Anda di halaman 1dari 20

Makalah Alat Industri Kimia

“Alat Pengering”

Disusun oleh :

1. Alfay Abid (18031010004)


2. Siti Widayana (18031010028)
3. Astri Setiani (18031010031)

PARARREL : A , KELOMPOK : 2
DOSEN : Ir Dwi Herry Astuti ,MT.

TEKNIK KIMA
UPN VETERAN JATIM
TAHUN AJARAN 2019/2020
Kata Pengantar

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah senantiasa
mencurahkan Rahmat dan Karunia-NYA kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Alat Pengering ” ini tepat pada
waktunya, untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Alat Industri Kimia. Serta
shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapatkan banyak dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberi dukungan baik moral ataupun materi.
Maka dari itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang atas izinnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini
2. Ir. Dwi Herry Astuti, MT. selaku Pengajar Alat Industri Kimia
3. Teman-teman yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan
Makalah ini
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna, banyak kekurangan baik dalam isi
maupun sistematika. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis sangat berharap
semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Amin.
WASSALAMUALAIKUM WR. WB.

Surabaya, 19 September 2019

Penyusun

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….3

I.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………....3

I.3 Tujuan.……………………………………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...4

II.1 Pengertian Alat pengering……………………………………………….......5-16

BAB III PENUTUP ………………………….....................……………………………...17

III.1 Kesimpulan…..………………………………………………………………17

III.2 Saran….…………………………………………………………………..…..17

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Drying merupakan salah satu proses pengambilan sejumlah cairan yang


terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium berupa
gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan cairan
menjadi berkurang karena menguap.Drying banyak digunakan dalam berbagai
macam industri, baik industri besar maupun kecil. Tujuan dari proses pengeringan
ini berbeda antara lain adalah untuk mengawetkan suatu bahan, menghilangkan uap
beracun, mengurangi biaya pengangkutan, membuat bahan dengan kandungan air
tertentu, membunuh mikroorganisme dalam bahan dan memperingan bahan.
Sebagian besar industri yang menghasilkan produk padatan menggunakan proses
drying, antara lain : Industri pigmen, kertas, polymer, ceramik, kulit, kayu, dan
makanan. Proses pengeringan sangat erat hubungannya dengan alat pengering.
Pemilihan alat pengering berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, kebutuhan
energi, biaya perawatan, hasil yang diinginkan, kapasitas, bahan yang diolah, jenis
sumber energi alat, efisiensi energi serta pertimbangan-pertimbangan ekonomis.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan alat pengering ?

2. Jenis –Jenis alat pengering itu apa saja ?

3. Bagaimana cara kerja dari alat pengering itu ?

I.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari alat pengering

2. Untuk mengetahui jenis-jenis alat pengering

3. Untuk mengetahui cara kerja dari alat pengering

3
BAB II

PEMBAHASAN

Drying merupakan salah satu proses pengambilan sejumlah cairan yang


terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium berupa
gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan cairan
menjadi berkurang karena menguap.Drying banyak digunakan dalam berbagai
macam industri, baik industri besar maupun kecil. Tujuan dari proses pengeringan
ini berbeda antara lain adalah untuk mengawetkan suatu bahan, menghilangkan uap
beracun, mengurangi biaya pengangkutan, membuat bahan dengan kandungan air
tertentu, membunuh mikroorganisme dalam bahan dan memperingan bahan.
Sebagian besar industri yang menghasilkan produk padatan menggunakan proses
drying, antara lain : Industri pigmen, kertas, polymer, ceramik, kulit, kayu, dan
makanan. Proses pengeringan sangat erat hubungannya dengan alat pengering.
Pemilihan alat pengering berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, kebutuhan
energi, biaya perawatan, hasil yang diinginkan, kapasitas, bahan yang diolah, jenis
sumber energi alat, efisiensi energi serta pertimbangan-pertimbangan ekonomis.

(Sinta,2016)
Di industri alat-alat drying sangat bervariasi tergantung pada kebutuhan
industri yang bersangkutan. Mekanisme transfer panas pada alat pengering dapat
secara langsung ataupun tak langsung. Jenis-jenis alat pengering yang terdapat di
industri dapat dilihat dilihat pada daftar berikut.

4
Pada proses pengeringan cairan yang dapat diuapkan adalah cairan bebas.
Cairan bebas yaitu cairan total dalam bahan dikurangi cairan kesetimbangan. Cairan
kesetimbangan adalah cairan yang terkandung dalam bahan yang setimbang dengan
tekanan uap parsial dalam udara setelah bahan dikenai proses pengeringan yang
cukup lama pada kondisi pengeringan konstan. Cairan terikat (bound moisture)
adalah kandungan cairan dari suatu bahan yang berkesetimbangan tekanan uap
kurang dari kesetimbangan cairan murni pada temperatur yang sama. Apabila tetap
dilakukan proses pengeringan maka akan terjadi kerusakan pada struktur bahan.
Cairan tak terikat (unbound moisture ) adalah kandungan cairan dalam suatu bahan
yang berkesetimbangan tekanan uap yang sama dengan tekanan uap cairan murni
pada temperatur yang sama. Sedangkan yang disebut kandungan air kritis adalah
kandungan air pada saat akir kecepatan pengeringan konstan
(Sinta, 2016).

5
Gambar 1. Tipe-Tipe Kandungan Air
Pada proses pengeringan terjadi transfer panas dan transfer masa secara
simultan. Pada proses transfer masa terjadi perpindahan massa air dari
dalam menuju ke permukaan bahn kemudian terjadi transfer massa antar fase
dimana air akan mendifusi ke udara kering. Sedangkan pada proses transfer panas
terjadi secara konduksi didalam bahan dan transfer panas antar fase secara
konveksi dan radiasi pada permukaan bahan yang dikeringkan.
Pada proses pengeringan dikenal adanya suhu bola basah (wet bulb
temperature) dan suhu bola kering (dry bulb temperature). Suhu bola basah adalah
suhu kesetimbangan dinamis dimana laju transfer panas ke permukaan oleh
peristiwa radiasi dan konveksi setimbang dengan dengan laju transfer panas
menjauhi permukaan. Suhu bola kering dari campuran udara uap adalah suhu dari
campuran udara uap yang ditentukan dengan meletakkan termometer dalam
campuran udara uap hingga mencapai keadaan setimbang atau lebih dikenal sebagai
suhu lingkungan.
Kecepatan pengeringan suatu bahan dipengaruhi oleh sifat bahan dan
kondisi operasi pengeringan. Sifat bahan meliputi luas permukaan bahan,
kandungan cairan bahan, bentuk bahan, porositas bahan difusivitas air dalam bahan,
viskositas dan rapat massa fluida. Kondisi operasi yang menjadi variable
pengeringan terdiri dari kecepatan aliran gas pengering, suhu dan tekanan operasi,
kelembaban udara, arah aliran udara pengering dan waktu pengeringan.
Pada suatu bahan yang dikenai proses pengeringan akan diperoleh data-data
kandungan air (X) dan waktu peneringan (t) Hubungan antara kadar air dengan
waktu pengeringan dapat digambarkan sebagai berikut.

6
Gambar 2. Hubungan Antara kadar cairan (x) dan waktu (t)
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kurva terdiri dari tiga bagian, atau
apabila diamati menurut waktu terbagi atas tiga periode, yaitu penyesuaian awal
(AB), periode kecepatan pengeringan konstan (BC) dan periode akhir pengeringan
(CD).
Hubungan antara kandungan air (x) dan waktu (t) dapat dikembangkan
menjadi perhitungan kecepatan pengeringan (N). Perhitungan dilakukan dengan
menghitung garis singgung atau gradien pada periode waktu tertentu. Hubungan
antara kecepatan pengeringan dengan kadar air dapat digambarkan seperti pada
gambar 3.

Gambar 3. Hubungan antara Kecepatan Pengeringan dan Kandungan Air


Gambar 3 menunjukan bahwa pada umumnya kecepatan pengeringan suatu bahan
terbagi dalam empat peroide, yaitu:
► Initial adjustment, yaitu periode awal dimana kecepatan pengeringan naik atau
turun dengna cepat.

7
► Constan rate, yaitu periode dimana panas yang keluar dari sekeliling permukaan
pengeringan sama dengan panas yang diserap bahan sehingga kecepatan pengeringa
tetap.
► Unsaturated surface drying, yaitu periode dimana kecepatan pengeringan turun
secara linier.
► Internal movement of moisture control, yaitu periode dimana kecepatan
pengeringan turun secara tajam atau tidak beraturan
(Yunus,2010)
Hubungan antara kecepatan pengeringan dengan waktu pengeringan dapat
digambar seperti gambar 4.

Gambar 4. Hubungan Kecepatan Pengeringan (N) dengan Waktu Pengeringan (t)

Macam-macam alat pengering :

1) Batch Tray Dryer (Batch Drying)

8
Metode batch merupakan metode tray drying yang paling sederhana. Tray
dryerterdiri dari bilik pemanasan yang terbuat dari kayu atau logam-logam tertentu.
Tray/kolom yang telah dimasukkan material yang ingin dikeringkan kemudian di
letakkan secara bersusun dalam kolom. Setelah ruangan ditutup, maka udara panas
dialirkan ke dalam ruang pemanas hingga semua bahan menjadi kering.
Udara panas yang masuk dari sebelah bawah ruang menyebabkan material
yang ada kolom yang paling bawah menjadi yang paling pertama kering. Setelah
tenggat waktu tertentu, tray akan dikeluarkan dan material yang telah kering
diambil. Material lain yang ingin dikeringkan dimasukkan dan prosedur terjadi
berulang-ulang.
2) Solar Dryer (Continuous Drying)

Solar drying merupakan metode pengeringan yang saat ini sering digunakan
untuk mengeringkan bahan-bahan makanan hasil panen. Metode ini bersifat
ekonomis pada skala pengeringan besar karena biaya operasinya lebih murah
dibandingkan dengan pengeringan dengan mesin. Prinsip dari solar drying ini
adalah pengeringan dengan menggunakan bantuan sinar matahari. Perbedaan dari
pengeringan dengan sinar matahari biasa adalah solar drying dibantu dengan alat
sederhana sedemikian rupa sehingga pengeringan yang dihasilkan lebih efektif.
Metode solar drying sering digunakan untuk mengeringkan padi. Namun karena
pada prinsipnya pengeringan adalah untuk mengurangi jumlah air (kelembaban)
bahan, maka metode ini juga bisa diaplikasikan untuk bahan makanan lain.
Cara kerja solar dryer adalah sebagai berikut:
Bahan yang ingin dikeringkan dimasukkan ke dalam bilik yang berada pada
ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Udara sekitar masuk melalui saluran
yang dibuat lebih rendah daripada bilik pemanasan dan secara otomatis terpanaskan

9
oleh sinar matahari secara konveksi pada saat udara tersebut mengalir menuju bilik
pemanasan. Udara yang telah terpanaskan oleh sinar matahari kemudian masuk
kedalam bilik pemanas dan memanaskan bahan makanan. Pengeringan bahan
makanan jadi lebih efektif karena pemanasan yang terjadi berasal dari dua arah,
yaitu dari sinar matahari secara langsung (radiasi) dan aliran udara panas dari bawah
(konveksi).

3) Spray Dryer (Continuous Drying)

Metode mengeringan spray drying merupakan metode pengeringan yang


paling banyak digunakan dalam industri terutama industri makanan. Metode ini
mampu menghasilkan produk dalam bentuk bubuk atau serbuk dari bahan-bahan
seperti susu, buah buahan, dll.

Bagian-bagian dari unit spray dryer:


· feed pump
· atomizer
· Pemanas uap (air heater)
· Pendispersi udara (air disperse)
· drying chamber
· recovery powder system
· pembersih udara keluaran

Cara kerja spray dryer adalah sebagai berikut:


Pertama-tama seluruh air dari bahan yang ingin dikeringkan, diubah ke
dalam bentuk butiran-butiran air dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Air
dari bahan yang telah berbentuk tetesan-tetesan tersebut kemudian di kontakan

10
dengan udara panas. Peristiwa pengontakkan ini menyebabkan air dalam bentuk
tetesan-tetesan tersebut mengering dan berubah menjadi serbuk. Selanjutnya proses
pemisahan antara uap panas dengan serbuk dilakukan dengan cyclone atau
penyaring. Setelah di pisahkan, serbuk kemudian kembali diturunkan suhunya
sesuai dengan kebutuhan produksi.

4) Rotary Dryer

Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang


berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar.
Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan
akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya
gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara,
minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber dan
penangkap air elektrostatis (Anonim, 2009).

Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas
sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor,
gudang piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku
cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10
kali diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari
salah satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope
kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya (Jumari, A dan Purwanto A.,
2005). Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat
padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel luar, atau dengan uap

11
yang kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan pada
permukaan dalam selongsong.

5) Spray dryer

Pengeringan semprot atau spray drying merupakan jenis pengeringan tertua


dan sering dipakai dalam industry farmasi. Cara ini digunakan untuk mengubah
pasta, bubur atau cairan dengan viskositas rendah menjadi padatan kering.
Pengeringan dengan cara ini mampu meminimalisir interupsi karena selama bahan
cair yang akan dikeringkan tersedia, maka proses pengeringan akan tetap berjalan
secara kontinyu dan produk berupa padatan kering akan terus terbentuk. Dalam
beberapa kasus, pengeringan menggunakan cara ini dapat beroperasi selama bulan
tanpa perlu dihentikan. Proses pengeringan semprot berlangsung dalam waktu yang
sangat singkat, hanya beberapa milidetik hingga beberapa detik tergantung jenis
peralatan dan kondisi pengeringan. Hal ini memberi keuntungan bagi bahan yang
sensitif terhadap panas. Selain itu mengurangi resiko terjadinya korosi dan abrasi
karena minimnya waktu kontak antara peralatan dengan bahan yang dikeringkan.
Pengeringan dengan cara ini sangat cost-efective terutama untuk produk dalam
jumlah besar selain bisa dioperasikan secara automatis dengan bantuan komputer.
Keterbatasan pengeringan dengan cara ini ialah tak dapat digunakan untuk
menghasilkan produk granul kering berukuran rata-rata diatas 200 µm.

12
6) Fluidized bed dryer

Fluidized bed dryer adalah sistem pengeringan yang diperutukan bagi bahan
berbobot relatif ringan, misalnya serbuk dan ganular. Prinsipnya bahan yang akan
dikeringkan dialiri dengan udara panas yang terkontrol dengan volume dan tekanan
tertentu, selanjutnya bagi bahan yang telah kering karena bobotnya sudah lebih
ringan akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon untuk ditangkap dan
dipisahkan dari udara, namun bagi bahan/material yang halus akan ditangkap oleh
pulsejet bag filter. Cocok digunakan untuk serbuk, butiran, aglomerat, dan pelet
dengan ukuran partikel rata-rata normal antara 50 dan 5.000 mikron. Kelebihan
metode ini ialah perpindahan panas dan kontrol terhadap ukuran partikelnya lebih
baik serta pencampuran yang lebih efisien.

7) Vacuum Dryers

Vakum ialah proses menghilangkan air dari suatu bahan, bersama dengan
penggunaan panas maka vakum dapat menjadi suatu metode pengeringan yang
efektif. Pengeringan dapat dicapai dalam suhu yang lebih rendah sehingga lebih
hemat energi. Metode ini cocok untuk mengeringkan bahan yang sensitif terhadap
panas atau bersifat volatil karena waktu pengeringannya yang singkat. Kelebihan

13
yang lain dari pengeringan menggunakan vakum ialah dapat digunakan untuk
mengeringkan bahan yang tak bisa dikeringkan jika terdapat kehadiran air. Sistem
ini terdiri dari ruang vakum (bisa stationer atau berputar), pompa dengan katup dan
gauge serta sumber panas. Proses pengeringan vakum sering melibatkan beberapa
langkah penerapan panas dan vakum. Mengurangi tekanan pada permukaan cairan
akan membuat cairan tersebut menguap tanpa perlu diikuti kenaikan suhu. Ada dua
tipe pengering vakum, yaitu Double cone Rotary Vacuum Dryer dan Cylindrical
shell rotary vacuum dryer. Pada Double cone Rotary Vacuum Dryer ruang
pengering dipasang pada poros yang berputar. Proses pengeringan melibatkan
pemusingan dari ruang chamber yang memungkinkan gerakan jatuh turun. Pada
Cylindrical shell rotary vacuum dryer, di dalam ruang pengering dipasangi dengan
alat pemusing untuk mencampur dan mengaduk. Tipe ini digunakan biasanya untuk
produksi batch dalam jumlah besar.
8) Flash dryers

Flash Dryer adalah sebuah instalasi alat pengering yang digunakan untuk
mengeringkan adonan basah dengan mendisintregasikan adonan tersebut kedalam
bentuk serbuk dan mengeringkanya dengan mengalirkan udara panas secara
berkelanjutan. Proses pengeringan yang terjadi di Flash dryer berlangsung dengan
sangat cepat. kaan secara instan. Seperti asal katanya “flash” yang berarti kilat.
Maka alat ini mengeringkan bahan yang dikeringkan dengan sangat cepat, dalam
hitungan milisekon. Flash Dryer cocok digunakan untuk mengeringkan bahan yang
sensitif terhadap panas.Flash Dryer tidak cocok digunakan untuk material yang
dapat menyebabkan erosi pada alat dan berminyak.

14
9) Conduction Dryers

Conduction Dryers dapat mengeringkan solutions, bubur, pasta, dan butiran


yang mengandung pigmen, lempung, bahan kimia, batu bara halus, dan garam-
garam, serta dapat juga digunakan untuk waktu retensi yang relatif singkat. Dryer
atau pengering mengendalikan kecepatan pengeringan dan mengontrol waktu
retensi.

Tidak seperti pada sistem lain pengeringan dengan Conduction Dryers


menggunakan suhu yang rendah. Kapasitas pengering dan kinerja tergantung pada
area perpindahan panas yang tersedia dan kondisi operasi untuk produk tertentu.
Waktu pengeringan dapat dengan mudah disesuaikan dalam pengering tersebut.
Perpindahan panas secara konduksi menjamin penguapan dan pengeringan.

10) Tray dryer

Pengering talam digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan yang tidak


boleh diaduk dengan cara termal, sehingga didapatkan hasil berupa zat padat yang
kering.Pengering talam sering digunakan untuk laju produksi kecil .

Prinsip Kerja
Pengering ini dapat beroperasi dalam vakum dan dengan pemanasan tak
langsung. Uap dari zat padat dikeluarkan dengan ejector atau pompa

15
vakum.Pengeringan dengan sirkulasi udara menyilang lapisan zat padat
memerlukan waktu sangat lama dan siklus pengeringanpanjangyaitu 4-8 jam per
tumpak.selain itu dapat juga digunakan sirkulasi tembus, tetapi tidak ekonomis
karena pemendekan siklus pengeringan tidak akan mengurangi biaya tenagakerja
yang diperlukan untuk setiap tumpak.

11) Drum dryer

Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi
penguapan lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan
keringdikeluarkan dari gulungan yang putarannya lebih diperlambat. Drum dryer
sangatcocok untuk penanganan lumpur atau padatan yang berbentuk pasta atau
suspensiserta untuk bermacam-macam larutan. Bagian drum berfungsi sebagai
suatuevaporator. Beberapa variasi dari jenis drum tunggal adalah dua drum yang
berputar dengan umpan masuk dari atas atau bagian bawah kedua drum tersebut
Prinsip kerja drum dryer
Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi
penguapan lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatankering
dikeluarkan dari gulungan yang putarannya lebih diperlambat.
Cara kerja drum dryer
Alat jenis ini ada yang menggunakan satu buah silinder dan ada pulayang
menggunakan dua buah silinder sebelah atas. Bahan basah diisikan dengancara
menyemprotkannya secara kontinyu ke permukaan luar silinder sebelah
atas.Disamping itu ada juga yang berjalan mengalirkan bahan basah ke bagian
bawahsilinder, kemudian waktu silinder berputar, bahan basah tersebut akan
ikutterbawa pada permukaan luar silinder yang bersuhu tinggi sehingga
bahanmengering.
Bahan basah yang akan dikeringkan di masukkan ke dalam alat melalui pipa
dan dialirkan pada drum yang berputar. Dinding drum yang panas akan
menguapkan air bahan sehingga bahan menjadi kering menurut yangdikehendaki.
Uap panas keluar dari alat melalui saluran sebelah atas. Sedangkan bahan yang telah
kering dilepaskan dari drum dengan menggunakan pisau kikisyang diatur jaraknya

16
terhadap drum. Kemudian bahan kering ini akan mengalir ke bawah dan ditampung
dengan menggunakan wadah yang telah diselesaikan
12) Freeze Drying

Prinsip kerja freeze drying meliputi pembekuan larutan, menggranulasikan


larutan yang beku tersebut, mengkondisikannya pada vacum ultra-high dengan
pemanasan yang sedang sehingga mengakibatkan air pada bahan pangan tersebut
akan menyublim dan akan menghasilkan produk padat (solid product).
(Bahri, 2005)

17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan
Drying merupakan salah satu proses pengambilan sejumlah cairan
yang terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan medium
berupa gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan
cairan menjadi berkurang karena menguap.Drying banyak digunakan dalam
berbagai macam industri, baik industri besar maupun kecil. Tujuan dari proses
pengeringan ini berbeda antara lain adalah untuk mengawetkan suatu bahan,
menghilangkan uap beracun, mengurangi biaya pengangkutan, membuat bahan
dengan kandungan air tertentu, membunuh mikroorganisme dalam bahan dan
memperingan bahan. Sebagian besar industri yang menghasilkan produk padatan
menggunakan proses drying, antara lain : Industri pigmen, kertas, polymer,
ceramik, kulit, kayu, dan makanan.

III.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Diharapkan untuk para pembaca
makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang
didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih memper
dalam materi alat pengering .

18
DAFTAR PUSTAKA

Bahri.2005.” Macam-Macam Alat Pengering dan cara kerjanya” (https:// www.


bahriblogspot/2015/12/macam-macam-alat-pengering-dan-cara – kerjanya.
html) diakses pada tanggal 19 September 2019 pukul 10.00 WIB
Sinta.2016.” Pengertian Alat Pengering”(hhtps://www.alatpengering.blogspot/12/
pengertian-alat-pengering123.com) diakses pada tanggal 19 September 2019
pukul 10.00 WIB
Yunus.2010.”Proses Pengeringan”(https://www.yunusacademia/2010/08/Proses-
Pengeringan.html) diakses pada tanggal 19 September 2019 pukul 10.00
WIB

19

Anda mungkin juga menyukai