Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan

Pengeringan Zat Padat (Drying Of Solids )

B. Tujuan Percobaan

1. Untuk menentukan pengeringan zat / bahan didalam alat pengering


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas
pengeringan
3. Untuk mengetahui cara kerja proses percobaan pengeringan

C. Latar Belakang

Operasi pengeringan zat padat yang mengandung cairan (dalam hal ini air)
dapat dilakukan pada alat-alat pengering dengan udara sebagai media
pengeringan.Operasi ini dapat ditempatkan di dalam alat itu sendiri atau di luar
alat pengering.Untuk pekerjaan ini dicapai tray dryer dengan sumber energi udara
panas dari electric heater yang dipasang diluar alat percobaan, sebagai
penghembus udara dipakai blower yang terpasang satu unit dengan electric heater
itu. Alat itu memakai x tray yang nantinya untuk menempatkan zat yang akan
dikeringkan secara batch. Saat pengeringan berlangsung, permukaan kontak
antara permukaan dengan udara yang selalu basah dengan cairan sampai cairan
habis teruapkan seluruhnya.

BAB II

LANDASAN TEORI

1
A. Konsep Dasar Pengeringan

Drying adalah suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat laninya
darei bahan padatan, sehingga mengurangi kandungan sisa air yang masiih terikat
pada zat padat tersebut. Pengeringan ini merupakan salah satu langkah
downstream dari suatu proses yang hasilnya merupakan produk dari proses
tersebut.Pada umumnya pengeringan ini dilakukan pada slurry yang memiliki
viscositas yang sangat tinggi dapat dikeringkan dengan cara mengalirkan udara
panas yang tidak jenuh pada bahan yang akan dikeringkan. Sebagai conth lain
adalah pengeringan air pada kayu, kapas, kertas dan lainnya.Pada bahan tersebut
mengandung air yang terikat yaitu air yang ada pada suatu bahan yang sulit
dipisahkan, walaupun sudah dipisahkan tetap ada.Bond dry adalah suatu bahan
yang tidak mengandung zat cair lagi.
Pada proses drying tidak merusak zat atau senyawa yang dikeringkan.
Evaporasi memiliki jumlah air diupakan lebih besar dari tadah medium pembawa
air.Sedangkan drying memiliki jumlah air diuapkan lebih sedikit karena sudah
terjadi evaporasi pada awalnya (untuk mendapatkan yang lebih pekat).
Klasifikasi
Alat pengering dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok:

1. Berdasarkan proses
a. Proses batch yaitu material dimasukkan ke dalam pengering dan
dikeringkan sampai waktu tertentu yang diinginkan.
b. Proses continue yaitu materila dimasukkan ke dalam pengering dan bahan
kering diambil secara sinambung.

2. Berdasarkan sistem kontak


a. Pengeringan adiabatik yaitu bahan bersentuhan langsung dengan media
pengering uap air yang terbentuk dipindahkan oleh udara.

2
b. Pengeringan nonadiabatik yaitu perpindahan kalor berlangsung dari suatu
medium diluar penyaring.
c. Pengering adiabatik dan nonadiabatik yaitu kombinasi antara pengering
adiabatik dan nonadiabatik.
3.Berdasarkan keadaan fisik bahan yang dikeringkan:
a. Pengering hampa yaitu pengeringan pada tekanan rendah dan proses
penguapan berlangsung cepat.
b. Pengering beku (freezing drying) yaitu air disublimasikan dari bahan yang
dibekukan sebgai contohnya N2 cair dan seperti silika gel tetapi menjaga
bahan tetap beku agar bahan tidak rusak seperti protein yang rentang
terhadap suhu.

B. Pengeringan dan Aplikasinya

Dalam pengeringan adiabatik zat padat itu bersentuhan dengan gas menurut salah
satu cara berikut:
1. Gas ditiupkan menlintas zat permukaan hamparan atau lembaran zat padat
atau melintas satu atau kedua sisi lembaran atau film sinambung. Proses
ini dapat disebut juga pengeringan dengan sirkulasi silang.
2. Gas yang ditiupkan melalui hamparan zat padat butiran besar yang
ditempatkan diatas awak pendukung.
3. Zat padat disiramkan disiram ke bawah melalui suatu arus gas yang
bergerak perlahan-lahan ke atas, terkadang dalam hal ini terdapat
pembawa ikutan yang tidak dikehendaki dari partikel halus oleh gas.
4. Gas dialirkan melaluizat padat dan dengan kecepatan yang cukup
membuat bahan terfluidisasikan.
5. Zat padat seluruhnya dibawa ikut dengan arus gas kecepatan tinggi dan
diangkat secara pneumatik dari piranti percampuran ke pemisah mekanik.
Pengeringan adiabatik dibedakan menurut zat padatnya itu berkontak dengan
permukaan panas sumber kalor lainnya.Zat padat dihamparkan diatas permukaan
bersama dengan permukaan horizontal, yang stasioner atau bergerak lambat dan

3
dimasak hingga kering.Sedangkan yang satu lagi yaitu zat padat tersebar diatas
permukaan panas biasanya berbentuk silinder dengan batuan pengaduk.
Ada beberapa Faktor yang berpengaruh terhadap laju pengeringan diantaranya
adalah sebagai berikut:

a. Sifat fisika dari bahan yang dikeringkan


b. Pengaturan geometris bahan pada permukaan alat atau media perantara
perpindahan panas
c. Sifat fisik lingkungan pengering.
Operasi pengeringan zat padat yang mengandung cairan (dalam hal ini air)
dapat dilakukan pada alat-alat pengering dengan udara sebagai media
pengeringan.Operasi ini dapat ditempatkan di dalam alat itu sendiri atau di luar
alat pengering.Untuk pekerjaan ini dicapai tray dryer dengan sumber energi udara
panas dari electric heater yang dipasang diluar alat percobaan, sebagai
penghembus udara dipakai blower yang terpasang satu unit dengan electric heater
itu. Alat itu memakai x tray yang nantinya untuk menempatkan zat yang akan
dikeringkan secara batch. Saat pengeringan berlangsung, permukaan kontak
antara permukaan dengan udara yang selalu basah dengan cairan sampai cairan
habis teruapkan seluruhnya.
Pengeringan zat padat adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair
dari bahan sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu
sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima. Pengeringan biasanya merupakan
langkah terakhir dari sederetan operasi dan hasil pengeringan biasanya siap
dikemas. Pemisahan air dari bahan padat dapat dilakukan dengan memeras zat
tersebut secara mekanik sehingga air keluar, dengan pemisah sentrifugal, atau
dengan penguapan termal. Pemisahan air secara mekanik biasanya lebih murah
biayanya, sehingga biasanya kandungan zat cair itu diturunkan terlebih dahulu
sebanyak-banyaknya dengan cara mekanik sebelum diumpankan ke dalam
pengering termal. Kandungan zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari
satu bahan ke bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai kandungan zat cair

4
sama sekali (bone dry). Pada umumnya zat padat selalu mengandung sedikit fraksi
air sebagai air terikat. Zat padat yang akan dikeringkan biasanya terdapat dalam
bentuk serpih (flake), bijian (granule), kristal (crystal), serbuk (powder), lempeng
(slab), atau lembaran sinambung (continous sheet) dengan sifat-sifat yang berbeda
satu sama lain. Zat cair yang akan diuapkan mungkin terdapat pada permukaan zat
padat seperti pada kristal; dapat pula seluruh zat cair terdapat di dalam zat padat
seperti pada pemisahan pelarut dari lembaran polimer; atau dapat pula sebagian
zat cair sebagian di luar dan sebagian di dalam. Umpan pengering mungkin
berupa zat cair di mana zat padat melayang sebagai partikel, atau dapat pula
berbentuk larutan.
Kadar air atau moisture content adalah jumlah air yang terkandung dalam
suatu bahan. Kadar air dari padatan bisa akan mengalami penurunan selama
proses pengeringan berlangsung, yang kemudian akan menurunkan densitasnya.
Pada beberapa kasus, bahan kering akan menyusut. Kadar air yang terkandung
dalam bahan bisa dihitung dengan beberapa cara, di antaranya, susu kedelai bubuk
bisa ditentukan dengan dua basis, yaitu basis basah dan basis kering. Perhitungan
basis basah :

Dimana : Xbb = kadar air basis basah (%)


Xbk = kadar air basis kering(%)
Mw = berat bahan basah
Md = berat bahan kering
Kinetika pengeringan berhubungan dengan kadar uap di padatan dan suhu
terhadap waktu (Strumillo, 1986). Selama proses pengeringan, perpindahan massa

5
dan panas terjadi antara bahan padat dan gas pengering (udara). Gambar 1
menunjukkan laju pengeringan versus kandungan moisture.

Pada awalnya padatan memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga


semua kapiler terisikan dengan cairan air dan seluruh permukaan padatan jenuh
dengan air. Setelah pemanasan singkat, suhu padatan mencapai wet bulb
temperatur Twb. Udara terjenuhkan pada permukaan, yang digambarkan dengan
tekanan uap jenuh . Udara bulk air memiliki suhu T dan tekanan uap lebih besar
dari , sehingga uap air berdifusi secara konstan ke lingkungan. Dari arah yang
berlawanan, panas di suplai dari lingkungan ke permukaan padatan dan digunakan
untuk menguapkan air.Selama periode ini, laju pengeringan konstan. Hal ini
tergantung pada kondisi udara pengering dan koefisien perpindahan massa.
Periode ini disebut sebagai periode pertama atau periode laju konstan (lihat Gbr.
1). Selanjutnya, ketika gaya kapiler tidak mampu lagi memindahkan cukup air,
maka laju pengeringan menurun. Hal ini disebut periode pengeringan kedua atau
periode laju menurun (lihat Gambar1).Perpindahan air didalam produk
menentukan laju pengeringan, dan tekanan uap di permukaan turun dibawah nilai
saturasi. Suhu padatan secara bertahap meningkat menuju suhu bulk T. Transisi
antara periode pengeringan pertama dan kedua adalah titik balik dari kurva
pengeringan.Pada titik ini kandungan uap air disebut sebagai kandungan uap air
kritis Xcr.

6
Pada praktikum ini untuk tiap-tiap bahan dilakukan tiga variabel. Setiap

variabel beratnya sama yaitu 1 kg. Pengeringan dilakukan pada suhu 75C, 85C,

95C. Dari praktikum di dapatkan laju pengeringan yang semakin meningkat.

Operasi pengeringan zat padat yang mengandung cairan (dalam hal ini air)

dapat dilakukan pada alat-alat pengering dengan udara sebagai media

pengeringan. Operasi ini dapat ditempatkan di dalam alat itu sendiri atau di luar

alat pengering. Untuk pekerjaan ini dicapai tray dryer dengan sumber energi udara

panas dari electric heater yang dipasang diluar alat percobaan, sebagai

penghembus udara dipakai blower yang terpasang satu unit dengan electric heater

itu. Alat itu memakai x tray yang nantinya untuk menempatkan zat yang akan

dikeringkan secara batch. Saat pengeringan berlangsung, permukaan kontak

antara permukaan dengan udara yang selalu basah dengan cairan sampai cairan

habis teruapkan seluruhnya.

Pada periode ini, hubungan antara moisture content dengan drying rate dapat

berupa garis lurus (linier) atau berupa garis lengkung atau mungkin juga garis

lengkung yang patah. Untuk operasi yang telah mantap (steady state) dengan

kondisi adiabatik, kecepatan perpindahan panas dan massa adalah:

Q = hG. A (tG t1) . (i)

NA = kG. A ( PL PG) . (ii)

Keterangan:

7
Q = Kecepatan perpindahan panas (Btu/jam)

A = Luas permukaan basah yang kontak dengan udara

tG = Suhu udara (OF)

t1 = Suhu permukaan basah (OF)

NA = Kecepatan penguapan dari permukaan basah ke udara (lbmol/jam)

hG = Koefisien perpindahan panas dari udara ke permukaan basah

kG = Koefisien perpindahan panas dari permukaan basah ke udara (lb

mol/jam)

PL = Tekanan parsiil uap air dalam fase gas (atm)

PG = Tekanan parsiil uap air dalam gas (atm)

Dari persamaa (i) dan (ii) kecepatan pengeringan tiap satuan luas permukaan

basah dapat dinytatakan sebagai:

8
Persamaan (iii) di atas dapat dipakai untuk menentukan kecepatan pengeringan.

Dari berbagai macam alat pengering, kami memilih Rotary Dryer yang dipadukan

dengan sistem kontrol terdistribusi (DCS), karena pengering ini bermanfaat untuk

bahan-bahan yang konduktivitas panasnya rendah, maupun untuk mencampur

bahan dengan merata selama siklus pengeringan. Penggunaan DCS (Distributed

Control System) bertujuan untuk mengendalikan proses manufaktur secara terus

menerus atau batch-oriented. DCS adalah suatu sistem kendali terpadu secara

otomatis.

DCS umumnya menggunakan komputer yang dirancang khusus sebagai

pengontrol dan menggunakan dua interkoneksi eksklusif dan protokol

komunikasi. Input dan output modul merupakan bagian atau komponen dari

sistem DCS. Komputer menerima informasi dari modul input kemudian

mengolahnya dan mengirimkan hasil pengolahan tersebut ke modul output. Input

dari DCS adalah informasi dari instrument masukan / sensor-sensor, sedangkan

outputnya berupa data hasil pengolahan dan instruksi-instruksi yang dikirimkan

ke output / valve atau selenoid.

Kandungan zat cair di dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu

bahan dengan bahan yang lainnya. Bahan yang tidak mengandung zat cair / air

sama sekali disebut kering tulang. Namun pada umumnya, zat padat masih

mengandung sejumlah kecil zat cair / air.

9
BAB III
MATERI DAN METODA

Adapun peralatan dan bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini

adalah sebagai berikut :

A . Materi

Alat-alat yang digunakan:

10
1. Alat pengeringan ( Tray dryer )

2. Timbangan analitik

3. Penggaris

4. Alat pemotong (Cutter)

5. Stopwatch

6. Dry Bulb Temperatur

7. Wet Bulb Temperatur

Bahan yang digunakan:

1. Sampel Daging Buah Kelapa Sawit

2. Tissue

B . Metoda

Prosedur Kerja :

1. Sampel yang akan dikeringkan terlebih dahulu diperkecil ukurannya

dengan memotongnya, lalu diukur luas permukaan dari sampel


2. Ditimbang berat awal dari sampel dan dicatat
3. Setelah penimbangan sampel, lalu Alat pengering (Tray Dryer) dinyalakan
4. Diatur suhu pemanasan sampel
5. Lalu dimasukkan sampel kedalam Alat Pengering

11
6. Dengan interval waktu yang ditentukan dicatat data-data yang diperlukan

untuk penganalisaan data ( data yang diambil berupa ; berat sampel,

temperature dry bulb, temperature wet bulb )


7. Setelah berat sampel tidak lagi berkurang, pengeringan dihentikan.

C . Gambar
Rangkaian
Percobaan

12
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kerja Praktek


1. Sampel = Daging Buah Kelapa Sawit
2. Ukuran Sampel = P = 5 cm; L = 3,2 cm; T = 0,5 cm
3. Qo = 10,1872 gram
4. Qn = 11,4609 gram
5. Lamda () = 545,1 kkal/kg
6. Temperatur Set = 90

13
NO MEASSUREMENTS

Time Weight Dry Bulb Wet Bulb


T ( Q ( gram Temperatur ( 0C ) Temperatur (
o
menit ) ) t C )tw
1 0 11,4609 67,3 60,7
2 4 11,4051 67,8 61,2
3 8 11,3032 68,0 61,5
4 12 11,2322 68,2 61,7
5 16 11,1737 68,4 61,8
6 20 11,1301 68,5 61,9
7 24 11,0914 68,6 62,6
8 28 11,0423 68,7 62,1
9 32 11,0242 68,7 62,2
10 36 10,9900 68,8 62,2
11 40 10,9580 68,9 62,3
12 44 10,9300 68,9 62,3
13 48 10,8980 69,0 62,4
14 52 10,8672 69,0 62,4
15 56 10,8461 69,0 62,5
16 60 10,8011 69,0 62,5
17 64 10,7545 69,1 62,5
18 68 10,7144 69,1 62,5
19 72 10,6741 69,1 62,5
20 76 10,6410 69,1 62,6
21 80 10,5924 69,1 62,6
22 84 10,5540 69,1 62,6
23 88 10,5159 69,1 62,6
24 92 10,4842 69,1 62,6
25 96 10,4463 69,1 62,6
26 100 10,4128 69,1 62,6

14
27 104 10,3737 69,1 62,6
28 108 10,3373 69,1 62,6
29 112 10,2987 69,1 62,6
30 116 10,2610 69,1 62,6
31 120 10,2214 69,1 62,6
32 124 10,1872 69,1 62,6
33 128 10,1872 69,1 62,6
34 132 10,1872 69,1 62,6

B. Pembahasan
1. Luas permukaan bahan sebelum pengeringan ( A )
A = 2 Pl + 2 Pt + 2 Lt
= 2 ( 5 3,2 )cm + 2 ( 5 0,5 ) cm + 2 ( 3 , 2 0,5 ) cm
= 32 cm2 + 5 cm2 + 3,2 cm2
= 40,2 cm2

2. Menghitung harga W (Moisture Content)/Hilangnya Kadar Air

Qn

W Qo 1

a. Menit ke-0
11,4609 gram

W = 10,1872 gram 1

= 0,1250

b. Menit ke-4

15
11,4051 gram

W = 10,1872 gram 1

= 0,1195

c. Menit ke-8
11,3032 gram

W = 10,1872 gram 1

= 0,1095

d. Menit ke-12
11,2322 gram

W = 10,1872 gram 1

= 0,1025

e. Menit ke-16
11,1737 gram

W = 10,1872 gram 1

= 0,0968

f. Menit ke-20
11,1301 gram

W = 10,1872 gram 1

= 0,0925

g. Menit ke-24
11,0914 gram

W = 10,1872 gram 1

= 0,0887

h. Menit ke-28
11,0423 gram

W = 10,1872 gram 1

= 0,0839

i. Menit ke-32

16
11,0242 gram

W = 10,1872 gram 1

= 0,0821

3. Massa air yang teruapkan (m)


m1m2
M = t ( jam)

1 jam
t = 4 menit x
60 menit

= 0,0666 jam

a. Menit ke-0
( 11,460911,4051 ) gram
M = 0,0666 jam

= 0,8387 g/jam
b. Menit ke-4
( 11,405111,3032 ) gram
M = 0,0666 jam

= 1,5300 g/jam

c. Menit ke-8
( 11,303211,2322 ) gram
M = 0,0666 jam

= 1,0660 g/jam
d. Menit ke-12
( 11,232211,1737 ) gram
M = 0,0666 jam

= 0,8783 g/jam

e. Menit ke-16

( 11,173711,1301 ) gram
M = 0,0666 jam

= 0,6546 g/jam

f. Menit ke-20

17
( 11,130111,0914 ) gram
M = 0,0666 jam

= 0,5810 g/jam

g. Menit ke-24
( 11,0914 11,0423 ) gram
M = 0,0666 jam

= 0,7372 g/jam

h. Menit ke-28
( 11,042311,0242 ) gram
M = 0,0666 jam

= 0,2717 g/jam

i. Menit ke-32
( 11,024210,9900 ) gram
M = 0,0666 jam

= 0,5153 g/jam

4. Menghitung Nilai Panas Yang Diterima Q (kal/jam)


Suhu=90C
pada suhu 90oC = 545,1 kkal/kg

= 545,1 kkal/kg x 1000 kal/1 kkal x 1 kg/1000 gr

= 545,1 kal/gr

Q = M.

a. Menit ke-0
Q = 0,8378 g/jam 545,1 kal/g
= 456,6847 kal/jam
b. Menit ke-4
Q = 1,5300 g/jam 545,1 kal/g
= 834,003 kal/jam
c. Menit ke-8
Q = 1,0660 g/jam 545,1 kal/g

18
= 581,0766 kal/jam
d. Menit ke-12
Q = 0,8783 g/jam 545,1 kal/g
= 478,7613 kal/jam
e. Menit ke-16
Q = 0,6546 g/jam 545,1 kal/g
= 356,8224 kal/jam
f. Menit ke-20
Q = 0,5810 g/jam 545,1 kal/g
= 316,7031 kal/jam
g. Menit ke-24
Q = 0,7372 g/jam 545,1 kal/g
= 401,8477 kal/jam
h. Menit ke-28
Q = 0,2717 g/jam 545,1 kal/g
= 148,1036 kal/jam

i. Menit ke-32
Q = 0,5135 g/jam 545,1 kal/g
= 279,9088 kal/jam

5. Koefisien perpindahan konfeksi (h)

Q
h = A (ttw)

a. Menit ke-0
456,6847 kal/ jam
h = 2
40,2 cm ( 67,360,7 )

= 1,7212 kal/jam cm2


b. Menit ke-4
834,003 kal/ jam
h = 2
40,2 cm ( 67,861,2 )

= 3,1433 kal/jam cm2


c. Menit ke-8

19
581,0766 kal / jam
h = 40,2 cm2 ( 68,061,5 )

=2,2237 kal/jam cm2


d. Menit ke-12

478,7613 kal / jam


h = 2
40,2 cm ( 68,261,7 )

= 1,8322 kal/jam cm2


e. Menit ke-16
356,8224 kal/ jam
h = 40,2 cm2 ( 68,461,8 )

= 1,3448 kal/jam cm2


f. Menit ke-20
316,7031 kal/ jam
h = 40,2 cm2 ( 68,561,9 )

= 1,1936 kal/jam cm2

g. Menit ke-24
401,8477 kal/ jam
h = 40,2 cm2 ( 68,662,6 )

= 1,6660 kal/jam cm2


h. Menit ke-28
148,1036 kal/ jam
h = 40,2 cm2 ( 68,762,1 )

= 0,5582 kal/jam cm2


i. Menit ke-32
279,9088 kal/ jam
h = 40,2 cm2 ( 68,762,2 )

= 1,0712 kal/jam cm2

20
6. Menghitung Nilai Kecepatan pengeringan Rc
h(ttw)
Rc =

a. Menit ke-0
kal
1,7212 2
( 67,360,7 )
Rc = cm jam
545,1kal /g
= 0,0208 g/jam cm2
b. Menit ke-4
kal
3,1433 2 ( 67,861,2 )
Rc = cm jam
545,1 kal/ g
= 0,0380 g/jam cm2
c. Menit ke-8
kal
2,2237 2 ( 68,061,5 )
Rc = cm jam
545,1 kal/g
= 0,0265 g/jam cm2
d. Menit ke-12
kal
1,8322 2 (68,261,7)
Rc = cm jam
545,1 kal/ g
= 0,0218 g/jam cm2
e. Menit ke-16
kal
1,3448 2 ( 68,461,8 )
Rc = cm jam
545,1 kal/g
= 0,0162 g/ jam cm2
f. Menit ke-20

21
kal
1,3448 2
( 68,461,8 )
Rc = cm jam
545,1 kal/g
= 0,0162 g/jam cm2
g. Menit ke-24
kal
1,1936 2 ( 68,561,9 )
Rc = cm jam
545,1kal /g
= 0,0144 g/jam cm2
h. Menit ke-28
kal
1,6660 2 ( 68,662,6 )
Rc = cm jam
545,1 kal/g
= 0,0183 g/jam cm2
i. Menit ke-32
kal
1,0712 2 ( 68,762,2 )
Rc = cm jam
545,1 kal/ g
= 0,0127 g/jam cm2

C . Grafik

22
23
24
25
D. Tabulasi Data

26
N MEASSUREMENTS PERHITUNGAN
O Time Weight Dry Wet Bulb Moustu M Q h Rc
2
menit Q Bulb Temperatu re gram/ja Kal/jam Kkal/cm gr/cm2
(T) ( gram ) Temper r W m jam OC jam
atur ( oC )tw
( 0C ) t
1 0 11,4609 67,3 60,7 0,1250 0,8378 456,6847 1,7212 0,0208
2 4 11,4051 67,8 61,2 0,1195 1,5300 834,003 3,1433 0,0380
3 8 11,3032 68,0 61,5 0,1095 1,0660 581,0766 2,2237 0,0265
4 12 11,2322 68,2 61,7 0,1025 0,8783 478,7613 1,8322 0,0218
5 16 11,1737 68,4 61,8 0,0968 0,6546 356,8224 1,3448 0,0144
6 20 11,1301 68,5 61,9 0,0925 0,5810 316,7031 1,1936 0,0183
7 24 11,0914 68,6 62,6 0,0887 0,7372 401,8477 1,6660 0,0067
8 28 11,0423 68,7 62,1 0,0839 0,2717 148,1036 0,5582 0,0127
9 32 11,0242 68,7 62,2 0,0821 0,5135 279,9088 1,0712 0,0119
10 36 10,9900 68,8 62,2 0,0788 0,4804 261,8660 0,9869 0,0115
11 40 10,9580 68,9 62,3 0,0756 0,4204 229,1600 0,8637 0,0815
12 44 10,9300 68,9 62,3 0,0729 0,4804 261,8660 0,9869 0,0186
13 48 10,8980 69,0 62,4 0,0697 0,4624 252,0542 0,9500 0,0168
14 52 10,8672 69,0 62,4 0,0667 0,3168 172,6876 0,6737 0,0815
15 56 10,8461 69,0 62,5 0,0646 0,6756 368,2695 1,4093 0,0168
16 60 10,8011 69,0 62,5 0,0602 0,6996 361,3519 1,4594 0,0174
17 64 10,7545 69,1 62,5 0,0556 0,6021 328,2047 1,2804 0,0186
18 68 10,7144 69,1 62,5 0,051 0,6051 329,8400 1,2431 0,0150
19 72 10,6741 69,1 62,5 0,047 0,4969 270,8601 1,0208 0,0123
20 76 10,6410 69,1 62,6 0,044 0,7282 396,9418 1,5191 0,0181
21 80 10,5924 69,1 62,6 0,039 0,5765 314,2501 1,2026 0,0143
22 84 10,5540 69,1 62,6 0,036 0,049 311,7972 0,1022 0,0012
23 88 10,5159 69,1 62,6 0,032 0,5300 288,903 1,0563 0,0013
24 92 10,4842 69,1 62,6 0,029 0,5690 310,1619 1,1869 0,0141
25 96 10,4463 69,1 62,6 0,025 0,5030 274,1853 1,0493 0,0125
26 100 10,4128 69,1 62,6 0,0222 0,5870 319,9737 1,2245 0,1460

27
27 104 10,3737 69,1 62,6 0,0183 0,5465 297,8971 1,1400 0,1359
28 108 10,3373 69,1 62,6 0,0147 0,5795 315,8854 1,2088 0,0144
29 112 10,2987 69,1 62,6 0,0109 0,5660 308,5266 1,1807 0,0140
30 116 10,2610 69,1 62,6 0,0724 0,5945 324,0619 1,2401 0,0147
31 120 10,2214 69,1 62,6 0,0335 0,5135 279,9088 1,0712 0,0127
32 124 10,1872 69,1 62,6 0 0 0 0 0
33 128 10,1872 69,1 62,6 0 0 0 0 0
34 132 10,1872 69,1 62,6 0 0 0 0 0

BAB V
KESIMPULAN

1.Dari hasil percobaan pengeringan zat padat bahwa kecepatan pengering dapat
dipengaruhi dapat dipengaruhi oleh temperatur dan ukuran sampel sehingga
diperoleh nilai : 0,0208 gr/jam.cm2, 0,0380 gr/jam.cm2 ,0,0265 gr/jam.cm2 ,
0,0218 gr/jam.cm2 , 0,0162 gr/jam.cm2 , 0,0144 gr/jam.cm2,0,0183 gr/jam.cm2 ,
0,0067 gr/jam.cm2 , 0,0127 gr/jam.cm2 , 0,0119 gr/jam.cm2 ,0,0104 gr/jam.cm2,
0,0119 gr/jam.cm2,0,0115 gr/jam.cm2 , 0,0815 gr/jam.cm2 , 0,0168 gr/jam.cm2,
0,0186 gr/jam.cm2,0,0150 gr/jam.cm2 , 0,0123 gr/jam.cm2 , 0,0181 gr/jam.cm2,

28
0,0141 gr/jam.cm2, 0,0125 gr/jam.cm2 , 0,1460 gr/jam.cm2 , 0,1359 gr/jam.cm2,
0,0144 gr/jam.cm2, 0,0140 gr/jam.cm2 , 0,0147 gr/jam.cm2 , 0,0127 gr/jam.cm2.

2.Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pengeringan adalah luas


permukaan , suhu , tingkat kelembapan , dan juga aliran udara .

3.Dari hasil percobaan modul pengeringan zat padat dengan sampel berondolan
sawit dengan ukuran luas permukaan yang didapat adalah 40,2 cm2 , maka
dapat disimpulkan bahwa apabila temperatur tinggi maka waktu yang
dibutuhkan untuk pengeringan suatu sampel sedikit .

DAFTAR PUSTAKA

CM Abadi. 2014. Pengeringan Zat Padat: http://repository.usu.ac.id/bitstream/


123456789/42220/4/Chapter%20II.pdf

Martunis. 2011. Pengeringan Zat Padat. Universitas Syiah Kuala: Banda Aceh

29
McCabe, W. L., and J. C., Smith. 1999. Operasi Teknik Kimia, edisi keempat,
jilid 2, Erlangga, Jakarta

Hidayah, Khanifatun. 2011.Effect Of Drying Temperature On Moisture Decrease


Of Various Grains With Rotary Dryer Counter Current System.
Universitas Diponegoro : Semarang

http://www.google.com/pengeringan+zat+padat/kimia/industri.html

Geankoplis, C. J., 1993,Transport Processes and Unit Operation, 3ndEdition,

Prentice Hall, Inc, U.S.A

30

Anda mungkin juga menyukai