Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PRAKTIKUM UTILITAS

MEKANISME KERJA COOLING TOWER

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Nama : 1. Abdillah (061830400913)

2. Bella Alinja (061830400916)

3. Daniel Dwi Cahya Putra Anggara(061830400917)

4. Della Fatria (061830400918)

5. Liona Agriani (061830400921)

6. M. Abi Saputra (061830400924)

7. Reina Christine Silitonga (061830400928)

Kelas : 4 KD

Instruktur :

Dr. Ir. H. Muhammad Yerizam, M. T

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Mekanisme Kerja Cooling Tower”. Tidak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak Dr. Ir. H. Muhammad Yerizam, M. T. yang telah membimbing kami.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikum
Utilitas. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kemudian makalah ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami
juga yakin bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih membutuhkan kritik serta
saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.
Palembang, Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
1.4. Manfaat......................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................2
2.1. Menara Pendingin.....................................................................................................2
2.2. Syarat-Syarat Air Pndingin......................................................................................2
2.3. Fungsi dan Tujuan Air Pendingin...........................................................................2
2.4. Jenis-Jenis Menara Pendingin..................................................................................3
2.4.1. Menara Pendingin Basah (Wet Cooling Tower)..................................................3
2.4.2. Menara Pendingin Kering (Dry Cooling Tower).................................................6
2.4.3. Menara Pendingin Basah-kering (Wet-Dry Cooling Tower)..............................9

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................10


3.1. Sistem Aliran Air Pendingin dalam Cooling tower...............................................10
3.2. Mekanisme Cooling tower.......................................................................................13
3.3. Aplikasi Cooling Tower..........................................................................................14

BAB IV Penutup.............................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................17
LAMPIRAN.....................................................................................................................................18

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air pendingin dan menara pendingin merupakan komponen sistem peralatan yang sangat
penting dan dibutuhkan dalam setiap industri. Dalam dunia industri, cooling tower
merupakan alat yang paling umum dan banyak digunakan sebab cooling tower merupakan
bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower memproses air yang panas
menjadi air dingin yang digunakan kembali dan bisa dirotasikan.
Sedangkan air pendingin adalah air yang digunkan untuk menyerap panas yang
berlebihan pada reactor untuk menghasilkan listrik. Karakteristik air pendingin dari air yanitu
air tawar yang tahan terhadap radiasi dan kapasitas panas tinggi. Air yang digunakan untuk
air pendingin yaitu air berat karena mempunyai kapasitas panas tinggi, tahan radiasi tinggi
dan digunakan pada reactor yang menggunakan uranium alam. Jenis air lainnya yang dapat
digunakan sebagai air pendingin yaitu air yang bertekanan tinggi dan air biasa.
Secara umum, air pendingin biasa digunakan untuk keperluan proses dan sebagai
pendingin pada cooling tower di pabrik. Namun penggunaan air pendingin terkadang
menimbulkan beberapa kasus sehingga nantinya diharapkan akan diperoleh sistem
pendinginan yang dianggap terbaik pada pembangunan pabrik.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang terdapat dalam permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem aliran air pending (cooling water) dalam menara pendingin
(cooling tower)?
2. Bagaimana mekanisme menara pendingin (cooling tower)?
3. Apa aplikasi menara pendingin (cooling tower)?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan makalah ini antara lain:
1. Memahami sistem aliran air pendingin (cooling water) yang digunakan dalam
menara pendingin (cooling tower).
2. Memahami mekanisme menara pendingin (cooling tower).
3. Mengetahui pengaplikasian menara pendingin (cooling tower)

1
1.4. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua mahasiswa
untuk mengetahui dan memahami cooling water dan cooling tower.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menara Pendingin


Menurut El. Wakil, menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang
fluida kerjanya adalah air dan udara yang berfungsi mendinginkan air dengan kontak
langsung dengan udara yang mengakibatkan sebagian kecil air menguap. Dalam kebanyakan
menara pendingin yang bekerja pada sistem pendinginan udara menggunakan pompa
sentrifugal untuk menggerakkan air vertikal ke atas melintasi menara.
Cooling towers merupakan instrumen pembuangan panas  dengan mentranfer proses
limbah panas ke atmosfer. Cooling towers ini dikategorikan sebagai perangkat pendingin
evaporatif yang digunakan untuk mendinginkan air hingga mendekati temperatur bola basah 
udara sekitarnya dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa
menggunakan fan/kipas.

2.2. Syarat-Syarat Air Pndingin


Syarat – syarat air yang digunakan sebagai media pendingin antara lain :
 Jernih, maksudnya air harus bersih, tidak terdapat partikel-parlikel kasar yaitu batu,
kerikil atau partikel-partikel halus seperti pasir, tanah dan lumut yang dapat
menyebabkan air kotor.
 Tidak menyebabkan korosi.
 Tidak menyebabkan fouling, fouling disebabkan oleh kotoran yang terikut saat air
masuk unit pengolahan air seperti pasir, mikroba dan zat-zat organik.
 Tidak mengandung bahan-bahan anorganik yang dapat mengganggu proses
pertukaran panas pada sistem pendingin maupun merubah komposisi air karena
bereaksi akibat perubahan suhu air.

2.3. Fungsi dan Tujuan Air Pendingin


Semua mesin pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui kondensor,
refrigerant akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air menjadi panas.
Selanjutnya air panas ini akan dipompakan ke menara pendingin. Menara pendingin secara
garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air tersebut dan menyediakan
sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk dipergunakan kembali di suatu
instalasi pendingin atau dengan kata lain menara pendingin berfungsi untuk menurunkan
suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfer.
Menara pendingin mampu menurunkan suhu air lebih rendah dibandingkan

3
dengan peralatan-peralatan yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas,
seperti radiator dalam mobil, dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya.
Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri sebabcooling tower merupakan
bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower memproses air yang panas
menjadi air dingin yang digunakan kembali dan bisa dirotasikan.Cooling tower juga salah
satu alat yang berfungsi mengolah air untuk mengatasi masalah polusi lingkungan.

2.4. Jenis-Jenis Menara Pendingin


Ada banyak jenis klasifikasi menara pendingin, namun pada umumnya
pengklasifikasian dilakukan berdasarkan sirkulasi air yang terdapat di dalamnya. Menurut
J.R. Singham menara pendingin dapat diklasifikasikan atas tiga bagian, yaitu:
 Menara pendingin basah (wet cooling tower)
 Menara pendingin kering (dry cooling tower)
 Menara pendingin basah-kering (wet-dry cooling tower)

2.4.1. Menara Pendingin Basah (Wet Cooling Tower)


Menara pendingin basah mempunyai sistem distribusi air panas yang disemprotkan
secara merata ke kisi-kisi, lubang-lubang atau batang-batang horizontal pada sisi menara
yang disebut isian. Udara masuk dari luar menara melalui kisi-kisi yang berbentuk celah-
celah horizontal yang terpancang pada sisi menara. Celah ini biasanya mengarah miring ke
bawah supaya air tidak keluar.

Oleh karena ada percampuran antara air dan udara terjadi perpindahan kalor sehingga
air menjadi dingin. Air yang telah dingin itu berkumpul di kolam atau bak di dasar menara
dan dari situ diteruskan ke dalam kondensor atau dibuang keluar, sehingga udara sekarang
kalor dan lembab keluar dari atas menara. Berdasarkan literatur El. Wakil, menara pendingin
basah dapat dibagi menjadi:

1. Menara Pendingin Basah Aliran Angin Alami (Natural-Draft Cooling Tower)


Menara pendingin aliran angin alami pada mulanya berkembang di Eropa. Beberapa
unit pertama dibangun di Belanda pada awal abad ke-19 yang terbuat dari kayu dan
akhirnya dibuat dari beton bertulang seperti yang banyak digunakan sekarang ini.
Pada awalnya unit ini berbentuk silinder dan akhirnya berbentuk hiperbola yang
umum dipakai dewasa ini. Alat ini digunakan secara luas terutama di negara Inggris dan
Amerika, unit pertama dibuat tahun 1972.

4
Menara pendingin aliran angin alami tidak menggunakan kipas (fan). Aliran udaranya
bergantung semata-mata pada tekanan dorong alami. Pada menara pendingin alami ini
tidak ada bagian yang bergerak, udara mengalir ke atas akibat adanya perbedaan massa
jenis antara udara atmosfer dengan udara kalor lembab di dalam menara pendingin yang
bersuhu lebih tinggi daripada udara atmosfer di sekitarnya.
Karena perbedaan massa jenis ini maka timbul tekanan dorong yang mendorong udara
ke atas. Biasanya menara pendingin tipe ini mempunyai tinggi yang besar dan dapat
mencapai ketinggian puluhan meter. Menara pendingin aliran angin alami dapat dibagi
menjadi dua jenis,yaitu: a. Menara pendingin aliran angin alami aliran lawan arah.

a) b)
Gambar 2.1. Menara pendingin aliran angin alami a) aliran lawan arah b) aliran silang

Dari kedua jenis menara pendingin ini, menara pendingin aliran angin alami aliran
silang kurang disukai karena lebih sedikit memberi tahanan terhadap aliran udara di
dalam menara, sehingga kecepatan udaranya lebih tinggi dan mekanisme perpindahan
kalornya kurang efisien.
Menara aliran angin alami aliran lawan arah lebih sering digunakan karena
mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut:
 Memiliki konstuksi yang kuat dan kokoh sehingga lebih tahan terhadap tekanan
angin
 Mampu beroperasi di daerah dingin maupun lembab
 Banyak digunakan untuk instalasi skala besar.

2. Menara Pendingin Aliran Mekanik


Pada menara pendingin aliran angin mekanik, udara mengalir karena adanya satu atau
beberapa kipas (fan) yang digerakkan secara mekanik. Fungsi kipas di sini adalah untuk

5
mendorong udara (forced-draft) atau menarik udara melalui menara (induced-draft) yang
dipasang pada bagian bawah atau atas menara.
Berdasarkan fungsi kipas yang digunakan menara pendingin aliran angin mekanik
dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Tipe aliran angin dorong (forced-draft)
b. Tipe aliran angin tarik (induced draft)

Pada tipe aliran angin dorong (forced-draft), kipas yang dipasang pada bagian bawah,
mendorong udara melalui menara. Jenis ini secara teoritis lebih disukai karena kipas
beroperasi dengan udara yang lebih dingin, sehingga konsumsi daya menjadi lebih kecil.
Akan tetapi, berdasarkan pengalaman jenis ini memiliki masalah-masalah yang berkaitan
dengan distribusi udara, kebocoran dan resirkulasi udara kalor dan lembab kembali ke
menara, serta masalah pembekuan pada masukan kipas ketika musim dingin.
Mengingat banyaknya permasalahan di atas maka pada saat ini menara pendingin
aliran angin mekanik yang sering digunakan pada instalasi adalah tipe aliran angin tarik
(induced draft). Pada menara pendingin aliran tarik, udara masuk dari sisi menara
melalui bukaan-bukaan yang cukup besar pada kecepatan rendah dan bergerak melalui
bahan pengisi (filling material). Kipas dipasang pada puncak menara dan membuang
udara kalor dan lembab ke atmosfer.
Aliran udara masuk menara pada dasarnya horizontal, tetapi aliran di dalam bahan
pengisi (filling material) ada yang horizontal seperti yang terdapat pada menara
pendingin aliran silang (cross flow) dan ada pula yang vertikal seperti menara pendingin
aliran lawan arah (counter flow). Aliran lawan arah lebih sering dipakai dan dipilih
karena efisiensi termalnya lebih baik daripada aliran silang.

Keunggulan menara pendingin aliran angin mekanik adalah:


 Terjaminnya jumlah aliran udara dalam jumlah yang diperlukan pada segala
kondisi beban dan cuaca.
 Biaya investasi dan konstruksinya lebih rendah
 Ukuran dimensinya lebih kecil

Kelemahan menara pendingin aliran angin mekanik adalah


 Kebutuhan daya yang besar
 Biaya operasi dan pemeliharaan yang besar
 Bunyinya lebih rebut

6
3. Menara Pendingin Aliran Angin Gabungan (Combined Draft Cooling Tower)
Menara pendingin aliran angin alami biasanya mempunyai ukuran yang besar dan
membutuhkan lahan yang luas, tetapi dengan konsumsi daya dan biaya operasi yang kecil.
Sebaliknya menara pendingin aliran angin mekanik ukurannya lebih kecil, namun
membutuhkan daya yang besar. Oleh sebab itu, kedua hal tersebut digabungkan di dalam
menara pendingin aliran angin gabungan (combined draft cooling tower). Menara ini
disebut juga menara pendingin hiperbola berkipas (fan assisted hyperbolic tower) atau
hibrida (hybrid tower).

Menara hibrida terdiri dari cangkang beton, tetapi ukurannya lebih kecil dimana
diameternya sekitar dua pertiga diameter menara aliran angin mekanik. Di samping itu,
terdapat sejumlah kipas listrik yang berfungsi untuk mendorong angin. Menara ini dapat
dioperasikan pada musim dingin tanpa menggunakan kipas, sehingga lebih hemat listrik.

2.4.2. Menara Pendingin Kering (Dry Cooling Tower)


Menara pendingin kering (dry cooling tower) adalah menara pendingin yang air
sirkulasinya dialirkan di dalam tabung-tabung bersirip yang dialiri udara. Semua kalor yang
dikeluarkan dari air sirkulasi diubah. Menara pendingin kering dirancang untuk dioperasikan
dalam ruang tertutup.
Menara pendingin jenis ini banyak mendapat perhatian akhir-akhir ini karena
keunggulannya yaitu:
 Tidak memerlukan pembersihan berkala sesering menara pendingin basah.
 Tidak memerlukan zat kimia aditif yang banyak
 Memenuhi syarat peraturan pengelolaan lingkungan mengenai pencemaran termal
dan pencemaran udara pada lingkungan.

Meskipun begitu, menara pendingin kering mempunyai beberapa kelemahan, yaitu


efisiensinya lebih rendah, sehingga mempengaruhi efisiensi siklus keseluruhan.

1. Menara pendingin kering langsung (direct dry-cooling tower)


Menara pendingin kering jenis langsung merupakan gabungan antara kondensor dan
menara pendingin. Uap buangan turbin dimasukkan ke kotak uap melalui talang-talang
besar supaya jatuh pada tekanan yang tidak terlalu besar dan dapat terkondensasi pada
waktu mengalir ke bawah melalui sejumlah besar tabung atau kumparan bersirip.
Tabung ini didinginkan dengan udara atmosfer yang mengalir di dalam atmosfer.

7
Kondensat mengalir karena gaya gravitasi ke penampung kondensat dan dipompakan
lagi ke sistem air umpan instalasi dengan bantuan pompa kondensat. Terdapat pula
sistem untuk menyingkirkan gas dan mencegah pembekuan pada cuaca dingin.

Beberapa kelemahan dari menara pendingin jenis ini adalah:


 Hanya dapat beroperasi dengan volume besar.
 Memerlukan talang-talang ukuran besar.

Gambar 2.2. Menara pendingin kering langsung

2. Menara pendingin kering tak langsung (indirect dry-cooling tower)


Menara pendingin jenis tak langsung dapat dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu:
a. Menara pendingin kering tak langsung dengan menggunakan kondensor
permukaan kovensional.

Air sirkulasi yang keluar dari kondensor masuk melalui tabung bersirip dan
didinginkan oleh udara atmosfer di dalam menara. Menara ini boleh menggunakan
jujut jenis alami seperti pada gambar. Operasi kondensor pada jenis ini harus
dilakukan pada tekanan 0,17 sampai 0,27 kPa. Pada jenis ini, digunakan kondensor
terbuka atau kondensor jet. Kondensat jatuh ke dasar kondensor dan dari situ
dipompakan oleh pompa resirkulasi ke kumparan bersirip di menara, yang kemudian
didinginkan dan dikembalikan ke kondensor.

8
Gambar 2.3. Skematik instalasi menara pendingin kering tak langsung dengan
kondensor permukaan konvensional

b. Menara pendingin kering tak langsung dengan sirkulasi bahan pendingin 2


fase.

Menara pendingin ini tidak menggunakan air pendingin, tetapi menggunakan


suatu bahan pendingin, seperti dengan menggunakan amoniak sebagai bahan
perpindahan kalor antara uap dan air, sehingga perpindahan kalor dapat terjadi
dengan perubahan fasa, yaitu pendidihan di dalam tabung kondensor dan kondensasi
di dalam tabung menara. Amoniak cair yang hampir jenuh masuk kondensor
permukaan dan diuapkan menjadi uap jenuh dan uap jenuh tersebut dipompakan lagi
ke kondensor. Pendidihan dan kondensasi ini mempunyai koefisien perpindahan
kalor yang lebih tinggi daripada sisi tabung, sehingga menghasilkan beda suhu yang
lebih rendah antara uap dan amoniak dan antara amoniak dan udara.

9
Gambar 2.4. Skematik instalasi menara pendingin kering tak langsung dengan
sirkulasi bahan pendingin 2 fase

2.4.3. Menara Pendingin Basah-kering (Wet-Dry Cooling Tower)


Menara pendingin basah-kering (wet-dry cooling tower) merupakan gabungan antara
menara pendingin basah dan menara pendingin kering. Menara pendingin ini mempunyai dua
jalur udara paralel dan dua jalur udara seri.
Bagian atas menara di bawah kipas adalah bagian kering yang berisi tabung-tabung
bersirip. Bagian bawah adalah ruang yang lebar yang merupakan bagian yang basah yang
terdiri dari bahan pengisi (filling material). Air sirkulasi yang panas masuk melalui kepala
yang terletak di tengah. Air mula-mula mengalir naik-turun melalui tabung bersirip di bagian
kering, kemudian meninggalkan bagian kering dan jatuh ke isian di bagian basah menuju bak
penampung air dingin. Sedangkan udara ditarik dalam dua arus melalui bagian kering dan
basah. Kedua arus menyatu dan bercampur di dalam menara sebelum keluar.
Oleh karena arus pertama dipanaskan secara kering dan keluar dalam keadaan yang
kering (kelembaban relatif rendah) daripada udara sekitar, sedangkan arus kedua biasanya
jenuh.

Menara pendingin basah-kering mempunyai keunggulan:


 Udara keluar tidak jenuh sehingga mempunyai kepulan yang lebih sedikit
 Karena airnya mengalami pendinginan awal di bagian kering, penyusutan karena
penguapan jauh berkurang, demikian juga dengan kebutuhan air tambahan.

Gambar 2.5. Menara pendingin basah-kering

10
BAB III PEMBAHASAN

1.1. Sistem Aliran Air Pendingin dalam Cooling tower


1. Once Trough Systems
Air pendingin digunakan sebagai pendingin pada heat exchanger  hanya dilewatkan
sekali, selanjutnya langsung dikembalikan lagi ke badan air. Once through systems
digunakan bilamana kebutuhan air pendingin sangat banyak, ketersediaan sumber air
banyak dan murah serta memiliki fasilitas untuk menangani buangan air panas dari air
pendingin yang sudah digunakan. Once through system dimana air pendingin akan
melewati HE hanya sekali. Mineral-mineral dalam air akan relatif tetap jumlahnya, tidak
berubah. Polusi suhu yang disebabkan dischargedari sistem ini menjadi perhatian
lingkungan.

Keuntungan menggunakan Once through systems :


 Tidak diperlukan cooling tower 
 Tidak diperlukan pengolan /treatment pendahuluan

Kerugian menggunakan once through systems :


 Korosi
 Fouling
 Sampah dan kotor,
 Polusi / pencemaran temperatur di badan air

Gambar 3.1 : Once through systems

2. Open Evaporative Recirculating Systems


Air tawar yang berasal dari sungai atau danau dipompakan sebagai make-up cooling
tower setelah sebelumnya dilakukan treatment (sedimentasi dan koagulasi) terlebih
dahulu. Air tersebut digunakan untuk mendinginkan proses-proses di dalam pabrik.

11
Air pendingin yang telah panas kemudian didinginkan di cooling tower  untuk
kemudian disirkulasikan kembali ke dalam pabrik. Untuk menjaga kualitas air, misalnya
agar tidak terdapat algae/bacteria dan pengendapan (scaling ), maka perlu diinjeksikan
beberapa jenis chemicals tertentu. Kualitas air juga dijaga melalui mekanisme make-up
dan blow-down.
Sistem ini banyak digunakan oleh pabrik yang berada dekat dengan sumber air tawar
atau jauh dari laut. Spesifikasi material untuk peralatan yang menggunakan air tawar tida
k perlu sebagus peralatan yang menggunakan air laut, karena air tawar lebih tidak korosif
dibandingkan dengan air laut. Open recirculating system banyak digunakan dalam
industri. Sistem ini terdiridari pompa, HE, dan cooling tower. Pompa akan
meresirkulasikan air melalui HE, mengambil panasnya, lalu membuangnya di cooling
tower dimana panas tersebut akan dibuang dari air dengan cara evaporasi. Dalam system
ini, chemical akan lebih banyka digunakan karena kompisisi air akan berubah saaat
evaporasi berlangsung, dimana konstituen korosi dan scaling akan lebih pekat. (Gumilar,
2011)
Air pendingin teruapkan sekitar 1% water. Kehilangan air akibat penguapan ini harus
dikompensasi oleh make up air pendingin

Keuntungan menggunakan open evaporative recirculating systems :


 Jumlah kebutuhan air medikit (make up)
 Memungkinkan untuk mengontrol korosi

Kerugian menggunakan open evaporative recirculating systems :


 Investasi (capital cost) lebih tinggi daripada once through
 Memerlukan cooling tower yang cukup besar
 System purge dan blowdown kemungkinan dapat mengakibatkan pencemaran
lingkungan

12
Gambar 3.2: Open evaporative recirculating systems

3. Closed Non-evaporative Recirculating Systems

Air tawar pendingin digunakan untuk mendinginkan proses-proses didalam pabrik.


Air tawar pendingin yang telah panas didinginkan kembali di suatu secondary
cooler untuk selanjutnya disirkulasikan kembali secara tertutup kedalam pabrik. Air laut
dipakai untuk mendinginkan “secondary cooler” dengan cara hanya sekali pakai (once
through), sumber air berasal dari laut kemudian dibuang lagi ke laut. Closed Non-
evaporative Recirculating Systems yang menggunakan air pendingin yang sama dan
disirkulasikan berulang kali dalam siklus yang kontinu. Pada sistem ini, komposisi air
juga relatif konstan.
Air pendingin didinginkan pada secondary heat exchanger. Tidak ada kehilangan
akibat penguapan juga tidak ada pengembalian.

Keuntungan menggunakan closed nonevaporative recirculating systems:


 Air pendingin yang kembali relatif bersih
 Temperatur air pendingin memungkinkan lebih tinggi dari 100 OC

Kerugian menggunakan closed non-evaporative recirculating systems:


 Investasi / capital cost sangat tinggi
 Dibatasi oleh equipment secondary heat exchanger 

Gambar 3.3: Closed non-evaporative recirculating systems

13
1.2. Mekanisme Cooling tower
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach. Range
adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk menara pendingin dengan tingkat
suhu air yang keluar menara pendingin atau selisih antara suhu air panas dan suhu air
dingin, sedangkan approach adalah perbedaan antara temperatur air keluar menara
pendingin dengan temperatur bola basah udara yang masuk atau selisih antara suhu air
dingin dan temperatur bola basah (wet bulb) dari udara atmosfir.
Temperatur udara sebagaimana umumnya diukur dengan menggunakan termometer
biasa yang sering dikenal sebagai temperatur bola kering (dry bulb temperature),
sedangkan temperatur bola basah (wet bulb temperature) adalah temperatur yang
bolanya diberi kasa basah, sehingga jika air menguap dari kasa dan bacaan suhu pada
termometer menjadi lebih rendah daripada temperatur bola kering.
Pada kelembaban tinggi, penguapan akan berlangsung lamban dan temperatur
bola basah (Twb) identik dengan temperatur bola kering (Tdb). Namun pada kelembaban
rendah sebagian air akan menguap, jadi temperatur bola basah akan semakin jauh
perbedaannya dengan temperatur bola kering.
Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan perpindahan kalor.
Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari air ke udara. Menara pendingin
menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan
kemudian dibuang ke atmosfir. Sehingga air yang tersisa didinginkan secara signifikan.

Gambar 3.4 : Skema menara pendingin

14
Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari bak/basin
dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air kemudian
keluar melalui lubang2 yang ada pada sprinkler. Sprinkler akan berputar sambil melepaskan
air dan mendistribusikannya secara merata di bagian atas cooling tower.
Air yang keluar dari sprinkler ini kemudian masuk ke water column dan bersinggungan
dengan aliran udara yang arahnya berlawanan (air panas turun ke bagian bawah cooling
tower, sementara udara masuk dari bagian bawah untuk seterusnya keluar dari bagian atas).
Terjadinya kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau
blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan
pengisi. Pada saat persinggungan antara air dan udara ini, sejumlah kalor akan dilepaskan
dari air yang bertemperatur lebih tinggi ke udara yang bertemperatur lebih rendah. Akibatnya
temperatur air akan turun.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat
rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Temperatur air yang sudah dingin ini kemudian
ditampung di bagian bawah cooling tower (basin) untuk kemudian disirkulasikan lagi menuju
ke kondenser agar bisa menyerap kalor lagi. Pada saat persinggungan antara air dan udara,
sejumlah air akan ikut terbuang ke udara, sehingga volume air akan berkurang, dan untuk
mengatasinya, menara pendingin juga dipasang katup make up untuk menambah kapasitas air
pendingin, make-up water yang dihubungkan dengan jalur air domestik (PAM) dengan
dilengkapi pelampung akan tetap menjaga agar level air di penampung tidak berkurang ketika
proses evaporative cooling tersebut sedang berlangsung.

1.3. Aplikasi Cooling Tower


1. Open Re-Circulated Fresh Water System.
Sistem ini banyak digunakan oleh pabrik yang berada dekat dengan sumber air tawar
atau jauh dari laut, misalnya PT. Pupuk Kujang, PT. PUSRI, Pabrik kertas Leces, PT.
BOC, dll. Spesifikasi material untuk peralatan yang menggunakan air tawar tidak perlu
sebagus peralatan yang menggunakan air laut, karena air tawar lebih tidak korosif
dibandingkan dengan air laut.

2. Closed Re-circulating Fresh Water System


Air tawar pendingin digunakan untuk mendinginkan proses-proses didalam pabrik.
Air tawar pendingin yang telah panas didinginkan kembali di suatu “secondary cooler”
(biasanya plate heat exchanger) untuk selanjutnya disirkulasikan kembali secara tertutup
ke dalam pabrik. Air laut dipakai untuk mendinginkan “secondary cooler” dengan cara

15
hanya sekali pakai (once through), sumber air berasal dari laut kemudian dibuang lagi ke
laut.

3. Gabungan “Once through sea water system” dengan “Closed recirculating fresh
water system”
Sistem ini dipakai di beberapa pabrik PT. Pupuk Kaltim, dan PT. MMB. Di PT. MMB
karena porsi closed recirculating system-nya kecil maka secondary cooler yang dipakai
adalah HE yang lebih kecil bertipe shell&tube, bukan tipe plate.

16
BAB IV Penutup
1. Kesimpulan
Air pendingin adalah limbah air yang berasal dari aliran air yang digunakan untuk
penghilangan panas dan tidak berkontak langsung dengan bahan baku, produk antara dan
produk akhir. Ada tiga sistem air pendingin yang biasa digunakan di industri, yaitu : Once
through system, Open evaporative recirculating, closed non-evaporative recirculating.
Sistem air pendingin utama meliputi kondensor, pompa air pendingin utama, dan cooling
tower serta dilengkapi dengan beberapa komponen bantu.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Bab II Tinjauan Pustaka. (Online). (http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/


123456789/22673/Chapter%20II.pdf;sequence=4. Dikutip pada tanggal 3 Juli 2020).

Anonim. Makalah Cooling Tower. (Online). (https://dokumen.tips/documents/83245365-


cooling-tower-makalahpdf.html. Dikutip pada tanggal 3 Juli 2020).

Anonim. Jenis Sistem Air Pendingin. (Online). (https://rakhman.net/power-plants-id/jenis-


sistem-air-pendingin/. Dikutip pada tanggal 3 Juli 2020)

Nugroho, Tirta Sakti. Bab II Tinjauan Pustaka. (Online). (https://www.coursehero.com/


file/37151882/BAB-II-FIXdocx/. Dikutip pada tanggal 3 Juli 2020).

18
LAMPIRAN

Range dan Approach pada Menara Pendingin

Cooling Tower di Laboratorium Praktikum Utilitas Jurusan Teknik Kima Politeknik Negeri
Sriwijaya

19
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM UTILITAS
COOLING WATER DAN COOLING TOWER 2

Disusun Oleh :

Nama : Daniel Dwi Cahya Putra Anggara


Kelas : 4 KD
Nim : 061830400917
Kelompok :1

Instruktur:
Dr. Ir. H. Muhammad Yerizam, M. T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2020

1
COOLING WATER DAN COOLING TOWER 2

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan :
- Menghitung kelembaban udara.
- Menghitung enthalpi.
- Menghitung neraca massa.
- Menghitung neraca panas.
- Menghitung efisiensi.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


- Menara pendingin sistem sirkulasi terbuka
- Air

III. DASAR TEORI


Pendinginan air (water cooling) adalah metode pemindahan panas dari suatu komponen
dan peralatan industri. Cooling water adalah air yang digunakan untuk pendingin pada mesin-
mesin. Berbeda dengan pendinginan udara, pada cooling water, air digunakan sebagai
konduktor panas. Pendinginan air biasanya digunakan untuk pendinginan mesin pembakaran
internal mobil (sering disebut dengan istilah radiator) dan fasilitas industri besar, seperti
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), PLTA, kilang minyak bumi, dan pabrik-pabrik kimia.
Kebanyakan proses produksi pada industri memerlukan air pendingin untuk efisiensi dan
operasi yang baik. Air pendingin pada sistem pendingin mengontrol suhu dan tekanan dengan
cara memindahkan panas dari fluida proses ke air pendingin yang kemudian akan membawa
panasnya.

Syarat – syarat air yang digunakan sebagai media pendingin antara lain :
 Jernih, maksudnya air harus bersih, tidak terdapat partikel-parlikel kasar yaitu batu,
kerikil atau partikel-partikel halus seperti pasir, tanah dan lumut yang dapat
menyebabkan air kotor.
 Tidak menyebabkan korosi.
 Tidak menyebabkan fouling, fouling disebabkan oleh kotoran yang terikut saat air
masuk unit pengolahan air seperti pasir, mikroba dan zat-zat organik.

2
 Tidak mengandung bahan-bahan anorganik yang dapat mengganggu proses
pertukaran panas pada sistem pendingin maupun merubah komposisi air karena
bereaksi akibat perubahan suhu air.

Dalam mendapatkan kualitas air pendingin yang baik dan memenuhi syarat, menara
pendingin dilengkapi dengan Chemical Treatment Package, dimana proses ini ditambahkan
beberapa bahan kimia seperti : polyphospat untuk mencegah korosi, asam sulfat sebagai
pengontrol pH dan polycrene sebagai pengontrol pertumbuhan mikroorganisme.
Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu
aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir.
Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara
yang bergerakdan kemudian dibuang ke atmosfir. Sebagai akibatnya, air yang tersisa
didinginkan secara signifikan. Menara pendingin mampu menurunkan suhu air lebih dari
peralatan-peralatan yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator
dalam mobil, dan olehkarena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya. Fungsi Cooling
Tower adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan atau kipas.
Pada umumnya sistem air pendingin utama terdiri dari komponen :
 Intake (untuk sistem air pendingin siklus terbuka)
 Saringan (screen)
 Pompa (cooling water pump-CWP)
 Katup dan Pemipaan (piping)
 Menara pendingin (cooling tower)

Prinsip Kerja Menara Pendingin


Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan perpindahan kalor.
Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari air ke udara. Menara pendingin
menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan
kemudian dibuang ke atmosfir. Sehingga air yang tersisa didinginkan secara signifikan.

3
Gambar. Skema Menara Pendingin
Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari bak/basin
dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang
keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara
paksa karena pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin,
lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air
karena suhu kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara pendingin juga
dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi
kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut sedang berlangsung.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Mengisi menara pendingin dengan air make-up.
2. Menghidupkan pompa.
3. Mengukur suhu outlet menara pendingin (air dingin).
4. Mengukur laju alir air.
5. Mengukur suhu udara masuk dan keluar menara pendingin.
6. Mengukur suhu air masuk menara pendingin (air panas).

Anda mungkin juga menyukai