Disusun Oleh :
Nico Ferian (45 16 044 003)
Disusun Oleh :
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Alat Penukar Kalor.....................................................................................3
2.2 Jenis Alat Penukar Kalor...........................................................................4
2.3 Kondensor....................................................................................................5
2.3.1 Prinsip kerja Kondensor.....................................................................6
2.3.2 Air Pendingin Kondensor...................................................................8
2.3.3 Penyebab Penurunan Kinerja Kondensor........................................8
2.4 Kondensasi...................................................................................................9
2.5 Macam-macam Kondensor......................................................................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................15
3.1 Tempat dan Waktu...................................................................................15
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................15
3.2.1 Alat......................................................................................................15
3.2.2 Bahan..................................................................................................15
3.2.3 Jenis Penelitian..................................................................................15
3.3 Prosedur Penelitian...................................................................................15
3.3.1 Perencanaan Desain..........................................................................15
3.3.2 Spesifikasi Alat..................................................................................16
3.3.3 Metode Penelitian..............................................................................16
3.3.4 Pengumpulan Data............................................................................16
3.3.5 Pengolahan Data................................................................................17
3.4 Diagram Alir.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
akan melewati pipa spiral tersebut untuk menyerap panas dari gas yang
melewati tabung luar. Kelebihan dari kondensor tipe shell dan coil adalah
dapat memberikan efisiensi perpindahan panas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tipe kondensor shell dan tube. Namun, desain dan pemilihan material
yang tepat sangat penting dalam mendukung kinerja kondensor tipe ini.
Dalam konteks desain dan pengujian kinerja kondensor untuk
mendukung kerja evaporator, penggunaan kondensor tipe shell dan coil perlu
dievaluasi secara lebih mendalam. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan
desain dan parameter kondensor agar dapat meningkatkan efisiensi kerja
evaporator dan mengurangi biaya operasional sistem pendingin secara
keseluruhan.
Dalam dunia industri, baik industri yang berskala besar maupun kecil,
penggunaan evaporator tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan
produk sesuai dengan yang diinginkan. Dalam skala komersial, proses
evaporasi membutuhkan peralatan pendukung seperti kondensor, perangkap
uap, injeksi uap, dan evaporator itu sendiri.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil perumusan masalah dalam
penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana desain alat kondensor tipe shell and koil untuk mendukung
kinerja evaporator?
2. Bagaimana laju perpindahan panas yang terjadi pada kondensor?
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Membuat sebuah kondensor untuk mendukung kinerja evaporator.
2. Menentukan laju perpindahan panas pada kondensor.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teknologi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perpindahan panas pada alat penukar kalor biasanya terdiri dari konveksi
di setiap fluida dan konduksi pada dinding yang memisahkan kedua fluida.
Pada saat menganalisa alat penukar kalor, sangat diperlukan untuk
menggunakan koefisien perpindahan panas menyeluruh U yang
memungkinkan untuk
3
menghitung seluruh efek dari perpindahan panas. Laju perpindahan panas
diantara kedua fluida terletak pada alat penukar kalor yang bergantung pada
perbedaan temperatur pada suatu titik, yang bervariasi sepanjang alat penukar
kalor. Pada saat menganalisis alat penukar kalor, biasanya bekerja dengan
menggunakan logarithmic mean temperature difference LMTD, yang
sebanding dengan perbedaan temperatur rata-rata diantara kedua fluida
sepanjang alat penukar kalor. Ketika dua temperatur tidak diketahui kita dapat
menganalisisnya dengan metode keefektifitasan-NTU.
4
suatu zat dari fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah
panas latent dan zat yang digunakan adalah air atau refrigerant cair.
e. Reboiler, alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan kembali (reboil)
serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media pemanas
yang sering digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang diproses itu
sendiri.
f. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan
panas suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus,
yaitu:
1. Memanaskan fluida .
2. Mendinginkan fluida pada panas suhu yang masuk dan keluar dimana
kedua jenis fluida diatur sesuai dengan kebutuhannya.
g. Vaporizer, secara umum vaporizer digunakan untuk menguapkan cairan.
Uap yang dihasilkan digunakan untuk proses kimia, bukan sebagai sumber
panas seperti halnya steam dan menggunakan elemen pemanas listrik.
Jenis- Jenis Vaporizer :
1. Vaporizer dengan sirkulasi paksa Cairan diumpankan ke dalam
vaporizer dengan menggunakan pompa.
2. Vaporizer dengan sirkulasi alamiah Cairan umpan dapat mengalir
sendiri dalam vaporizer dengan bantuan gaya gravitasi.
2.2 Kondensor
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuang kalor ke
lingkungan, sehingga uap akan mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair.
Sebelum masuk ke kondensor refrigeran berupa uap yang bertemperatur dan
bertekanan tinggi, sedangkan setelah keluar dari kondensor refrigerant berupa
cairan jenuh yang beremperatur lebih rendah dan bertekan sama (tinggi) seperti
sebelum masuk ke kondensor.
5
Menurut kontruksinya di dalam kondensor terdapat pipa-pipa yang
disusun sedemikian rupa dan di aliri air sebagai pendingin serta ruangan hampa
sebagai proses lajunya uap jenuh dari turbin. Karena uap jenuh bersinggungan
dengan pipa-pipa dingin yang berisis air maka akan terjadi proses kondensasi
sehingga hasil dari kondensasi tersebut di sebut air kondensasi. Kondensor juga
digunakan untuk menciptakan tekanan yang rendah pada exhaust turbin.
Dengan tekanan yang rendah, maka uap jenauh dari exhaust turbin akan
bergerak dengan mudah menuju kondensor.
7
temperatur steam (uap) akan turun dan terkondensasi. Surface
condenser terdiri dari dua jenis yang dibedakan oleh cara masuknya
uap dan air pendingin, berikut jenis-jenisnya:
1. Type Horizontal Condenser Pada type kondensor ini, air pendingin
masuk melalui bagian bawah, kemudian masuk kedalam pipa (tube)
dan akan keluar pada bagian atas, sedangkan uap akan masuk pada
bagian tengah kondensor dan akan keluar sebagai kondensat pada
bagian bawah.
2. Type Vertical condenser Pada jenis kondensor ini, tempat
masuknya air pendingin melalui bagian bawah dan akan mengalir di
dalam pipa selanjutnya akan keluar pada bagian atas kondensor,
sedangkan steam akan masuk pada bagian atas dan air kondensat akan
keluar pada bagian bawah.
2. Direct Contact Condenser
Cara kerja dari kondensor jenis ini yaitu proses kondensasi
dilakukan dengan cara mencampurkan air pendingin dan uap secara
langsung. Jenis dari kondensor ini disebut spray condenser, pada alat
ini proses pencampuran dilakukan dengan menyemprotkan air
pendingin ke arah uap. Sehingga steam akan menempel pada butiran-
butiran air pendingin tersebut dan akan mengalami kontak temperatur,
selanjutnya uap akan terkondensasi dan tercampur dengan air
pendingin yang mendekat fase saturated (basah).
8
2.3.2 Air Pendingin Kondensor
Air pendingin dalam kondensor sangat memiliki peranan penting dalam
proses kondensasi uap menjadi kondensat water. Bahan baku air pendingin
biasanya didapatkan dari danau dan air laut (sea water) dalam proses
pengambilannya biasanya digunakan alat sejenis jaring yang berfungsi
untuk menjaring kotoran serta benda-benda padat lainnya agar tidak terikut
kedalam hisapan pompa yang tentunya dapat mengganggu kinerja
kondensor bahkan kerusakan pada peralatan.
2.3.3 Penyebab Penurunan Kinerja Kondensor
Menurut Hilda Porawati dan Ari Kurniawan. Kondensor sangat rentan
terhadap gangguan-gangguan yang dapat menghambat kinerjanya, berikut
masalahmasalah yang sering terjadi pada kondensor:
1. Non-Condensable Gases (gas yang tidak dapat terkondensasi).
Gas ini dapat menyebabkan kenaikan pressure terhadap kondensor
dan menyelimuti permukaan tube-tube yang dapat menghambat transfer
panas antara uap dengan cooling water, sehingga gas-gas ini harus
dikeluarkan atau dibuang dari dalam kondensor. Cara untuk
mengeluarkan udara tersebut biasanya dilakukan dengan bantuan
venting pump dan priming pump yang merupakan pompa vakum.
2. Terjadi Fouling Terhadap Kondensor.
Fouling atau endapan sangat mungkin terjadi pada kondensor,
endapan yang mengotori tube-tube kondensor ini berasal dari sumber
pengambilan bahan baku air pendingin. Seperti yang kita ketahui
tempat pengambilan air pendingin berasal dari laut dan kemungkinan
besar air tersebut mengandung endapanendapan kotoran yang ikut
masuk dan mengendap pada tube-tube kondensor, hal ini dapat
menyebabkan menurunnya laju perpindahan panas pada kondensor,
sehingga kualitas air pendingin sangat diperlukan agar mengurangi
penyebab fouling pada kondensor.
Cara untuk mengeluarkan kotoran tersebut biasanya dilakukan
dengan cara:
9
- backwash kondensor, yaitu dengan membalikkan arah aliran air
pendingin dengan tujuan membuang kotoran yang masuk ke dalam
water box inlet yang menghalangi proses perpindahan panas pada
kondensor, proses ini dilakukan dengan cara membalikkan arah
aliran inlet dan outlet.
2.3 Kondensasi
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud
yang lebih padat, seperti gas menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap
didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap
dikompresi menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan
kompresi. Proses terjadinya kondensasi merupakan pemampatan atau
pendinginan yang apabila dapat tercapai tekanan maksimum dan suhu
dibawah kritis.
Proses terjadinya kondensasi apabila uap didinginkan menjadi cairan,
akan tetapi dapat juga apabila sebuah uap dikompresi (yaitu tekanan
ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami suatu kombinasi dari
pendinginan kompresi. Proses pengembunan atau kondensasi adalah proses
perubahan wujud gas menjadi wujud cari disebabkan oleh adanya perbedaan
temperatur suhu. Temperatur pengembunan berubah seiring dengan tekanan
uap yang terjadi.
Oleh sebab itu temperatur pengembunan atau kondensasi diartikan
sebagai suhu temperatur pada kondisi yang jenuh akan tercapai ketika udara
didinginkan pada tekanan yang tetap tanpa penambahan kelembaban. Untuk
menghasilkan pengembunan atau kondensasi dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
- Menurunkan temperatur sehingga mereduksi kapasitas dari pada uap
- Menambah jumlah uap air
10
- Proses terjadinya kondensasi terjadi apabila terdapat pelepasasn kalor
yang dari suatu sistem.
jenis fenomena kondensasi dibagi menjadi dua yaitu: kondensasi film
(film wise condensation) dan kondensasi secara tetes (dropwise
condensation).
1. Kondensasi Film ( Film Wise Condensation )
Kondensasi film terjadi ketika cairan membasahi permukaan,
menyebar dan membentuk suatu film. Kondensasi jenis ini merupakan
kondensasi yang umum terjadi pada kebanyakan sistem. Dalam
kondensasi ini kondensat berbentuk butiran, membasahi permukaan dan
jatuh bergabung membentuk lapisan cairan yang saling menyatu. Lapisan
cairan yang terbentuk akan mengalir karean diakibatkan gravitasi,
gesekan uap, dan lain-lain. Kondensasi film paling banyak terjadi pada
aplikasi keteknikan. Aliran cairan kondensat akan memunculkan
fenomena seperti aliran laminer, aliran gelombang (wavy), transisi
laminer-turbulen, dan butiran yang jatuh pada permukaan lapisan cairan.
2. Kondensasi Secara Tetes (Dropwise Condensation)
Kondensasi secara tetes (dropwise condensation) terjadi ketika tetesan
tetesan bergerak menuruni permukaan, bergabung ketika mereka
bersentuhan dengan kondensat lainya. Dalam kondensasi jenis ini
dibutuhkan laju transfer panas yang tinggi untuk mempertahankan
terjadinya tetesan tetesan embun.
11
Macam-macam kondensor menurut jenis cooling mediumnya, dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Air Cooled Condensor (menggunakan udara sebagai cooling mediumnya).
Air Cooled Kondensor mengkondensasikan pembuangan uap dari
turbin uap dan kembali kondensat (cairan yang sudah terkondensasi) ke
boiler tanpa kehilangan air.
2. Water Cooled Condensor (menggunakan air sebagai cooling mediumnya)
Kondensor pendingin air mengekstrak panas dari gas pendingin
dengan mentransfernya ke air yang mengalir melaluinya. Kondensor jenis
ini membutuhkan pasokan air yang konstan agar dapat beroperasi.
Water Cooled Condensor yang paling banyak digunakan, yaitu:
a. Shell and Tube Condensor
Shell and Tube Condensor atau tipe Tabung dan Pipa digunakan
pada kondensor berukuran kecil sampai besar. Biasa digunakan untuk
air pendingin berupa ammonia dan freon. Seperti terlihat pada gambar
di dalam kondensor. Tabung dan Pipa terdapat banyak pipa pendingin,
dimana air pendingin mengalir di dalam pipa-pipa tersebut, ujung, dan
pangkal pipa pendingin terikat pad pelat pipa, sedangkan diantara
pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi
aliran air yang melewati pipa-pipa dan mengatur agar kecepatannya
cukup tinggi, yaitu 1,5 – 2 m/detik.
12
digunakan maka semakin besar tahanan aliran air pendingin. Pipa
pendingin ammonia bisa terbuat dari baja sedangkan untuk freon biasa
terbuat dari pipa tembaga. Jika menginginkan pipa yang tahan
terhadap korosi bisa menggunakan pipa kuningan atau pipa cupro
nikel. Ciri-ciri kondensor Tabung dan Pipa adalah :
13
- Kompak karena posisinya yang vertical dan mudah dalam
pemasangannya.
- Tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu
pembersihan dengan menggunakan detergen.
c. Tube and Tubes Condenser
Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa
coaksial dimana refrigerant mengalir melalui saluran yang terbentuk
antara pipa dalam pipa luar yang melintang dari atas ke bawah.
Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam arah
berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah. Pada mesin
pendingin berkapasitas rendah dengan Freon sebagai refrigerant, pipa
dalam dan pipa luarnya terbuat dari tembaga. Gambar di bawah ini
menunjukkan Kondensor jenis pipa ganda, dalam bentuk koil. Pipa
dalam dapat dibuat bersirip atau tanpa sirip.
14
- Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak mungkin
dilaksanakan. Penggantian pipanya pun juga sulit dilakukan.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini, antara lain :
1. Plat stainless steel
2. Pipa tembaga
16
3.4.2 Spesifikasi Alat
1. Diameter shell : 20 cm
2. Tinggi shell : 50 cm
3. Material shell : Stainless steel
4. Diameter koil : 15 cm
5. Tinggi koil : 38 cm
6. Material koil : Tembaga
7. Temperature air : 28°C
17
3.4.5 Pengolahan Data
Data yang telah didapatkan dari hasil penelitian ini kemudian akan
dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel.
Persiapan
Perancangan desain
Pembuatan alat
Pengolahan data
Selesai
18
JADWAL PENELITIAN
Waktu
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Perancangan
Desain
2. Pengumpulan
Alat dan Bahan
3. Pembuatan Alat
4. Uji Awal
5. Uji Kinerja
Kondensor
6. Pengolahan
Data
7. Pembuatan
Laporan
19
DAFTAR PUSTAKA
iv