Anda di halaman 1dari 21

KAJIAN LITERATUR SUMBERDAYA & SOSIAL WILAYAH

“Sistem Dinamik Mengenai Pengurangan Emisi Karbon”

Di Susun Oleh:

Siti Nurjaatsiyah

P022202003

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................iii

PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1

PEMBAHASAN............................................................................................3

A. Pengertian Emisi Karbon...................................................................3

B. Konsep Siklus Karbon.......................................................................4

C. Karbon Dioksida (CO2)......................................................................5

D. Sistem Dinamk..................................................................................7

E. Sistem Dinamik Emisi Karbon.........................................................10

F. Kajian Literatur................................................................................11

KESIMPULAN ...........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Siklus Karbon .............................................................

Gambar 2.2 Sistem Dinamik .........................................................................

Gambar 2.3 Sistem Dinamik Emisi Karbon....................................................

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terjadinya perubahan iklim di Indonesia tidak terlepas dari

pengaruh semua kegiatan manusia baik di bidang ekonomi, industri,

transportasi serta dukungan dari beberapa unsur alami. Hal ini

menunjukkan bahwa dari berbagai kegiatan yang dilakukan tersebut

maka akan membawa dampak pada kondisi iklim yang ada baik secara

langsung maupun tidak langsung. Dampak tersebut tidak lain adalah

dihasilkannya beberapa macam gas utama yang disebut dengan istilah

gas rumah kaca (BMKG, 2012).

Isu lingkungan bukan lagi menjadi isu yang baru, dimana saat ini

permasalahan lingkungan menjadi topik yang semakin hangat

dibicarakan oleh publik khususnya dalam dunia bisnis. Permasalahan

lingkungan tersebut dikarenakan dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya, perusahaan secara langsung maupun tidak langsung

berinteraksi dengan lingkungannya sehingga dapat mengakibatkan

dampak terhadap lingkungan sekitarnya, contohnya mengakibatkan

global warming.

Upaya penangggulangan untuk mencegah meluasnya dampak

dari pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim yaitu salah

satunya dengan dihasilkannya suatu kesepakatan bersama secara

internasional yang tertuang dalam Protokol Kyoto. Berdasarkan hasil

kesepakatan tersebut disebutkan bahwa negara-negara industri di

1
beberapa negara maju diwajibkan untuk melakukan proses penurunan

emisi gas rumah kaca (GRK) dengan rata-rata sebesar 5,2 % dari tingkat

emisi tahun 1990 pada periode tahun 2008-2012. Selain Protokol Kyoto,

upaya penurunan emisi lainnya dapat ditempuh diantaranya melalui

proses perdagangan karbon, implementasi bersama dan mekanisme

pembangungan bersih yang bersifat ramah lingkungan. Sehubung

dengan hal tersebut, maka dalam hal ini penulis menyusun kajian

literature mengenai “system Dinamis Mengenai Pengurangan Emisi

Karbon”

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian emisi karbon

Emisi karbon didefinisikan sebagai pelepasan gas-gas yang

mengandung karbon ke lapisan atmosfer bumi. Pelepasan terjadi karena

adanya proses pembakaran terhadap karbon baik dalam bentuk tunggal

maupun senyawa. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2012) Gas- gas

ini dapat berbentuk CO2, CH4, N2O, HFCs, C4F9OC2H5,

CHF2OCF2OC2F4OCHF2 dan sebaginya. Martinez (2005) menyatakan Emisi

karbon atau pun gas rumah kaca (greenhouse gas) berdasarkan sumbernya

dibedakan menjadi dua yaitu gas rumah kaca alami dan gas rumah kaca

industri. Gas rumah kaca alami merupakan bagian dari siklus alam yang

dapat dengan mudah dinetralisir oleh tumbuhan dan lautan. Gas rumah

kaca alami menguntungkan bagi makhluk hidup karena dapat menjaga

temparature bumi tetap hangat dikisaran 6˚C (Martinez, 2005) sedangkan

gas rumah kaca industri berasal dari kegiatan industrial yang dilakukan oleh

manusia. Aktivitas manusia membuat kadar karbondioksida menjadi lebih

padat sehinggaalam tidak dapat menyerap seluruh karbondioksida yang

tersedia dan terjadi kelebihan karbon (Kementerian Lingkungan Hidup, 2012

dalam Suhardi, 2015).

Emisi karbon merupakan suatu ukuran atas total emisi gas rumah

kaca yang

disebabkan secara langsung dan tidak langsung oleh suatu organisasi,

produk, peristiwa, atau seseorang. Sebagian besar gas rumah kaca

3
umumnya dihasilkan oleh aktivitas manusia, yaitu karbon dioksida, terutama

dari pembakaran bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik, pemanasan,

transportasi (Heizer, 2014 dalam Kacaribu, 2019).

Emisi CO2 dari waktu ke waktu terus meningkat baik pada tingkat

global, regional, nasional pada suatu negara maupun lokal untuk suatu

kawasan. Hal ini terjadi karena semakin besarnya penggunaan energi dari

bahan organik (fosil), perubahan tataguna lahan dan kebakaran hutan, serta

peningkatan kegiatan antropogenik (Slamet S, Peneliti Lapan) dalam (Putri,

2017).

Salah satu penyumbang emisi karbon adalah aktivitas operasi

perusahaan. Dalam menghadapi perubahan iklim, perusahaan diharapkan

mengungkapkan aktivitas mereka yang mempengaruhi peningkatan

perubahan iklim, salah satunya pengungkapan emisi karbon. Di Indonesia,

pengungkapan dan pelaporan atas informasi ini mulai berkembang dengan

adanya peraturan pemerintah seperti Peraturan Presiden No. 61 Tahun

2011 mengenai Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca,

Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2011 mengenai Penyelenggaraan

Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional dan adanya tuntutan dari

stakeholder perusahaan. Peraturan pemerintah tersebut dikeluarkan dalam

rangka untuk mengurangi emisi karbon (Kacaribu, 2019).

B. Konsep Siklus Karbon

Siklus karbon merupakan siklus biogeokimia yang mana karbon

dipertukarkan antara atmosfer bumi, geosfer, hidrosfer, dan biosfer. Karbon

4
dioksida (CO2) merupakan salah satu bagian dari karbon dalam jumlah

besar yang terdapat di atmosfer bumi. Jika dibandingkan dengan gas-gas

lain yang terdapat di atmosfer, memang sangat sedikit sekali jumlah karbon

dioksida tersebut.

Mengingat bahwa jumlah gas tersebut merupakan bagian yang sangat

kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam

basis molar, walaupun sedang mengalami kenaikan), namun demikian ada

peran yang besar gas tersebut dalam menopang kehidupan.

Diketahui pula bahwa terdapat jenis gas lain yaitu kloroflorokarbon atau

CFC dan metan yang mana juga mengandung karbon yang terdapat di

atmosfer. Di samping itu, CFC sendiri termasuk ke dalam jenis gas artifisial

atau buatan. Hal tersebut berarti bahwa gas-gas tersebut termasuk bagian

dari gas rumah kaca dimana konsentrasinya pada saat sampai di atmosfer

menjadi meningkat dalam kurun waktu dekade terakhir, dan turut andil pula

dalam mendukung terbentuknya pemanasan secara global

(http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_karbon).

5
Gambar 2.1 . Diagram Siklus Karbon

C. Karbon Dioksida (CO2)

Karbon Dioksida (CO2) merupakan satu dari enam GRK yang utama dan

dijadikan referensi GRK yang lain dalam menentukan Indek GWP, sehingga

GWP-nya = 1. GRK ini banyak dihasilkan dari pembakaran BBF, biomassa

dan alih guna lahan (Meviana,dkk, 2004).

Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387

ppm berdasarkan volum, meskipun jumlah tersebut dapat bervariasi

tergantung pada lokasi dan waktu tertentu. Karbon dioksida merupakan gas

rumah kaca yang penting karena gas tersebut dapat menyerap gelombang

inframerah dengan kuat (http://id.wikipedia.org./wiki/Karbon_dioksida).

Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi,

dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan

pada proses fotosintesis. Dengan demikian, karbon dioksida di atmosfer

mempunyai peranan yang penting dalam berlangsungnya siklus karbon.

Selain itu, adanya karbon dioksida juga dihasilkan dari pembakaran bahan

bakar fosil, karbon dioksida anorganik dihasilkan dari aktivitas gunung

berapi dan juga proses geotermal yang lain sebagai contoh ialah munculnya

mata air panas (http://id.wikipedia.org./wiki/Karbon_dioksida).

Karbon dioksida adalah hasil akhir dari organisme yang mendapatkan

energi dari penguraian gula, lemak, dan asam amino dengan oksigen

sebagai bagian dari metabolisme dalam proses yang dikenal sebagai

respirasi sel. Pada tumbuh-tumbuhan, karbon dioksida diserap dari atmosfer

6
sewaktu fotosintesis. Tumbuh-tumbuhan mengurangi kadar karbon dioksida

di atomosfer dengan melakukan fotosintesis, disebut juga sebagai asimilasi

karbon, yang menggunakan energi cahaya untuk memproduksi materi

organik dengan mengkombinasi karbon dioksida dengan air. Oksigen bebas

dilepaskan sebagai gas dari penguraian molekul air, sedangkan hidrogen

dipisahkan menjadi proton dan elektron, dan digunakan untuk menghasilkan

energi kimia via fotofosforilasi. Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon

dioksida pada siklus Kalvin untuk membentuk gula. Gula ini kemudian

digunakan untuk pertumbuhan tumbuhan melalui respirasi

(http://id.wikipedia.org./wiki/Karbon_dioksida).

D. Sistem Dinamik

Sistem adalah keseluruhan interaksi antar unsur dari sebuah objek

dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan. Pada sistem

transportasi, transportasi merupakan keseluruhan interaksi antara

kendaraan, jalan raya, polisi lalulintas, dan rambu lalu lintas yang memiliki

tujuan tertentu.

Berpikir sistemik diawali dengan adanya kesadaran memikirkan bahwa

suatu kejadian sebagai sebuah sistem. Pada sistem transportasi,

kemacetan lalulintas merupakan keseluruhan interaksi dari kendaraan, jalan

raya, polisi lalulintas, rambu lalulintas, dan faktor lainnya yang berpengaruh

terhadap kemacetan tersebut.

Gambar di bawah menunjukan sebuah sistem yang terdiri dari lima (5)

unsur yang saling mempengaruhi diantaranya unsur A, B, C, E, dan F

7
sedangkan unsur D berada di luar garis batas sistem akan tetapi tetap

masih dapat mempengaruhi unsur Sistem tersebut dibatasi oleh garis batas

sehingga variabel-variabel saling berinteraksi di dalam sistem tersebut.

Gambar 2.2 Sistem

Dinamik

Sistem Dinamik (Dynamics system) merupakan metode untuk meningkatkan

pemahaman dalam sistem yang kompleks. Sistem dinamik adalah sebuah

model yang dapat membantu dalam mempelajari kompleksitas yang berubah

terhadap waktu. Memahami sumber pembuatan kebijakan, dan merancang

kebijakan yang lebih efektif. Sistem dinamik adalah sesuatu yang berhubungan

dengan bagaimana segala sesuatu berubah dari waktu ke waktu.

Sistem dinamik dapat diaplikasikan menggunakan simulasi komputer

untuk mengambil pengetahuan yang telah dipahami serta memperlihatkan

mengapa sistem sosial dan fisik kita berperilaku sebagaimana terjadi saat

ini.

8
Fungsi penting dalam perencanaan dengan metode sistem dinamik

adalah kita dapat mengetahui terlebih dahulu sistem yang belum terjadi

pada rentang waktu sepuluh tahun kedepan atau biasa disebut proyeksi.

Dengan mengetahui keadaan yang belum terjadi tersebut maka akan

didapat kebijakan yang tepat mengenai penanganan sistem tersebut.

Sehingga sistem berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Dalam mencapai

tujuan tersebut maka dibutuhkan variabel penentu yang dilihat pada sepuluh

tahun kebelakang.

9
E. Sistem Dinamis Emisi Karbon

Sistem Dinamik (Dynamics system) merupakan metode untuk

meningkatkan pemahaman dalam sistem yang kompleks. Dalam emisi

karbon ini terdapat beberapa unsur yag dapat membantu dalam

mempelajari kompleksitas yang berubah terhadap waktu. Adapun system

dinasmis dari emisi karbon ialah sebagai berikut

Jumlah kendaraan Gasifikasi dan Subtitusi LPG Pertumbuhan


penggunaan biodiesel dengan biogas penduduk

Emisi kendaraan Konsumsi energy


listrik dan LPG

Industry

CO2
Sampah Rumah Tangga

Lahan Terbuka

RTH

Reforestasi Pengelolaan
Peternakan Sampah organic
menjadi Biogas

Gambar 2.3 Sistem Dinamik Emisi Karbon

10
F. Kajian Literatur

1. Hasil penelitian Indra Wirana Jaya gobel Dkk (2019),

Penelitian Indra wirana jaya Gobel (2019), berjudul ” Sebaran

Spasial Emisi Gas Karbon Dioksida (Co2) Pada Kawasan Permukiman

Di Kecamatan Singkil Kota Manado”. Penelitian ini menggunakan jenis

data dan analisis kuantitatif kemudian dilakukan perhitungan

menggunakan metode yang dikeluarkan Intergovernmental Panel on

Climate Change (IPCC) dengan mengetahui terlebih dahulu besaran

penggunaan bahan bakar untuk memasak tiap tahunnya serta

menghitung besaran emisi CO2 dari penggunaan bahan bakar untuk

memasak setiap Kelurahan, kemudian menentukan faktor emisi spesifik

(FES) yang diharapkan nilai dari FES tersebut dapat digunakan untuk

menghitung estimasi jejak karbon,. Penelitian ini bertujuan untuk

menentukan faktor emisi spesifik (FES) serta menganalisis sebaran

emisi CO2 dan melaakukan pemetaan tingkat emisi co2 pada kawasan

permukiman kecamatan singkil Kota Manado.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa,

Karakteristik penggunaan bahan bakar untuk memasak masyarakat

pada Kawasan Permukiman di Kecamatan Singkil adalah LPG, minyak

tanah dan kayu bakar dengan rata-rata konsumsi LPG 176 kg/tahun,

minyak tanah 180 liter/tahun dan kayu bakar 2016 kg/tahun per rumah

tangga. Dengan rata-rata konsumsi tersebut maka dapat diketahui

bahwa jumlah penggunaan bahan bakar untuk memasak dalam hal ini

11
LPG, Minyak Tanah dan Kayu Bakar adalah sebesar 83.752 kg/tahun.

Dari hasil penggunaan bahan bakar untuk memasak tersebut maka di

dapati bahwa nilai emisi CO2 pada kawasan permukiman di Kecamatan

Singkil yaitu 238 ton/tahun dengan hasil masing-masing bahan bakar

yaitu LPG sebesar 176,51 ton/tahun kemudian Minyak Tanah 43,47

ton/tahun dan Kayu Bakar 18,12 ton/tahun.

Emisi CO2 tertinggi berada di Kelurahan Singkil Satu yaitu

sebesar 42,85 ton/tahun kemudian diikuti Kelurahan Kombos Timur

sebesar 40,86 ton/tahun dan Kelurahan Singkil Dua sebesar 38,95

ton/tahun.

Faktor emisi spesifik Karbon Dioksida (CO2) merupakan data dari

hasil perhitungan terhadap masing-masing rumah tangga pada wilayah

studi yang merupakan data dari tiap aktivitas rumah tangga penggunaan

bahan bakar untuk memasak, maka hasil yang di dapat adalah

Kelurahan Wawonasa 0,5807 ton/tahun, Kelurahan Ternate Baru 0,5823

ton/tahun, Kelurahan Ternate Tanjung 0,6078 ton/tahun, Kelurahan

Singkil Satu 0,6492 ton/tahun, Kelurahan Singkil Dua 0,6182 ton/tahun,

Kelurahan Kombos Timur 0,6286 ton/tahun, Kelurahan Kombos Barat

0,5860 ton/tahun, Kelurahan Ketang Baru 0,6221 ton/tahun, dan

Kelurahan Karame 0,5776 ton/tahun.

Hasil perhitungan jejak karbon pada kawasan permukiman di

Kecamatan Singkil tertinggi berada di Kelurahan Singkil Satu yaitu

sebesar 1531,46 ton CO2/tahun. Selanjutnya dilakukan penjumlahan

12
terhadap hasil perhitungan jejak karbon tiap Kelurahan pada kawasan

permukiman di Kecamatan Singkil. Maka total jejak karbon pada

kawasan permukiman di Kecamatan Singkil sebesar 8.837,71 ton

CO2/tahun.

Peta sebaran emisi CO2 dilakukan dengan analisis spasial

menggunakan perangkat lunak ArcGIS terhadap data yang terbatas

serta memberikan gambaran ketersediaan data yang terbatas.

Prosesnya dengan melakukan analisis spasial dengan metode

interpolasi inverse distance weight (IDW). Metode interpolasi IDW

dilakukan untuk mendapatkan data berdasarkan beberapa data yang

telah diketahui. Hasil pemetaan sebaran emisi CO2 menunjukkan emisi

tertinggi berada pada Kelurahan Singkil Satu yaitu sebesar 1.531,91 ton

CO2/tahun diikuti Kelurahan Kombos Timur sebesar 1.469,66 ton CO2

per tahun dan Kelurahan Singkil Dua sebesar 1.386 ton CO2/tahun..

2. Hasil penelitian Alexander Tunggul Sutanhaji Dkk (2020)

Penelitian Alexander Tunggul Sutanhaji Dkk (2020),berjudul ”

Pemetaan Distribusi Emisi Gas Karbon Dioksida (CO2) dengan Sistem

Informasi Geografis (SIG) pada Kota Blitar”. Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang meliputi analisa

spasial menggunakan software ArcMap 10.3.

Data yang digunakan adalah data primer berupa survey dan data

sekunder yang didapatkan melalui dinas pemerintahan dan badan

terkait. Perhitungan emisi karbon dioksida (CO2) menggunakan

13
pendekatan sektoral dengan tier 2, yaitu estimasi perhitungannya

disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Inventarisasi emisi CO2 dibagi

menjadi beberapa sektor, yaitu sektor domestik dan sektor transportasi.

Hasil penelitian menunjukkan total emisi CO2 di Kota Blitar pada

tahun 2015 sebesar 114,443 kg.m-3 dengan penghasil terbesar dari

sektor kendaraan yaitu 106,438 kg.m-3 mewakili 93 persen dari total

emisi. Kelurahan yang memiliki konsentrasi karbon dioksida tertinggi

adalah Kelurahan Kepanjenkidul sebesar 16,406 kg.m-3 dan konsentrasi

terendah pada Kelurahan Tanggung sebesar 0,669 kg.m-3. Kota Blitar

menargetkan pengurangan GRK sebanyak 11 persen dari total emisi

karbon dioksida, yaitu sebesar 12,589 kg.m-3 sampai tahun 2020,

terutama pada sektor tranportasi, dengan pengurangan operasi

kendaraan bermotor, menggantikan bahan bakar solar menjadi bensin,

dan pemakaian filter pada kendaraan.

3. Hasil Penelitian Erizal Novanda dan Rulli Pratiwi Setiawan

Penelitian Erizal Novanda dan Rulli Pratiwi Setiawan yang

berjudul “Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2) dari

Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian

Timur. Melalui analisis perhitungan matematis yang mengacu pada

pedoman perhitungan emisi, dapat diketahui nilai produksi emisi karbon

dioksida (CO2) yang dihasilkan permukiman.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Karakteristik

penggunaan bahan bakar memasak masyarakat di bagian Kawasan

14
Perkotaan Gresik adalah LPG, kayu bakar dan minyak tanah. Namun,

jumlah rata rata konsumsi minyak tanah yang sedikit mengakibatkan rata

rata konsumsi minyak tanah tidak masuk dalam perhitungan. Dengan

rata rata konsumsi LPG per tahun sebesa r 144 kg dan kayu bakar per

tahun sebesar 120 kg tiap kepala keluarga dapat diketahui bahwa jumlah

emisi yang dihasilkan dari penggunaan lahan permukiman secara

keseluruhan adalah sebesar 27.219,712 ton CO 2 per tahun dengan

rincian emisi permukiman di Keca matan Gresik sebesar 10.175,131 ton

CO2 per tahun, Kecamatan Kebomas 11.232,822 ton CO 2 per tahun,

dan Kecamatan Manyar (5 desa) sebesar 5.811,759 CO 2 per tahun.

Persebaran produksi emisi karbon dioksida (CO2) dari

penggunaan lahan permukiman di wilayah penelitian yang masuk dalam

kelas V sebagian besar berpusat pada 2 (dua) lokasi yaitu (1) berada

pada sebelah timur wilayah penelitian yang apabila dikaitkan dengan

batas administasi wilayah tersebut merupakan bagian dari Kecamatan

Gresik dan Kebomas. Karakteristikpermukiman di wilayah tersebut

adalah permukiman lama dengan kepadatan yang tinggi, (2) berada di

sebelah barat wilayah penelitian merujuk pada permukiman di wilayah

Kecamatan Manyar. Karakteristik permukiman disana adalah

permukiman real estate.

15
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik pada kajian literaur ini yaitu:

1. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup RI, disebutkan bahwa yang

termasuk dalam emisi karbon yaitu karbon monoksida , nitrogen oksida,

sulfur dioksida, partikulat, hidrokarbon,dan karbondioksida. Umumnya gas-

gas tersebut dihasilkan dari kendaraan dan kegiatan yang menggunakan

bahan bakar fosil yang jika berlebihan akan berdampak pada kesehatan

terutama pada system pernapasan, baik manusia maupun hewan, selain itu

gas-gas tersebut juga dapat meningkatan suhu udara serta menjadi

penyebab utama terjadinya hujan asam.

2. Adapun beberapa cara mengurangi emisi karbon yakni (1) Perluasan Hutan;

(2) Lahan Pertanian; (3) Bio Energi melalui peningkatan dan penyimpanan

karbon; (4) Direct Air Capture; (5) Seawater Capture; (6) meningkatan

pelapukan; (7) Masa depan penghapusan karbon

16
DAFTAR PUSTAKA

Cekaja.com. (2019, 16 Desember). Mengenal Nitrogen Dioksida Secara

mendalam dan Bahayanya. Diakses pada 11 April 2021 dari

https://www.cekaja.com/info/mengenal-nitrogen-dioksida-dan-

bahayanya.

Novanda Erizal Dan Rulli P.S.Persebaran Spasial Produksi Emsi Karbon

Dioksida (CO2) Dari Penggunaan Lahan Permukiman Dikawasan

Perkotaan Gresik Bagian Timur. Jurnal teknik ITS Vol4, No.1 .

Gawpalu.id. (2021). Sulfur Dioksida (SO 2). Diakses pada 11 April 2021,

dari https://gawpalu.id/index.php/informasi/kimia-atmosfer/gas-

reaktif/sulfur-dioksida.

Kacaribu, Herli Ema Primsa Br. 2019. Pengaruh Dewan Direksi Dan

Kepemilikan Manajerial Terhadap Pengungkapan Emisi Karbon

(Studi Empiris Pada Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar

Di Bei Tahun 2016 – 2018). Thesis. Fakultas Ekonomi.

Universitas Atma Jaya: Yogyakarta.

Kurniawan, Aris. (2021, 25 Februari). “Pengertian Karbon Dioksida”

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-karbon-dioksida/

diakses pada 11 April 2021.

Moerdijat, Lestari. 2019. “Pencemaran Udara”

https://www.slideshare.net/LestariMoerdijat/pencemaran-udara-

162804690. Diakses pada 11 April 2021.

17
Pengen-tau.weebly.com (2021) Hidrokarbon. Diakses pada 11 April

2021, dari https://pengen-tau.weebly.com/hidrokarbon.html

Putri, Wiratri Yustia. 2017. Pengaruh Regulator, Kepemilikan

Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap

Carbon Emission Disclosure (Studi Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2014-2016). Skripsi. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis. Universitas Pasundan: Bandung.

Subkhan, Akhmad. 2017. Kajian Emisi Karbondioksida (Co2) Dari

Pemanfaatan Energi Rumah Tangga Di Kelurahan Candi Kota

Semarang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri

Semarang: Semarang.

Suhardi, Robby Priyambada. 2015. Analisis Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Pengungkapan Emisi Karbon Di Indonesia.

Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro:

Semarang.

Tunggul Alexander S.dkk,2020.pemetaan distribusi emisi gas karbon

dioksida (CO2) dengan system informasi geografis (SIG) Pada

Kota Blitar.Jurnal Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

Wirana Indra J.Y. dkk. 2019. Sebaran Spasial Emisi gas Karbon

Dioksida (CO2) pada Kawasan Permukiman Di Kecamatan

Singkil Kota Manado.Jurnal spasial Vol.6. No.3, 2019.

18

Anda mungkin juga menyukai