Anda di halaman 1dari 11

EFISIENSI ENERGI

“Heat Exchanger, Boiler, Kondensor dan Evaporator Dalam


Pemanfaatan Limbah Termal”

Disusun oleh:
Raden Utari Puspaningrat Doki Londong Allo
Tri Alif Pratama

Departemen Teknik Sistem Perkapalan


Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas akademik yang diberikan kepada kami.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan, bimbingan, dan inspirasi dalam penulisan makalah ini. Tanpa bantuan mereka,
kami tidak akan mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini membahas “Heat
Exchanger, Boiler, Kondensor dan Evaporator Dalam Pemanfaatan Limbah Termal”,yang
merupakan topik yang sangat penting di masa saat ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
“Heat Exchanger, Boiler, Kondensor dan Evaporator Dalam Pemanfaatan Limbah Termal”
dan menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Semoga makalah ini juga
dapat menginspirasi pembaca untuk lebih mendalami topik ini dan berkontribusi pada
pengetahuan yang lebih luas.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, dan kami sangat
menghargai masukan dan saran yang dapat membantu memperbaiki kualitas makalah ini di
masa mendatang.

Gowa, 7 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................4
D. Metode Kajian............................................................................................................................4
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Heat Exchanger..........................................................................................................................5
B. Boiler.........................................................................................................................................5
C. Kondensor dan Evaporator........................................................................................................6
D. Penggunaan Heat Exchanger, Boiler, Kondesor dan Evaporator dalam Pemanfaatan Limbah
Termal................................................................................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan energi dalam beberapa dekade terakhir terus meningkat. Sumber
energi konvensional, seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara, semakin
terbatas dan memiliki dampak terhadap lingkungan. Oleh karena itu, alternatif
energi yang bersumber dari limbah termal menjadi semakin penting. Limbah
termal sendiri adalah panas yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari
berbagai proses dan aktivitas manusia, seperti proses industri, transportasi, dan
penggunaan energi dalam rumah tangga. Panas ini seringkali dianggap sebagai
limbah karena biasanya tidak dimanfaatkan dan terbuang ke lingkungan tanpa
pemanfaatan yang signifikan.
Dapat dilihat dalam industry perkapalan, walaupun merupakan aspek vital
dalam perekonomian global tetapi juga tetap menghasilkan limbah termal. Mesin
diesel dan mesin lain pada kapal dagan besar, menghasilkan panas selama
beroperasi. Tanpa pemanfaatan yang tepat, panas ini terbuang dan berkontribusi
pada pemborosan energi. Pelepasan limbah termal ke laut, yang sering kali
menjadi tempat pembuangan panas, dapat memiliki dampak negative pada
ekosistem laut dam memicu pemanasan global.
Oleh karena itu, dibutuhkan alat atau sistem khusus untuk pemanfaatan limbah
termal. Beberapa alat yang bisa dimanfaatkan untuk pemanfaatan limbah termal
adalah heat exchanger, boiler, kondensor dan evaporator. Pemanfaatan komponen-
komponen ini dapat mengurangi konsumsi energi, meningkatkan efisiensi proses
industry, serta membantu mengurangi jejak karbon industri secara keseluruhan,
menjadikan pemanfaatan limbah termal sebagai solusi yang berkelanjutan dan
ramah lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana fungsi heat exchanger, boiler, kondensor dan evaporator dalam
pemanfaatan limbah termal?
C. Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan fungsi heat exchanger, boiler, kondensor dan evaporator dalam
pemanfaatan llimbah termal.
D. Metode Kajian
Studi Literatur : mengumpulkan teori yang diperoleh dari media berupa jurnal
ilmiah serta media online.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Heat Exchanger
Heat exchanger terdiri dari dua kata, yaitu heat yang artinya panas dan exchanger
yang artinya alat pertukaran. Jadi arti heat exchanger adalah alat yang digunakan
untuk proses pertukaran atau perpindahan panas. Proses perpindahan panas terbagi
menjadi dua, yaitu proses pemanasan dan proses pendinginan. Proses pemindahan
panas (heat exchanger) ini selalu melibatkan dua media berupa fluida (cair maupun
gas) yang mau ditukar panaskan. Contoh, untuk pendinginan mislakan pendinginan
produk minuman denngan air dingin dimana produk minuman sebagai media yang
mau didinginkan sedangkan air dingin sebagai media pendingin.
Prinsip kerja heat exchanger pada dasarnya adalah memindahkan panas dari dua
fluida pada temperature berbeda dimana transfer panas dapat dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung.
- Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida. Transfer panas
yang dilakukan secara kontak
- Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi anatar fluida panas dan dingin melalui dinding
pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
Berdasarkan jenisnya heat exchanger dibedakan menjadi heat exchanger berdasarkan
arah aliran fluida dan berdasarkan kontruksi permukaan.
- Heat exchanger berdasarkan arah aliran fluida
1. Heat exchanger dengan aliran searah (co-current/paraller flow)
Pada tipe ini temperature fluida mengalir dengan arah yang sama, dan keluar
pada sisi yang sama. Karakter heat exchanger jenis ini, temperature fluida
dingin yang keluar dari heat exchanger tidak dapat melebihi temperature
fluida panas yang keluar, sehingga diperlukan media pendingin atau media
pemanas yang banyak. Jenis ini merupakan penukar kalor yang paling tidak
efektif.
2. Heat exchanger dengan aliran berlawanan arah (counter-current flow)
Pada tipe ini didapat kemungkinan temperature fluida yang menerima kalaor
saat keluar penukar kalor saat meninggalkan penukar kalor.
- Heat exchanger berdasarkan konstruksi permukaan
Berdasarkan profil konstruksi permukaan, penukar kalor yang banyak
dipergunakan di industri antara lain konstruksi tabung dan pipa (tube and shell),
pipa bersirip (tube with extended surfaces / fins and tube), dan penukar kalor pelat
(plate heat exchanger).
B. Boiler
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk uap panas atau steam berupa energi kerja. Tahap awal proses penentuan
efisiensi boiler data tekanan, suhu masukan dan keluaran boiler. Data tersebut diubah
menjadi entalpi panas lanjut dalam satuan kJ/kg dan entalpi air umpan juga dalam
kJ/kg untuk mendapatkan nilai energi keluar dan energi masuk. Energi kalor yang
dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperature, dan laju aliran
yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal
tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan temperatur tinggi dengan perbedaan
itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu
proses untuk memanaskan cairan dan menjalankan suatu mesin. Sistem boiler terdiri
dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan
menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan perawatan dan
perbaikan dari sistem air umpan, penangan air umpan diperlukan sebagai bentuk
pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui
sistem perpipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar
adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan
bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Prinsip kerja boiler, yaitu proses perubahan air menjadi uap dengan memanaskan
air yang berada di dalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinu didalam ruang bakar
dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan boiler
adalah uap superheat dengan tekanan dan temperature yang tinggi. Jumlah produksi
uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan panas
pembakaran yang diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air
disebut dengan steam generator (pembangkit uap) mengingat arti kata boiler hanya
pendidih, sementara pada kenyataannya dari ketel superheat tekanan tinggi.
C. Kondensor dan Evaporator

Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger), yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Kondensor biasanya mengubah fasa
zat gas menjadi zat cair dari temperature yang tinggi keluar melewati dinding-dinding
kondensor melewati media kondensasi, sebagai akibatnya uap akan didinginkan
hingga fasanya berubah menjadi fasa cair pada temperature rendah. Berikut adalah
komponen yang terdapat pada alat kondensor :
- Shell kondensor
Tempat terjadinya proses kondensasi, yang dimana mempunyai dua lubang
berfungsi sebagai input (yiatu fase uap) dan output (yaitu fase cair).
- Tube dan Tube Sheet
Tube adalah tempat masuknya uap dari pipa penghubung menuju kondensor, lalu
kemudian pipa yang berisi uap ini akan didinginkan oleh air pendingin yang
berada didalam kondensor. Tubesheet adalah tempat duduk/sanggahan dari tube
bundle itu sendiri yang dipasang diantar head kondensor.
- Baffel
Baffel berfungsi untuk mengarahkan aliran fluida masuk dan menjaga supaya
tube tidak melengkung, serta berfungsi juga mengurangi adanya getaran oleh
aliran fluida.
- Head kondensor
Ada dua jenis bagian head yaitu head stationer sebagai saluran masuk fluida ke
dalam tube, dan head belakang berfungsi untuk alat penukar kalor itu sendiri.

Evaporator adalah peralatan yang digunakan untuk menurunkan kadar air bahan
dengan menggunakan prinsip penguapan (evaporasi). Evaporasi adalah proses
pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut yang
bertujuan untuk memperkecil volume larutan dan menurunkan aktivitas air. Prinsip
dari evaporasi, yaitu dengan memisahkan pelarut dari larutan sehingga menghasilkan
larutan yang lebih pekat sedangkan tujuan dari evaporasi adalah memekatkan larutan
yang mengandung zat yang sulit menguap dan pelarut yang mudah menguap dengan
cara menguapkan sebagian pelarutnya. Umumnya, dalam evaporasi, larutan pekat
merupakan produk yang diinginkan, sedangkan uapnya diembunkan dan dibuang.
Berikut jenis-jenis dari evaporator :

- Open kettle Evaporator


Bentuk evaporator paling sederhana terdiri dari ketel terbuka dimana cairan
direbus. Panas disuplai oleh kondensasi uap dalam jaket atau dalam gulungan
direndam dalam cairan. Evaporator mudah dioperasikan, tetapi ekonomi panasnya
buruk.
- Horizontal Tube Natural Circulation Evaporator
Evaporator dengan tube terletak horizontal. Harga evaporator relative murah
dengan konstruksi design yang memudahkan penggantian tubenya. Jenis
evaporator ini mirip dengan bundel tabung dalam penukar panas.
- Vertical Type Natural Circulation Evaporator
Mirip dengan Horizontal Tube, hanya saja letak tube yang berbeda, tubenya akan
berada pada posisi vertical. Jenis ini sering disebut evaporator tabung pendek.
Tipe evaporator ini banyak digunakan dalam industry gula, garam, dan soda
kaustik.
- Long Tube Vertical Type Evaporator
Mirip dengan vertical tube yang membedakan hanya panjang tube, pada tube
terdiri dari tube vertical yang panjang dilalui oleh bahan baku (cairan) sedangkan
steam di sisi shell. Tabung memiliki panjang 3 hingga 10 m pembentukan
gelembung uap di dalamnya tabung menyebabkan aksi pemompaan memberikan
kecepatan cairan yang cukup tinggi.
- Falling Film Type Evaporator
Prinsip dari evaporator ini adalah dimana cairan diumpankan ke atas tabung dan
mengalir ke bawah dinding. Pemisahan uap-cair biasanya terjadi di bagian bawah.
Jenis ini secara luas digunakan untuk konservasi bahan peka panas seperti jus
jeruk dan jus buah lainnya, karena waktu penahanan sakit kecil (5 hingga 10 detik
atau lebih) dan koefisien perpindahan panas tinggi.
- Forced Circulation Type Evaporator
jenis evaporator yang digunakan dalam proses pemisahan zat cair dari larutannya.
Evaporator ini menggunakan sistem simulasi paksa (forced circulation) untuk
mengalirkan cairan yang akan diuapkan melalui pemanas. Umumnya digunakan
dalam industry kimia, petrokimia, dan pengolahan makanan, dimana perlunya
menghasilkan konsentrasi tinggi dari zat tertentu dalam larutan.
D. Penggunaan Heat Exchanger, Boiler, Kondesor dan Evaporator dalam Pemanfaatan
Limbah Termal.
1. Mengatasi Icing pada karburator mesin piston menggunakan heat exchanger
yang ditambahkan vortex generator tipe line buffle dengan memanfaatkan gas
buang.
Pemanfaatan gas buang engine pesawat yang digunakan untuk sistem anti
icing, didapatkan sebuah mekanisme operasional yang efektif untuk mengatasi
icing yang terjadi pada sistem karburator pesawat piston engine. Sistem anti
icing yang dibuat meliputi shell dan tube yang diberikan vortex generator
berupa buffle yang dimodifikasi. Penelitian dilakukan secara eksperimental
dengan membuat sistem heat exchanger yang diberikan variasi buffle. Variasi
buffle yang digunakan salah satunya line buffle. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, nilai perpindahan kalor yangn terjadi sebesar 12,7 W/m 2 . °C
dan menghasilkan efektivitas sebesar 70,27%.
2. Pemanfaatan Geothermal Brine untuk pembangkit listrik dengan Heat
Exchanger.
Geothermal atau panas bumi merupakan salah satu sumber energi yang
tergolong ke dalam jenis energi baru dan terbarukan. Dalam pemanfaatannya,
proses pembangkitan listrik panas bumi pads PLTP dengan sumber panas bumi
dengan entalpi tinggi seringkali membuang cairan panas bumi atau brine. Brine
ini sendiri memiliki potensi termal dari 148-173°C sehingga masih berpotensi
untuk dijadikan energi dalam pembangkitan dengan menggunakan siklus biner.
Siklus biner sendiri merupakan siklus pembangkit listrik yang dalam prosesnya
menggunakan bantuan fluida sekunder atau fluida kerja bertitik didih rendah
untuk mengoptimalkan vapor yang dihasilkan oleh fluida sekunder tersebut
dengan panas yang tersedia.
3. Efisiensi kinerja evaporator pada pengolahan limbah radioaktif cair di PLTR
Batan.
Pada proses produksinya efisiensi tidak pernah mencapai 100% yang
menyebabkan dihasilkannya limbah yang dikenal dengan limbah radioaktif.
Proses yang terjadi pada sistem evaporasi yakni, limbah radioaktif cair
diumpankan ke alat evaporator dengan cara pengaliran melalui pipa yang
dilewatkan dalam tangka penampung. Limbah cair masuk pada bagian tube
sedangkan steam masuk pada bagian shell. Dengan demikian terjadi
perpindahan panas sehingga terjadi penguapan. Lalu uap masuk ke dalam kolom
penenang sehingga uap limbah cair yang terkonsentrasi akan terpisah.
Konsentrat akan masuk kedalam tangka penampung konsentrat, sedangkan
uapnya akan diembunkan nanti pada kondesor.
Analisis efisiensi kalor dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
efisiensi penggunaan energi kalor dalam pengolahan limbah radioaktif secara
evaporasi di PLTR. Dari hasil analisis 2014 hingga 2017 didapatkan bahwa
sistem evaporasi memiliki efisiensi kalor sebesar 83,3%, 81,48%, 79,40% dan
57,09%. Angka tersebut didapat melaluo perbandingan jumlah steam teoritis
dengan jumlah steam aktual yang digunakan pada siste, evaporasi.
4. Penggunaan limbah padat kelapa sawit untuk menghasilkan tenaga listrik pada
existing boiler.
Salah satu limbah padat yang dihasilkan dari kelapa sawit adalah limbah
tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang jumlahnya
cukup besar, namun pemanfaatannya masih terbatas, sementara ini hanya
dibakar dan sebagian dihamparkan diketahui tandan kosong kelapa sawit
(TKKS) memiliki potensi besar untuk diolah menjadi briket sebagai minyak
tanah. Adapun nilai kalori dari limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
3,498 kcal/kg atau 14,650 kJ/kg (kadar air 30% setelah dikempa), cangkang
3.893 kcal/kg atau 16.304 kJ/kg (basah) serta serabut 3.068 kcal/kg atau 12.849
kJ/kg dan briket TKKS 7.490 kcal/kg atau 31.368 kJ/kg, sehingga berpotensi
menghasilkan tenaga listrik dari boiler.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa alat yang bisa dimanfaatkan untuk pemanfaatan limbah termal adalah
heat exchanger, boiler, kondensor dan evaporator. Heat exchanger adalah alat yang
digunakan untuk proses pertukaran atau perpindahan panas. Boiler adalah bejana
tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk uap panas atau
steam berupa energi kerja. Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor
(heat exchanger), yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Evaporator
adalah peralatan yang digunakan untuk menurunkan kadar air bahan dengan
menggunakan prinsip penguapan (evaporasi).
Contoh pemanfaatan limbah termal menggunakan heat exchanger, boiler,
kondensor dan evaporator, yaitu :
- Mengatasi Icing pada karburator mesin piston menggunakan heat exchanger yang
ditambahkan vortex generator tipe line buffle dengan memanfaatkan gas buang.
- Pemanfaatan Geothermal Brine untuk pembangkit listrik dengan Heat
Exchanger.
- Efisiensi kinerja evaporator pada pengolahan limbah radioaktif cair di PLTR
Batan.
- Penggunaan limbah padat kelapa sawit untuk menghasilkan tenaga listrik pada
existing boiler.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah diharapkan lebih banyak mengumpulkan referensi-
referensi guna memperbanyak contoh penerapan dari heat exchanger, boiler,
kondensor dan evaporator.
DAFTAR PUSTAKA

Afriandi, Aloysius dan Hantoro, R. 2018. Analisis Pemanfaatan Geotermal Brine untuk
Pembangkit Listrik dengan Heat Exchanger. Jurnal Teknik. Institut Teknologi
Sepuluh November. Vol.7(1): hal. 61-65.
Erivianto, D dkk. 2016. Penggunaan limbah padat kelapa sawit untuk menghasilkan tenaga
listrik pada existing boiler. Jurnal Sainstech. Universitas Pakuan Bogor. Vol.
26(2): hal. 85-93.
Hapsari, F dan Sujati, Nurrandi M. 2019. Efisiensi kinerja evaporator pada pengolahan
limbah radioaktif cair pusat teknologi limbah radioaktif batan. Jurnal ilmiah
Indonesia. Akademi Minyak dan Gas. Vol.4 (4): hal. 48-58.
Nasution. M dan Napid, S. 2022. Aplikasi Boiler Sebagai Pembangkit Uap dalam
Menentukan Efisiensi. Buletin Utama Teknik. UISU. Vol.17(3): hal. 314-319.
Surbakti, Reza S dkk. 2022. Studi Eksperimental Heat Exchanger dengan Penambahan
Vortex Generator Tipe Line Buffle, Line Buffle With Circular Hole, Line Buffle
With Square Hole dengan Memanfaatkan Gas Buang untuk Mengatasi Icing pada
Karburator Mesin Piston. Jurnal Suara Teknik. Sekolah Tinggi Teknologi
Kedirgantaraan. Vol. 13(2): hal. 21-26.
Tambunan, Jhonson F. 2016. Pengendali Temperatur Fluida pada Heat Exchanger dengan
Menggunakan Generalized Predictive Control (GPC). Tugas Akhir. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Hal. 1-66.
Yaqin, Rizqi I dkk. 2022. Analisa Perpindahan Panas Heat Exchanger Mesin Induk (Studi
Kasus: KM. Sumber Mutiara. Jurnal Teknologi Terapan. Politeknik Kelautan dan
Perikanan Dumai. Vol.8(1): 53-60.

Anda mungkin juga menyukai