Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas : 4 KD
Instruktur :
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Mekanisme Kerja Cooling Tower”. Tidak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak Dr. Ir. H. Muhammad Yerizam, M. T. yang telah membimbing kami.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikum
Utilitas. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kemudian makalah ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami
juga yakin bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih membutuhkan kritik serta
saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.
Palembang, Juli 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
1.4. Manfaat......................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................2
2.1. Menara Pendingin.....................................................................................................2
2.2. Syarat-Syarat Air Pndingin......................................................................................2
2.3. Fungsi dan Tujuan Air Pendingin...........................................................................2
2.4. Jenis-Jenis Menara Pendingin..................................................................................3
2.4.1. Menara Pendingin Basah (Wet Cooling Tower)..................................................3
2.4.2. Menara Pendingin Kering (Dry Cooling Tower).................................................6
2.4.3. Menara Pendingin Basah-kering (Wet-Dry Cooling Tower)..............................9
BAB IV Penutup.............................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................17
LAMPIRAN.....................................................................................................................................18
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air pendingin dan menara pendingin merupakan komponen sistem peralatan yang sangat
penting dan dibutuhkan dalam setiap industri. Dalam dunia industri, cooling tower
merupakan alat yang paling umum dan banyak digunakan sebab cooling tower merupakan
bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower memproses air yang panas
menjadi air dingin yang digunakan kembali dan bisa dirotasikan.
Sedangkan air pendingin adalah air yang digunkan untuk menyerap panas yang
berlebihan pada reactor untuk menghasilkan listrik. Karakteristik air pendingin dari air yanitu
air tawar yang tahan terhadap radiasi dan kapasitas panas tinggi. Air yang digunakan untuk
air pendingin yaitu air berat karena mempunyai kapasitas panas tinggi, tahan radiasi tinggi
dan digunakan pada reactor yang menggunakan uranium alam. Jenis air lainnya yang dapat
digunakan sebagai air pendingin yaitu air yang bertekanan tinggi dan air biasa.
Secara umum, air pendingin biasa digunakan untuk keperluan proses dan sebagai
pendingin pada cooling tower di pabrik. Namun penggunaan air pendingin terkadang
menimbulkan beberapa kasus sehingga nantinya diharapkan akan diperoleh sistem
pendinginan yang dianggap terbaik pada pembangunan pabrik.
1
1.4. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua mahasiswa
untuk mengetahui dan memahami cooling water dan cooling tower.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
dengan peralatan-peralatan yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas,
seperti radiator dalam mobil, dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya.
Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri sebabcooling tower merupakan
bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower memproses air yang panas
menjadi air dingin yang digunakan kembali dan bisa dirotasikan.Cooling tower juga salah
satu alat yang berfungsi mengolah air untuk mengatasi masalah polusi lingkungan.
Oleh karena ada percampuran antara air dan udara terjadi perpindahan kalor sehingga
air menjadi dingin. Air yang telah dingin itu berkumpul di kolam atau bak di dasar menara
dan dari situ diteruskan ke dalam kondensor atau dibuang keluar, sehingga udara sekarang
kalor dan lembab keluar dari atas menara. Berdasarkan literatur El. Wakil, menara pendingin
basah dapat dibagi menjadi:
4
Menara pendingin aliran angin alami tidak menggunakan kipas (fan). Aliran udaranya
bergantung semata-mata pada tekanan dorong alami. Pada menara pendingin alami ini
tidak ada bagian yang bergerak, udara mengalir ke atas akibat adanya perbedaan massa
jenis antara udara atmosfer dengan udara kalor lembab di dalam menara pendingin yang
bersuhu lebih tinggi daripada udara atmosfer di sekitarnya.
Karena perbedaan massa jenis ini maka timbul tekanan dorong yang mendorong udara
ke atas. Biasanya menara pendingin tipe ini mempunyai tinggi yang besar dan dapat
mencapai ketinggian puluhan meter. Menara pendingin aliran angin alami dapat dibagi
menjadi dua jenis,yaitu: a. Menara pendingin aliran angin alami aliran lawan arah.
a) b)
Gambar 2.1. Menara pendingin aliran angin alami a) aliran lawan arah b) aliran silang
Dari kedua jenis menara pendingin ini, menara pendingin aliran angin alami aliran
silang kurang disukai karena lebih sedikit memberi tahanan terhadap aliran udara di
dalam menara, sehingga kecepatan udaranya lebih tinggi dan mekanisme perpindahan
kalornya kurang efisien.
Menara aliran angin alami aliran lawan arah lebih sering digunakan karena
mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut:
Memiliki konstuksi yang kuat dan kokoh sehingga lebih tahan terhadap tekanan
angin
Mampu beroperasi di daerah dingin maupun lembab
Banyak digunakan untuk instalasi skala besar.
5
mendorong udara (forced-draft) atau menarik udara melalui menara (induced-draft) yang
dipasang pada bagian bawah atau atas menara.
Berdasarkan fungsi kipas yang digunakan menara pendingin aliran angin mekanik
dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Tipe aliran angin dorong (forced-draft)
b. Tipe aliran angin tarik (induced draft)
Pada tipe aliran angin dorong (forced-draft), kipas yang dipasang pada bagian bawah,
mendorong udara melalui menara. Jenis ini secara teoritis lebih disukai karena kipas
beroperasi dengan udara yang lebih dingin, sehingga konsumsi daya menjadi lebih kecil.
Akan tetapi, berdasarkan pengalaman jenis ini memiliki masalah-masalah yang berkaitan
dengan distribusi udara, kebocoran dan resirkulasi udara kalor dan lembab kembali ke
menara, serta masalah pembekuan pada masukan kipas ketika musim dingin.
Mengingat banyaknya permasalahan di atas maka pada saat ini menara pendingin
aliran angin mekanik yang sering digunakan pada instalasi adalah tipe aliran angin tarik
(induced draft). Pada menara pendingin aliran tarik, udara masuk dari sisi menara
melalui bukaan-bukaan yang cukup besar pada kecepatan rendah dan bergerak melalui
bahan pengisi (filling material). Kipas dipasang pada puncak menara dan membuang
udara kalor dan lembab ke atmosfer.
Aliran udara masuk menara pada dasarnya horizontal, tetapi aliran di dalam bahan
pengisi (filling material) ada yang horizontal seperti yang terdapat pada menara
pendingin aliran silang (cross flow) dan ada pula yang vertikal seperti menara pendingin
aliran lawan arah (counter flow). Aliran lawan arah lebih sering dipakai dan dipilih
karena efisiensi termalnya lebih baik daripada aliran silang.
6
3. Menara Pendingin Aliran Angin Gabungan (Combined Draft Cooling Tower)
Menara pendingin aliran angin alami biasanya mempunyai ukuran yang besar dan
membutuhkan lahan yang luas, tetapi dengan konsumsi daya dan biaya operasi yang kecil.
Sebaliknya menara pendingin aliran angin mekanik ukurannya lebih kecil, namun
membutuhkan daya yang besar. Oleh sebab itu, kedua hal tersebut digabungkan di dalam
menara pendingin aliran angin gabungan (combined draft cooling tower). Menara ini
disebut juga menara pendingin hiperbola berkipas (fan assisted hyperbolic tower) atau
hibrida (hybrid tower).
Menara hibrida terdiri dari cangkang beton, tetapi ukurannya lebih kecil dimana
diameternya sekitar dua pertiga diameter menara aliran angin mekanik. Di samping itu,
terdapat sejumlah kipas listrik yang berfungsi untuk mendorong angin. Menara ini dapat
dioperasikan pada musim dingin tanpa menggunakan kipas, sehingga lebih hemat listrik.
7
Kondensat mengalir karena gaya gravitasi ke penampung kondensat dan dipompakan
lagi ke sistem air umpan instalasi dengan bantuan pompa kondensat. Terdapat pula
sistem untuk menyingkirkan gas dan mencegah pembekuan pada cuaca dingin.
Air sirkulasi yang keluar dari kondensor masuk melalui tabung bersirip dan
didinginkan oleh udara atmosfer di dalam menara. Menara ini boleh menggunakan
jujut jenis alami seperti pada gambar. Operasi kondensor pada jenis ini harus
dilakukan pada tekanan 0,17 sampai 0,27 kPa. Pada jenis ini, digunakan kondensor
terbuka atau kondensor jet. Kondensat jatuh ke dasar kondensor dan dari situ
dipompakan oleh pompa resirkulasi ke kumparan bersirip di menara, yang kemudian
didinginkan dan dikembalikan ke kondensor.
8
Gambar 2.3. Skematik instalasi menara pendingin kering tak langsung dengan
kondensor permukaan konvensional
9
Gambar 2.4. Skematik instalasi menara pendingin kering tak langsung dengan
sirkulasi bahan pendingin 2 fase
10
BAB III PEMBAHASAN
11
Air pendingin yang telah panas kemudian didinginkan di cooling tower untuk
kemudian disirkulasikan kembali ke dalam pabrik. Untuk menjaga kualitas air, misalnya
agar tidak terdapat algae/bacteria dan pengendapan (scaling ), maka perlu diinjeksikan
beberapa jenis chemicals tertentu. Kualitas air juga dijaga melalui mekanisme make-up
dan blow-down.
Sistem ini banyak digunakan oleh pabrik yang berada dekat dengan sumber air tawar
atau jauh dari laut. Spesifikasi material untuk peralatan yang menggunakan air tawar tida
k perlu sebagus peralatan yang menggunakan air laut, karena air tawar lebih tidak korosif
dibandingkan dengan air laut. Open recirculating system banyak digunakan dalam
industri. Sistem ini terdiridari pompa, HE, dan cooling tower. Pompa akan
meresirkulasikan air melalui HE, mengambil panasnya, lalu membuangnya di cooling
tower dimana panas tersebut akan dibuang dari air dengan cara evaporasi. Dalam system
ini, chemical akan lebih banyka digunakan karena kompisisi air akan berubah saaat
evaporasi berlangsung, dimana konstituen korosi dan scaling akan lebih pekat. (Gumilar,
2011)
Air pendingin teruapkan sekitar 1% water. Kehilangan air akibat penguapan ini harus
dikompensasi oleh make up air pendingin
12
Gambar 3.2: Open evaporative recirculating systems
13
1.2. Mekanisme Cooling tower
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach. Range
adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk menara pendingin dengan tingkat
suhu air yang keluar menara pendingin atau selisih antara suhu air panas dan suhu air
dingin, sedangkan approach adalah perbedaan antara temperatur air keluar menara
pendingin dengan temperatur bola basah udara yang masuk atau selisih antara suhu air
dingin dan temperatur bola basah (wet bulb) dari udara atmosfir.
Temperatur udara sebagaimana umumnya diukur dengan menggunakan termometer
biasa yang sering dikenal sebagai temperatur bola kering (dry bulb temperature),
sedangkan temperatur bola basah (wet bulb temperature) adalah temperatur yang
bolanya diberi kasa basah, sehingga jika air menguap dari kasa dan bacaan suhu pada
termometer menjadi lebih rendah daripada temperatur bola kering.
Pada kelembaban tinggi, penguapan akan berlangsung lamban dan temperatur
bola basah (Twb) identik dengan temperatur bola kering (Tdb). Namun pada kelembaban
rendah sebagian air akan menguap, jadi temperatur bola basah akan semakin jauh
perbedaannya dengan temperatur bola kering.
Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan perpindahan kalor.
Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari air ke udara. Menara pendingin
menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan
kemudian dibuang ke atmosfir. Sehingga air yang tersisa didinginkan secara signifikan.
14
Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari bak/basin
dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air kemudian
keluar melalui lubang2 yang ada pada sprinkler. Sprinkler akan berputar sambil melepaskan
air dan mendistribusikannya secara merata di bagian atas cooling tower.
Air yang keluar dari sprinkler ini kemudian masuk ke water column dan bersinggungan
dengan aliran udara yang arahnya berlawanan (air panas turun ke bagian bawah cooling
tower, sementara udara masuk dari bagian bawah untuk seterusnya keluar dari bagian atas).
Terjadinya kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau
blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan
pengisi. Pada saat persinggungan antara air dan udara ini, sejumlah kalor akan dilepaskan
dari air yang bertemperatur lebih tinggi ke udara yang bertemperatur lebih rendah. Akibatnya
temperatur air akan turun.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat
rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Temperatur air yang sudah dingin ini kemudian
ditampung di bagian bawah cooling tower (basin) untuk kemudian disirkulasikan lagi menuju
ke kondenser agar bisa menyerap kalor lagi. Pada saat persinggungan antara air dan udara,
sejumlah air akan ikut terbuang ke udara, sehingga volume air akan berkurang, dan untuk
mengatasinya, menara pendingin juga dipasang katup make up untuk menambah kapasitas air
pendingin, make-up water yang dihubungkan dengan jalur air domestik (PAM) dengan
dilengkapi pelampung akan tetap menjaga agar level air di penampung tidak berkurang ketika
proses evaporative cooling tersebut sedang berlangsung.
15
hanya sekali pakai (once through), sumber air berasal dari laut kemudian dibuang lagi ke
laut.
3. Gabungan “Once through sea water system” dengan “Closed recirculating fresh
water system”
Sistem ini dipakai di beberapa pabrik PT. Pupuk Kaltim, dan PT. MMB. Di PT. MMB
karena porsi closed recirculating system-nya kecil maka secondary cooler yang dipakai
adalah HE yang lebih kecil bertipe shell&tube, bukan tipe plate.
16
BAB IV Penutup
1. Kesimpulan
Air pendingin adalah limbah air yang berasal dari aliran air yang digunakan untuk
penghilangan panas dan tidak berkontak langsung dengan bahan baku, produk antara dan
produk akhir. Ada tiga sistem air pendingin yang biasa digunakan di industri, yaitu : Once
through system, Open evaporative recirculating, closed non-evaporative recirculating.
Sistem air pendingin utama meliputi kondensor, pompa air pendingin utama, dan cooling
tower serta dilengkapi dengan beberapa komponen bantu.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
Cooling Tower di Laboratorium Praktikum Utilitas Jurusan Teknik Kima Politeknik Negeri
Sriwijaya
19
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM UTILITAS
COOLING WATER DAN COOLING TOWER 2
Disusun Oleh :
Instruktur:
Dr. Ir. H. Muhammad Yerizam, M. T.
1
COOLING WATER DAN COOLING TOWER 2
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan :
- Menghitung kelembaban udara.
- Menghitung enthalpi.
- Menghitung neraca massa.
- Menghitung neraca panas.
- Menghitung efisiensi.
Syarat – syarat air yang digunakan sebagai media pendingin antara lain :
Jernih, maksudnya air harus bersih, tidak terdapat partikel-parlikel kasar yaitu batu,
kerikil atau partikel-partikel halus seperti pasir, tanah dan lumut yang dapat
menyebabkan air kotor.
Tidak menyebabkan korosi.
Tidak menyebabkan fouling, fouling disebabkan oleh kotoran yang terikut saat air
masuk unit pengolahan air seperti pasir, mikroba dan zat-zat organik.
2
Tidak mengandung bahan-bahan anorganik yang dapat mengganggu proses
pertukaran panas pada sistem pendingin maupun merubah komposisi air karena
bereaksi akibat perubahan suhu air.
Dalam mendapatkan kualitas air pendingin yang baik dan memenuhi syarat, menara
pendingin dilengkapi dengan Chemical Treatment Package, dimana proses ini ditambahkan
beberapa bahan kimia seperti : polyphospat untuk mencegah korosi, asam sulfat sebagai
pengontrol pH dan polycrene sebagai pengontrol pertumbuhan mikroorganisme.
Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu
aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir.
Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara
yang bergerakdan kemudian dibuang ke atmosfir. Sebagai akibatnya, air yang tersisa
didinginkan secara signifikan. Menara pendingin mampu menurunkan suhu air lebih dari
peralatan-peralatan yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator
dalam mobil, dan olehkarena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya. Fungsi Cooling
Tower adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan atau kipas.
Pada umumnya sistem air pendingin utama terdiri dari komponen :
Intake (untuk sistem air pendingin siklus terbuka)
Saringan (screen)
Pompa (cooling water pump-CWP)
Katup dan Pemipaan (piping)
Menara pendingin (cooling tower)
3
Gambar. Skema Menara Pendingin
Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari bak/basin
dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang
keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara
paksa karena pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin,
lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air
karena suhu kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara pendingin juga
dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi
kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut sedang berlangsung.