PENGERINGAN
DISUSUN OLEH :
NOVIYANTI
05032682327004
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah, karena rahmat, ridho, dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
"Pengeringan."
Makalah ini disusun sebagai bentuk usaha mengerjakan tugas mata kuliah
Rekayasa Proses Industri Pertanian. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman mendalam mengenai pengeringan yang ada dalam
Tekonologi Industri Pertanian.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca,
khususnya dalam memahami tentang pengeringan. Akhir kata, penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Palembang, November
2023
Penulis
ii Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1. Klasifikasi Pengeringan...................................................................... 3
2.2. Peralatan Perngeringan....................................................................... 5
2.3. Tiga Tipe Dasar Proses Pengeringan.................................................. 8
BAB 3 PENUTUP....................................................................................... 7
3.1. Kesimpulan......................................................................................... 7
3.2. Saran................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 8
LAMPIRAN................................................................................................. 9
1 Universitas Sriwijaya
2
1.2. Tujuan
Untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai pengeringan.
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam pengering adiabatik, zat padat bersentuhan dengan gas menurut salah
satu cara berikut ini:
1. Gas ditiupkan melintas permukaan hamparan atau lembaran zat padat, atau
melintasi satu atau kedua sisi lembaran atau film sinambung. Proses ini
disebut pengeringan dengan sirkulasi silang (cross-circulation drying).
2. Gas ditiupkan melalui hamparan zat padat butiran kasar yang ditempatkan di
atas ayak pendukung. Cara ini disebut pengeringan sirkulasi tembus
(through-circulation drying). Sebagaimana juga dalam hal pengeringan
sirkulasi silang, di sini pun kecepatan gas harus rendah untuk mencegah
terjadinya pembawaikutan (entrainment) terhadap partikel zat padat.
3. Zat padat disiramkan ke bawah melalui suatu arus gas yang bergerak
perlahan-lahan ke atas; kadang-kadang dalam hal ini terdapat pembawaikutan
yang tidak dikehendaki daripada pertikel halus oleh gas.
4. Gas dialirkan melalui zat padat dengan kecepatan yang cukup untuk
memfluidisasikan hamparan.
5. Zat padat seluruhnya dibawa ikut dengan arus gas kecepatan tinggi dan
diangkut secara pneumatik dari peranti pencampuran ke pemisah mekanik.
3 Universitas Sriwijaya
4
Universitas Sriwijaya
5
A. Cylinder dryers
B. Festoon dryers
IV. Pastes and sludges
A. Agitator dryers
1. Atmospheric
2. Vacuum
V. Materials in solution
A. Drum dryers
1. Atmospheric
2. Vacuum
B. Spray dryers
VI. Metode spesial
A. Infrared radiation
B. Dielectric heating
C. Vaporization-From ice
b. Pengering Konveyor-Tabir
Universitas Sriwijaya
6
Pengering konveyor tabir dapat menangani berbagai zat padat secara kontinu dan
tanpa penanganan kasar, biasanya sedang, dan konsumsi uap sangat rendah,
biasanya 2 lb uap per pon air yang menguap. Udara dapat disirkulasikan ulang
dan diventilasikan keluar dari masing-masing bagian secara terpisah atau
dilewatkan dari satu bagian ke bagian lain secara lawan-arah terhadap zat padat.
c. Pengering Menara
Pengering menara terdiri dari sederetan talam bundar yang dipa.sang
bersusun ke atas pada suatu poros tengah yang berputar. Umpan padat dijatuhkan
pada talam teratas dan dikenakan pada arus udara panas atau gas yang mengalir
melintas talam. Zat padat itu lalu dikikis keluar dan dijatuhkan ke talam berikut
di bawanya. Zat padat itu menempuh jalan seperti itu melalui pengering, sampai
keluar sebagai hasil yang kering dari dasar menara. Aliran zat padat dan gas bisa
searah dan bisa pula lawan-arah.
d. Pengering Putar
Pengering putar terdiri dari sebuah selongsong berbentuk silinder yang berputar,
horizontal, atau agak miring ke bawah ke arah luar. Umpan basah masuk dari satu
ujung silinder; bahan kering keluar dari ujung yang satu lagi. Pada waktu
selongsong berputar, sayap-sayap yang terdapat di dalam mengangkat zat padat
itu dan menyiramkan ke bawah melalui bagian dalam selongsong. Pengering
putar ada yang dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat padat dengan
gas panas yang mengalir melalui mantel luar atau dengan uap yang kondensasi di
dalam seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan padat permukaan dalam
selongsong.
e. Pengering Konveyor-Sekrup
Pengering Konveyor-sekrup adalah suatu pengering kontinu kalor tak langsung,
yang terdiri dari sebuah konveyor-sekrup horizontal yang terletak di dalam suatu
selongsong bermantel berbentuk silinder. Zat padat yang diumpankan di satu
ujung diangkut perlahan-lahan melalui zone panas dan dikeluarkan dari ujung
yang satu lagi. Uap yang keluar disedot melalui pipa yang dipasangkan pada atap
Universitas Sriwijaya
7
f. Pengering Hamparan-Fluidisasi
Pengering di mana zat padatnya difluidisasikan dengan gas pengering banyak
digunakan dalam berbagai masalah pengeringan. Partikel-partikel zat padat
difluidisasikan dengan udara atau gas di dalam unit hamparan-hamparan (boilingg
bed). Pencampuran dan perpindahan kalor berlangsung sangat cepat. Umpan
basah masuk dari atas hamparan; hasil kering keluar dari samping; di dekat dasar.
2. Pengering Larutan
a. Pengering Semprot
Pengering semprot, bubur atau larutan didispersikan ke dalam arus gas panas
dalam bentuk kabut atau tetesan halus. Kebasahan akan menguap dengan cepat
dari tetesan itu dan meninggalkan partikel-partikel zat padat kering yang lalu
dipisahkan dari arus gas. Aliran zat cair dan gas itu bisa searah, bisa lawan-arah,
atau merupakan gabungan keduanya di dalam satu unit.
Tetesan-tetesan itu dibentuk di dalam kamar pengering berbentuk silinder
degan nosel tekanan, dengan nosel dua fluida atau di dalam pengering ukuran
besar dengan kecepatan tinggi
Keuntungan pokok dari pengering semprot adalah bahwa waktu
pengeringannya sangat singkat, sehingga memungkinkan pengeringan bahan-
bahan yang peka panas dan menghasilkan partikel-partikel berbentuk bola pejal
maupun bolong. Pengering semprot memiliki keuntungan pula dalam
menghasilkan langsung dari larutan, bubur, atau tapal encer suatu hasil kering
yang siap untuk dikemas. Pengering semprot dapat menggabungkan fungsi
evaporasi, kristalisator, pengering, unit penghalus dan unit klasifikasi.
Universitas Sriwijaya
8
harus disedot melalui unit itu. Alat ini sangat bermanfaat untuk memulihkan
pelarut dari hasil zat padat. Alat ini relative mahal dan luas permukaan
perpindahan kalornya terbatas. Laju pengumpanan yang wajar, untuk umpan yang
basah air atau basah pelarut, biasanya berkisar antara 20 sampai 40 lb/ft2jam.
c. Pengering Tromol
Pengering tromol terdiri dari satu rol logam atau lebih yang di panaskan di
mana lapisan tipis zat cair dipanaskan di luar tromol itu sampai kering. Zat padat
kering dikikis dari rol itu pada waktu rol itu beputar dengan perlahan-lahan.
Universitas Sriwijaya
9
2. Tower Dryer:
- Tower dryer adalah pengering batch yang umumnya digunakan untuk biji-
bijian dan bahan pertanian lainnya.
3. Cabinet Dryers:
- Cabinet dryers adalah pengering batch yang digunakan untuk keperluan
laboratorium atau skala kecil, sering kali digunakan untuk mengeringkan sampel
bahan.
Universitas Sriwijaya
10
Continuous Dryers:
1. Tunnel Dryer:
- Tunnel dryer adalah pengering kontinyu yang digunakan dalam produksi skala
besar, terutama di industri makanan dan pertanian.
Universitas Sriwijaya
11
4. Spray Dryer:
- Spray dryer menggunakan proses semprotan untuk mengubah cairan menjadi
butiran halus dalam udara panas, dengan cepat menguapkan airnya.
5. Drum/Roller Dryers:
- Drum atau roller dryers adalah pengering kontinyu yang melibatkan
pengeringan dengan menjalankan bahan melalui drum panas atau roller.
5. Rotary Dryers:
Rotary dryer, atau pengeringan rotary, digunakan untuk mengeringkan berbagai
jenis bahan dalam skala industri. Pengeringan rotary merupakan metode efektif
untuk mengurangi kadar air dalam bahan dengan cara pengeringan konveksi.
Beberapa aplikasi umum pengeringan rotary dalam Industri Pertanian yaitu pada
skala besar, rotary dryer digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian seperti
biji-bijian (misalnya, padi, gandum) dan produk pertanian lainnya. Pada industri
pangan, pengeringan rotary digunakan dalam industri makanan untuk
mengeringkan bahan seperti tepung, bubuk susu, kopi instan, dan berbagai bahan
makanan lainnya.
Universitas Sriwijaya
12
terhadap panas pada suhu lebih rendah tanpa merusak kualitas. Vacuum dryer
umumnya digunakan dalam industri farmasi, makanan, dan kimia. Proses ini
memungkinkan penguapan air pada suhu yang lebih rendah karena tekanan yang
lebih rendah.
Semua metode pengeringan ini memiliki kelebihan dan kekurangan
tergantung pada jenis bahan, kebutuhan kualitas hasil akhir, dan skala produksi
yang diinginkan.
Universitas Sriwijaya
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kadar air dari
suatu bahan dengan menggunakan berbagai metode.
2. Tiga tipe dasar proses pengeringan yaitu proses Pengeringan matahari, Proses
pengeringan atmosferik yang dapat berupa, Batch dan Kontinyu) serta Proses
pengeringan sub atmosferik (pengeringan vakum).
7 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S., Faizin, N., & Mahardiyanto, A. (2022). Implementasi Rotary Dryer
dan Website Guna Meningkatan Pendapatan pada Kelompok Tani Kopi
Sumber Kembang. Journal of Community Development, 3(2), 97–105.
https://doi.org/10.47134/comdev.v3i2.74
Nafisah, D. dan Widyaningsih, D.T. 2019. Kajian Metode Pengeringan Dan Rasio
Penyeduhan Pada Proses Pembuatan Teh Cascara Kopi Arabika (Coffea
arabika L.). Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 6(3).
https://doi.org/10.21776/ub.jpa.2018.006.03.5
Putro, S. (2021). Application of The Rotary Dryer Machine in The Semi Modern
Herbal Herbs Business Group in Nguter District, Sukoharjo Regency.
Urecol Journal. Part E: Engineering, 1(2), 64–72.
https://doi.org/10.53017/uje.83
Tanti Kustiari, Dewi Kurniawati, Nur Asyia Alfiyani, U. Widarti, & M. Haved
Muhdor. (2023). Pengolahan Ubi Ungu Dengan Alat Kabinet Dryer Lokal
Pada Kelompok Wanita Tani Rengganis Desa Pakis Kecamatan Panti
Kabupaten Jember. J-ABDI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(8),
6037–6050. https://doi.org/10.53625/jabdi.v2i8.4734
Tipa. J. P. P. W. P. A. F. (2014). Pengembangan Dan Analisis Teknis-Finansial
Alat Pengering Pati Sagu Model Agro Cross Flow Fluidized Untuk
Menunjang Agroindustri Sagu Di Papua. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian, 24(2).
8 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
9 Universitas Sriwijaya