Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TERSTRUKTUR

ELEMEN MESIN PEMINDAH DAYA


Dosen Pengampu : M. Irfansyah, ST.,MT.
HP. 081348137769, Email: irfanuniska@yahoo.co.id

Nama : Muhammad Riduan


NPM : 16.62.0004
Kelas : Reg. Pagi Banjarmasin

Tugas 1. Sabuk V, hal. 177-179


Sebuah mesin pertanian variasi beban ringan digerakkan motor listrik dengann daya 3,xx HP
dan putaran 1.4xx Rpm (nilai xx diganti 2 angka NPM terakhir) . Putaran yang dikehendaki
adalah 850 Rpm. Mesin bekerja selama 16 jam perhari. Bahan poros S45C. Carilah sabuk V
dan puli yang sesuai?

Tugas 2. Sabuk Gilir, hal. 186-190


Sebuah mesin gerinda digerakkan oleh sebuah motor listrik dengan daya 2,xx HP (nilai xx
diganti 2 angka NPM terakhir), 1.4xx Rpm (nilai xx diganti 2 angka NPM terakhir), dan
diameter poros 24 mm. Diameter poros yang digerakkan adalah 28 mm, dan berputar pada
1.000 Rpm. Jarak sumbunya adalah 430 mm.
Pilihlah sabuk gilir dan puli yang sesuai, jika mesin bekerja 16 jam perhari (variasi beban
sedang). Karena ruangan yang terbatas, maka diameter luar dan lebar puli kecil berturut-turut
harus lebih kecil dari 100 mm dan 35 mm. Bahan poros S35C-D.

Tugas 3. Rantai Rol, hal. 200-201


Sebuah mesin pertanian digerakkan oleh motor bensin denga daya 5,xx HP (nilai xx diganti 2
angka NPM terakhir) pada putaran 1.8xx Rpm (nilai xx diganti 2 angka NPM terakhir).
Putaran tersebut direduksi dengan sabuk V menjadi 918 Rpm pada tingkat pertama, dan pada
tingkat kedua menjadi 530 Rpm dengan rantai rol. Jarak sumbu sproket adalah 200 mm, dan
panjang seluruh alat reduksi ini (ukuran luar) 400 mm. Rencanakan rantai dan sproket yang
cocok?
Tugas 4. Rantai Gigi, hal. 206-209
Sebuah motor bensin dgn daya 50,xx HP (nilai xx diganti 2 angka NPM terakhir), dan
putaran 85xx rpm (nilai xx diganti 2 angka NPM terakhir), yang dipasang pada sebuah
sepeda motor, harus diturunkan putarannya menjadi 75xx rpm (nilai xx diganti 2 angka NPM
terakhir) dengan sebuah rantai gigi, sebelum dihubungkan dengan persneling. Jarak sumbu
poros, ukuran luar keseluruhan transmisi rantai, dan lebar rantai berturut-turut tidak lebih
besar dari 120 mm, 210 mm, dan 50 mm. Rencanakanlah rantai tersebut beserta sproketnya?

Tugas 5. Roda Gigi Lurus, hal. 245-250


Rencanakanlah roda gigi lurus sebagai berikut:
Daya = 10,xx HP (nilai xx diganti angka NPM terakhir), Putaran = 14xx Rpm (nilai xx
diganti 2 angka NPM terakhir), Perbandingan reduksi = 4, Jarak sumbu poros = 200 mm,
Sudut tekan pahat = 20°, bahan pinion S35C, bahan roda gigi besar FC30

Tugas 6. Ulir dengan Beban Tetap, hal. 301


Rencanakan ulir dan mur untuk sebuah kait dengan beban 10,xx ton (nilai xx diganti angka
NPM terakhir) seperti Gambar 7.19. Bahan kait dan mur adalah baja liat dengan kadar
karbon 0,22%

Tugas 7. Ulir dengan Beban Berulang, hal. 307-311


Rencanakanlah baut & mur untuk beban berulang yang bervariasi antara 0 sampai 15xx kg
(nilai xx diganti 2 angka NPM terakhir). Tebal benda yang akan dijepit adalah 6,xx cm (nilai
xx diganti 2 angka NPM terakhir) dan terbuat dari baja SS. Pengetatan mur akan dilakukan
dengan tangan.

Tugas 8. Pegas Ulir, hal. 323


Rencanakan sebuah pegas ulir tekan yang dapat menerima beban maksimum W= 1xx kg
(nilai xx diganti 2 angka NPM terakhir), dengan lendutan 18-20 mm, panjang bebas 70 mm,
dan panjang pada awal terpasang 66 mm. Diameter lilitan rata-rata adalah 50 mm, bahan
yang dipakai adalah baja pegas dengan modulus geser 8.000 kg/mm²

Catatan : Tugas 1 s/d 4 dikumpulkan sebelum UTS, sedangkan tugas 5 s/d 8 dikumpulkan
sebelum pelaksanaan UAS, tugas diketik di MS Word dan dikirim melalui email:
irfanuniska@yahoo.co.id
Tugas 1. Sabuk V, hal. 177-179
Penyelesaian :
xx = 2 Angka Terakhir NPM = 16.62.0004 = 04

① 𝑃 = 3, xx (HP) = 3,04 (HP) × 0,735 = 2,2344 (kW)

𝑛1 = 14xx (rpm) = 1404(rpm), 𝑛2 = 850 (rpm)


1404
𝑖≈ ≈ 1,652 , 𝐶 ≈ 300 (mm)
850

② 𝑓𝑐 = 1,4
(Tabel 5.1 Hal. 165 dengan jumlah kerja 16 jam per hari & variasi beban ringan)
③ 𝑃𝑑 = 1,4 × 2,2344 = 3,12816(kW)
3,12816
④ 𝑇1 = 9,74 × 105 × = 2170,11(kg. mm)
1404

3,12816
𝑇2 = 9,74 × 105 × = 3584,503(kg. mm)
850

⑤ S45C, σB = 58(kg⁄mm2 ), (Tabel 1.1 Hal. 3 )


𝑆𝑓1 = 6,0, 𝑆𝑓2 = 2,0 (dengan alur pasak)
𝜏𝑎 = 58⁄(6,0 × 2,0) = 4,83 (kg⁄mm2 )

𝐾𝑡 = 2,0 (untuk beban tumbukan)


𝐶𝑏 = 2,0 (untuk lenturan)
5,1 1⁄3
⑥ 𝑑𝑠1 = [4,83 × 2,0 × 2,0 × 2170,11] = 20,93 mm → 22 mm , (Tabel 1.7 Hal. 9 )

5,1 1⁄3
𝑑𝑠2 = [4,83 × 2,0 × 2,0 × 3584,503] = 24,74 mm → 25 mm , (Tabel 1.7 Hal. 9 )

⑦ Penampang Sabuk − V ∶ Tipe A , (Gambar 5.3 Hal. 164)


⑧ 𝑑min = 95(mm)(Tabel 5.4 Hal. 169)
⑨ 𝑑𝑝 = 95 (mm),
𝐷𝑝 = 95 × 1,652 = 156,94(mm),
𝑑𝑘 = 95 + 2 × 5,5 = 106(mm),
𝐷𝑘 = 156,94 + 2 × 5,5 = 167,94(mm)
5 5
𝑑𝑠1 + 10 = 3 22 + 10 = 46,67 → 𝑑𝐵 = 50 (mm)
3

5 5
𝑑 + 10 = 3 25 + 10 = 51,67 → 𝐷𝐵 = 60 (mm)
3 𝑠2

3,14×95×1404
⑩ 𝑣= = 6,98 (m⁄s)
60×1000
⑪ 6,98 (m⁄s) < 30 (m⁄s) , Baik
106+167,94
⑫ 300 − = 163,03(mm), Baik
2

⑬ Dipakai tipe Standar


50 50
𝑃0 = 1,31 + (1,43 − 1,31) (200) + 0,15 + (0,18 − 0,15) (200) = 1,4975 (kW)
(156,94−95)2
⑭ 𝐿 = 2 × 300 + 1,57(156,94 + 95) + = 998,743 (mm)
4×300

⑮ Nomor nominal sabuk − V: No. 40 𝐿 = 1016 (mm) (Tabel 5.3 (b) Hal. 168)
⑯ 𝑏 = 2 × 1016 − 3,14 (156,94 + 95) = 1240,91 (mm)
1240,91+√1240,912 −8(156,94−95)2
𝐶= = 309 (mm)
8
57(156,94−95)
⑰ 𝜃 = 180° − = 168,2314° → K 𝜃 = 0,97
300
3,12816
⑱ 𝑁 = 1,4975×0,97 = 2,154 → 3 Buah

⑲ ∆𝐶𝑖 = 20(mm), ∆𝐶𝑡 = 40(mm)


⑳ Tipe A, No. 40, 3 Buah, 𝑑𝑘 = 106 (mm), 𝐷𝑘 = 167,94(mm)
Lubang poros 22 (mm), 25 (mm)
+40 (mm)
Jarak sumbu poros 309−20 (mm)

Jika dipakai sabuk sempit :


⑦ Penampang sabuk − V: 3V
⑨ 𝑑𝑝 = 67 (mm),
𝐷𝑝 = 67 × 1,652 = 110,684(mm)
3,14×67×1404
⑩ 𝑣= = 4,92 (m⁄s)
60×1000

⑪ 4,92 (m⁄s) < 35 (m⁄s) , Baik


67+110,684
⑫ 300 − = 211,158(mm), Baik
2
50 50
⑬ 𝑃0 = 2,05 + (2,20 − 2,05) (200) + 0,21 + (0,24 − 0,21) (200) = 2,305 (kW)
(110,684−67)2
⑭ 𝐿 = 2 × 300 + 1,57(110,684 + 67) + = 880,554 (mm)
4×300

⑮ 3V − 355: panjang keliling kurva jarak bagi sabuk − V 𝐿 = 898 (mm)


(Tabel 5.3 (c) Hal. 169)
⑯ 𝑏 = 2 × 898 − 3,14 (110,684 + 67) = 1238, 07 (mm)
1238,07+√1238,072 −8(110,684−67)2
𝐶= = 309 (mm)
8
57(110,684−67)
⑰ 𝜃 = 180° − = 171,7° → K 𝜃 = 0,99
300
3,12816
⑱ 𝑁 = 2,305 ×0,99 = 1,37 → 2 Buah

⑲ ∆𝐶𝑖 = 20(mm), ∆𝐶𝑡 = 25(mm)


⑳ 3V − 355, 2 Buah, 𝑑𝑘 = 67 + 1,2 = 68,2 (mm),
𝐷𝑘 = 110,684 + 1,2 = 111,884(mm)
+25 (mm)
Jarak sumbu poros 309−20 (mm)
Tugas 2. Sabuk Gilir, hal. 186-190
Penyelesaian :
xx = 2 Angka Terakhir NPM = 16.62.0004 = 04
① 𝑃 = 2, xx(HP) = 2,04 (HP) × 0,735 = 1,4994 (kW), 𝑛1 = 1404(Rpm),

𝑖 = 1404⁄1000 = 1,404, 𝐶 = 430(mm)

② 𝑓𝑐 = 1,5

③ 𝑃𝑑 = 1,5 × 1,4994 = 2,2491(kW)

④ 𝑇1 = 9,74 × 105 × (2,2491⁄1404) = 1560,27(kg. mm)

𝑇1 = 9,74 × 105 × (2,2491⁄1000) = 2190,62(kg. mm)

⑤ bahan poros S35C − 𝐷, 𝜎𝐵 = 53 (kg⁄mm2 ) , 𝑠𝑓1 = 6, 𝑠𝑓2 = 2

𝜏𝑎 = 53⁄(6 × 2) = 4,416 (kg. mm2 )

beban tumbukan ∶ 𝐾𝑡 = 2, untuk lenturan ∶ 𝐶𝑏 = 2

⑥ 𝑑𝑠1 = {(5, 1⁄4,416 ) × 2 × 2 × 1560,27)1⁄3 = 19,32(mm) → 20(mm), baik

𝑑𝑠1 = {(5, 1⁄4,416 ) × 2 × 2 × 2190,62)1⁄3 = 21,63(mm) → 22(mm), baik

⑦ penampang sabuk gilir 𝐻 , 𝑝 = 12,7(mm)

⑧ 𝑧1 = 18
1404
𝑧2 = 18 × 1000 = 25,3 → 𝑧2 = 26, 𝑖 = 26⁄18

12,7×18
⑨ 𝑑𝑝 = = 72,8(mm), diameter naf = 50(mm)
3,14

Daerah diameter poros = 15 − 38(mm), ∴ 20(mm)baik


12,7×26
𝐷𝑝 = = 105,16 (mm), diameter naf = 60(mm)
3,14

Daerah diameter poros = 20 − 40(mm), ∴ 22(mm)baik


18+26 430 [(26−18)⁄6,28]2
⑩ 𝐿𝑝 = + 2 12,7 + = 89,77
2 (430⁄12,7)

⑪ 𝐿 = 90, No. 337L

1 18+26 18+26 2 2
⑫ 𝐶𝑝 = {(90 − ) + √(90 − ) − (20 − 18)2 } = 33,998
4 2 2 9,86

𝐶 = 33,998 × 12,7 = 431,77(mm)


⑬ ∆𝐶𝑖 = 7(mm), ∆𝐶𝑡 = 6(mm)

⑭ Dari tabel 5.12, sabuk gilir tipe 𝐿

𝑧1 = 20, 𝑃0 = 3,60(kW)untuk 1400(rpm)

𝑃0 = 4,11(kW)untuk 1600(rpm)

𝑧1 = 22, 𝑃0 = 3,95(kW)untuk 1400(rpm)

𝑃0 = 4,51(kW)untuk 1600(rpm)

maka, taksiran yang lebih mendekati adalah

𝑧1 = 18, 𝑃0 = 3,25(kW)untuk 1400(rpm)

𝑃𝑜 = 3,71(kW)untuk 1600(rpm)

sehingga
50
𝑃𝑜 = 3,25 + 0,46 × 200 (PS) = 3,36(kW)

57(105,11−72,77)
⑮ 𝜃 = 180𝑜 − = 175, 7𝑜
431,55

175,7
𝐽𝐺𝑇 = 18 × = 8,8 > 6 ∴ 𝑓𝑡 = 1,00
360

2,2491
⑯ 𝑓𝑤 = 3,36×1,00 = 0,669 → 1

⑰ 𝑊𝑏 = 1(in) = 25,4 × 1,0 = 25,4(mm)

⑱ Lebar gigi puli 𝑊𝑤 = 25,4 × 1,3 = 33,02(mm)

⑲ 𝑊𝑤𝑙𝑖𝑚 = 35(mm)

⑳ 33,02(mm) < 35(mm), baik.

21. sabuk 450 H 100, 25,4 (mm)

Puli 18H: 26H


+6(mm)
Jarak sumbu poros 431,77−7(mm)
Tugas 3. Rantai Rol, hal. 200-201
Penyelesaian :
xx = 2 Angka Terakhir NPM = 16.62.0004 = 04
① 𝑃 = 5, xx (HP) = 5,04 (HP) × 0,735 = 3,7044 (kW)

n = 18xx (rpm) = 1804(rpm), 𝑛1 = 918 (rpm), 𝑛2 = 530 (rpm)


918
𝑖 ≈ 530 ≈ 1,732 , 𝐶 ≈ 200 (mm)

② 𝑓𝑐 = 1,4
③ 𝑃𝑑 = 1,4 × 3,7044 = 5,186(kW)
5,186
④ 𝑇1 = 9,74 × 105 × = 5502,357(kg. mm)
918

5,186
𝑇2 = 9,74 × 105 × = 9530,498(kg. mm)
530

⑤ Bahan poros S40C, σB = 55(kg⁄mm2 ), (Tabel 1.1 Hal. 3 )


𝑆𝑓1 = 6,0, 𝑆𝑓2 = 2,0 (dengan alur pasak)𝜏𝑎 = 55⁄(6,0 × 2,0) = 4,583 (kg⁄mm2 )

untuk tumbukan 𝐾𝑡 = 2 , untuk lenturan 𝐶𝑏 = 2


5,1 1⁄3
⑥ 𝑑𝑠1 = [ × 2,0 × 2,0 × 5502,357] = 29,04 mm → 30 mm , (Tabel 1.7 Hal. 9 )
4,583

5,1 1⁄3
𝑑𝑠2 = [4,583 × 2,0 × 2,0 × 9530,498] = 34,88 mm → 35 mm , (Tabel 1.7 Hal. 9 )

⑦ Dari diagram pemiihan dalam Gambar 5.11 , nomor rantai 50 dengan rangkaian
tunggal, untuk sementara diambil.
𝑝 = 15,875 (mm), 𝐹𝐵 = 3200 (kg), 𝐹𝜇 = 520 (kg)
Harga z1 = 15, yang sedikit lebih besar dari pada z1 min = 13, dipilih.
918
⑧ z1 = 15 × 530 = 25,98 → 26

𝑑𝑝 = 15,875/sin(180°⁄15) = 76,354(mm)
𝐷𝑝 = 15,875/sin(180°⁄26) = 131,702(mm)
𝑑𝑘 = {0,6 + cot(180°⁄15)} × 15,875 = 84,211(mm)
𝐷𝑘 = {0,6 + cot(180°⁄26)} × 15,875 = 140, 267(mm)
𝑑𝑚𝑎𝑥 = 15,875{cot(180°⁄15) − 1} − 0,76 = 57,71(mm)
𝐷𝑚𝑎𝑥 = 15,875{cot(180°⁄26) − 1} − 0,76 = 114,11(mm)
Diameter naf sproket besar cukup untuk diameter poros yang bersangkutan.
Sedamgkan untuk sproket kecil, (5/3)𝑑𝑠 + 10 = 57,71
𝑑𝑠1 = 28,6 (mm)
Jadi 𝑑𝑠1 yang diambil adalah 28 (mm), lebih kecil dari 30 (mm).
⑨ Jika bahan poros diperbaiki menjadi SNCM − 1, 𝜎𝐵 = 85(kg⁄mm2 )
5,1 1⁄3
𝑑𝑠1 = [7,08 × 2,0 × 2,0 × 5502,357] = 25,12 mm → 28 mm , (Tabel 1.7 Hal. 9 )

Sesuai untuk sproket.


15×15,875×918
⑩ 𝑣= = 3,64 (m⁄s)
60×1000

⑪ Daerah kecepatan rantai 4 − 10(m/s)


⑫ 3,64(m/s) < 4 − 10(m/s), baik.
(84,2+140,3)
400 − = 287,7 > 200 (mm), baik.
2
(84,2+140,3)
200 − = 87,7 > 0, baik.
2
102×5,186
⑬ 𝐹= = 145,32 (kg)
3,64
3200
⑭ 𝑆𝑓 = 145,32 = 22,02

⑮ 6 < 22,02 , baik.


145,32 (kg) < 520 (kg), baik
⑯ Akhirnya dipilih rantai No. 50, rangkaian tunggal.
15+26 200 [(26−15)⁄6,28]2
⑰ 𝐿𝑝 = + 2 × 15,875 + (200⁄15,875)
= 45,95 → 46
2

𝐿 = 46, No. 50
1 15+26 15+26 2 2
⑱ 𝐶𝑝 = 4 {(46 − ) + √(46 − ) − 9,86 (26 − 15)2 } = 12,63
2 2

𝐶 = 12,63 × 15,875 = 200,5 (mm)


⑲ Cara pelumasan tetes.
⑳ Nomor rantai No. 50, rangkaian tunggal, 46 mata rantai.
Jumlah gigi sproket 15 dan 26
Diameter poros: 𝜙 28 dan 𝜙 35 (mm)
Jarak sumbu poros: 200,5 (mm)
Pelumasan: pelumasan tetes dengan SEA 20 (65 cSt), dengan tambahan
zat penahan tekanan tinggi.
Bahan poros: SNCM − 1 dan S40C
Tugas 4. Rantai Gigi, hal. 206-209
Penyelesaian :
xx = 2 Angka Terakhir NPM = 16.62.0004 = 04
① 𝑃 = 50,04(PS) → 50,04 × 0,735 = 36,78(kW),

𝑛1 = 85xx (rpm) = 8504(rpm), 𝑛2 = 75xx (rpm) = 7504(rpm)

𝑖 = 8504⁄7504 = 1,133, 𝐶 ≤ 120(mm)

② 𝑓𝑐 = 1,6(dipilih)

③ 𝑃𝑑 = 1,6 × 36,78 = 58,848(kW)

④ 𝑇1 = 9,74 × 105 × (58,848⁄8504) = 6740,12(kg. mm)

𝑇2 = 9,74 × 105 × (58,848⁄7504) = 7638,32(kg. mm)

⑤ Bahan poros ∶ S55C − D, 𝜎𝐵 = 72(kg⁄mm2 )

𝑆𝑓1 = 6, 𝑆𝑓2 = 2(dengan alur pasak), 𝜏𝑎 = 72⁄(6 × 2 ) = 6(kg⁄mm2 )

Untuk tumbukan 𝐾𝑡 = 3, untuk lenturan 𝐶𝑏 = 2

⑥ 𝑑𝑠1 = {(5,1⁄6) × 3 × 2 × 6740,12}1⁄3 = 32,51 (mm) → 35,5(mm)

𝑑𝑠1 = {(5,1⁄6) × 3 × 2 × 7638,32}1⁄3 = 33,9(mm) → 35,5(mm)

⑦ Hanya rantai dengan jarak bagi sebesar 9,525(mm)dapat meneruskan daya

dengan putaran lebih dari 8000(rpm)

Tinggi mata rantai dari garis jarak bagi 𝐻1 = 4,29(mm)

Di antara jumlah gigi sproket sebanyak 21 dan 23, dimana keduanya

mempunyai kapasitas transmisi yang besar, di pilih yang 23.

Sproket memenuhi persyaratan dimana jumlah giginya lebih dari 21 buah.


8504
⑧ 𝑧2 = 23 × 7504 = 26,07 → 27

𝑑𝑝 = 9,52 5⁄sin(180𝑜 ⁄23) = 69,95(mm)

𝐷𝑘 = 9,5 25⁄sin(180𝑜 ⁄27) = 82,05(mm)

Dari tabel 5.23: 𝑑𝑘 = 66,6(mm), 𝐷𝑘 = 79,01(mm)

𝑑𝐵 = 54(mm), 𝐷𝐵 = 67,0(mm)

𝑑𝐴 = 69,95 + 2 × 4,29 = 78,53(mm)


𝐷𝐴 = 82,05 + 2 × 4,29 = 90,63(mm)

⑨ 𝑑𝐵 = 54(mm), 𝑑𝑠 = 16 − 34(mm), 𝑑𝑠1 = 34(mm)

(35,5(mm)di rubah, dengan bahan yang sama)

𝐷𝐵 = 67(mm), 𝑑𝑠 = 16 − 44(mm), 𝑑𝑠2 = 35,5(mm), baik


23×9,525×8504
⑩ 𝑣= = 31,05(m⁄s)
60×1000

⑪ Daerah kecepatan rantai yang di izinkan = 10 − 35(m⁄s), 𝐿𝑚𝑎𝑥 = 210(mm)

⑫ 𝑣 = 31,05 < 35(m⁄s), baik


78,53+90,63
210 − = 125,42 > 120(mm), baik
2

66,6+79,0
115 − = 72,8 > 0, baik
2

500
⑬ 𝑃𝑜 = 41,1 − (41,1 − 38,8) × 600 = 39,2(kW)

⑭ Dari 58,848⁄39,2 = 1,5, 𝑊𝑏 = 1,5 × 25,4 = 38,1(mm)

Panjang pena penyambung ∶ 45,34(mm) < 50(mm), baik

⑮ Batas kekuatan rantai = 5100(kg)


102×58,848
⑯ 𝐹𝑑 = = 192,32(kg)
31,05

⑰ 𝑆𝑓𝑐 = 5100⁄192,32 = 26,52

⑱ 13 < 26,52, baik

⑱ 192,39(kg) < 1,055 × 9,525 × 38,1 = 383(kg), baik

Jika 𝑆𝑓𝑐 di kurangi menjadi 13, rantai dengan batas kekurangan 2550(kg)dan

lebar 3⁄4 ” = 19,1(mm)dapat di pergunakan.

tetapi rantai ini tidak diambil


23+27 115 [(27−23)⁄6,28]2
⑲ 𝐿= + 2 × 9,525 + = 49,18 → 50
2 (115⁄9,525)

1 23+27 23+27 2 2
⑳ 𝐶𝑝 = 4 {(50 − ) + √(50 − ) − 9,86 (27 − 23)2 } = 12,48 < 60
2 2

𝐿−𝑧1 50−23
= 27−21 = 6,75, 𝐾=1
𝑧2 −𝑧1

12,48×9,525
𝐶= = 118,87(mm)
1,0
21. Dari 𝑉 = 60 x 31 = 1860(m⁄min) > 600(m⁄min), di perlukan cara

pelumasan pompa dengan minyak SAE 10(43 sCt), yang mengandung

pencegah oksidasi.

22. Rantai : HV 306, 𝑝 = 9,525(mm), 𝑊𝑏 = 38,1(𝑚𝑚)

Sproket :jumlah gigi 23 :27.

Diameter poros :34 (mm) : 35,5(mm)

Jarak sumbu poros : 118,87(mm)

Pelumasan : pelumasan pompa dengan minyak SAE 10 (43 cSt) yang mengandung

Pencegah oksidasi.

Anda mungkin juga menyukai