SATUAN OPERASI
“ Heat Exchanger”
DISUSUN:
KELOMPOK
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3
3. 1 Kesimpulan..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu
fluida ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan
dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini
mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Salah
satu tipe dari alat penukar kalor yang banyak dipakai adalah Shell and Tube Heat
Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah
tube (tube bundle) di bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube
bundle berbeda dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan
panas antara aliran fluida didalam tube dan di luar tube. Adapun daerah yang
berhubungan dengan bagian dalam tube disebut dengan tube side dan yang di luar
dari tube disebut shell side.
Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya
operasional harian dan perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru,
maka permukaan logam dari pipa-pipa pemanas masih dalam keadaan bersih
setelah alat beroperasi beberapa lama maka terbentuklah lapisan kotoran atau
kerak pada permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan kotoran tergantung
dari fluidanya. Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien perpindahan
panasnya. Harga koefisien perpindahan panas untuk suatu alat penukar kalor
selalu mengalami perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapat
berfungsi sesuai dengan perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan
panas mencapai harga minimum.
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa
dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,
medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air
biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa
mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding
yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact).
1
Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik
kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah
satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana
cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu:
Alat penukar kalor sangat dibutuhkan pada proses produksi dalam suatu
industri, maka untuk mengetahui unjuk kerja dari alat penukar kalor perlu
diadakan analisis. Dengan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa alat
tersebut mampu menghasilkan kalor dengan standar kerja sesuai kebutuhan yang
diinginkan.
Penukar panas dapat diklasifikasikan menurut pengaturan arus mereka.
Dalam paralel-aliran penukar panas, dua cairan masuk ke penukar pada akhir
yang sama, dan perjalanan secara paralel satu sama lain ke sisi lain. Dalam
counter-flow penukar panas cairan masuk ke penukar dari ujung berlawanan.
Desain saat ini counter paling efisien, karena dapat mentransfer panas yang
2
paling. Dalam suatu heat exchanger lintas-aliran, cairan perjalanan sekitar tegak
lurus satu sama lain melalui exchanger.
Untuk efisiensi, penukar panas yang dirancang untuk memaksimalkan luas
permukaan dinding antara kedua cairan, dan meminimalkan resistensi terhadap
aliran fluida melalui exchanger. Kinerja penukar juga dapat dipengaruhi oleh
penambahan sirip atau corrugations dalam satu atau dua arah, yang meningkatkan
luas permukaan dan dapat menyalurkan aliran fluida atau menyebabkan
turbulensi.
5. Mengetahui bentuk atau sketsa serta prinsip kerja instrumentasi atau alat
ukur pada Heat Exchanger
3
BAB II HEAT EXCHANGER
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama
sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu
suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung,
yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin
tanpa adanya pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas
dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat
pemisah.
Stabilitas fasa fluida pada HE suhu rendah sangat penting mengingat
aliran panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik (viscositas optimal).
Pengaruh suhu, tekanan, dan jenis kriogenik akan sangat menentukan efektivitas
pertukaran panas yang terjadi. Beberapa kriteria utama HE yang dibutuhkan untuk
penggunaan pada suhu rendah:
1. Perbedaan suhu aliran panas dan dingin yg kecil guna meningkatkan
efisiensi
Minimalisasi beda suhu aliran panas & dingin harus juga memperhatikan
pengaruh suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp menurun dengan
menurunnya suhu fluida (contoh Hidrogen), maka perbedaan suhu inlet & outlet
harus ditambah dari harga minimal beda suhu aliran.
4
Perpindahan Panas Secara Konduksi
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan
partikel atau zat tersebut secara fisik.
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan
panas dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
5
a. Secaara kontak langsung
6
d. Evaporator, alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan
menjadi uap. Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi
(penguapan) suatu zat dari fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan
alat ini adalah panas latent dan zat yang digunakan adalah air atau
refrigerant cair.
e. Reboiler, alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan kembali (reboil)
serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media
pemanas yang sering digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang
diproses itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada penyulingan minyak
pada gambar 2.2, diperlihatkan sebuah reboiler dengan
mempergunakan minyak (665 0F) sebagai media penguap, minyak
tersebut akan keluar dari boiler dan mengalir didalam tube.
7
• Memanaskan fluida
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger,
dimana fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari
tube fluida yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada
didalam shell.
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka
dapat diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu:
1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas
1) Immiscible fluids
8
2) Gas liquid
3) Liquid vapor
a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m
b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya
terdapat cara konveksi 2 aliran
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran
masingmasing
d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi
2) Konstruksi shell and tube o Sekat plat (plate baffle) o Sekat batang (rod
baffle) o Konstruksi tube spiral
b. Konstruksi tipe pelat
9
• Heat pipe wall
d. Regenerative
b. Aliran multipass
• Aliran compound
10
Shell and tube
• Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass pada
tube)
• Aliran split
2) Multipass plat
11
2.3.1 Shell and Tube
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa
yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(cangkang). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau
bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang
menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas,
biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat (buffle).
Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan memperbesar
pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir
fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat
merancang tabung di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
a. Diameter pipa: Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar
panas baik ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat
exchanger untuk mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil
membuat mekanik membersihkan fouling yang sulit. Untuk menang atas
masalah fouling dan pembersihan, diameter tabung yang lebih besar dapat
digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung, ruang yang tersedia,
biaya dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.
b. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk
memastikan:
• Ada ruang yang cukup untuk korosi
12
• Axial kekuatan
Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set
dari tabung berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan
kedua berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan
sehingga dapat menyediakan panas atau menyerap panas yang dibutuhkan.
Satu set tabung disebut berkas tabung dan dapat terdiri dari beberapa jenis
tabung: polos, bersirip longitudinal dll Shell dan penukar panas tabung
biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar
dari 30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 ° C. Hal ini karena shell dan
penukar panas tabung yang kuat karena bentuknya.
13
thermal pada berbagai temperature thermal stresses muncul selama operasi.
Hal ini sesuai terhadap tegangan dari tekanan tinggi dari fluida itu sendiri.
Material tabung juga harus sesuai dengan kedua hal yaitu sisi shell dan
sisi tube yang dialiri untuk periode lama dibawah kondisi-kondisi operasi
(temperature, tekanan, pH, dan lain-lain) untuk memperkecil hal yang buruk
seperti korosi. Semua yang dibituhkan yaitu melakukan pemilihan seksama
atas bahan yang kuat, thermalconductive, corrosion resistant, material tabung
bermutu tinggi, yang secara khas berbahan metal. Pilihan material tabung
yang buruk bisa mengakibatkan suatu kebocoran melalui suatu tabung antara
sisi shell dan tube yang menyebabkan fluida yang lewat terkontaminasi dan
kemungkinan hilangnya tekanan.
b. Korosi
c. Tekanan
14
Untuk mengatasi hal itu apabila fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan
melalui Tube.
d. Temperatur
15
2. pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat
hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
3. dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris, efektifitas
berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas
meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.
4. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell
sedangkan jarak maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak
baffle yang panjang akan membuat aliran membujur dan kurang
menyimpang dari aliran melintang.
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam
jenis penukar panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah
aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam
ruangan nular dan cairan lainnya dalam pipa.
16
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak
penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat
penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan
tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar
digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat
exchanger ).
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell
sendiri- sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat
exchanger ini dibentuk menjadi U. pada keperluan khusus, untuk
meningkatkan kemampuan memindahkan panas, bagian diluar pipa
diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang, melingkar dan
sebagainya.
Gambar. 2.4 Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)
17
permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan
kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal,
terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2),
dan biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium
pemanas dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas
karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah
menjadi panas dan medium yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir
keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam
tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel.
Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati ports pada
bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian paralel produk dan
18
medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian yang berbeda, yaitu
masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar melalui ports pada
bagian belakangnya.
3. 1 Kesimpulan
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa
dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,
medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air
biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa
mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding
yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung
(direct contact).
19
semuanya saling bergantungan yang apabila salah satu tidak berfungsi maka akan
mengganggu kinerja dari peralatan tersebut.
Perawatan Heat Exchanger dilakukna dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja sadi peralatan serta untuk menjaga dan merawat agar peralatan dapat
bertahan lebih lama dalam penggunaannya. Peralatan yang dilakukan diantaranya
dengan melakukan pemeriksaan secara rutin/ berkala maupun dalam jangka
panjang. Pemeriksaan rutin dilakukan setiap hari, seminggu sekali, sebulan sekali
dan setiap 6 bulan sekali. Pemeriksaan jangka panjang dilakukan setiap 1 tahun
sekali maupun diatas 1 tahun. Sebelum dilakukan perawatan, biasanya peralatan
dilakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui bagianbagian mana saja yang
mengalami kerusakan maupun yang membutuhkan perbaikan. Analisa yang sering
dilakukan adalah analisa perpindahan panas keseluruhan, factor fouling dan
penurunan tekanan pada Heat Exchanger.
- Hydrojeting
20
DAFTAR PUSTAKA
21