Anda di halaman 1dari 18

OPERASI TEKNIK KIMIA II

MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIA

DRYER (PENGERINGAN)

DISUSUN OLEH

Muh Akbar
4518044050

DOSEN : Dr.Hamsina ST,MT

JURUSAN TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS BOSOWA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Operasi Teknik Kimia
tentang Dryer di Industri Kimia dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita tentang Dryer di Industri Kimia. Mungkin banyak kesalahan pada
makalah ini, maka dari itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun dan dapat berguna bagi
kami maupun orang yang membacanya. Apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Makassar , 5 Juli 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................i
Daftar isi........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Dryer................................................................................................3
2.2 Konsep Dasar Sistem Pengering.......................................................................3
2.3 Mekanisme Pengeringan....................................................................................3
2.4 Faktor yang mempengaruhi pengeringan..........................................................5
2.5 Macam-macam Dryer........................................................................................7
2.6 Aplikasi Dryer di Iindustri Garam....................................................................9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..........................................................................................................15

3.2 Saran....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri pengolahan garam tersebar merata di berbagai wilayah Indonesia, terutama daerah
pesisir. Daerah yang terkenal dengan produksi garamnya adalah Jawa Timur, terutama Pulau
Madura.. Kebutuhan garam nasional setiap tahun cukup besar dan hampir 70% atau sekitar 1
juta hingga 1,2 juta ton setiap tahun disuplai dari Propinsi Jawa Timur. Proses produksi
garam di Indonesia kebanyakan dilakukan secara tradisional, dengan memanfaatkan air laut
dan panas matahari. Air laut yang mempunyai kadar garam rata-rata 2,5 % berat, diuapkan
secara berulang-ulang sampai kondisi jenuh dan mengkristal. Kualitas produk dari pembuatan
secara tradisional ini tidak bisa dijaga dengan baik, hal ini disebabkan antara lain ; tingginya
kadar pengotor (garam selain NaCl, dan ion-ion) karena tidak melalui tahap pengendapan
pendahuluan. Pengendapan pendahuluan adalah mengendapnya pengotor secara bertahap
sesuai peningkatan kadar garam NaCL pada larutan. Garam NaCl dalam proses ini akan
mengendap paling akhir, sehingga pengotor mudah dipisahkan dari larutannya.

Salah satu contohnya adalah pengendapan gibsum pada petak penguapan hingga kadar
garam mendekati 25 o Be. Baru larutan dimasukkan kedalam petak evaporasi untuk
diendapkan garam dapurnya saja sampai kira-kira 29 o Be. Kualitas garam yang dihasilkan
lebih baik sekitar 96% s.d. 98 %, dan sisa air garam (bittern) dicampurkan lagi ke petak
penguapan untuk mempercepat pembesaran berat jenis atau “penuaan” air laut. Proses seperti
ini dikenal dengan penguapan secara kontinyu. Seperti telah disebutkan diatas, salah satu
tindakan untuk meningkatkan kualitas garam adalah dengan pencucian. Sebagai hasilnya,
diperoleh garam yang sudah bersih tetapi basah. Oleh karena itu diperlukan proses
pengeringan dengan memanfaatkan panas matahari atau alat pengering. Pada proses
pengeringan dengan alat, diperlukan desain alat pengering yang tepat dan efesien ditinjau dari
kebutuhan energinya. Desain alat pengering ini memerlukan data karakteristik pengeringan
garam yang masih basah tersebut.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Dryer?


2. Bagaimana konsep dasar system pengering(dryer)?
3. Bagaimana mekanisme kerja Dryer?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan?
5. Apa saja macam-macam Dryer?
6. Bagaimana aplikasi Dryer pada Indutri garam?
1.3. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Dryer.
2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar system pengering(dryer)?
3. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja Dryer.
4. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan
5. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam Dryer.
6. Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi Dryer pada Indutri garam.
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Dryer

Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang
memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan (Nay, 2007). Pengeringan juga disebut dengan penghidratan atau penghilangan
sebagian atau keseluruhan uap air dari suatu bahan (Hasibuan, 2005). Prinsip pengeringan
melibatkan dua hal yaitu panas yang diberikan pada bahan dan air yang harus dikeluarkan
dari bahan (Supriyono, 2003).

2.2 Konsep Dasar Sistem Pengering

Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari sebuah permukaan benda
sehingga kandungan air pada permukaan benda berkurang. Perpindahan panas dapat
terjadi karena adanya perbedaan temperatur yang signifikan antara dua permukaan.
Perbedaan temperatur ini ditimbulkan oleh adanya aliran udara panas diatas permukaan
benda yang akan dikeringkan yang mempunyai temperatur lebih dingin.

2.3 Mekanisme Pengeringan


Proses pengeringan dilakukan melalui dua periode yaitu periode kecepatan konstan dan
periode kecepatan penurunan. Periode kecepatan konstan sering kali disebut sebagai periode
awal, dimana kecepatannya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan perpindahan
massa dan panas (Rao et al,2005).

Udara yang terdapat dalam proses pengeringan mempunyai fungsi sebagai pemberi
panas pada bahan, sehingga menyebabkan terjadinya penguapan air. Fungsi lain dari
udara adalah untuk mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh bahan yang dikeringkan.
Kecepatan pengeringan akan naik apabila kecepatan udara ditingkatkan. Kadar air akhir
apabila mulai mencapai kesetimbangannya, maka akan membuat waktu pengeringan juga
ikut naik atau dengan kata lain lebih capat (Desrosier,1988).
Faktor yang dapat mempengaruhi pengeringan suatu bahan adalah (Buckle et al, 1987) :

1. Sifat fisik dan kimia dari bahan, meliputi bentuk, komposisi, ukuran, dan kadar air
yang terkandung didalamnya.

2. Pengaturan geometris bahan. Hal ini berhubungan dengan alat atau media yang
digunakan sebagai perantara pemindah panas.

3. Sifat fisik dari lingkungan sekitar alat pengering, meliputi suhu, kecepatan sirkulasi
udara, dan kelembaban.

4. Karakteristik dan efisiensi pemindahan panas alat pengering.

Proses pengeringan juga harus memperhatikan suhu udara dan kelembaban. Suhu udara
yang tinggi dan kelembaban udara yang relatif rendah dapat mengakibatkan air pada bagian
permukaan bahan yang akan dikeringkan menjadi lebih cepat menguap. Hal ini dapat
berakibat pada terbentuknya suatu lapisan yang tidak dapat ditembus dan menghambat difusi
air secara bebas. Kondisi ini lebih dikenal dengan case hardening (Desrosier,1988).

Proses pengeringan :

a. Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air.

b. Dengan cara menurunkan RH dengan mengalirkan udara panas disekeliling bahan.

c. Proses perpindahan panas; proses pemanasan dan terjadi panas sensible dari medium
pemanas ke bahan, daripermukaan bahan ke pusat bahan.

d. Proses perpindahan massa; prosespengeringan (penguapan), terjadi panas laten, dari


permukaan bahan ke udara.

e. Panas sensible; panas yang dibutuhkan atau dilepaskan untuk menaikkan atau menurunkan
suhu suatu benda.

f. Panas laten; panas yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari padat ke cair, cair ke
gas, dst, tanpa mengubah suhu benda tersebut.
2.4 Faktor yang mempengaruhi pengeringan

Pada pengeringan selalu diinginan kecepatan pengeringan yang maksimal. Oleh karena itu
perlu dilakukan usaha - usaha untuk mempercepat pindah panas dan pindah massa (pindah
massa dalam hal ini adalah perpindahan air keluar dari bahan yang dikeringkan dalam proses
pengeringan tersebut).

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kecepatan pengeringan
maksimum, yaitu :

(a) Luas permukaan

(b) Suhu

(c) Kecepatan udara

(d) Kelembapan udara

(e) Waktu

Dalam rancang mesin ini faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kecepatan
pengeringan maksimum adalah :

a. Luas permukaan

Pada umumnya, bahan pangan yang dikeringkan mengalami pengecilan ukuran, baik
dengan cara diiris, dipotong, atau digiling. Proses pengecilan ukuran dapat mempercepat
proses pengeringan dengan mekanisme sebagai berikut :

1. Pengecilan ukuran memperluas permukaan bahan. Luas permukaan bahan

yang tinggi atau ukuran bahan yang semakin kecil menyebabkan permukaan yang dapat
komtak dengan medium pemanas menjadi lebih baik,

2. Luas permukaan yang tinggi juga menyebabkan air lebih mudah berdifusi

atau menguap dari bahan pangan sehingga kecepatan penguapan air lebih cepat dan
bahan menjadi lebih cepat kering.
3. Ukuran yang kecil menyebabkan penurunan jarak yang harus ditempuh oleh

panas. panas harus bergerak menuju pusat bahan pangan yang dikeringkan. Demikian juga
jarak pergerakan air dari pusat bahan pangan ke permukaan bahan menjadi lebih pendek.

b. Suhu

Semakin besar perbedaan suhu (antara medium pemanas dengan bahan bahan) maka akan
semakin cepat proses pindah panas berlangsung sehingga mengakibatkan proses penguapan
semakin cepat pula. Atau semakin tinggi suhu udara pengeringan maka akan semakin besar
energi panas yang dibawa ke udara yang akan menyebabkan proses pindahan panas semakin
cepat sehingga pindah massa akan berlangsung juga dengan cepat.

c. Kecepatan udara

Umumnya udara yang bergerak akan lebih banyak mengambil uap air dari permukaan bahan
yang dikeringkan. Udara yang bergerak adalah udara yang mempunyai kecepatan gerak yang
tinggi, berguna untuk mengambil uap air dan menghilangkan uap air dari permukaan bahan
yang dikeringkan, sehingga dapat mencegah terjadinya udara jenuh yang dapat
memperlambat penghilangan air.

d. Kelembaban Udara (Relative Humidity)

Semakin lembab udara di dalam ruang pengering dan sekitarnya maka akan semakin lama
proses pengeringan berlangsung kering, begitu juga sebaliknya. Karena udara kering dapat
mengabsorpsi dan menahan uap air. Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban
nisbi (RH keseimbangan) masing- masing, yaitu kelembaban pada suhu tertentu dimana
bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari
atmosfir.

Jika RH udara < RH keseimbangan maka bahan masih dapat dikeringkan.

Jika RH udara > RH keseimbangan maka bahan malahan akan menarik uap air dari udara.

e. Waktu

Semakin lama waktu (batas tertentu) pengeringan maka akan semakin cepat proses
pengeringan selesai. Dalam pengeringan diterapkan konsep HTST (High Temperature Short
Time), short time dapat menekan biaya pengeringan. (Voigh,Rudolf.2008).
2.5 Macam-macam Dryer
1. Tray Dryer
Tray Dryer (Cabinet Dryer) merupakan salah satu alat pengeringan yang
tersusun dari beberapa buah tray di dalam satu rak. Tray dryer sangat besar manfaatnya bila
produksinya kecil, karena bahan yang akan dikeringkan berkontak langsung dengan udara
panas.
Mekanisme Kerja:
Pada tray dryer yang juga disebut rak,bahan dapat berupa padatan kental atau padatan pasta,
disebarkan merata pada tray logam yang dapat dipindahkan di dalam ruang (cabinet). Uap
panas disirkulasi melewati permukaan tray secara sejajar, panas listrik juga digunakan
khususnya untuk menurunkan muatan panassekitar 10-20 % udara yang melewati atas tray
adalah udara murni, sisanya menjadi udara sirkulasi. Setelah pengeringan, ruang atau kabinet
dibuka dan tray diganti denganpengering tumbak (batch) tray. Modifikasi tipe ini adalah tipe
tray truck yang ditolak ke dalam pengering. Pada kasus bahan granular (butiran), bahan bisa
dimasukkan dalam kawat pada bagian bawah tiap-tiap tray, kemudian melalui sirkulasi
pengering, uap panas melewati bed permeabel memberikan waktu pengeringan yang lebih
singkat disebabkan oleh luas permukaan yang lebihbesar kena udara.

2. Spray Dryer
Pengeringan semprot (spray drying) cocok digunakan untuk pengeringan bahan
pangan cair seperti susu dan kopi (dikeringkan dalam bentuk larutan ekstrak kopi).
Cairan yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (semacam saringan
bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) cairan yang sanga thalus.
Butiraniniselanjutnya masuk kedalam ruang pengeringyang dilewatioleh aliran udara panas
(Anonim,2009).
Mekanisme kerja:
Pada proses dengan menggunakan spray dryer liquid atau larutanslurry disemprotkan ke
dalam tempat yang dialirkan gas-gas panas berupatitik-titik berkabut, air dengan cepat
diuapkan dari dropplet menujupartikel padat yang disemprotkan kepada aliran gas panas tadi.
Aliran gasdan cairan di dalam spray yang dialirkan secara co-counter, counter-current dan
kombinasi keduanya (Ranganna, 1977). Tetesan yang terbentuk tadi selanjutnya diumpankan
dengan spraynozel atau cakram spray dengan kecepatan tinggi yang berputar di dalamkamar-
kamar slinder. Hal ini dapat menjamin bahwa tetesan-tetesan airdan partikel padatan basah
tidak bercampur dan permukan padatan tidakkaku sebelum sampai ke tempat pengeringan,
setelah itu baru digunakan chamber yang besar. Padatan kering akan keluar dibawah chamber
melalui screw conveyer.Kemudian gas dialirkan dengan cyclone sparator agar proses
dapatberlangsung dengan baik. Produknya berupa partikel ringan dan berporos. Contohnya
susu bubuk kering yang dihasilkan dari pengeringan susu cairdengan spray drayer

3. Freeze Dryer

Freeze Dryer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam


Conduction Dryer/ Indirect Dryerkarena proses perpindahan terjadi secara tidak
langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas
terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang menguap tidak
terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas terjadi
secara hantaran (konduksi), sehingga disebut jugaConduction Dryer/ Indirect Dryer.
Cara oprasionalnya sebagai berikut: ekstrak cairan atau kental sebelum
dimasukkan kedalam Freeze Dryer telah dibekukan dalam refrigerator (lemari es) minimal
semalam. Setelah membeku kemudian dimasukkan ke dalam alat, alat disetting sesuai dengan
yang diinginkan. Oleh vaccum puma alat tersebut akan menyedot solvent yang telah beku
(freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat ini adalah merubah fase padat/es/freeze menjadi fase
gas (uap).

2.6 Aplikasi Dryer di Industri Garam


Beberapa tahun perkembangan dalam teknologi, pembuatan sodium chloride dilakukan
dengan beberapa macam bahan baku alami, adapun macam pembuatan sodium chloride
adalah :
II.1.A. Pembuatan Sodium Chloride Dengan Proses Multiple-Effect Evaporation
II.1.B. Pembuatan Sodium Chloride Dengan Proses Open Pan
II.1.C. Pembuatan Sodium Chloride Dengan Proses Rock Salt Mining
II.1.D. Pembuatan Sodium Chloride Dengan Proses Solar Evaporation
Perbandingan masing-masing proses sebagai berikut :

Dari uraian diatas, maka dipilih pembuatan Sodium Chloride dari air laut dengan proses
multiple effect evaporation, dengan beberapa pertimbangan :
a. Bahan baku mudah didapat di dalam negeri. (bisa dibuat dengan melarutkan garam rakyat)
b. Yields yang dihasilkan lebih tinggi dibanding proses lainnya.
c. Produk yang dihasilkan memenuhi standar pasar.
Uraian Proses

Adapun uraian dan penjelasan proses adalah sebagai berikut :


Pertama-tama garam rakyat dengan kadar NaCl 84,6% dilarutkan pada tangki pelarut M-
111 dengan penambahan air proses dari utilitas, sehingga menjadi larutan garam 23,3%.
Untuk persiapan bahan baku soda, caustic soda dan soda ash , pertama-tama larutan caustic
soda 48% dari F-120 dicampur dengan soda ash dari silo F-130 dalam tangki pencampur M-
140. Campuran soda dan larutan garam kemudian direaksikan dalam reaktor R-210.
Reaksi yang terjadi : (Shreve's : 232)
Reaksi-1. CaSO4(Aq) + 2 NaOH(Aq) Na2SO4(S) + Ca(OH)2(Aq)
Reaksi-2. MgCl2(Aq) + 2 NaOH(Aq) 2 NaCl(S) + Mg(OH)2(Aq)
Reaksi-3. MgSO4(Aq) + 2 NaOH(Aq) Na2SO4(S) + Mg(OH)2(Aq)
Reaksi-4. Ca(OH)2(Aq) + Na2CO3(S) 2 NaOH(S) + CaCO3(S)
Reaksi-5. Mg(OH)2(Aq) + Na2CO3(S) 2 NaOH(S) + MgCO3(S)
Reaktor dijaga kondisi operasinya pada tekanan 1 atm dan suhu kamar 32°C. Reaksi yang
terjadi bersifat eksotermis maka digunakan air pendingin yang dilewatkan pada jaket
pendingin untuk menjaga kondisi operasi. Produk reaktor kemudian dialirkan ke thickener H-
220 untuk proses pemisahan cake dan filtrat. Cake berupa limbah padat kemudian dialirkan
ke pengolahan limbah padat, sedangkan filtrat berupa larutan brine ditampung sementara
pada tangki F-221. Larutan brine kemudian dipekatkan dan dikristalkan pada multiple effect
evaporator V-230 sampai menjadi kristal garam sodium chloride dengan kadar 95%.
Campuran kristal dan mother liquor kemudian ditampung pada tangki F-236. Campuran
kemudian difiltrasi pada rotary drum vacuum filter H-240 untuk proses pemisahan cake dan
filtrat. Filtrat berupa mother liquor kemudian dibuang ke pengolahan limbah cair, sedangkan
cake berupa kristal sodium chloride kemudian dikeringkan pada rotary dryer B-250 dengan
bantuan screw conveyor J-241.
Pada rotary dryer B-250 terjadi proses pengeringan kristal sodium chloride pada suhu
100°C dengan bantuan udara panas secara berlawanan arah. Udara panas dan padatan terikut
kemudian dipisahkan pada cyclone H-251 , dimana udara panas dibuang ke pengolahan
limbah gas, sedangkan padatan terikut diumpankan secara bersamaan dengan produk bawah
rotary dryer menuju ke cooling conveyor J-260 untuk proses pendinginan sampai suhu kamar
(32°C). Kristal sodium chloride kemudian diumpankan dengan bucket elevator J261 menuju
ke ball mill C-270 untuk dihaluskan 100 mesh. Kristal kemudian disaring pada screen H-271,
dimana produk yang tidak lolos saringan direcycle kembali ke ball mill dengan belt conveyor
J-272 dan produk kristal sodium chloride ukuran 100 mesh kemudian ditampung pada silo
sodium chloride F-310 sebagai produk akhir.

Rotary Drum Dryer

Pengering ini digunakan untuk mengeringkan zat-zat berbentuk cairan,misalnya susu


atau air buah. Alatnya terdiri dari pipa silinder yang besar, adayang hanya satu ada yang
dua, bagian dalamnya berfungsi menampung danmengalirkan uap panas. Drum dryer
sangat cocok untuk penanganan lumpur ataupadatan yang berbentuk pasta atau suspensi serta
untuk bermacam-macam larutan (Anonim, 2010).
Dalam operasional pengeringan, cairan, bubur, atau materi yang dihaluskan diletakan
sebagai lapisan tipis pada permukaan luar drum berputar yang dipanaskan oleh uap.
Setelah sekitar tiga perempat dari titik putaran, produk sudah kering dan dipindahkan
denganpisau/scraper statis. Produk kering kemudian ditumbuk menjadi serpih atau bubuk.
Pengeringan drum adalah salah satu metode pengeringan yang paling hemat energi dan
khususnya efektifuntuk mengeringkan cairan dengan viskositas tinggi atau bubur
makanan.
Perbedaan penggunaan drum dryerjika dibandingkan dengan oven dalampengolahan
pangan yang mengadung pati adalah tidak merusak bahan karena suhuyang digunakan
berkisar antara 80oC dalam waktu yang cepat, yaitu hanya sekaliputaran drum. sedangkan
penggunaan oven dalam pengeringan adalah dapat merusak bahan karena suhu yang
dugunakan tinggi dalam waktu yang relatiflama.

Prinsip Kerja :
Bagian drum berfungsi sebagai suatu evaporator. Beberapa variasi darijenis drum tunggal
adalah dua drum yang berputar dengan umpan masukdari atas atau bagian bawah kedua
drum tersebut. Terdiri dari gulunganlogam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi
penguapan lapisantipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan kering
dikeluarkandari gulungan yang putarannya lebih diperlambat.

Mekanisme Kerja :
Cairan yang akan dikeringkan disiramkan pada silinder pengeringtersebut dan akan keluar
secara teratur dan selanjutnya menempel pada permukaan luar silinder yang panas
sehingga mengering, dan karena silinder tersebut berputar dan di bagian atas terdapat
pisau pengerik (skraper) maka tepung-tepung yang menempel akan terkerik dan berjatuhan
masuk ke dalam penampung, sehingga didapat tepung sari hasil tanaman yang kering dan
memuaskan (Ahmad, 2010).

Beberapa permasalahan yang timbul pada drum dryer :


(1) terjadi fluktuasi kadar air dan ketebalan bahan
(2) akumulasi noncondensable gas dalam tabung yang mempengaruhi keseragaman
pengeringan
(3) suhu permukaan drum mungkin berbeda-beda sepanjang drum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang
memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan. Proses pengeringan dilakukan melalui dua periode yaitu periode kecepatan konstan
dan periode kecepatan penurunan. Periode kecepatan konstan sering kali disebut sebagai
periode awal, dimana kecepatannya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
perpindahan massa dan panas.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kecepatan


pengeringan maksimum, yaitu : (a) Luas permukaan (b) Suhu (c) Kecepatan udara (d)
Kelembapan udara (e) Waktu . Macam-macam dryer yaitu tray dryer, spray dryer dan freeze
dryer.

Aplikasi dryer salah satunya terdapat di industry garam dengan menggunakan jenis
Rotary Drum Dryer. Prinsip Kerja : Bagian drum berfungsi sebagai suatu evaporator.
Beberapa variasi darijenis drum tunggal adalah dua drum yang berputar dengan umpan
masukdari atas atau bagian bawah kedua drum tersebut. Terdiri dari gulunganlogam panas
yang berputar. Pada bagian luar terjadi penguapan lapisantipis zat cair atau lumpur
untuk dikeringkan. Padatan kering dikeluarkandari gulungan yang putarannya lebih
diperlambat.

3.2 Saran

Demikian makalah mengenai dryer serta aplikasi industry (garam) dibuat, menjadi
harap dapat memberi wawasan, ilmu dan mampu diimplementasikan dalam kehidupan untuk
kebermanfaatan. Kiranya penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca mengenai
makalah ini guna keberlangsungan/pembuatan makalah mendatang yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/2009/02/modul-202-pengeringan.pdf.
http://eprints.polsri.ac.id/1916/3/BAB_II_Dyan_Mentary.pdf
http://eprints.ums.ac.id/64529/13/BAB%20II-7.pdf
http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/SRD_pengeringancont.pdf

Anda mungkin juga menyukai