Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN

DESAIN DAN PENGUJIAN KINERJA KONDENSOR UNTUK


MENDUKUNG KINERJA EVAPORATOR

Disusun Oleh :
Nico Ferian (45 16 044 003)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

DESAIN DAN PENGUJIAN KINERJA KONDENSOR UNTUK


MENDUKUNG KINERJA EVAPORATOR

Disusun Oleh :

Nico Ferian (45 16 044 003)

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. A. Zulfikar Syaiful S.T.,M.T Al Gazali,S.T.,M.T


NIDN : 0918026902 NIDN : 0905067302

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Alat Penukar Kalor.....................................................................................3
2.2 Jenis Alat Penukar Kalor...........................................................................4
2.3 Kondensor....................................................................................................5
2.3.1 Prinsip kerja Kondensor.....................................................................6
2.3.2 Air Pendingin Kondensor...................................................................8
2.3.3 Penyebab Penurunan Kinerja Kondensor........................................8
2.4 Kondensasi...................................................................................................9
2.5 Macam-macam Kondensor......................................................................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................15
3.1 Tempat dan Waktu...................................................................................15
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................15
3.2.1 Alat......................................................................................................15
3.2.2 Bahan..................................................................................................15
3.2.3 Jenis Penelitian..................................................................................15
3.3 Prosedur Penelitian...................................................................................15
3.3.1 Perencanaan Desain..........................................................................15
3.3.2 Spesifikasi Alat..................................................................................16
3.3.3 Metode Penelitian..............................................................................16
3.3.4 Pengumpulan Data............................................................................16
3.3.5 Pengolahan Data................................................................................17
3.4 Diagram Alir.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondensor dan evaporator merupakan heat exchanger. Pertukaran panas
yang dimaksud ialah bahwa ada dua atau lebih jenis suhu fluida antara
peralatan perpindahan panas, yang juga dikenal sebagai peralatan pertukaran
panas. Akibatnya, struktur kondensor dan evaporator berbeda namun prinsip
kerjanya sama, yaitu sejenis penukar panas melalui refrigerant dan media
eksternal yang mengalir melalui permukaan wadah. Kondensor dan evaporator
sama pada faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan panas, dan
perpindahan panas berhubungan dengan area pertukaran panas, perbedaan
suhu, dan koefisien perpindahan panas. Kondensor dan evaporator bekerja
dengan cara yang berbeda, kondensor adalah pada pencairan pendingin
menengah, eksoterm eksternal. Kemudian evaporator adalah gasifikasi
endotermik kondensasi, tekanan umumnya sangat tinggi; refrigerant evaporator
diubah dari cairan ke gas, merupakan proses endoterminasi penguapan, dimana
tekana pada umumnya lebih rendah. Sebagai kesimpulan, kondensor adalah
salah satu peralatan pertukaran panas utama pada unit pendinginan, yang
digunakan untuk mengembunkan uap superheat pendingin didinginkan
menjadi cairan pendingin dan dipancarkan menjadi cairan pendingin. Media
pendingin yang biasa digunakan adalah air dan udara.
Kondensor adalah salah satu komponen utama dalam sistem pendingin
yang berfungsi untuk mengubah gas bertekanan tinggi dari kompresor menjadi
cairan dengan cara menghilangkan panas dari gas tersebut. Cairan yang
dihasilkan oleh kondensor selanjutnya akan mengalir ke evaporator untuk
menjalankan proses pendinginan. Tipe kondensor yang paling umum
digunakan adalah tipe shell dan tube, namun beberapa aplikasi memerlukan
tipe kondensor yang berbeda, salah satunya adalah tipe shell dan coil.
Kondensor tipe shell dan coil memiliki struktur yang terdiri dari pipa
spiral (coil) yang ditempatkan di dalam tabung luar (shell). Aliran fluida
pendingin

1
akan melewati pipa spiral tersebut untuk menyerap panas dari gas yang
melewati tabung luar. Kelebihan dari kondensor tipe shell dan coil adalah
dapat memberikan efisiensi perpindahan panas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tipe kondensor shell dan tube. Namun, desain dan pemilihan material
yang tepat sangat penting dalam mendukung kinerja kondensor tipe ini.
Dalam konteks desain dan pengujian kinerja kondensor untuk
mendukung kerja evaporator, penggunaan kondensor tipe shell dan coil perlu
dievaluasi secara lebih mendalam. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan
desain dan parameter kondensor agar dapat meningkatkan efisiensi kerja
evaporator dan mengurangi biaya operasional sistem pendingin secara
keseluruhan.
Dalam dunia industri, baik industri yang berskala besar maupun kecil,
penggunaan evaporator tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan
produk sesuai dengan yang diinginkan. Dalam skala komersial, proses
evaporasi membutuhkan peralatan pendukung seperti kondensor, perangkap
uap, injeksi uap, dan evaporator itu sendiri.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil perumusan masalah dalam
penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana desain alat kondensor tipe shell and koil untuk mendukung
kinerja evaporator?
2. Bagaimana laju perpindahan panas yang terjadi pada kondensor?
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Membuat sebuah kondensor untuk mendukung kinerja evaporator.
2. Menentukan laju perpindahan panas pada kondensor.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teknologi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Penukar Kalor


Alat penukar atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan kalor dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa
dan dapat berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,
medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan
air biasa sebagai air pendingin (cooling water).
Penukar kalor dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar
fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran kalor terjadi karena adanya
kontak, baik antara fluida yang terdapat dinding pemisahnya, maupun
keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar panas sangat luas
dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia,
industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana
dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin
memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
Alat penukar kalor adalah alat yang memungkinkan terjadinya
perpindahan panas diantara dua fluida yang memiliki temperatur yang berbeda
tanpa mencampurkan kedua fluida tersebut. Alat penukar kalor biasanya
digunakan secara praktis didalam aplikasi yang luas, seperti dalam kasus
pemanasan dan sistem pengkondisian udara, proses-proses kimia dan proses
pembangkitan tenaga. Alat penukar kalor berbeda dengan ruangan
pencampuran yakni alat penukar kalor tidak memperbolehkan kedua fluida
bercampur. Sebagai contoh, pada radiator mobil, panas dipindahkan dari air
panas yang mengalir melalui pipa yang terdapat pada radiator yang
ditambahkan plat pada jarak yang kecil dengan melewatkan udara diantaranya.

Perpindahan panas pada alat penukar kalor biasanya terdiri dari konveksi
di setiap fluida dan konduksi pada dinding yang memisahkan kedua fluida.
Pada saat menganalisa alat penukar kalor, sangat diperlukan untuk
menggunakan koefisien perpindahan panas menyeluruh U yang
memungkinkan untuk
3
menghitung seluruh efek dari perpindahan panas. Laju perpindahan panas
diantara kedua fluida terletak pada alat penukar kalor yang bergantung pada
perbedaan temperatur pada suatu titik, yang bervariasi sepanjang alat penukar
kalor. Pada saat menganalisis alat penukar kalor, biasanya bekerja dengan
menggunakan logarithmic mean temperature difference LMTD, yang
sebanding dengan perbedaan temperatur rata-rata diantara kedua fluida
sepanjang alat penukar kalor. Ketika dua temperatur tidak diketahui kita dapat
menganalisisnya dengan metode keefektifitasan-NTU.

2.1 Jenis Alat Penukar Kalor


Secara umum, alat penukar kalor dapat dibagi Berdasarkan fungsinya
yakni :
a. Chiller, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan fluida
sampai pada temperatur yang rendah. Temperatur fluida hasil pendinginan
didalam chiller yang lebih rendah bila dibandingkan dengan fluida
pendinginan yang dilakukan dengan pendingin air. Untuk chiller ini media
pendingin biasanya digunakan amoniak atau Freon.
b. Kondensor, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap atau
campuran uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media pendingin
yang dipakai biasanya air atau udara. Uap atau campuran uap akan
melepaskan panas atent kepada pendingin, misalnya pada pembangkit
listrik tenaga uap yang mempergunakan condensing turbin, maka uap
bekas dari turbin akan dimasukkan kedalam kondensor, lalu diembunkan
menjadi kondensat.
c. Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan atau
gas dengan mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak
terjadi perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka
pendingin coler mempergunakan media pendingin berupa udara dengan
bantuan fan (kipas).
d. Evaporator, alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan
menjadi uap. Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi (penguapan)

4
suatu zat dari fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah
panas latent dan zat yang digunakan adalah air atau refrigerant cair.
e. Reboiler, alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan kembali (reboil)
serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media pemanas
yang sering digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang diproses itu
sendiri.
f. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan
panas suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus,
yaitu:

1. Memanaskan fluida .

2. Mendinginkan fluida pada panas suhu yang masuk dan keluar dimana
kedua jenis fluida diatur sesuai dengan kebutuhannya.
g. Vaporizer, secara umum vaporizer digunakan untuk menguapkan cairan.
Uap yang dihasilkan digunakan untuk proses kimia, bukan sebagai sumber
panas seperti halnya steam dan menggunakan elemen pemanas listrik.
Jenis- Jenis Vaporizer :
1. Vaporizer dengan sirkulasi paksa Cairan diumpankan ke dalam
vaporizer dengan menggunakan pompa.
2. Vaporizer dengan sirkulasi alamiah Cairan umpan dapat mengalir
sendiri dalam vaporizer dengan bantuan gaya gravitasi.

h. Heater, merupakan salah satu alat penukar kalor yang berfungsi


memanaskan fluida proses, dan sebagai bahan pemanas a1at ini
menggunakan steam.

2.2 Kondensor
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuang kalor ke
lingkungan, sehingga uap akan mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair.
Sebelum masuk ke kondensor refrigeran berupa uap yang bertemperatur dan
bertekanan tinggi, sedangkan setelah keluar dari kondensor refrigerant berupa
cairan jenuh yang beremperatur lebih rendah dan bertekan sama (tinggi) seperti
sebelum masuk ke kondensor.

5
Menurut kontruksinya di dalam kondensor terdapat pipa-pipa yang
disusun sedemikian rupa dan di aliri air sebagai pendingin serta ruangan hampa
sebagai proses lajunya uap jenuh dari turbin. Karena uap jenuh bersinggungan
dengan pipa-pipa dingin yang berisis air maka akan terjadi proses kondensasi
sehingga hasil dari kondensasi tersebut di sebut air kondensasi. Kondensor juga
digunakan untuk menciptakan tekanan yang rendah pada exhaust turbin.
Dengan tekanan yang rendah, maka uap jenauh dari exhaust turbin akan
bergerak dengan mudah menuju kondensor.

Laju perpindahan panas pada kondensor merupakan kalor lepas pada


sebuah siklus rankine. Kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang,
maka air yang berasal dari suplay air yang dilewatkan ke kondensor akan
lansung di buang atau di tamping di sebuah tempat dan di gunakan kembali.
Alat ini berfungsi sebagai pengembun, kerjanya adalah merubah fasa uap
kembali menjadi fasa cair, dengan cara pertukaran kalor antara uap dengan air
deingin yang di alirkan di antara dinding kolom dan coil pendingin. Karena
fungsinya sebagai penukar kalor maka alat ini juga sering di sebut heat
exchanger. Banyak tipe heat exchanger tetapi yang mempunyai efisiensi tinggi
dan sering digunakan di dalam industri kimia adalah jenis shell and tube.

2.3.1 Prinsip kerja Kondensor


Prinsip kerja kondensor tergantung dari jenis kondensor tersebut,
secara umum terdapat dua jenis kondensor yaitu surface condenser dan
direct contact condenser. Berikut klasifikasi kedua jenis kondensor
tersebut:
1. Surface Condenser
Cara kerja dari jenis alat ini ialah proses pengubahan dilakukan
dengan cara mengalirkan uap kedalam ruangan yang berisi susunan
pipa dan uap tersebut akan memenuhi permukaan luar pipa sedangkan
air yang berfungsi sebagai pendingin akan mengalir di dalam pipa
(tube side), maka akan terjadi kontak antara keduanya dimana uap
yang memiliki temperatur panas akan bersinggungan dengan air
pendingin yang berfungsi untuk menyerap kalor dari uap tersebut,
6
sehingga

7
temperatur steam (uap) akan turun dan terkondensasi. Surface
condenser terdiri dari dua jenis yang dibedakan oleh cara masuknya
uap dan air pendingin, berikut jenis-jenisnya:
1. Type Horizontal Condenser Pada type kondensor ini, air pendingin
masuk melalui bagian bawah, kemudian masuk kedalam pipa (tube)
dan akan keluar pada bagian atas, sedangkan uap akan masuk pada
bagian tengah kondensor dan akan keluar sebagai kondensat pada
bagian bawah.
2. Type Vertical condenser Pada jenis kondensor ini, tempat
masuknya air pendingin melalui bagian bawah dan akan mengalir di
dalam pipa selanjutnya akan keluar pada bagian atas kondensor,
sedangkan steam akan masuk pada bagian atas dan air kondensat akan
keluar pada bagian bawah.
2. Direct Contact Condenser
Cara kerja dari kondensor jenis ini yaitu proses kondensasi
dilakukan dengan cara mencampurkan air pendingin dan uap secara
langsung. Jenis dari kondensor ini disebut spray condenser, pada alat
ini proses pencampuran dilakukan dengan menyemprotkan air
pendingin ke arah uap. Sehingga steam akan menempel pada butiran-
butiran air pendingin tersebut dan akan mengalami kontak temperatur,
selanjutnya uap akan terkondensasi dan tercampur dengan air
pendingin yang mendekat fase saturated (basah).

Perlu kita ketahui, bahwa setiap industri terkadang memiliki cara


kerja pertukaran panas yang berbeda-beda, misalnya saja pada industri
migas, fraksi yang panas akan mengalir melalui pipa sedangkan
minyak mentah (dingin) akan mengalir diluar pipa. Hal ini
dikarenakan fraksi yang mengalir di dalam pipa merupakan hasil yang
telah diolah pada menara destilasi sehingga memiliki temperatur yang
panas, panas dari fraksi inilah yang dimanfaatkan untuk memanaskan
minyak mentah yang akan dimasukkan kedalam kolom destilasi.

8
2.3.2 Air Pendingin Kondensor
Air pendingin dalam kondensor sangat memiliki peranan penting dalam
proses kondensasi uap menjadi kondensat water. Bahan baku air pendingin
biasanya didapatkan dari danau dan air laut (sea water) dalam proses
pengambilannya biasanya digunakan alat sejenis jaring yang berfungsi
untuk menjaring kotoran serta benda-benda padat lainnya agar tidak terikut
kedalam hisapan pompa yang tentunya dapat mengganggu kinerja
kondensor bahkan kerusakan pada peralatan.
2.3.3 Penyebab Penurunan Kinerja Kondensor
Menurut Hilda Porawati dan Ari Kurniawan. Kondensor sangat rentan
terhadap gangguan-gangguan yang dapat menghambat kinerjanya, berikut
masalahmasalah yang sering terjadi pada kondensor:
1. Non-Condensable Gases (gas yang tidak dapat terkondensasi).
Gas ini dapat menyebabkan kenaikan pressure terhadap kondensor
dan menyelimuti permukaan tube-tube yang dapat menghambat transfer
panas antara uap dengan cooling water, sehingga gas-gas ini harus
dikeluarkan atau dibuang dari dalam kondensor. Cara untuk
mengeluarkan udara tersebut biasanya dilakukan dengan bantuan
venting pump dan priming pump yang merupakan pompa vakum.
2. Terjadi Fouling Terhadap Kondensor.
Fouling atau endapan sangat mungkin terjadi pada kondensor,
endapan yang mengotori tube-tube kondensor ini berasal dari sumber
pengambilan bahan baku air pendingin. Seperti yang kita ketahui
tempat pengambilan air pendingin berasal dari laut dan kemungkinan
besar air tersebut mengandung endapanendapan kotoran yang ikut
masuk dan mengendap pada tube-tube kondensor, hal ini dapat
menyebabkan menurunnya laju perpindahan panas pada kondensor,
sehingga kualitas air pendingin sangat diperlukan agar mengurangi
penyebab fouling pada kondensor.
Cara untuk mengeluarkan kotoran tersebut biasanya dilakukan
dengan cara:

9
- backwash kondensor, yaitu dengan membalikkan arah aliran air
pendingin dengan tujuan membuang kotoran yang masuk ke dalam
water box inlet yang menghalangi proses perpindahan panas pada
kondensor, proses ini dilakukan dengan cara membalikkan arah
aliran inlet dan outlet.

- Ball Cleaning, proses pembersihan dengan cara ini dapat dilakukan


dengan bola sebagai alat untuk membersihkan tube kondensor.
Cara kerjanya yaitu bola akan dimasukkan pada inlet mengikuti
aliran kondensor dan keluar pada water box outlet.

2.3 Kondensasi
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud
yang lebih padat, seperti gas menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap
didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap
dikompresi menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan
kompresi. Proses terjadinya kondensasi merupakan pemampatan atau
pendinginan yang apabila dapat tercapai tekanan maksimum dan suhu
dibawah kritis.
Proses terjadinya kondensasi apabila uap didinginkan menjadi cairan,
akan tetapi dapat juga apabila sebuah uap dikompresi (yaitu tekanan
ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami suatu kombinasi dari
pendinginan kompresi. Proses pengembunan atau kondensasi adalah proses
perubahan wujud gas menjadi wujud cari disebabkan oleh adanya perbedaan
temperatur suhu. Temperatur pengembunan berubah seiring dengan tekanan
uap yang terjadi.
Oleh sebab itu temperatur pengembunan atau kondensasi diartikan
sebagai suhu temperatur pada kondisi yang jenuh akan tercapai ketika udara
didinginkan pada tekanan yang tetap tanpa penambahan kelembaban. Untuk
menghasilkan pengembunan atau kondensasi dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
- Menurunkan temperatur sehingga mereduksi kapasitas dari pada uap
- Menambah jumlah uap air
10
- Proses terjadinya kondensasi terjadi apabila terdapat pelepasasn kalor
yang dari suatu sistem.
jenis fenomena kondensasi dibagi menjadi dua yaitu: kondensasi film
(film wise condensation) dan kondensasi secara tetes (dropwise
condensation).
1. Kondensasi Film ( Film Wise Condensation )
Kondensasi film terjadi ketika cairan membasahi permukaan,
menyebar dan membentuk suatu film. Kondensasi jenis ini merupakan
kondensasi yang umum terjadi pada kebanyakan sistem. Dalam
kondensasi ini kondensat berbentuk butiran, membasahi permukaan dan
jatuh bergabung membentuk lapisan cairan yang saling menyatu. Lapisan
cairan yang terbentuk akan mengalir karean diakibatkan gravitasi,
gesekan uap, dan lain-lain. Kondensasi film paling banyak terjadi pada
aplikasi keteknikan. Aliran cairan kondensat akan memunculkan
fenomena seperti aliran laminer, aliran gelombang (wavy), transisi
laminer-turbulen, dan butiran yang jatuh pada permukaan lapisan cairan.
2. Kondensasi Secara Tetes (Dropwise Condensation)
Kondensasi secara tetes (dropwise condensation) terjadi ketika tetesan
tetesan bergerak menuruni permukaan, bergabung ketika mereka
bersentuhan dengan kondensat lainya. Dalam kondensasi jenis ini
dibutuhkan laju transfer panas yang tinggi untuk mempertahankan
terjadinya tetesan tetesan embun.

Kedua jenis fenomena kondensasi tersebut mempunyai beberapa


kelebihan dan kekurangan masing masing. Kondensasi secara tetes
merupakan kondensasi yang sulit dilakukan atau dipertahankan secara
komersial, karena dalam kondensasi ini laju transfer panas yang
dibutuhkan sangat tinggi. Dengan alasan itu maka semua peralatan
didesain berdasarkan kondensasasi secara film.

2.4 Macam-macam Kondensor

11
Macam-macam kondensor menurut jenis cooling mediumnya, dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Air Cooled Condensor (menggunakan udara sebagai cooling mediumnya).
Air Cooled Kondensor mengkondensasikan pembuangan uap dari
turbin uap dan kembali kondensat (cairan yang sudah terkondensasi) ke
boiler tanpa kehilangan air.
2. Water Cooled Condensor (menggunakan air sebagai cooling mediumnya)
Kondensor pendingin air mengekstrak panas dari gas pendingin
dengan mentransfernya ke air yang mengalir melaluinya. Kondensor jenis
ini membutuhkan pasokan air yang konstan agar dapat beroperasi.
Water Cooled Condensor yang paling banyak digunakan, yaitu:
a. Shell and Tube Condensor
Shell and Tube Condensor atau tipe Tabung dan Pipa digunakan
pada kondensor berukuran kecil sampai besar. Biasa digunakan untuk
air pendingin berupa ammonia dan freon. Seperti terlihat pada gambar
di dalam kondensor. Tabung dan Pipa terdapat banyak pipa pendingin,
dimana air pendingin mengalir di dalam pipa-pipa tersebut, ujung, dan
pangkal pipa pendingin terikat pad pelat pipa, sedangkan diantara
pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi
aliran air yang melewati pipa-pipa dan mengatur agar kecepatannya
cukup tinggi, yaitu 1,5 – 2 m/detik.

Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian


keluar melalui pipa bagian atas. Jumlah saluran maksimum yang dapat
digunakan sebanyak 12, semakin banyak jumlah saluran yang

12
digunakan maka semakin besar tahanan aliran air pendingin. Pipa
pendingin ammonia bisa terbuat dari baja sedangkan untuk freon biasa
terbuat dari pipa tembaga. Jika menginginkan pipa yang tahan
terhadap korosi bisa menggunakan pipa kuningan atau pipa cupro
nikel. Ciri-ciri kondensor Tabung dan Pipa adalah :

- Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga ukurannya


relative lebih kecil dan ringan.
- Pipa dapat dibuat dengan mudah.
- Bentuk yang sederhana dan mudah pemasangannya.
- Pipa pendingin mudah dibersihkan.
b. Shell and Coil Condensor
Kondensor tabung dan koil banyak digunakan pada unit pendingin
dengan Freon refrigerant berkapasitas lebih kecil, misalnya untuk
penyegar udara, pendingin air, dan sebagainya. Seperti gambar
dibawah ini, Kondensor tabung dan koil dengan tabung pipa
pendingin di dalam tabung yang dipasang pada posisi vertical. Koil
pipa pendingin tersebut biasanya dibuat dari tembaga, berbentuk tanpa
sirip maupun dengan sirip. Pipa tersebut mudah dibuat dan murah
harganya. Pada kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di
dalam koil pipa pendingin. Disini, endapan dan kerak yang terbentuk
di dalam pipa harus dibersihkan menggunakan zat kimia (detergent).

Adapun ciri-ciri Kondensor tabung dan koil sebagai berikut :


- Harganya murah karena mudah dalam pembuatannya.

13
- Kompak karena posisinya yang vertical dan mudah dalam
pemasangannya.
- Tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu
pembersihan dengan menggunakan detergen.
c. Tube and Tubes Condenser
Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa
coaksial dimana refrigerant mengalir melalui saluran yang terbentuk
antara pipa dalam pipa luar yang melintang dari atas ke bawah.
Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam arah
berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah. Pada mesin
pendingin berkapasitas rendah dengan Freon sebagai refrigerant, pipa
dalam dan pipa luarnya terbuat dari tembaga. Gambar di bawah ini
menunjukkan Kondensor jenis pipa ganda, dalam bentuk koil. Pipa
dalam dapat dibuat bersirip atau tanpa sirip.

Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara 1-2


m/detik. Sedangkan perbedaan temperature air keluar dan masuk pipa
pindingin (kenaikan temperature air pendingin di dalam kondensor)
kira-kira mencapai suhu 10°C. Laju perpindahan kalornya relative
besar.
Adapun ciri-ciri kondensor jenis pipa ganda adalah sebagai berikut:
- Konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.
- Dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah aliran
refrigerant dan air pendingin yang berlawanan.
- Penggunaan air pendingin relative kecil.
- Sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan detergen.

14
- Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak mungkin
dilaksanakan. Penggantian pipanya pun juga sulit dilakukan.

3. Evaporatif Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air sebagai


cooling mediumnya)
Kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor
berpendingin udara, menggunakan prinsip penolakan panas oleh
penguapan air menjadi aliran udara menjadi kumparan kondensasi.
Kondensor evaporative biasanya digunakan ketika kondisi tidak
mendukung untuk pemasangan jenis kondensor lainnya. Misalnya, jika
pasokan air tidak mencukupi untuk kondensor pendingin air, atau jika suhu
kondensasi yang dibutuhkan oleh refrigerant lebih rendah yang dapat
dicapai oleh kondensor berpendingin udara.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Teknik Kimia Universitas
Bosowa dan dilaksanakan selama 2 bulan.

3.1 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian kali ini, antara lain :
1. gergaji besi
2. Alat las listrik
3. Kunci pas
4. Meteran
5. Palu
6. Sensor suhu
7. Mur dan baut
8. Tang
9. Valve

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini, antara lain :
1. Plat stainless steel
2. Pipa tembaga

3.2 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian desain eksperimental.

3.3 Prosedur Penelitian

3.4.1 Perencanaan Desain


Dalam desian kondensor yang digunakan merupakan surface
condenser type shell and coil.

16
3.4.2 Spesifikasi Alat
1. Diameter shell : 20 cm
2. Tinggi shell : 50 cm
3. Material shell : Stainless steel
4. Diameter koil : 15 cm
5. Tinggi koil : 38 cm
6. Material koil : Tembaga
7. Temperature air : 28°C

3.4.3 Metode Penelitian


Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap perancangan dan
tahap uji coba alat :
1. Tahap Perancangan
a. Mendesain kondensor
b. Menyiapkan alat dan bahan
c. Membentuk tabung (shell)
d. Memasang pipa (koil)
e. Membuat tutup bagian atas kondensor
f. Melakukan uji coba pada kondensor
2. Tahap uji alat
a. Mengalirkan air pendingin ke dalam kondensor
bersamaan dengan masuknya fluida.
b. Mengukur temperature suhu input fluida dan air pendingin
c. Monitoring suhu output dari dalam kondensor.

3.4.4 Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Dilakukan pengamatan setelah selesainya perancangan dan
pembuatan alat kondensor.
2. Mencari literatur yang relevan dengan penelitian tersebut.

17
3.4.5 Pengolahan Data
Data yang telah didapatkan dari hasil penelitian ini kemudian akan
dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel.

3.4 Diagram Alir

Persiapan

Studi literatur/Pustaka tentang kondensor

Menentukan jenis kondensor yang digunakan

Perancangan desain

Persiapan alat dan bahan

Pembuatan alat

Uji kinerja kondensor Laju perpindahan panas pada kondensor

Pengolahan data

Selesai

18
JADWAL PENELITIAN
Waktu

No. Nama Kegiatan April Mei

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Perancangan
Desain

2. Pengumpulan
Alat dan Bahan

3. Pembuatan Alat

4. Uji Awal

5. Uji Kinerja
Kondensor

6. Pengolahan
Data

7. Pembuatan
Laporan

19
DAFTAR PUSTAKA

Azk, G. (2023). Pengertian Kondensor dan Fungsinya. Retrieved from


Wikielektronika.com: https://wikielektronika.com/pengertian-dan-fungsi-
kondensor/2/
Frandhoni. (2018, 06 02). Macam-macam Kondensor. Retrieved from Hybdrib
Production: frandhoni.blogspot.com/2015/06/macam-macam-
kondensor.html?m=1
Hatumessen, A., Kitahelu, N., & Tupamahu, C. S. (2021). ANALISIS
EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR PIPA HELICAL DESTILASI
MINYAK ATSIRI KAYU PUTIH. ARCHIPELAGO ENGINEERING .
Ihsan, S. (2018). ANALISIS BENTUK ALIRAN PADA KONDENSOR TIPE
SHELL AND TUBE MENGGUNAKAN SIMULASI CFD
(COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS). JURNAL JIEOM.
Mahyuddin, & Damairi, K. (2020). Analisis Kinerja Kondensor Spiral Tipe
Vertikal Pada Proses Kondensasi Hasil Pirolisis Plastik High Density
Polyethylene (HDPE) dan Polypropylene (PP). Jurnal Ristech (Jurnal
Riset, Sains, Dan Teknologi).
Puttewar, A. S., & Andhare, A. (2019). DESIGN AND THERMAL
EVALUTION OF SHELL AND HELICAL COIL HEAT EXCHANGER
. International
Journal of Research in Engineering And Technology.
Saruwuna, S. J., & Tupamahu, C. S. (2021). Pengaruh Laju Aliran Fluida Helical
Coil terhadap Efektivitas Kondensor Minyak Atsiri Cengkeh Berbasis
Shell. Jurnal Asiimetrik : Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Inovasi.
Sikandar, M. U. (2019). Design of Helical Coil Heat Exchanger for A Mini Power
Plan. International Journal of Scientif & Engineering Research, Vol. 10,
issue 12,.
Winarso, R., Wibowo, R., & Rudianto, B. (2018). RANCANG BANGUN
KONDENSOR PADA DESTILATOR BIOETANOL KAPASITAS 5
LITER/JAM DENGAN SKALA UMKM. Jurnal CRANKSHAFT.

iv

Anda mungkin juga menyukai