Anda di halaman 1dari 38

Dinas Lingkungan Hidup

Pemerintah Kota Tangerang

DEALING WITH GLOBAL WARMING


Dr. MESI SHINTA DEWI ST., MT.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
• PEMANASAN GLOBAL
• EFEK GAS RUMAH KACA
• PERUBAHAN IKLIM
PENGERTIAN
• MITIGASI DAN ADAPTASI

• GLOBAL
DAMPAK
• LOKAL

• INTERNASIONAL
KEBIJAKAN • NASIONAL

• MASYARAKAT UMUM: KAMPUNG IKLIM


INOVASI DALAM • INDUSTRI HIJAU
MITIGASI
ADAPTASI • PEMERINTAH KOTA TANGERANG: COOLROOFS
PERUBAHAN
IKLIM
DEFINISI
PEMANASAN GLOBAL
(global warming juga disebut perubahan
iklim atau krisis iklim) adalah suatu
proses meningkatnya suhu rata-rata
udara, atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Periode perubahan iklim juga pernah
terjadi di masa lalu, namun perubahan
iklim yang terjadi pada saat ini jauh lebih
cepat dan bukanlah dikarenakan oleh
sebab-sebab alamiah.

Penyebab utama yang menimbulkan pemanasan iklim pada saat


ini ialah pencemaran gas rumah kaca, terutama karbon dioksida
(CO2) dan metana. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu
bara, bensin, dan solar untuk produksi energi ialah pemasok
terbesar dari pencemaran ini. Beberapa faktor tambahan lainnya
Source: NASA
ialah seperti sejumlah praktik pertanian tertentu, proses industri,
dan penggundulan hutan.
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang
Apakah gas rumah kaca menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya
muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul
akibat aktivitas manusia, terutamanya dengan pembakaran
bahan bakar fosil. Tanpa gas rumah kaca, suhu rata-rata di
permukaan Bumi dikira akan menjadi di bawah titik beku air,
tetapi, adanya terlalu banyak gas rumah kaca menyebabkan
pemanasan global
The thickness of the atmosphere and the
concentration of its gases influence the surface
temperature on any planet.
Source: Climate Generation, Elizabeth Andre
Intergovernmental Panel on Climate Change
menyimpulkan bahwa emisi gas rumah kaca
oleh manusia harus dikurangkan setengahnya Daftar gas rumah kaca paling
sebelum tahun 2030 dan mencapai 'nol bersih' banyak yang ada di atmosfer
pada 2050 untuk membatasi pemanasan global Bumi (diurutkan secara
kepada 1,5 °C aksi yang disetujui oleh hampir menurun):
200 negara dalam Persetujuan Paris sejak
tahun 2015. 1. Uap air (H2O)
2. Karbon dioksida (CO2)
Gas rumah kaca paling banyak yang ada di 3. Metana (CH4)
atmosfer Bumi adalah uap air (H2O), karbon 4. Dinitrogen monoksida (N2O)
dioksida (CO2), metana (CH4) dan dinitrogen 5. Ozon (O3)
monoksida (N2O). Karbon dioksida timbul dari 6. Klorofluorokarbons (CFC
berbagai proses alami seperti: letusan gunung dan HCFC)
berapi, kebakaran hutan, pernapasan hewan 7. Hidrofluorokarbon (HFC)
(yang menghirup oksigen dan menghembuskan 8. Fluorokarbon (CF4, C2F6,
CO2). Namun, sejak Revolusi Industri, dll.), SF6, dan NF3
konsentrasi CO2 pada atmosfer Bumi telah naik
hampir 50%, dari 280 ppm pada tahun 1750
hingga 415 ppm pada tahun 2022.
Perubahan Iklim:
Adaptasi dan Mitigasi
Musnanda Satar

Timika
1 October 2012
Pengertian
• Perubahan iklim adalah perubahan yang signifikan
dalam pengukuran iklim seperti temperatur, hujan,
angin) yang terjadi dalam periode yang lama seperti
10 tahun atau lebih.
• United Nations Forum Convention on Climate
Change (UNFCCC) mendefinisikan Perubahan Iklim
sebagai perubahan dalam iklim yang disebabkan oleh
langsung atau tidak langsung dari kegiatan manusia
yang mengubah komposisi dari atmosfir global.
Tanda-tanda Perubahan Iklim
• “Warming of the climate system is unequivocal,
as is now evident from observations of increases
in global average air and ocean temperatures,
widespread melting of snow and ice, and rising
global average sea level” (IPCC Fourth
Assessment Report, 2007).
• “ Most of the observed increase in global average
temperatures since the mid 20th century is very
likely due to observed increases in anthropogenic
greenhouse gas concentrations” (IPCC, 2007)
Kenaikan permukaan
Kenaikan suhu global air laut
Dampak Perubahan Iklim
• Ketahanan Pangan: gagal panen dan
menurunnya tingkat produksi
• Laut dan air: glasier menghilang, kenaikan air
laut, banjir
• Ekosistem: kerusakan ekosistem, terancamnya
habitat penting
• Cuaca ektrem: banjir, kebakaran hutan, awal
musim yang tidak menentu.
Penyebab Perubahan Iklim
• “Gas Rumah Kaca” termasuk
– karbon dioksida (CO2)
– Metan (CH4)
– Nitrus oksida (N2O)
• Gas-gas ini berasal dari
– Deforestasi dan kebakaran hutan
– Konversi daerah lahan basah, gambut dan mangrove
– Petanian padi
– Peternakan
– Pemakaian Pupuk
Perubahan Iklim dalam Konteks Nasional
• Sumber emisi di
Indonesia berasal dari
sektor kehutanan
(perubahan fungsi
hutan).
• Komitmen Indonesia
menurunkan 41 %
emisi.
• Kebijakan Nasional
penurunan emisi
dengan dengan RAN
GRK.

Sumber: Kementrian Kehutanan. 2010


Transportasi 13.5%

Listrik Forest destruction: 20% of emissions


24.6% Carbon
BBM lain 9.0% Dioxide
Industi 10.4% (CO2)
Proses Industri 3.4%
77%
HFCs,
Perubahan pemanfaatan PFCs,
Lahan 18.2% SF6 1%

Methane (CH4) 14%


Pertanian 13.5%
Limbah 3.6% Nitrous Oxide (N2O) 8%

Carbon dioxide is the greatest contributor to global warming-


but other gases are also important (even in small quantities)
Target Penurunan Emisi di Indonesia
Target Penurunan (Gton CO2e)
Sektor
26% 41%
Kehutanan dan Lahan Gambut
0,672 1,039

Pertanian 0,008 0,011


Energi dan Transportasi 0,036 0,056
Industri 0,001 0,005
Limbah 0,048 0,078

Total 0,767 1,189


Mitigasi
• Mitigasi dapat diartikan sebagai kegiatan
mengurangi dampak perubahan iklim.
• Mitigasi dilakukan dengan menyusun Rencana
Aksi Gas Rumah Kaca pada tingkat Nasional
dan Provinsi.
• Mitigasi pada tingkat kabupaten
Kegiatan Mitigasi
Penanaman pohon (untuk penyerap CO2)

Konservasi / Menghindari deforestasi dan


degradasi termasuk perubahan fungsi lahan
basah dan mangrove (untuk simpan karbon
stock dalam pohon/gambut)
Peralihan ke teknologi energi efisien (BBM
yang dibutuhkan dikurangi)

Energi terbarukan (tidak menggunakan BBM)


Adaptasi
• Adaptasi adalah langkah-langkah yang diambil
dalam rangka mengantisipasi dampak-dampak
perubahan iklim.
• Adaptasi dilakukan dengan mengembangkan
kerangka kebijakan, memperkuat kajian
kerentanan dampak perubahan iklim,
peningkatan kapasitas semua pihak dan
memperkuat implementasi dengan kerjasama
antar pihak.
BAGAIMANA KALAU KITA TIDAK MELAKUKAN APA-APA?
Menurut data, tiga negara yang paling banyak menyumbang emisi gas rumah kaca
yaitu, Amerika, Cina, dan Indonesia.
Prediksi mengenai dampak perubahan iklim di antaranya, di Asia Tenggara pada tahun
2050 akan mengalami krisis air bersih.
Di Eropa, akan terjadi gelombang panas dan penyebaran penyakit yang sangat cepat.
Selain itu, akibat suhu yang tinggi akan terjadi kekeringan dan gagal panen.
Di Indonesia sendiri, diprediksi sebesar 45% lahan pertanian akan mengalami
kerusakan dan sebanyak 2000 pulau akan ikut terendam akibat air laut yang naik.
KEBIJAKAN PERUBAHAN
IKLIM
Dari Persetujuan Paris Menuju Karbon Netral 2060

Pembangunan Target
Rendah Karbon NDC Indonesia Agenda 100
Persetujuan Karbon Netral
dan (Nationally Tahun Indonesia
Paris Indonesia
Berketahanan Determined Merdeka
Iklim Contributions)

2015/2016 2020 2030 2045 ≤ 2060


PEMBANGUNAN RENDAH KARBON DAN MITIGASI GAS RUMAH KACA SEKTOR
INDUSTRI

2060 or
sooner
9
UPAYA DAPAT DILAKUKAN MASYARAKAT UMUM
PROGRAM KAMPUNG IKLIM
Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mitigasi perubahan iklim
di Indonesia dengan mengeluarkan program Kampung Iklim (Proklim) yang
dicanangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sistematika pelaksanaannya dengan melakukan sosialisasi dan memberikan
penghargaan kepada masyarakat lokal yang turut serta dalam membantu
mitigasi perubahan iklim. Pelaksanaan Program Kampung Iklim merujuk pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 84 tahun 2016.
Implementasi yang diharapkan dari Kampung Iklim yaitu:

1. Pengelolaan sampah limbah padat dan cair.


2. Penggunaan energi baru terbarukan dan konservasi energi.
3. Budidaya pertanian rendah emisi gas rumah kaca.
4. Peningkatan tutupan vegetasi
5. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
Kota Tangerang Miliki ProKlim Terbanyak Se-Indonesia
(412 Kampung Iklim)
Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang
memberikan Penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) Tingkat Nasional Tahun
2022 kepada 10 RW Kampung Iklim Kategori Utama dan Kategori Madya. Kesepuluh
RW Kampung Iklim penerima penghargaan tersebut terdiri dari 3 RW Kampung iklim
Kategori Utama dan 7 RW Kampung Iklim Kategori Madya
UPAYA DAPAT DILAKUKAN SEKTOR INDUSTRI
DASAR HUKUM PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU
UU 03/2014 tentang UU No.6 Tahun 2016 Peraturan Presiden UU 11/2020 ttg
Perindustrian Tentang Pengesahan 59/2017 tentang Cipta Kerja
Paris Agreement Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan PP 28/2021 ttg
Pembangunan
PP 41/2015 PP 29/2018 Penyelenggaraan
Pembangunan Berkelanjutan
Pemberdayaan Bidang Perindustrian
Sumber Daya Industri
Industri

Industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.

UU No. 3 Tahun 2014 PP 29/2018 PP 28/2021


• Perusahaan Industri dan Perusahaan
Kawasan Industri wajib
Standar Industri Hijau paling
memanfaatkan sumber daya alam Menegaskan adanya
sedikit memuat ketentuan
secara efisien, ramah lingkungan, Industri 4.0
mengenai: pengendalian dan
dan berkelanjutan
a. Bahan Baku, bahan pengawasan terkait: efisiensi
penolong, dan energi; Circular Economy
• Pemanfaatan sumber daya alam sumber daya, manajemen
secara ramah lingkungan dan b. proses produksi;
berkelanjutan dilakukan melalui c. produk; energi, manajemen air, dan Pembangunan Rendah
pengurangan limbah, penggunaan d. manajemen pengusahaan; dan Penerapan Standar Industri Karbon
kembali, pengolahan kembali, dan e. pengelolaan limbah.
pemulihan. Hijau. 5
STRATEGI DAN PILAR DARI INDUSTRI HIJAU
Perindustrian diselenggarakan dengan tujuan mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju,
serta Industri Hijau (UU No. 3/2014 Pasal 3 huruf c).
Industri Hijau adalah Industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

PILAR INDUSTRI HIJAU


Strategi Industri Hijau

1 4R (Reduce, Reuse,
Menghijaukan Recycle, Recovery)
Material, water,
and energy
New and low
carbon
Industri saving technology

Eksisting

2 Eco and human Alternative Integrated waste


Penciptaan friendly material energy management

Industri Hijau
mencegah
Baru Efisiensi
pencemaran Peningkatan
Biaya
dan perusakan daya saing
Produksi
lingkungan 27
Arah Kebijakan Industri Hijau untuk Daya Saing Ekonomi yang Berkelanjutan

Peningkatan Pengembangan Efisiensi energi dan Penurunan Efisiensi dan Penerapan Peningkatan
efisiensi produksi produk hijau pemanfaatan energi GRK, emisi, ketahanan air ekonomi sirkular pekerjaan hijau
dan sumber daya bersih/EBT polusi, dan sektor industri dan 4R (Green Jobs)
limbah

INISIATIF KUNCI INDUSTRI HIJAU

Penurunan Gas Rumah Kaca Fasilitasi Fiskal


1
Standar dan Sertifikasi 3 dan Pembangunan Rendah 5 dan Non Fiskal 7 Kawasan Industri Hijau
Industri Hijau (SIH)
Karbon (PRK)
Jasa Industri Baru
9 dan Hijau

Penghargaan Industri Efisiensi Energi, Air, Penerapan Ekonomi


2 Hijau (PIH) 4 dan Pemanfaatan EBT
6 Sirkular 8 IKM Hijau

7
PENERAPAN DAN ASPEK UTAMA INDUSTRI HIJAU

Efisiensi material & Penggunaan Bahan


Baku/bahan penolong yang ramah
lingkungan (Green Material)
BAHAN BAKU

Efisiensi penggunaan sumber


daya air dan peningkatan daur Transisi energi:manajemen
ulang AIR dan efisiensi energi serta
ENERGI
penggunaan energi baru dan
terbarukan
memenuhi persyaratan
mutu, termasuk
PRODUK
kemasannya
PROSES
PRODUKSI Digitalisasi dan
optimalisasi kinerja proses
Peningkatan mitigasi GRK produksi
sesuai peta jalan NDC EMISI GAS
RUMAH KACA
menuju Karbon Netral 2060 PENGELOLAAN
LIMBAH Penggunaan teknologi yang
efektif untuk memenuhi
ketentuan baku mutu
lingkungan dan penerapan 11
ekonomi sirkular
Kenapa Kota penting menurunkan NDC
Dasar pemikiran:
• Perkotaan: menempati 2% dari luas bumi, mengkonsumsi >75% SDA
(Girardet, 1996).
• Sektor bangunan berkontribusi hingga 30% dari total emisi GRK
global/tahun, mengkonsumsi >40% dari seluruh energi di sebagian besar
negara (UNEP, 2009)
• Rasio konsumsi energi sektor bangunan: 15-25% dari fase konstruksi, 75-
85% dari tahap operasi dengan asumsi umur bangunan rata-rata adalah 50
tahun (Nassen, 2007)
• Rasio jejak karbon sektor bangunan: dari penggunaan energi 40%,
penggunaan bahan baku 30%, limbah padat 25%, penggunaan air 25%
dan dari pemanfaatan lahan sebesar 12% (UNEP Sustainable Building and
Climate Initiative, 2013). 30
LATAR BELAKANG PEMILIHAN LINGKUP STUDI
• Kota metropolitan memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi
• Masa operasional bangunan merupakan masa yang paling
penting dan terpanjang
• Pada tahap operasional, diperlukan sumber air, energi dan di
hasilkan produksi limbah.
• Jenis bangunan yang mendominasi perkotaan adalah
perumahan
• Di beberapa negara maju, sudah mulai dikembangkan green
building rating tools yang spesifik dikhususkan bagi
perumahan (Homestar di NZ, BASIX di New South Wales
Australia dan Calrecycle's Residential Green Building
Program di California, USA)

31
INOVASI: COOL ROOFS
Kolaborasi TRIPLE HELIX:
Pemerintah, Swasta dan Akademisi

Tidak ada yang salah dengan


Jadi, sama halnya seperti kecenderungan manusia untuk
pentingnya akses untuk mendapatkan kenyamanan, yang kurang
mendapatkan air bersih, akses tepat adalah cara untuk memdapatkan
mendapatkan pendidikan kenyamanan tersebut. Saat ini, pemakaian
dlll..akses untuk mendapat suhu air conditioner seolah menjadi satu-
lingkungan yang nyaman juga satunya teknologi yang mampu
salah satu hak azasi manusia di menyediakan suhu lingkungan yang
seluruh dunia. Karena suhu yang nyaman (thermal comfort).
nyaman akan meningkatkan
produktivitas serta akan Padahal, penggunaan AC membawa
meningkatkan kesehatan berbagai masalah juga: pemborosan
manusia. energi, emisi gas rumah kaca adalah dua
#coolingforall diantara sekian hal negatif yang muncul
dari pemakaian AC.
Coolroofs membawa paradigma baru untuk menciptakan suhu ruangan dan lingkungan
yang nyaman. Kompetisi ini tidak membawa satu brand tertentu, tidak mengharuskan
memanfaatkan teknologi tertentu..justru kami diminta berinovasi mencari cara untuk
melapisi atap dg coating tertentu yang mampu menstabilkan suhu ruangan dg
mencegah panas matahari diteruskan dan terperangkap dalam bangunan sehingga
membuat penghuninya tidak nyaman.

Diharapkan dengan inovasi coolroofs, pemakaian air conditioner dpt berkurang,


kenyamanan meningkat namun pemakaian energi menurun sehingga menguntungkan
pula scr ekonomi, dan mengurangi dampak thd lingkungan.
Agustus 2019, Kota Tangerang masuk sebagai salah satu finalis dan berhak
mendapatkan boost award sebesar 100.000 USD yang diperuntukkan bagi
implementasi atap bangunan dengan cat yang bersifat reflektif terhadap radiasi sinar
matahari sehingga diharapkan kualitas iklim mikro meningkat dan penggunaan energi
untuk menurunkan suhu ruangan juga menurun.

Sebagai finalis pada Kompetisi Million Coolroofs Challenge, Team Coolroofs Kota
Tangerang diundang untuk menghadiri acara UN - New York Climate Week dan The
Induction Event di Garrison Institute - NY pada akhir September 2019.

Anda mungkin juga menyukai