Anda di halaman 1dari 17

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

DRYING

OLEH : DAVID ANDRI BETRIANTO RIDHO ADHA DOSEN : MULYA GUSMAN ST, MT

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN S1 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas segala limpahan, berkat dan rahmat -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Pengolahan Bahan Galian ini yang berjudul Drying. Shalawat serta Salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wa salam, karena berkat

perjuangan Beliau lah umat manusia dapat terbebas dari masa Jahiliyyah yang kelam. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan Bahan Galian yang diambil pada semester V ini, yang mana penulis mendapat tugas membuat makalah tentang Drying. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik dari segenap pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, serta dunia ilmu pengetahuan di bidang pertambangan pada umumnya.

Padang, Desember 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. B. Tujuan Penulisan. C. Batasan Masalah. BAB II. DASAR TEORI A. . B. . BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan. B. Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengolahan bahan galian (PBG) merupakan hasil terjemahan dari : mineral processing, mineral dressing, atau mineral beneficiation.

Pengolahan bahan galian adalah proses/operasi dimana bahan galian diolah dengan menggunakan sifatfisika/kimia mineral sehingga menghasilkan produk yang dapat dijual (concentrate) dan produk yang tidak berharga (tailing) dengan tidak merubah sifat fisik/kimiabahan galian tersebut. Langkah Langlah dalam mineral dressing yaitu : 1. Communition ( Penghalusan/ Pengecilan ukuran) 2. Sizing (Pengayakan atau penyeragaman ukuran) 3. Concentration 4. Dewatering Dewatering merupakan penghilangan dari sebagian kandungan air yang terdapat dalam material. Dewatering terbagi menjadi Thickening (pengentalan), Filtering (penyaringan), tiga yaitu Drying

dan

(pengeringan). Untuk memenuhi dan menambah kompetensi pembelajaran pada mata kuliah pengolahan bahan galian maka penulis pada kesempatan kali ini membahas tentang Drying (pengeringan). B. Tujuan Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu : 1. Supaya pembaca mengerti tentang bahan galian.

2. Supaya pembaca bertambah wawasan tentang pertambangan. 3. Supaya pembaca mengetahui tentang proses dewatering khususnya pada drying. 4. Supaya pembaca lebih mengenal alat-alat yang digunakan untuk drying. C. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari pembuatan makalah ini yaitu : 1. Membahas tentang drying (pengeringan). 2. Prinsip kerja dari peralatan yang digunakan pada proses drying (pengeringan). 3. Kegunaan dari peralatan yang diunakan pada proses drying (pengeringan).

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengeringan (drying) Pengeringan yaitu proses untuk membuang seluruh kandungan air dari padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporazation/ evaporation). Proses drying secara umum dapat diartikan sebagai proses menghilangkan sejumlah air (dalam jumlah sedikit) yang terkandung dalam suatu material. Sedangkan evaporasi dapat diartikan sebagai proses menghilangkan sejumlah air (dalam jumlah cukup banyak) yang terkandung dalam suatu material. Dalam proses evaporasi, air dihilangkan dari material dalam wujud uap pada saat material tersebut mencapai titik didihnya. Sedangkan dalam proses drying, air biasanya dihilangkan dalam wujud uap dengan bantuan gas panas. Udara yang memasuki pengering jarang sekali berada dalam keadaan benar-benar kering, tetapi selalu mengandung kebasahan dan mempunyai kelembaban relatif tertentu. Untuk udara yang mempunyai kelembaban tertentu, kandungan kebasahan di dalam zat padat yang keluar dari pengering tidak bisa kurang dari kebasahan keseimbangan yang berkaitan dengan kelembaban udara masuk. Bagian air yang terdapat di dalam zat padat yang basah tidak dapat dikeluarkan dengan udara masuk, karena udara masuk itu mengandung kelembaban pula, yang disebut kebasahan keseimbangan (equilibrium moisture). Jadi meskipun telah mengalami proses drying, bahan tersebut tidak dapat sepenuhnya bebas dari kandungan air. Air yang dapat dihilangkan hanya sampai pada batasan equilibrium moisture contentnya. Kandungan air

dari produk yang sudah mengalami proses drying

berbeda-beda

tergantung dari tipe produk. Sebagai contoh dried salt mengandung kirakira 0,5% air, batu bara mengandung kira-kira 4% air. Metode dan proses drying dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cara, yakni proses batch dan proses kontinu. Proses drying

diklasifikasikan sebagai proses batch, apabila material dimasukkan ke dalam alat drying dan diproses pada waktu tertentu. Sedangkan dalam proses kontinu, material dimasukkan secara terus-menerus ke dalam alat drying dan material yang sudah dikeringkan dipindahkan secara terusmenerus juga. Proses drying juga dapat dikategorikan menurut kondisi fisik saat menambah panas dan menghilangkan uap air, yakni: o Pada kategori pertama, panas ditambahkan dengan cara kontak langsung dengan udara yang dipanaskan pada tekanan atmosfer, dan uap air yang terbentuk dihilangkan dengan udara. o Pada vacuum drying, evaporasi air bekerja dengan baik pada tekanan rendah, dan panas ditambahkan secara tidak langsung dengan cara kontak dengan dinding baja atau dengan radiasi o Pada freeze drying, air mengalami proses penyubliman dari material yang beku.(Geankoplis, 1997)

B. Peralatan Drying (Pengeringan) Peralatan atau cara yang dipakai pada proses pengeringan yaitu: 1. Hearth type drying/ air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik)

Pengeringan Batu Bara 2. Shaft drier, ada dua macam, yaitu: o Towed drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan didalam saluran silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o-100o) o Rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah

Tower Dryer

3. Film type drier (atmospheric drum drier), berupa silinder baja yang didalamnya dialiri uap air (steam), namun jarang digunakan 4. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruang panas, material yang kering akan terkumpul dibagian bawah ruangan, namun cara ini juga jarang digunakan.

Spray Dryer Beberapa alat pengering yang digunakan pada kondisi tertentu yaitu pemisahan sentrifugal dan alatnya disebut centrifuges. Alat ini cocok untuk pengeringan material hasil olahan yang berukuran sangat halus. Ada 2 tipe alat centrifuge yang umum yaitu solid bowl dan perforated basket a. Solid Bownl Centrifuge Solid bowl centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisah kan campuran terdiri dari dua zat dengan kepadatan yang berbeda dengan menggunakan gaya sentrifugal yang dihasilkan dari rotasi kontinu. Hal ini biasanya digunakan untuk memisahkan padat-cair, cair-cair, dan campuran padat-padat. Solid bowl centrifuge adalah jenis centrifuge yang menggunakan prinsip sedimentasi. Solid bowl centrifuge banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri, seperti pengolahan air limbah, manufaktur batubara, dan manufaktur polimer.

Alasan centrifuge khusus ini sangat banyak digunakan dalam industri dibandingkan dengan jenis lain dari centrifuge adalah karena angsuran sederhana. Ada tiga jenis Solid bowl centrifuge, yang berbentuk kerucut, silinder, dan kerucut-silinder.

Gambar 2.17 Solid bowl centrifuge b. Basket Centrifuge Basket Centrifuge banyak digunakan dalam industri untuk memisah kan padatan dan cairan dengan bantuan keranjang. Basket Centrifuge bekerja pada prinsip gaya sentrifugal. Prinsip kerjanya yaitu: padatan di masukkan kedalam basket sentrifuge, di dalam basket centrifuge terjadi gaya centrifugal yang mendorong cairan melalui keranjang berlubang dan mengalir kemangkuk yang lebih rendah dan keluar dari mesin. Padatan yang terkandung dalam keranjang menjadi semakin lebih kering karena mereka didorong ke puncak di mana mereka akhirnya dibuang melalui saluran pembuangan padatan.

Prinsip kerja Basket Contrifuge

Gambar 2.18 Vibrating Basket centrifuge

Metode pengeringan lainnya yang biasa digunakan adalah thermal draying. Karena pengurangan kadar air secara mekanis jarang dapat menurunkan kadar air di bawah 25 % volume. Apabila diinginkan hal tersebut, maka diperlukan pengeringan dengan cara pemanasan. Alat yang digunakan pada proses ini seperti fluidized bed drayer. Alat ini cocok untuk pengeringan material halus. Temperatur pemanasan bisa mencapai 300 oC.

Gambar 2.19 Fluidized Bed Drayer

Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu yang dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut memiliki sifat seperti fluida (Kunii dan Levenspiel, 1977). Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses pengeringan dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk industri kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah (Mujumdar, 2000). Proses pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran udara panas sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga memperbesar luas kontak pengeringan, peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju difusi uap air. Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara terendah dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan baik, sedangkan kecepatan udara maksimum adalah tingkat kecepatan tertinggi dimana pada tingkat kecepatan ini bahan terhembus ke luar ruang pengering (Andayani, 1988 dalam Sawitri, 2003). Mekanisme kerja: Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan secara konstan dan kontinyu kedalam ruang pengering, kemudian didorong oleh udara panas yang terkontrol dengan volume dan tekanan tertentu. Bahan yang telah kering (karena bobotnya sudah lebih ringan) akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon untuk ditangkap dan dipisahkan dari udara, namun bagi bahan yang halus akan ditangkap oleh pulsejet bag filter.

Flow diagram proses

Berikut ini adalah bagian-bagian mesin pengering sistem fluidisasi: 1. Kipas (Blower) Kipas (Blower) berfungsi untuk menghasilkan aliran udara, yang akan digunakan pada proses fluidisasi. Kipas juga berfungsi sebagai penghembus udara panas ke dalam ruang pengering juga untuk mengangkat bahan agar proses fluidisasi terjadi. 2. Elemen Pemanas (heater) Elemen Pemanas (heater) berfungsi untuk memanaskan udara sehingga kelembaban relatif udara pengering turun, dimana kalor yang dihasilkan dibawa oleh aliran udara yang melewati elemen pemanas sehingga proses penguapan air dari dalam bahan dapat berlangsung. 3. Plenum Plenum dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan saluran pemasukan udara panas yang dihembuskan kipas ke ruang pengeringan. Bagian saluran udara ini dapat berpengaruh terhadap kecepatan aliran udara yang dialirkan, dimana arah aliran udara tersebut dibelokkan menuju ke ruang pengering dengan bantuan sekat-sekat yang juga berfungsi untuk membagi rata aliran udara tersebut. 4. Ruang Pengering. Ruang pengering berfungsi sebagai tempat dimana bahan yang akan dikeringkan ditempatkan. Perpindahan kalor dan massa uap air yang paling optimal terjadi diruang ini. Menurut Mujumdar (2000), tinggi tumpukan bahan yang optimal untuk pengering dengan

menggunakan fluidized bed dryer adalah 2/3 dari tinggi ruang pengering.

5. Hopper. Hopper berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan yang akan dikeringkan ke ruang pengering.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Drying (Pengeringan) yaitu proses untuk membuang seluruh kandungan air dari padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporazation/ evapora- tion).

Peralatan atau cara yang dipakai pada proses pengeringan yaitu: 1. 2. 3. 4. Hearth type drying/ air dried/air baked Shaft drier Film type drier Spray drier Beberapa alat pengering yang digunakan pada kondisi tertentu yaitu pemisahan sentrifugal dan alatnya disebut centrifuges. Alat ini cocok untuk pengeringan material hasil olahan yang berukuran sangat halus. Ada 2 tipe alat centrifuge yang umum yaitu solid bowl dan perforated basket. Metode pengeringan lainnya yang biasa digunakan adalah thermal draying. Karena pengurangan kadar air secara mekanis jarang dapat menurunkan kadar air di bawah 25 % volume. Apabila diinginkan hal tersebut, maka diperlukan pengeringan dengan cara pemanasan. Alat yang digunakan pada proses ini seperti fluidized bed drayer. Alat ini cocok untuk pengeringan material halus. Temperatur pemanasan bisa mencapai 300oC. B. Saran Dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan atau kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf dan mengharapkan pembaca untuk dapat memaklumi. Untuk kekurangan atau kesalahan pembaca dapat melihat referensi lain. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum.

Anda mungkin juga menyukai