absorbs yang sudah dipasang spray pada top kolom dan inlet gas pada
bottom kolom. 2. Pasang kolom pada rangka yang sudah disiapkan 3. Hubungkan

5
kompresor dengan kolom pada bagian bottom dan pompa dengan kolom bagian
top melalui selang yang disiapkan. 4. Hubungkan kompresor dengan penampung
biogas 5. Hubungkan pompa pada wadah penampung absorban 6. Siapkan basin
penampung cairan outlet kolom pada bagian bottom Proses Absorbsi 1. Larutan
Na2CO3 dipompa dan diumpankan ke dalam kolom melalui bagian atas kolom
pada laju alir tertentu hingga keadaan steady tercapai. Flow aliran dinyatakan
dengan bukaan penuh valve. 2. Biogas dialirkan hingga kondisi steady dengan
bukaan penuh valve. 3. Proses absorbs dilakukan dalam waktu 3 menit

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Pembahasan

Pada Penelitian (Kusnarjo,2009) penelitian ini variabel yang digunakan


adalah: (1) konsentrasi gas CO2 sebesar 100% dan 20% mol pada temperatur
27OC dengan laju alir 12; 14; 16; 20 dan 24 L/menit, (2) konsentrasi larutan
K2CO3: 1 M dan 1,5 M pada temperatur liquid 27 C dengan laju alir 3; 4; dan 5
L/menit.

K2CO3, dan beban gas CO2. Jumlah penyerapan gas CO2 naik dari 3,79
sampai 13,54% pada laju alir larutan K2CO3 yang tetap dan konsentrasi larutan
K2CO3 1 M. Penyerapan gas CO2 naik dari 3,9 sampai 13,8%. .

Pada Penelitian (Cundari,2014) Variabel bebas, yaitu variabel yang


mempengaruhi varibael terikat, yakni kondisi yang ditetapkan peneliti. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah variasi komposisi larutan
natrium karbonat, yakni 15%;20%;25%; 30%;35% dari jumlah berat total.

7
Gambar tersebut menunjukkan bahwa biogas yang dikontakkan dengan
25%berat larutan Na2CO3 selama 3 menit dalam spray column absorber mampu
menyerap (mengabsorb) gas CO2 sebanyak 27,92%.

Titik balik ini terjadi karena reaksi yang terjadi antara larutan Na2CO3 dan
gas CO2 adalah reaksi bolak balik (reversible), erlihat dari reaksi kimia yang
dipaparkan di bawah ini. Apabila konsentrasi reaktan ditambah maka
kesetimbangan bergeser ke arah produk, dapat dilihat denagan grafik yang
menurun dari 15, 20, dan 25%berat larutan Na2CO3, tetapi ketika kesetimbangan
itu telah tercapai penambahan konsentrasi justru akan mengurangi jumlah produk
(jumlah gas CO2 terabsorp), atau dapat dikatakan larutan telah jenuh, hal ini
terlihat dari grafik 30 dan 35% berat larutan Na2CO3 yang kembali menanjak.

8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

1. Pada Hasil Dan Pembahasan Dapat Disimpulkan Bahwa Bahan Yang


Bagus Untuk penyerapan CO2 adalahNa2CO3 Yaitu Sebesar 27,92 %
Sedangkan Pada K2CO3 Mampu Menyerap CO2 Sebesar 13,8 %

2. Salah satu alternatif untuk penanggulangan pencemaran gas CO2 dapat


dilakukan dengan cara mengabsorpsi gas atau campuran gas dan udara
menggunakan absorben larutan K2CO3 di dalam packed column.
V.2 Saran
1. Pada Penelitian (Cundari,2014) Sebaiknya menggunakan proses absorbsi
menggunakan spray column absorber ini dengan memvariasikan suhu, laju
alir, promotor yang digunakan.
2. Sebaiknya Menggunakan Konsentrasi Optimum Agar dapat mendapatkan
Penyerapan maximum

9
DAFTAR PUSTAKA

Ardyany,S 2018,PROSES ABSORBSI GAS CO DALAM BIOGAS


MENGGUNAKAN ALAT ABSORBER TIPE PACKING DENGAN
ANALISA PENGARUH LAJU ALIR ABSORBEN NaOH,Jurnal
Teknik,Vol 9,No 2,Hh 55-64.

Altway, Ali, Kusnaryo, Radya Purna, W 2008, ANALISA TRANSFER MASSA


DISERTAI REAKSI KIMIA PADA ABSORPSI CO2 DENGAN
LARUTAN POTASIUM KARBONAT DALAM PACKED
COLUMN,Jurnal Teknik Kimia,Vol 2,no 2, hh 119-126.
Cundari ,Lia, Selpiana, Chandra Karta Wijaya, Arini S 2014, PENGARUH
PENGGUNAAN SOLVEN NATRIUM KARBONAT (Na2CO3)
TERHADAP ABSORPSI CO2 PADA BIOGAS KOTORAN SAPI
DALAM SPRAY COLUMN ,Jurnal Teknik Kimia,Vol 20,No 4,hh 52-59.
Mardina,P 2007, Menentukan Koefisien Transfer Massa dan Diffusivitas
Efektif dari Proses Dekolorisasi Zat Warna,Info Teknik,Vol 8,No 1,Hh 29-
41
Kusnarjo, Radya P. Wijaya, Kuswandi, Susianto, dan Ali, A 2008, PENGARUH
BEBAN GAS TERHADAP PENYERAPAN GAS CO2 DALAM
ABSORPSI CAMPURAN UDARA DAN GAS CO2 OLEH LARUTAN
K2CO3 PADA PACKED COLUMN, Jurnal Reaktor ,Vol 9,No 2,hh 167-
174.
Kusnarjo, Kuswandi, Susianto dan Ali, A 2009, PENGARUH MODEL ALIRAN

TERHADAP RECOVERY CO PADA ABSORPSI GAS CO OLEH


2 2

LARUTAN K CO DIDALAM PACKED COLUMN DENGAN


2 3
KONDISI NON-ISOTHERMAL ,Jurnal Reaktor, Vol 12,No 3,hh 154-160.
Slamet, Setijo Bismo, Rita Arbianti dan Zulaina, S 2006, Penyisihan Fenol
Dengan Kombinasi Proses Adsorpsi Dan Fotokatalisis Menggunakan
Karbon Aktif Dan TiO2, Jurnal Teknologi , Vol 4,No 1,hh 303-313.

10

Anda mungkin juga menyukai