Anda di halaman 1dari 5

PENGERINGAN (DRYING)

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pengeringan merupakan suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat
lainnya dari bahan padatan sehingga mengurangi kandungan air. Pengeringan juga
salah satu proses yang tidak merusak zat atau senyawa yang dikeringkan. Dasar dari
proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan suhu
oleh kandungan uap air,udara,dan bahan yang dikeringkan. Laju perpindahan
kandungan air dari bahan akan mengakibatkan berkurangnya kadar air dari bahan
tersebut. Proses pengeringan sangat diperlukan dalam industri kimia seperti
pengeringan bahan baku. Oleh karena itu, proses pengeringan sangat penting agar
dapat mengetahui perancangan alat drying yang dibutuhkan industri kimia dalam
pengolahan dan pengeringan suatu bahan baku.

TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian drying, kalsifikasi drying, mekanisme dari
drying, prinsip-prinsip drying, faktor-faktor yang mempengaruhi drying, dan aplikasi
drying dalam dunia industri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Pengeringan (Drying)


Pengeringan (drying) zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau zat
cair lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat
padat itu sampai suatu nilai terendah yang dapat diterima. Pengeringan biasanya
merupakan alat terakhir dari sederetan operasi, dan hasil pengeringan biasanya siap
untuk dikemas.
II.2. Klasifikasi Pengeringan (Drying)
Ada pengering yang beroperasi secara kontinyu (sinambung) dan batch.Untuk
mengurangi suhu pengeringan, beberapa pengering beroperasi dalam vakum.
Beberapa pengering dapat menangani segala jenis bahan, tetapi ada pula yang sangat
terbatas dalam hal umpan yang ditanganinya. Pembagian pokok pengering (dryer) :
1 Pengering (dryer) dimana zat yang dikeringkan bersentuhan langsung dengan gas
panas (biasanya udara) disebut pengering adiabatik (adiabatic dryer) atau pengering
langsung (direct dryer).
2 Pengering (dryer) dimana kalor berpindah dari zat ke medium luar, misalnya uap
yang terkondensasi, biasanya melalui permukaan logam yang bersentuhan disebut
pengering non adiabatik (non adiabatic dryer) atau pengering tak langsung (indirect
dryer).

II.3. Mekanisme Pengeringan (Drying)


Proses pengeringan dilakukan melalui dua periode yaitu periode kecepatan
konstan dan periode kecepatan penurunan. Periode kecepatan konstan sering kali
disebut sebagai periode awal, dimana kecepatannya dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan perpindahan massa dan panas. Udara yang terdapat dalam
proses pengeringan mempunyai fungsi sebagai pemberi panas pada bahan, sehingga
menyebabkan terjadinya penguapan air. Fungsi lain dari udara adalah untuk
mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh bahan yang dikeringkan. Kecepatan
pengeringan akan naik apabila kecepatan udara ditingkatkan. Kadar air akhir apabila
mulai mencapai kesetimbangannya, maka akan membuat waktu pengeringan juga
ikut naik atau dengan kata lain lebih capat .

II.4. Prinsip-prinsip Pengeringan (Drying)


Banyaknya ragam bahan yang dikeringkan di dalam peralatan komersial dan
banyaknya macam peralatan yang digunakan orang, maka tidak ada satu teori pun
mengenai pengeringan yang dapat meliputi semua jenis bahan dan peralatan yang ada
dan variasi bentuk dan ukuran bahan, keseimbangan kebasahannya (moisture)
mekanisme aliran bahan pembasah itu, serta metode pemberian kalor yang diperlukan
untuk penguapan.
Prinsip – prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengering antara lain:
1. Pola suhu di dalam pengering
2. Perpindahan kalor di dalam pengering
3. Perhitungan beban kalor
4. Satuan perpindahan kalor
5. Perpindahan massa di dalam pengering

II.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengeringan (Drying)


Pada proses pengeringan selalu diinginkan kecepatan pengeringan yang
maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha–usaha untuk mempercepat pindah
panas dan pindah massa (pindah massa dalam hal ini perpindahan air keluar dari
bahan yang dikeringkan dalam proses pengeringan tersebut). Ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan untuk memperoleh keepatan pengeringan maksimum, yaitu :
1. Luas permukaan
Semakin luas permukaan bahan yang dikeringkan, maka akan semakin cepat bahan
menjadi kering. Biasanya bahan yang akan dikeringkan dipotong– potong untuk
mempercepat pengeringan.
2. Suhu
Semakin besar perbedaan suhu (antara medium pemanas dengan bahan yang
dikeringkan), maka akan semakin cepat proses pindah panas berlangsung sehingga
mengakibatkan proses penguapan semakin cepat pula.
3. Kecepatan udara
Umumnya udara yang bergerak akan lebih banyak mengambil uap air dari permukaan
bahan yang akan dikeringkan. Udara yang bergerak adalah udara yang mempunyai
kecepatan gerak yang tinggi yang berguna untuk mengambil uap air dan
menghilangkan uap air dari permukaan bahan yang dikeringkan.
4. Kelembaban udara
Semakin lembab udara di dalam ruang pengering dan sekitarnya, maka akan semakin
lama proses pengeringan berlangsung kering, begitu juga sebaliknya. Karena udara
kering dapat mengabsorpsi dan menahan uap air. Setiap bahan khususnya bahan
pangan mempunyai keseimbangan kelembaban udara masing–masing,  yaitu
kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke
atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir.
5. Tekanan atm dan vakum
Pada tekanan udara atmosfir 760 Hg (=1 atm), air akan mendidih pada suhu 100ºC.
Pada tekanan udara lebih rendah dari 1 atmosfir air akan mendidih pada suhu lebih
rendah dari 100°C.
6. Waktu
Semakin lama waktu (batas tertentu) pengeringan, maka semakin cepat proses
pengeringan selesai. Dalam pengeringan diterapkan konsep HTST (High Temperature
Short Time), Short time dapat menekan biaya pengeringan.

II.6. Aplikasi Pengeringan (Drying) dalam dunia industri


Di Industri kimia proses pengeringan adalah salah satu proses yang penting.
Proses pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai tahap akhir sebelum dilakukan
pengepakan suatu produk ataupun proses pendahuluan agar proses selanjutnya lebih
mudah, mengurangi biaya pengemasan dan transportasi suatu produk dan dapat
menambah nilai guna dari suatu bahan. Dalam industri makanan, proses pengeringan
ini digunakan untuk pengawetan suatu produk makanan. Mikroorganisme yang dapat
mengakibatkan pembusukan makanan tidak dapat dapat tumbuh pada bahan yang
tidak mengandung air, maka dari itu untuk mempertahankan aroma dan nutrisi dari
makanan agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama, kandungan air dalam
bahan makanan itu harus dikurangi dengan cara pengeringan . Tujuan dari proses
pengeringan ini berbeda antara lain adalah untuk mengawetkan suatu bahan,
menghilangkan uap beracun, mengurangi biaya pengangkutan, membuat bahan
dengan kandungan air tertentu, membunuh mikroorganisme dalam bahan dan
memperingan bahan. Sebagian besar industri yang menghasilkan produk padatan
menggunakan proses drying, antara lain : Industri pigmen, kertas, polymer, ceramik,
kulit, kayu, dan makanan.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Pengeringan merupakan suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat
lainnya dari bahan padatan sehingga mengurangi kandungan air. Pengeringan juga
salah satu proses yang tidak merusak zat atau senyawa yang dikeringkan. Dasar dari
proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan suhu
oleh kandungan uap air,udara,dan bahan yang dikeringkan.
faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh keepatan pengeringan maksimum,
yaitu : Luas permukaan, Suhu, Kecepatan udara, Kelembaban udara, Tekanan atm
dan vakum, Waktu. Sebagian besar industri yang menghasilkan produk padatan
menggunakan proses drying, antara lain : Industri pigmen, kertas, polymer, ceramik,
kulit, kayu, dan makanan.

Anda mungkin juga menyukai