Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ALAT PENGUKUR KALOR

HEAT EXCHANGER (HE)


Diajukan sebagai persyarat untuk menyelesaikan tugas

Mata Kuliah Perpindahan Panas II

Prodi S1 Teknik Mesin

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Riduan

NPM : 16.62.0004

Kelas : Reguler Pagi Banjarmasin

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

BANJARMASIN

2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’ alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah
Perpindahan Panas II ini dengan baik.
Dengan ini, diharapkan dapat bermanfaat ilmunya bagi penulis pada materi
yang sudah di selesaikan tugasnya.
Dalam penyusunan ini tugas Makalah mata kuliah Perpindahan Panas II
banyak pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Rektor UNISKA MAB Bapak Abdul Malik, SPt., M.Si., Ph.d
2. DekanFakultas Teknik UNISKA MAB Bapak Budi Hartadi, ST., MT.
3. Kepala Prodi Teknik Mesin UNISKA MAB Bapak Gusti Rushdi F.S, ST.,
MT.
4. Dosen Pengampu mata kuliah Perpindahan Panas II Bapak Muhammad
Firman, ST., MT.
5. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
penulis dalam pembuatan penyusunan Makalah Perpindahan Panas II
Penulis menyadari bahwa tugas Makalah mata kuliah Perpindahan Panas
II ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran
penulis harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, besar harapan penulis agar Makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada penulis serta bagi para pembaca sekalian dan mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dalam pembuatan
penulisan ini.
Banjarmasin, 02 Desember 2018
Penulis

Muhammad Riduan

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i


Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
Daftar Gambar ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
1. Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas ........................................................2
2. Jenis-jenis penukar panas ...........................................................................2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................3
C. Tujuan ..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
A. Alat Penukar Kalor .......................................................................................4
1. Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas ..............................................4
2. Perpindahan Panas Secara Konduksi .........................................................5
3. Perpindahan Panas Secara Konveksi .........................................................5
4. Perpindahan Panas Secara Radiasi.............................................................5
B. Klasifikasi Alat Penukar Kalor ...................................................................8
C. Jenis-jenis Heat Exchanger ........................................................................10
1. Shell and Tube .........................................................................................10
2. Jenis Double Pipe (Pipa Ganda) ..............................................................12
3. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger ).......14
a. Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger .............................................14
b. Bagian-Bagian dari Plate Heat Exchanger ..........................................18
c. Tipe Pelat.............................................................................................19
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................22
Kesimpulan ...........................................................................................................22
Saran ......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Perpindahan Kalor pada Heat Exchanger (Djunaidi, 2009) ................5
Gambar 2.2. Thermosiphon Reboiler (Anonim, 2011) ............................................7
Gambar 2.3. Konstruksi Heat Exchanger (Anonim, 2011) ......................................8
Gambar 2.4. Fixed Tube Sheet atau Fixed Head (Type L, M, atau N) (Shely Dian,
2010) ......................................................................................................................11
Gambar 2.5. Alat penukar kalor jenis Double Pipa(Ike Yulia, 2011) ...................12
Gambar 2.6. Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011) .........16
Gambar 2.7. Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011) ........16
Gambar 2.8. Glue type (Stevano Viktor, 2011) .....................................................17
Gambar 2.9. Clip type (Stevano Viktor, 2011) ......................................................17
Gambar 2.10. Plate Heat Exchanger (Stevano Viktor, 2011) ................................18
Gambar 2.11. Tipe pelat (Stevano Viktor, 2011) ...................................................19
Gambar 2.12. Pelat penyangga tetap (fixed frame)(Stevano Viktor, 2011) ...........20
Gambar 2.13. Compression Bolt(Anonim, 2010) ..................................................20
Gambar 2.14. Guide Bars(Anonim, 2010) .............................................................20

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu
fluida ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan
dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini
mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Salah
satu tipe dari alat penukar kalor yang banyak dipakai adalah Shell and Tube Heat
Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah
tube (tube bundle) di bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube
bundle berbeda dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan
panas antara aliran fluida didalam tube dan di luar tube. Adapun daerah yang
berhubungan dengan bagian dalam tube disebut dengan tube side dan yang di luar
dari tube disebut shell side.
Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya
operasional harian dan perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru,
maka permukaan logam dari pipa-pipa pemanas masih dalam keadaan bersih
setelah alat beroperasi beberapa lama maka terbentuklah lapisan kotoran atau
kerak pada permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan kotoran tergantung
dari fluidanya. Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien perpindahan
panasnya. Harga koefisien perpindahan panas untuk suatu alatpenukar kalor selalu
mengalami perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapatberfungsi sesuai
dengan perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan panasmencapai
harga minimum.
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium
pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin
agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar

1
panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia
maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu
contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan
pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.

1. Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas


Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
 Parallel flow/co current /flow (aliran searah)
 Cross flow (aliran silang)
 Cross counter flow (aliran silang berlawanan)
 Counter current flow (aliran berlawanan arah)

2. Jenis-jenis penukar panas


Jenis-jenis penukar panas antara lain :
a. Double Pipe Heat Exchanger
b. Plate and Frame Heat Exchanger
c. Shell anf Tube Heat Exchanger
d. Adiabatic wheel Heat Exchanger
e. Pillow plate Heat Exchanger
f. Dynamic scraped surface Heat Exchanger
g. Phase-change Heat Exchanger
Alat penukar kalor sangat dibutuhkan pada proses produksi dalam suatu
industri, maka untuk mengetahui unjuk kerja dari alat penukar kalor perlu
diadakan analisis. Dengan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa alat
tersebut mampu menghasilkan kalor dengan standar kerja sesuai kebutuhan yang
diinginkan.
Penukar panas dapat diklasifikasikan menurut pengaturan arus mereka.
Dalam paralel-aliran penukar panas, dua cairan masuk ke penukar pada akhir yang
sama, dan perjalanan secara paralel satu sama lain ke sisi lain. Dalam counter-flow
penukar panas cairan masuk ke penukar dari ujung berlawanan. Desain saat ini
counter paling efisien, karena dapat mentransfer panas yang paling. Dalam suatu

2
heat exchanger lintas-aliran, cairan perjalanan sekitar tegak lurus satu sama lain
melalui exchanger.
Untuk efisiensi, penukar panas yang dirancang untuk memaksimalkan luas
permukaan dinding antara kedua cairan, dan meminimalkan resistensi terhadap
aliran fluida melalui exchanger. Kinerja penukar juga dapat dipengaruhi oleh
penambahan sirip atau corrugations dalam satu atau dua arah, yang meningkatkan
luas permukaan dan dapat menyalurkan aliran fluida atau menyebabkan
turbulensi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Heat Exchanger ?
2. Bagaimana sistem kerja Heat Exchanger ?
3. Apa saja tipe-tipe dan klasifikasi dari Heat Exchanger ?
4. Apa saja bagian-bagian Heat Exchanger ?

C. Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Mengetahui pengertian Heat Exchanger
2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Heat Exchanger
3. Mengetahui tipe-tipe dan klasifikasi dari Heat Exchanger
4. Mengetahui komponen-komponen dari Heat Exchanger

3
BAB II
PEMBAHASAN
HEAT EXCHANGER (HE)
A. Alat Penukar Kalor
1. Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali.
Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu
zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu
fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa
adanya pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan
fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat
pemisah.
Stabilitas fasa fluida pada HE suhu rendah sangat penting mengingat aliran
panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik (viscositas optimal). Pengaruh
suhu, tekanan, dan jenis kriogenik akan sangat menentukan efektivitas pertukaran
panas yang terjadi. Beberapa kriteria utama HE yang dibutuhkan untuk
penggunaan pada suhu rendah:
a) Perbedaan suhu aliran panas dan dingin yg kecil guna meningkatkan
efisiensi
b) Rasio luas permukaan terhadap volume yg besar untuk meminimalkan
kebocoran
c) Perpindahan panas yang tinggi untuk mengurangi luas permukaan
d) Massa yg rendah untuk meminimalkan waktu start up
e) Kemampuan multi channel untuk mengurangi jumlah HE
f) Kemampuan menerima tekanan yg tinggi
g) Pressure Drop yg rendah
Minimalisasi beda suhu aliran panas & dingin harus juga memperhatikan
pengaruh suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp menurun dengan
menurunnya suhu fluida (contoh Hidrogen), maka perbedaan suhu inlet & outlet
harus ditambah dari harga minimal beda suhu aliran.

4
2. Perpindahan Panas Secara Konduksi
Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling
berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh
perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda yang
panas bergetar lebih cepat dibandingkan molekul-molekul benda yang berada
dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan
kepada molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan getaran yang lebih cepat
maka akan memberikan panas.

3. Perpindahan Panas Secara Konveksi


Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan
partikel atau zat tersebut secara fisik.

4. Perpindahan Panas Secara Radiasi


Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu
energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda panas ke
benda yang dingin) dengan pancaran gelombang elektromagnetik dimana tenaga
elektromagnetik ini akan berubah menjadi panas jika terserap oleh benda yang
lain.

Gambar 2.1 Perpindahan Kalor pada Heat Exchanger (Djunaidi, 2009)


Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan
panas dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

5
a. Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang
terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran
steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat
bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinding
pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak sekali jenis-
jenis alat penukar kalor. Maka untuk mencegah timbulnya kesalahpahaman maka
alat penukar kalor dikelompokan berdasarkan fungsinya:
a. Chiller, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan
fluida sampai pada temperature yang rendah. Temperature fluida hasil
pendinginandidalam chiller yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
fluida pendinginan yang dilakukan dengan pendingin air. Untuk chiller ini
media pendingin biasanya digunakan amoniak atau Freon.
b. Kondensor, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan
uap atau campuran uap, sehingga berubah fasamenjadi cairan. Media
pendingin yang dipakai biasanya air atau udara. Uap atau campuran uap
akan melepaskan panas atent kepada pendingin, misalnya pada pembangkit
listrik tenaga uap yang mempergunakan condensing turbin, maka uap
bekas dari turbin akan dimasukkan kedalam kondensor, lalu diembunkan
menjadi kondensat.
c. Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan
cairan atau gas dengan mempergunakan air sebagai media pendingin.
Disini tidak terjadi perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi
dewasa ini maka pendingin coler mempergunakan media pendingin berupa
udara dengan bantuan fan (kipas).
d. Evaporator, alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan
cairan menjadi uap. Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi

6
(penguapan) suatu zat dari fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat
ini adalah panas latent dan zat yang digunakan adalah air atau refrigerant
cair.
e. Reboiler,alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan kembali
(reboil) serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media
pemanas yang sering digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang
diproses itu sendiri.Hal ini dapat dilihat pada penyulingan minyak pada
gambar 2.2, diperlihatkan

sebuah reboiler dengan mempergunakan minyak (665 0F) sebagai media


penguap, minyak tersebutakan keluar dari boiler dan mengalir didalam
tube.

Gambar. 2.2. Thermosiphon Reboiler(Anonim, 2011)


f. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk
memanfaatkan panas suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua
fungsi sekaligus, yaitu:
 Memanaskan fluida
 Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana
fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida

7
yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada didalam shell.

Gbr. 2.3. Konstruksi Heat Exchanger(Anonim, 2011)


B. Klasifikasi Alat Penukar Kalor
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka dapat
diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :
1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas
a. Tipe kontak tidak langsung
 Tipe dari satu fase
 Tipe dari banyak fase
 Tipe yang ditimbun (storage type)
 Tipe fluidized bed
b. Tipe kontak langsung
1) Immiscible fluids
2) Gas liquid
3) Liquid vapor
2. Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir
a. Dua jenis fluida
b. Tiga jenis fluida
c. N – Jenis fluida (N lebih dari tiga)
3. Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan
a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m
4. Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas
a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya

8
b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya
terdapat cara konveksi 2 aliran
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran
masing-masing
d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi
5. Klasifikasi berdasarkan konstruksi
a. Konstruksi tubular (shell and tube)
1) Tube ganda (double tube)
2) Konstruksi shell and tube
o Sekat plat (plate baffle)
o Sekat batang (rod baffle)
o Konstruksi tube spiral
b. Konstruksi tipe pelat
1) Tipe pelat 3) Tipe lamella
2) Tipe spiral 4) Tipe pelat koil
c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)
1) Sirip pelat (plate fin)
2) Sirip tube (tube fin)
 Heat pipe wall
 Ordinary separating wall
d. Regenerative
1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)
2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap
6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran
a. Aliran dengan satu pass
1) Aliran berlawanan 4) Aliran parallel
2) Aliran melintang 5) Aliran split
3) Aliran yang dibagi (divided)
b. Aliran multipass
1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)
 Aliran counter menyilang
 Aliran paralel menyilang

9
 Aliran compound
2) Shell and tube
 Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass
pada tube)
 Aliran split
 Aliran dibagi (devided)
3) Multipass plat
 N – paralel plat multipass

C. Jenis-jenis Heat Exchanger


Dikarenakan banyaknya jenis dari alat penukar kalor, maka dalam
pembahasan akan dibatasi pada alat penukar kalor jenis heat exchanger yang
banyak dijumpai dalam industri perminyakan. Heat exchanger ini juga banyak
mempunyai jenis-jenisnya.
Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini terdapat suatu terminology yang
telah distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut yang
dikeluarkan oleh Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan Tublar
Exchanger Manufactures Association (TEMA).Standarisasi tersebut bertujuan
untuk melindungi para pemakai dari bahaya kerusakan atau kegagalan alat,
karena alat ini beroperasi pada temperature dan tekanan yang tinggi.
Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat Exchanger,yaitu:
1. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat,
misalnya untuk industri minyak dan kimia berat.
2. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada
segi ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum
industri.
Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan dapat
dibedakan atas :
1. Shell and Tube
Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri
perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana
didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative

10
kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya
mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam shell. Hal ini dapat dilihat pada
gambar 2.4

Gambar 2.4 Fixed Tube Sheet atau Fixed Head (Type L, M, atau N) (Shely Dian, 2010)
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(cangkang ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau
bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel
pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat
penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk
membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ),
namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan
menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur.

2. Jenis Double Pipe (Pipa Ganda)


Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda.Dalam jenis
penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah aliran, baik

11
dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan nular dan
cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang dikedua
ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida
yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam
ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini
dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi.
Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis
selongsong dan buluh ( shell and tube heat exchanger ).
Padajenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri- sendiri.
Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk
menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan
memindahkan panas, bagian diluar pipa diberisrip. Bentuk siripnya ada yang
memanjang, melingkar dan sebagainya.

Gambar. 2.5 Alat penukar kalor jenis Double Pipa(Ike Yulia, 2011)
Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang
tinggi, dan karena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat
kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil,
Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri
ataupun paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop
dan LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas
permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan
kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal,

12
terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2),
dan biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.

Prinsip kerja double pipe


Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida
sehingga kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah
(fluida pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu
yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar
kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam
susunan vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses
konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari
fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah
jenis pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya
akan baik berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya
tidak bekerja untuk penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas
yang dibutuhkan pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan
suhu. Yang bersama-sama dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan
koefisien memungkinkan perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang
diperlukan. Kemudian ukuran pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat
ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan
temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah.
Dalam percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa
konsentris sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini
(bagian anulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor didalam
pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu. Pengotoran
ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan oleh korosi
pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida yang

13
dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti
akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau
memperngaruhi temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau
mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut.
Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat pengotoran antara lain : Temperatur
fluida, Temperatur dinding tube dan Kecepatan aliran fluida.

3. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri
atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang
dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini
dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan
oleh sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang berbentuk empat
persegi panjang terdapat lubang. Melalui dua di antara lubang-lubang ini media
yang satu disalurkan masuk dan keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain
karena adanya sekat mengalir melalui ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu
hubungan ruang yang satu dan yang lainnya dimungkinkan. pelat-pelat yang
dibentuk sesuai kebutuhan dan umumnya terbuat dari baja (stainless steel type
304, 316, 317) atau logam lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak
lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang
penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan sekat disatukan
oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi
empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida
dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain
mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.

a. Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger


Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian
akan mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya
medium pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana

14
pelat yang telah tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk dan
medium pemanas. Pelat yang dialiri produk tidak akan dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas melintas diantara
setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian puncak head dialirkan
turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium pemanas di dalam
pelat biasanya berbeda atau boleh dikatakan mengalir secara berlawanan. Pada
umumnya produk akan masuk melalui saluran atas dan mengalir kebawah
melewati pelat, sehingga aliran keluaran produk akan berada dibawah, sedangkan
medium pemanas akan masuk melalui saluran yang berkebalikan dari produk,
yaitu masuk melalui saluran bawah dan mengalir ke atas melewati pelat, sehingga
aliran pengeluaran medium pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang
berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan dapat lebih cepat
berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium
pemanas dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas
karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah
menjadi panas dan medium yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir
keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam
tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel.
Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati ports pada
bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian paralel produk dan
medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian yang berbeda, yaitu
masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar melalui ports pada bagian
belakangnya.

15
Gambar 2.6 Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)

Gambar 2.7 Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)
PHE yang banyak dijumpai di industri adalah type:
a. Glue type
Tipe glue ini memerlukan lem untuk memasang gasket pada plat PHE. Lem yang
digunakan hendaknya ialah lem yang mempunyai ketahanan terhadap panas yang
baik.

16
Gambar 2.8 Glue type (Stevano Viktor, 2011)
b. Clip type
Luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam pemasangannya
cukup menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang terdapat pada plat.
Pemasangan gasket tipe ini lebih mudah dan ringkas jika dibandingkan dengan
tipe glue.

Gambar 2.9 Clip type (Stevano Viktor, 2011)


Klasifikasi alat penukar panas :
a. Berdasarkan kontak antara bahan atau fluida
 Pertukaran panas langsung
Bahan yang dipanaskan atau yang didinginkan dikontakan langsung dengan
media pemanas atau pendingin.
 Pertukaran Panas tidak langsung
Memungkinkan terjadinya perpindahan panas dari satu cairan fluida ke fluida lain
melalui dinding pemisah.
b. Berdasarkan arah aliran

17
 Penukar panas satu lintas (single-pass)
 Penukar panas aliran searah (parallel-flow)
 Penukar panas berlawanan arah (Counter-flow)
 Penukar panas aliran lintang (Cross-flow)

b. Bagian-Bagian dari Plate Heat Exchanger

Gambar. 2.10 Plate Heat Exchanger (Stevano Viktor, 2011)

1. Gasket terbuat dari karet (non logam) atau bahan yang biasa digunakan
adalah nitrile dan ethylene propylene rubber (EPR/EPDM)
a. Nitrile : -400F - 2500F untuk temperatur rendah
b. Nitrile : -400F - 2500F untuk temperatur tinggi
c. EPR/ EPDM : -800F – 3000 F sangat tahan terhadap air yang sangat panas
dan uap serta memiliki ketahanan yang baik untuk kompresi atau volume yang
besar.
Fungsi gasket ini adalah sebagai perekat alat atau pengatur aliran fluida, sehingga
antara fluida yang satu dengan fluida yang lain tidak mengalami kontak secara
langsung yang menyebabkan kebocoran.
2. Pelat penekan (Compression Plate) terbuat dari logam yang berfungsi
sebagai penekan pelat agar pada saat operasi alat berjalan tidak ada rongga
didalam aliran fluida agar tidak terjadi kebocoran.
3. Pelat (plates), umumnya berukuran 0,4 - 0,6 mm terbuat dari stainless steel
atau titanium dan terdapat pada berbagai macam susunan yang berombak-ombak,
berfungsi sebagai tempat mengatur fluida serta tempat terjadinya pertukaran panas
antara fluida panas dengan fluida dingin. Fluida pada pelat ini mengalir secara

18
turbulen, hal ini dikarenakan bentuk dari pelat tersebut yang bergerigi sehingga
pertukaran panas dapat berlangsung secara cepat. Makin banyak pelat tekanan
makin besar.

Gambar 2.11 Tipe pelat (Stevano Viktor, 2011)


c. Tipe Pelat
 Vertical, termasuk salah satu pola pelat yang seringdigunakan karena
mempunyai banyak pembatasuntuk mengalir, sehingga menyebabkan
banyakgerakan putaran (turbulen), perpindahan panas dengan kecepatan
tinggi, dan menurunkan tekanan.
 Horizontal, juga merupakan pola yang sering digunakan.Mempunyai
pembatas, gerak putaran (turbulen), dan penurunan tekanan yang lebih sedikit
dibandingkan polavertical
 Combination, penggunaan pola pelat ini biasanya ditujukan untuk hasil
pemanasan dan penurunan tekanan yang lebih optimal.
4. Pelat penyangga tetap (fixed frame), terbuat dari logam dan berfungsi
menjaga pelat agar tetap stabil

19
Gambar 2.12 Pelat penyangga tetap (fixed frame)(Stevano Viktor, 2011)
5. Alat penekan (Compression Bolt), berupa baut pelat baja yang digunakan
untuk menekan pelat dan frame

Gambar 2.13Compression Bolt(Anonim, 2010)


6. Guide Bars, berupa batang yang terbuat dari carbon steel atau stainless steel
yang mendukung dan menjaga agar pelat berjajar secara rapi.

Gambar 2.14 Guide Bars(Anonim, 2010)

20
7. Front and Rear Heads . (Bagian depan dan kepala bagian belakang),
merupakan bagian yang dilapisi oleh frame carbon steel yang melekat pada
kumpulan pelat yang ditekan.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium
pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin
agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact).
Jenis-jenis penukar panas antara lain :
a. Double Pipe Heat Exchanger
b. Plate and Frame Heat Exchanger
c. Shell anf Tube Heat Exchanger
d. Adiabatic wheel Heat Exchanger
e. Pillow plate Heat Exchanger
f. Dynamic scraped surface Heat Exchanger
g. Phase-change Heat Exchanger
Dari jenis-jenis Heat Exchanger diatas, komponen-komponen peralatan tergantung
dari jenisnya. Setiap komponen memiliki peranan masing-masing yang semuanya
saling bergantungan yang apabila salah satu tidak berfungsi maka akan
mengganggu kinerja dari peralatan tersebut.

B. Saran

22
DAFTAR PUSTAKA
 Amalia, Ilma. (2011). “PENUKAR PANAS ( HEAT EXCHANGER)”
(online). Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/46808854/Tugas-Shell-and-
Tube-Ex-Changer-2. (Diunduh tanggal 8 Desember 2012)
 Anonim. (2012). “Alat Heat Exchanger” (online). Tersedia di :
http://beckfk.blogspot. com/ 2012/05/alat-heat-exchanger.html. (Diunduh
tanggal 25 Oktober 2012)
 Anonim. (2010). “Heat Exchanger’’ (online). Tersedia di :
http://www.alaquainc.com/ Heat_Exchangers.aspx. (Diunduh tanggal 25
Oktober 2012)
 Anonim. (2010). “Pembagian Heat Exchanger Berdasarkan Bentuk
Konstruksinya” (online). Tersedia di : http://java-
borneo.blogspot.com/2011/05/pembagian-heat-exchanger-berdasarkan.html.
(Diunduh tanggal 5 November 2012)
 Anonim. (2012). “Pengertian Heat Exchanger” (online). Tersedia di :
http://www.scribd. com/doc/94966592/Pengertian-Heat-Exchanger. (Diunduh
tanggal 7 Desember 2012)
 Anonim. (2012). “Jenis-Jenis Alat Penukar Panas dan Tipe aliran HE (Heat
Exchanger)”(online). Tersedia di : http://pelatihanguru.net/category/alat-
penukar-kalor. (Diunduh tanggal 8 Desember 2012)
 Djunaidi. (2009). “Pemeliharaan Tube-Side Penukar Kalor Rsg-Gas Jangka
Pendek Dan Jangka Panjang”. Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN. Kawasan
Puspitek Serpong Tangerang : Banten
 Eka, dkk. (2011). “Laporan Praktikum Heat Exchanger” (online). Ekstensi
Teknik Kimia Universitas Indonesia: Depok. Tersedia di :
http://www.scribd.com/doc/72839539/ Laporan-HE-Eka-Gefin-Krisna-Laili-
Final. (Diunduh Tanggal 7 Desember 2012)
 Firiana, Mira. (2011). “Heat exchanger”(online). Tersedia di :
http://id.scribd.com/ doc/52312812/BAB-II. (Diunduh tanggal 8 Desember
2012)
 Fitrianingtias, Shely Diah. (2010) “PERPINDAHAN PANAS POLA ALIRAN,
TEMPERATUR DAN KLASIFIKASIHEAT EXCHANGER” (online).

23
Jurusan Teknik Kimia. Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda. Tersedia di :
http://id. scribd.com/doc/94414016/Heat-Exchanger. (Diunduh tanggal 8
Desember 2012)
 Gary, Marhaindra. (2011). “Heat Treatment”(online). Jurusan Teknik.
Palembang : Universitas Sriwijaya. Tersedia di : http://www.scribd.com/doc/
52386815/Perlakuan-Panas. (Diunduh tanggal 7 Desember 2012)
 Lloyd J. Peterman. (2008). “ASME Bioprocessing Equipment Standard”
(online). Tersedia di : http://www.scribd.com /doc/115710055/heat-exchanger.
(Diunduh tanggal 7 Desember 2012)
 Marangratu, Stevano Viktor. (2011). “BAGIAN IDASAR –DASAR
PERPINDAHAN PANAS” (online). Tersedia di :
http://id.scribd.com/doc/76782784/Diktat-Perancangan-Alat-Penukar-Panas.
(Diunduh tanggal 8 Desember 2012)
 Masyithah, Zuhrina, ST,Msc. Dan Bode Haryanto, ST, MT. (2006).
“Perpindahan Panas” (online). Fakultas Teknik. Universitas Medan : Sumatera
Utara. Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/54573689/Textbook. (Diunduh
tanggal 8 Desember 2012)
 Nuryaman, Agus. (2011). “Heat Exchanger” (online). Tersedia di:
http://id.scribd.com/ doc/46494853/Heat-Exchanger-Bab-1-2. . (Diunduh
tanggal 8 Desember 2012)
 Prawesti, Andrea Ayu. (2010). “Pengaruh Pemasangan Fin dan Adanya
Getaran pada Heat Exchanger Shell and Tube Terhadap Laju Pindah Panas”.
Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
 Rahmi, Ike Yulia.(2011).”Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)” (online).
Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/46308789/40174563-ALAT-
PENUKAR-PANAS# download. (Diundu tanggal 8 Desember 2012)
 Ruhyat, Ir.Nanang,MT. 2009.” Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB-Heat
Transfer”.
 Sugiyanto. (2010). “Analisis Alat Penukar Kalor Tipe Shell And Tube Dan
Aplikasi Perhitungan Dengan Microsoft Visual Basic 6.0”. Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknologi Industri. Jawa Barat : Universitas Gunadarma
 Syahruddin, Nasrul. (2006). “Heat Exchanger Introduction”. Balikpapan

24
 Tendra, Za. (2012). “Heat Exchanger”(online). Tersedia di :
http://id.scribd.com/doc/ 79321314/Process-Heat-Exchanger. (Diunduh tanggal
8 Desember 2012)
 Windriyanto. (2010).“ALAT PENUKAR PANAS (HEAT
EXCHANGER)”(online).Tersedia di :
http://id.scribd.com/doc/40174563/ALAT-PENUKAR-PANAS. (Diunduh
tanggal 8 Desember 2012)
 http://en.wikipedia.org/wiki/Heat_exchanger
 http://www.alfalaval.com/products-and-solutions/plate-heat-
exchangers/Pages/Plate-heat-exchangers.aspx
 https://dokumen.tips/documents/makalah-heat-exchangerdocx-
5602eab621af1.html

25

Anda mungkin juga menyukai