Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANALISIS POTENSI BATUAN BEKU BASA–ULTRABASA SEBAGAI


MEDIA CARBON CAPTURE AND STORAGE

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Disusun oleh :
Sinatrya Diko Prayudi; 21100115130055; 2015
Hayat Safi’i; 21100117120030; 2017
Muhammad Izzul Aufa Zia’ul Haque; 21030117120070; 2017

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian ................................................................................2
1.3. Urgensi Penelitian ...............................................................................2
1.4. Target Penelitian .................................................................................2
1.5. Luaran Penelitian ................................................................................2
1.6. Manfaat Penelitian ..............................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................2
2.1 Perangkap Karbon ................................................................................2
2.2 Batuan Ultrabasa ..................................................................................3
2.3 Perangkap Karbon Pada Batuan Ultrabasa ..........................................3
BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................................4
3.1 Materi ...................................................................................................4
3.2 Metode .................................................................................................5
3.3 Prosedur ...............................................................................................5
3.4 Luaran ..................................................................................................6
3.5 Indikator Pencapaian ............................................................................6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ....................................................6
4.1 Biaya Penelitian ...................................................................................6
4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................7
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................8
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping yang
ditandatangani ..........................................................................................................8
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...........................................................13
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ...............14
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ........................................................15

iii
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Gas karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu dari sekian banyak jenis
gas yang menyusun lapisan udara di bumi. Secara umum keberadaannya di bumi
sebesar 387 ppm berdasarkan volume, dimana nilainya bergantung dari wilayah
maupun waktunya. Gas CO2 sendiri secara alami merupakan hasil buangan dari
organisme pada sistem respirasi dan keberadaannya di atmosfer bumi berperan
dalam penyerapan gelombang inframerah panas dari matahari. Seiring
perkembangan zaman, terjadi ledakan jumlah gas tersebut di atmosfer yang
diakibatkan oleh aktivitas – aktivitas manusia dalam skala besar. Mulai dari
penambangan, perindustrian, pembakaran hutan, hingga emisi gas keluaran
kendaraan bermotor. Hal tersebut menyebabkan nilai keluaran gas per tahunnya
meninggkat dengan nilai 27 milliar ton (USGS, 2008). Nilai tersebut masuk dalam
kriteria tinggi dibandingkan emisi gas CO2 terbesar yang keluar secara alami oleh
aktivitas gunung berapi pada kisaran 130 hingga 230 juta ton per tahun.
Peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer secara signifikan memicu
terciptanya lapisan gas yang dapat menangkis penetrasi gelombang inframerah
panas yang seharusnya dihamburkan keluar bumi atau dikenal dengan efek rumah
kaca yang mana lebih lanjut menimbulkan dampak besar berupa pemanasan
global (IPCC, 2007). Indonesia sendiri menyumbangkan nilai emisi gas CO2 yang
terhitung pada tahun 2004 dengan nilai bervariasi tiap wilayahnya, mulai 2.734 –
95.150 ribu ton per hari dengan asumsi keluaran emisi dari semua jenis aktivitas
seperti bernafas, pembakaran hutan, dan konversi energi.
Dalam mengkaji tentang permasalahan gas karbondioksida di bumi, secara
umum dapat bedakan menjadi 2: gas CO2 yang sudah terakumulasi di atmosfer
dan gas buangan yang baru dihasilkan. Antara kedua masalah tersebut, fokus
utama permasalahan yang lebih mudah ditangani adalah pada hasil emisi gas CO2
yang baru dihasilkan dan belum dibuang ke udara bebas. Terdapat beberapa
pilihan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu yang
ditawarkan adalah metode Carbon Capture Storage atau dikenal dengan CCS atau
perangkap karbon. Metode ini secara konseptual berkaitan dengan penginjeksian
gas karbondioksida baik dalam fasa gas maupun yang sudah direaksikan dengan
air ke dalam sebuah formasi batuan di bawah permukaan yang berperan sebagai
tempat penyimpanan karbon/carbon storage.
Indonesia sendiri menurut Nugroho dan Bachri (2008) terdapat beberapa
kondisi batuan yang dapat berperan sebagai media CCS ataupun turunannya,
meliputi: injeksi pada formasi batuan sedimen, lapisan seam batubara, dan formasi
batuan basa-ultrabasa. Dari beberapa pilihan tersebut, pemanfaatan injeksi air
karbonasi pada batuan basa-ultrabasa kurang diminati karena secara persebaran di
Indonesia jumlahnya terbatas dan umumnya hanya ditemui di wilayah yang jauh
dari aktivitas penghasil emisi karbondioksida.
2

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa
batuan ultrabasa dapat digunakan sebagai media perangkap gas CO2. Penelitian ini
juga bertujuan untuk membuat alat yang dapat digunakan sebagai penangkap gas
CO2 dengan bahan dasar berupa batuan ultrabasa, sehingga dapat mengurangi
kadar emisi gas CO2 baik sekala regional maupun global.
1.3. Urgensi Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan mampu membantu banyak pihak yang
memiliki masalah terkait pembuangan residual/limbah karbondioksida (CO2)
dengan menggunakan media berbasis geologi. Hasil penelitian yang dilakukan
apabila menunjukkan hasil positif akan memiliki nilai guna tinggi bagi banyak
pengguna, terutama di bidang industri dan pertambangan jika dilanjutkan lebih
lanjut ke tahap pengaplikasian di lapangan.
1.4. Target Penelitian
Target yang dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar
pengaruh batuan beku basa-ultrabasa terhadap emisi karbondioksida yang ada
baik di udara bebas maupun hasil reaksi dengan air.
1.5. Luaran Penelitian
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Laporan kemajuan yang memuat progress dari penelitian yang
dilakukan dari tahap awal hingga proses
2. Laporan akhir yang memuat hasil akhir penelitian yang telah dilakukan
dari awal hingga akhir
3. Artikel ilmiah yang memuat hasil penelitian dan dipublikasi sebagai
prasyarat
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah dapat meningkatkan nilai guna dari batuan
beku basa-ultrabasa sebagai media penyerapan emisi karbondioksida melalui
miniatur model yang dibuat. Selain itu, jika sudah diaplikasikan, penelitian ini
dapat menjadi alternatif dalam mengurangi emisi gas CO2 di alam, terutama yang
dihasilkan oleh industri maupun tambang, terutama di Indonesia.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Perangkap Karbon
Perangkap karbon dioksida atau carbon dioxide sequestration merupakan
mekanisme cegah gas CO2 terlepas ke atmosfir dengan menggunakan teknik
penyimpanan tertentu sehingga gas CO2 aman terperangkap dalam formasi
batuan. Mekanisme perangkap karbon dilakukan dengan menginjeksikan karbon
dioksida kedalam formasi batuan tertentu yang mampu menyerap karbon
dioksida. Perangkap karbon dapat dilakukan dengan menjebak karbon dioksida
dibawah batuan impermeable atau mereaksikan karbon dioksida dengan batuan
tertentu (Gislason dan Oelkers, 2014).
3

Menurut Tahirkheli dkk (2012) konsep perangkap karbon pada batuan


adalah kecenderungan CO2 bereaksi dengan CaO atau MgO untuk membentuk
senyawa karbonat (persamaan 5.1 dan 5.2). Sehingga tidak semua batuan dapat
direksikan dengan karbon dioksida melainkan hanya batuan dengan kandungan
CaO atau MgO tinggi saja yang dapat digunakan sebagai perangkap karbon.
(Ca, Mg)O + CO2 → (Ca, Mg)CO3 (5.1)
(Ca, Mg)SiO4 + CO2 → (Ca, Mg)CO3 + SiO2 (5.2)
2.2 Batuan Ultrabasa
Batuan beku ultrabasa atau ultramafik merupakan batuan beku yang
diklasifikasikan berdasarkan komposisinya yang tersusun atas mineral-mineral
mafik, terdiri atas olivin, piroksen, dan hornblende, kadang dengan sedikit biotit,
kadang juga dijumpai spinel dan garnet namun dalam jumlah yang sangat sedikit
(Le Maitre, 2002). Batuan beku ultramafik memiliki indeks warna >90, yang
berarti >90% mineral dalam batuan ini merupakan mineral-mineral mafik. Contoh
batuan-batuan ultrabasa adalah peridotit dan piroksenit. Batuan ultrabasa juga
dapat dijumpai dalam bentuk sudah terubahkan sebagai serpentinit.
Batuan ultrabasa merupakan batuan yang terbentuk dari pelelehan
sebagian mantel atas bumi, sehingga memiliki karakteristik kimia yang mirip
dengan mantel bumi. Secara kimiawi batuan ultramafik memiliki silika yang
rendah, kandungan senyawa Mg dan Fe (kadang disertai Ti, Mn dan Ni) yang
relatif tinggi, sedangkan kandungan senyawa alkalinya (Na dan K) relatif rendah
(Gill, 2010).
Batuan ultrabasa di Indonesia tersebar di Kalimantan, Maluku, Sulawesi
dan Papua (Pardiarto, 2013). Pulau Sulawesi merupakan kawasan yang memiliki
potensi endapan nikel laterit terbesar Di Indonesia. Endapan nikel laterit di Pulau
Sulawesi terdapat di sepanjang lengan timur Sulawesi meliputi Provinsi Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Di Kalimantan, endapan nikel
laterit terdapat di Pegunungan Meratus dan Pulau Laut. Di Kepulauan Maluku,
nikel laterit terdapat di Pulau Obi, Pulau Gebe dan Halmahera, serta di Papua
terdapat di Pulau Gag, Pulau Waige, Pegunungan Cyclops dan Pegunungan
Tengah Papua.
2.3 Perangkap Karbon pada Batuan Ultrabasa
Batuan ultrabasa memiliki komposisi mineral-mineral dengan komposisi
senyawa magnesium yang tinggi seperti olivin ((Fe,Mg)2 SiO4)), piroksen ((Ca,
Na, Fe2+, Mg)( Cr, Al, Fe3+, Mg) (Si,Al)2O6) dan serpentin (MgSiO4). Goff (1998
dalam Tahirkheli dkk, 2012) menyataan bahwa CO2 dapat bereaksi dengan
mineral-mineral dalam batuan ultrabasa. Reaksi CO2 dengan batuan ultrabasa
pada umumnya akan menghasilkan mineral menghasilkan magnesit dan silika
(persamaan 5.3 dan 5.4). CO2 yang diinjeksikan pada batuan akan terperangkap
dalam mineral magnesit.
Mg3SiO5(OH)4 + 3CO2 → 3MgCO3 + SiO2 + H2O (5.3)
(Serpentin) (Magnesit) (Silika)
4

MgSiO4 + 2CO2 → 2MgCO3 + SiO2 (5.4)


(Olivin) (Magnesit) (Silika)

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1. Materi
Penelitian ini dlakukan selama satu bulan dengan prinsip kerja pereaksian
air karbonasi sebagai material buangan limbah dengan batuan basa-ultrabasa
dalam model CCS yang dibuat. Alat yang digunakan meliputi akuarium kaca,
jerigen air/gallon, tripleks, selang air kecil, paralon, keran air, dan model diorama.
Bahan yang digunakan meliputi fragmen batuan basa-ultrabasa, lem perekat, dan
air karbonasi.
3.2. Metode
3.2.1. Persiapan
Tahap awal dari proses penelitian adalah melakukan survei dan
pengambilan sampel batuan basa-ultrabasa langsung di lapangan. Lokasi
pengambilan media uji berada di daerah Karangsambung, Kebumen dimana
daerah terkait banyak ditemukan batuan – batuan yang akan digunakan selama
penelitian.
Tahap awal berikutnya adalah pembuatan miniature model Carbon
Capture and Storage. Pembuatan rancangan miniatur model CCS dengan media
penyimpanan berupa batuan beku basa-ultrabasa. Model dibuat dalam wadah yang
disusun dari akuarium kaca guna menampung dan menahan berat susunan lapisan
batuan. Ukuran panjang, lebar dan tinggi model sebesar 0,8 x 0,4 x 0,4 meter.
Pada tiga sisi penampang vertical model (kiri, kanan, dan belakang) ditutup
dengan kain/kertas sedangkan bagian depan tidak ditutup untuk mengamati
kondisi bagian dalam dari model. Miniatur model yang sudah terbentuk harus
seoptimal mungkin berada dalam kondisi yang minim adanya sirkulasi udara agar
keadaan di dalamnya menyerupai kondisi aslinya.
3.2.2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembuatan Larutan Karbonasi
Larutan karbonasi yang dibuat berasal dari mekanisme reaksi antara air
mineral dengan air campuran baking soda. Dari air campur baking soda akan
menghasilkan gas CO2 yang akan dialirkan pada air mineral yang bersih sehingga
jenuh akan kandungan CO2. Kedua air tersebut diletakkan dalam satu gallon air
18-20 liter. Aliran CO2 dilewatkan media selang yang terhubung pada kedua
jerigen/galon. Air karbonasi yang telah dihasilkan akan dipisahkan menjadi 2
wadah berupa jerigen berukuran 5 liter.
b. Uji Komposisi Air Sampel Awal
Air karbonasi yang dipecah menjadi 2 jerigen kemudian diberi perlakukan
berbeda. Untuk sampel pertama akan dilakukan pengujian kimia airnya pada
laboratorium untuk mengetahui nilai kandungan karbondioksida di dalamnya.
c. Uji Kandungan Batuan Sampel Awal
5

Sampel batuan yang didapatkan dari lapangan sebelum direaksikan dengan


air karbonasi akan dilakukan uji X-Ray Fraction (XRF). Tujuan dari uji tersebut
adalah mengetahui komposisi kimia dari sampel batuan yang didapat sebelum
direaksikan.
d. Tahap Pengujian/Pereaksian Sampel pada Miniatur Model CCS
Sampel berikutnya akan dimasukkan dalam model miniatur CCS dan
dibiarkan selama kurang lebih satu bulan untuk mengetahui apakah terjadi reaksi
pengikatan CO2 dalam batuan basa-ultrabasa.
e. Uji Komposisi Air Sampel Akhir/Hasil Reaksi CCS
Sampel air yang sudah tersimpan selama kurang lebih sebulan dalam
lapisan batuan pada miniatur model CCS dikeluarkan dari tubuh model melalui
lubang yang tersambung dalam selang. Air tersebut kemudian dipindahkan pada
botol berukuran 5 L untuk diuji komposisi kimianya. Hasil pengujian air akan
memberikan gambaran apakah terjadi pengunangan komposisi gas CO2 dalam
sampel air akhir.
f. Uji Kandungan Batuan Sampel Akhir/Hasil Reaksi
Sampel batuan yang telah direaksikan dengan air karbonasi selama kurang
lebih 1 bulan akan dilakukan uji XRF kembali. Pengujian tersebut digunakan
untuk mengetahui perubahan komposisi kimia yang nantinya dibandingkan antara
data awal dan akhir
g. Analisis Data
.Analisis data yang dilakukan untuk mengetahui perubahan baik sampel air
maupun batuan yang dilakukan uji komposisi di laboratorium. Perubahan
komposisi yang dimunculkan dapat dengan diagram, grafik, maupun table
perbandingan.
3.3. Prosedur
1. Pengumpulan sampel batuan dan alat serta bahan yang diperlukan
2. Pembuatan air karbonasi untuk analog fluida dalam mekanise mineral
sequestration
3. Pembuatan miniatur model Carbon and Capture Storage dengan
media akuarium dan sampel batuan beku basa-ultrabasa
4. Pemisahan sampel air karbonasi menjadi dua: satu untuk uji kimia
sebelum dan satu untuk sesudah reaksi
5. Pengujian sampel air karbonasi 1 dan sampel batuan sebelum
direaksikan
6. Proses memasukkan air karbonasi ke dalam miniatur model CCS dan
menunggu hingga kurang lebih 2 sampai 3 minggu
7. Pengambilan sampel air karbonasi dari dalam model dan pengujian
kimia sampel air
8. Pengujian sampel air dan batuan yang telah direaksikan
9. Analisis data dan penyusunan laporan
6

3.4. Indikator Pencapaian


1. Terjadi perubahan signifikan dari komposisi karbondioksida (CO2)
dalam air karbonasi yang mengalami penurunan antara sebelum
dengan sesudah direaksikan
2. Terjadi penambahan persentase atau total kandungan unsur C dan O
dalam komposisi kimia batuan Antara sebelum dan sesudah
direaksikan
3.5. Luaran
1. Potensi pengembangan batuan basa-ultrabasa sebagai media Carbon
Capture and Storage pada skala besar dan massif
2. Pengembangan lebih lanjut batuan basa-ultrabasa untuk kondisi fluida
(air) dalam berbagai kondisi selain jenuh karbondioksida
3. Peluang pembuatan alat baru untuk pengolahan air dengan
menggunakan media batuan basa-ultrabasa yang inovatif dan bias
dipatenkan

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN


4.1. Biaya Penelitian
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-PE
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Perlengkapan Yang Diperlukan 1.500.000

2 Bahan Habis Pakai 115.500

3 Perjalanan 1.575.000

4 Lain-lain 4.701.000
Jumlah 7.891.000
1.2. Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 2. Jadwal Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1 Tahap persiapan (perancangan konsep model)
2 Pengambilan media uji (batuan basa-ultrabasa)
3 Pembuatan miniatur model CCS
4 Pembuatan air karbonasi
5 Tahap injeksi air karbonasi pada model
6 Pengujian kualitas air di laboratorium
7 Analisis data
8 Pembuatan laporan, artikel, dan publikasi
7

DAFTAR PUSTAKA
Bachri, S., 2008. Overview of Some Geological Factors abd Prospect of CO2
Storage in Indonesia. Paper presented in CCOP meeting, Bangkok 2008.
Gill, R., 2010, Igneous Rocks and Processes, Departemen of Earth Sciences Royal
Holloway University of London.
Gislason, S.R., dan Oelkers, E.H., Carbon Storage in Basalt, Science Magazine
Vol. 344 (2014) 373-374.
IPCC AR4 WG1 (2007). Solomon, S; Qin, D.; Manning, M.; Chen, Z.; Marquis,
M.; Averyt, K.B.; Tignor, M.; Miller, H.L.; eds. Climate Change 2007:
The Phsical Science Basic. Contribution of Working Group I to Fourth
Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change.
Cambridge University Press.
Le Maitre, R.W. (2002) Igneous Rocks: A Classification and Glossary of Terms,
Cambridge University Press, 236 p., 2nd Ed
Tahirkheli, T., Bilqees, R., Abbas, S.M., Zakir, S., CO 2 mineral sequestration
studies in the ultramafic rocks of northern Pakistan, Journal of Himalayan
Earth Sciences 45 (1) (2012) 83-90
USGS., 2008, Carbon Sequestration to Mitigate Climate Change, Printed on
Recycled Paper, United States of America 2008.
1
1
2
11

4. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (Dengan Gelar) Tri Winarno, S.T., M.Eng.
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Teknik Geologi
4. NIDN 0017097904
5. Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 17 September 1979
6. Email triwingeo@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 02476480787/085740066835
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Akademik
Nama Universitas Gajah Universitas Gajah Mada -
Institusi Mada
Jurusan/Prodi Teknik Geologi Teknik Geologi -
Tahun 1998-2004 2011-2015
Masuk-Lulus
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan Tahun
Geologi Mineral
1 Pilihan 2018
Bukan Logam
2 Geowisata Pilihan 2018
3 Mineralogi Wajib 2018
4 Vulkanologi Wajib 2018
C.2. Penelitian
No. Jenis Penelitian Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
Model Deformasi Getas di Zona
Sesar Kaligarang (Kgfz)
Jurnal Teknik 2012/Universitas
1 Semarang: Studi Awal
UNDIP Diponegoro
Pengamatan Mikrostruktur
Menggunakan Metode Petrografi
Perbandingan Karakteristik
Jurnal Teknik Lempung Kasongan dan Godean
2
UNDIP Sebagai Bahan Baku Industri
Gerabah Kasongan
Perbandingan Karakteristik
Jurnal Teknik Lempung Kasongan dan Godean 2016/Universitas
3
UNDIP Sebagai Bahan Baku Industri Diponegoro
Gerabah Kasongan
C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat
12
13

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Rancangan Biaya Penelitian
Jumlah Biaya
1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp)
(Rp)
Akuariun Kaca 1 unit 500.000 500.000
Jerigen Air 5L 2 unit 30.000 60.000
Selang air ukuran ½ inch 1 unit 10.000 10.000
Pipa paralon ukuran ¾
1 unit 40.000 40.000
inch plus L
Bahan diorama
1 unit 750.000 750.000
(mainan/triplek)
Triplek tebal 9mm
1 lembar 100.000 100.000
ukuran 122 x 244cm
Keran air 1 unit 40.000 40.000
SUB TOTAL (Rp) 1.500.000
Jumlah Biaya
2. Bahan Habis Volume Harga Satuan (Rp)
(Rp)
19 liter/1
Air karbonasi (Air +CO2) 80.000 80.000
galon
Lem perekat 1 buah 33.500 33.500
SUB TOTAL (Rp) 115.500
Jumlah Biaya
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp)
(Rp)
Perjalanan pengambilan
3 orang 250.000 750.000
sampel batuan
Perjalanan mengantar
3 orang 100.000 300.000
sampel ke Dinas ESDM
Perjalanan kirim batuan
3 orang 175.000 525.000
ke Yogyakarta
SUB TOTAL (Rp) 1.575.000
Jumlah Biaya
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp)
(Rp)
Uji Kualitas Air 2 kali uji 550.000 1.100.000
Uji XRF (X-Ray
2 kali uji 550.000 1.100.000
Fraction)
100 lembar 500

Pembuatan laporan 5 buah 2.500


322.500
1 paket 260.000
Administrasi publikasi 3 orang 500.000 1.900.000
14

1 Prosiding 400.000
Nasional
Kertas HVS
1 rim,
bolpoin 1
Alat tulis kantor standar 128.500
kotak, tipe-x 130.000
2 buah,
penggaris 1
buah
Flash disk Toshiba
Hayabusa 64 GB 1 buah 175.000 150.000

SUB TOTAL (Rp) 4.701.000


TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 7.891.000
(Terbilang Tujuh Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Rupiah)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Tugas


Alokasi
N Program Bidang Uraian
Nama / NIM Waktu
o Studi Ilmu Tugas
(Jam/Minggu)
Analis Pembuatan
Sinatrya Diko S1 –
data dan 21 Jam / desain alat
1 Prayudi / Teknik
desain Minggu dan analisis
21100115130055 Geologi
model data.
Teknisi
S1 – Penyusunan
Hayat Safi’i / dan 21 Jam /
2 Teknik laporan dan
21100117130065 praktisi Minggu
Geologi analisa data.
data
Pembuatan
Muhammad Izzul Teknisi
S1 – media
Aufa Zia’ul dan 21 Jam /
3 Teknik kimiawi
Haque / praktisi Minggu
Kimia berupa air
21030117120070 data
karbonasi.
15

Anda mungkin juga menyukai