MERAK-BANTEN
“Laporan ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana
Teknik Kimia “
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
SEMARANG
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
Pada :
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek dan dapat menyusun
laporan Kerja Praktek di PT. SULFINDO ADIUSAHA, Merak.
1. Allah SWT atas segala rahmat dan kasih saying-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang telah mendukung dan mensuport baik
secara moril maupun materil selama penulis menjalankan kerja praktek.
3. Ibu Rita Dwi Ratnani ST.,M.Eng. IPM selaku dosen pembimbing di kampus.
4. Bapak Wahyu, Bapak Cholil Anwar dan bapak Kurnia selaku pembimbing
lapangan di unit EDC-VCM yang telah membimbing, memotivasi dan
memberikan ilmu kepada penulis.
5. Bapak A. Rofiudin yang telah membimbing dalam penyelesaian laporan ini.
6. Staff dan Karyawan PT. Sulfindo Adiusaha yang sangat ramah dan membantu
penulis dalam pelaksanaan kerja praktek.
7. Bapak Imam Sujarwo yang telah membantu penulis dalam mencari industri
untuk melaksanakan Kerja Prakek.
8. Bapak Ade Muria yang telah memberikan rekomendasi kepada penulis
sehingga penulis dapat melakukan kerja praktek di PT. Sulfindo Adiusaha.
iii
Penulis menyadari keterbatasan dan kemampuan dalam penyusunan laporan
ini, besar harapan penulis akan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
6.1.Kesimpulan ………………………………………………………… 20
6.2.Saran ……………………………………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 21
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Cooling tower banyak digunakan di industri untuk sistem pendinginan air.
Pada cooling tower air didinginkan oleh udara. Panas yang dilepaskan air ke
udara terdiri dari panas sinsibel dan panas laten. Besarnya pelepasan panas dari
air ke udara menentukan peformansi cooling tower.
Cooling tower merupakan salah satu peralatan yang harus dijaga
operasionalnya. Pemeliharaan terhadap cooling tower perlu dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerugian dan pada waktunya menimbulkan permasalahan
pada rusaknya peralatan yang mengakibatkan sistem tidak berfungsi. Masalah
yang sering timbul dalam operasional cooling tower adalah korosi, kerak, dan
tumbuhnya microorganisme yang sangat berbahaya baik untuk sistem perpipaan
maupun untuk peralatan yang lain pada cooling tower.
Pemeliharaan pada cooling tower dapat meningkatkan performansi cooling
tower dengan dilakukannya pembersihan terhadap komponen-komponen seperti :
filler, pipa, nozzle, spray dan aliran udara. Perawatan dilakukan ketika
temperature yang diinginkan tidak tercapai dikarenakan komponen cooling tower
kotor atau terjadi kerusakan.
Jenis cooling tower yang akan dianalisa pengaruh tindakan pemeliharaan
adalah flow .Kapasitas air yang didinginkan sebanyak 3120 m3/h. Cooling tower
tersebut berfungsi untuk menurunkan temperatur air yang keluar dari PHE (Plate
Heat Exchanger) yang berfungsi untuk mendinginkan dalam proses pembuatan
etnylene dichloride dan vinyl clorida monomer, kemudian air yang keluar dari
cooling tower tersebut akan disirkulasikan kedalam proses produksi.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan kerja praktek ini adalah bagaimana
cara untuk mengevaluasi kinerja dari cooling tower UT 210 type Induced Draft di
unit EDC-VCM PT.Sulfindo Adiusaha.
1
1.3.Tujuan
Melakukan evaluasi terhadap kinerja dari cooling tower UT 210 type Induced
Draft di unit EDC-VCM PT. Sulfindo Adiusaha dengan metode perhitungan
berdasarkan buku Chemical Engineering Handbook, Perry Vol 1.
1.4.Manfaat
Dapat mengetahui kinerja dari cooling tower UT 210 type Induced Draft di
unit EDC-VCM PT. Sulfindo Adiusaha.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 2.2. Skema menara pendingin
4
2.2.Fungsi menara pendingin
Mesin pendingin akan melepaskan kalor melalui kondensor, refrigeran
melepaskan kalornya ke air pendingin sehingga air tersebut menjadi panas.
Selanjutnya air panas ini dipompa menuju menara pendingin. Tujuan menara
pendingin ialah menyerap banyak kalor dan menyediakan banyak air
pendingin untuk digunakan pada instalasi pendingin dengan kata lain menara
pendingin mempunyai fungsi menurunkan suhu air dan mengekstrak kalornya
menuju atmosfir. Menara pendingin mampu menurunkan suhu air lebih
rendah daripada mesin pendingin lain yang menggunakan metode pendingin
udara, seperti radiator pada kendaraan bermotor.
5
2.4.Konstruksi menara pendingin
6
dan bahan pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik
terendah untuk pengeluaran air dingin.
2. Sprinkle Head
3. Filler PVC
4. Reducer
7
Alat ini digunakan sebagai motor pada fan blade, untuk penggunaannya
ada yang memakai roda gigi dan belt tapi tanpa bunyi berisik.
5. Fan Blade
8
e. Laju aliran air
f. Laju aliran udara
Parameter terukur akan digunakan untuk mengukur performa menara
pendingin dengan beberapa cara yaitu:
a. Range
Range merupakan perbedaan atau jarak antara temperatur air masuk dan
keluar menara pendingin. Range yang tinggi berarti bahwa menara
pendingin telah mampu menurunkan suhu air secara efektif dan
kinerjanya baik. Rumusnya adalah sebagai berikut.
Range (°C) = temperatur air masuk (°C) – temperatur air keluar (°C)
Range bukan ditentukan oleh menara pendingin, namun oleh proses yang
dilayaninya. Range pada suatu alat penukar kalor ditentukan seluruhnya
oleh beban panas dan laju sirkulasi air yang melalui penukar panas dan
menuju ke air pendingin. Menara pendingin biasanya dikhususkan untuk
mendinginkan laju aliran tertentu dari satu suhu ke suhu lainnya pada
suhu wet bulb tertentu.
b. Approach
Approach adalah perbedaan antara suhu air dingin keluar menara
pendingin dan suhu wet bulb ambien. Semakin rendah approach semakin
baik kinerja menara pendingin. Walaupun range dan approach harus
dipantau, akan tetapi, approach merupakan indikator yang lebih baik
untuk kinerja menara pendingin.
Approach (°C) = temperatur air keluar (°C) – temperatur wet bulb (°C)
c. Efektifitas pendinginan
Efektivitas pendinginan merupakan perbandingan antara range dan range
9
ideal. Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi efektivitas
pendinginan suatu menara pendingin
dimana :
Dimana :
Q = kapasitas pendinginan (kW)
m = debit air (kg/s)
Cp =kalor jenis air (KJ/kg0C)
∆T = Perbedaan suhu air masuk dan air keluar (oC)
Atower = luas penampang menara pendingin (m2)
10
f. Laju penguapan air ke udara
Salah satu parameter kinerja menara pendingin yang penting
adalah laju penguapan air ke udara. Proses penguapan inilah yang
menjadi prinsip dasar suatu menara pendingin dalam mendinginkan air
kondensor. Adapun rumus untuk menghitung laju penguapan air ke udara
pada suatu menara pendingin adalah sebagai berikut.
𝑉
Laju penguapan air (l/menit) = (ωH2- ωH1 ) x𝑝 𝑣1 x 60
Dimana :
(ωH2- ωH1 ) = selisih antara rasio kelembaban udara keluar
dan masuk menara pendingin (kg uap air/ kg
udara)
V = debit aliran udara (m3/s)
Ρ = densitas air (0,99285 kg/l)
v1 = volume spesifik udara ambient(m3/kg)
g. Rasio air dengan udara
Nilai rasio air-udara adalah parameter yang sangat penting dalam
pemilihan suatu menara pendingin, terutama dalam pemilihan kapasitas
fan. Rasio ini merupakan perbandingan antara debit air spesifik yang
hendak didinginkan terhadap debit udara spesifik yang diinduksikan oleh
fan minim
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑎𝑖𝑟 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘( )
Rasio air – udara = 𝑚2
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘 ( )
𝑚2
h. Kesetimbangan energi
Dengan asumsi adiabatis untuk operasi suatu menara pendingin,
maka akan berlaku persamaan kesetimbangan energi antara energi yang
masuk dan keluar dari suatu menara pendingin.
11
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2. Menghitung Approach
Approach (°C) = temperatur air keluar (°C) – temperatur wet bulb (°C)
3. Menghitung Efektivitas
Efektifitas pendingin (%)
𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘−𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
=100% x ( )
𝑤𝑒𝑡 𝑏𝑢𝑙𝑏
12
4. Menghitung Evaporation Loss (We)
We = 0,00085 x 1,8 x range (oC) x COC
13
BAB IV
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Cooling Tower UT 210 Type Induced Draft
(Lama, 1997)
Design Aktual
Range (oC) 8 4,25
Approach (oC) 5,5 3,7
Efektivitas (%) 59,2 53
Evaporation loss (m3/h) 46,4 (1,45%) 20,54 (0,65%)
Drift loss (m3/h) 0,32 (0,01%) 0,31 (0,009%)
Blow down (m3/h) 11,28 (0,3525%) 8,56 (0,274%)
Make up water (m3/h) 58 (1,8125%) 29,42 (0,9429%)
14
Tabel 4.3 Perbandingan Data Aktual dan Design Cooling Tower UT 210 type
Induced Draft (Baru, 2014)
Design Aktual
T in water (oC) 38 31,5
T out water (oC) 30 26,25
Flow water(m3/h) 1000 1069,75
T in air (oC) 31 31
Twb (oC) 24,55 24,55
RH (%) 57,5 57,5
Drift loss (%) 0,01 0,01
Cycle 5 3,4
Cp air (kJ/kg K) 4,19 4,19
4.2. Pembahasan
15
Kehilangan Air pada Cooling Tower UT 210
80
60
m3/h
40
20
0
We Wd Wb Wm
DESIGN 46.4 0.32 11.28 58
AKTUAL 20.54 0.31 8.56 29.42
Gambar 4.1 Grafik kehilangan air pada cooling tower UT 210 lama
10
5
0
We Wd Wb Wm
DESIGN 12.2 0.1 2.95 15.25
AKTUAL 8.59 0.1 3.58 12.28
Gambar 4.2 Grafik kehilangan air pada cooling tower UT 210 baru
16
Untuk nilai drift lost pada kedua cooling tower tersebut dalam
kategori baik karena niali drift loss yang dihasilkan lebih kecil atau
samadengan drift lost design. Sedangkan untuk nilai blowdown aktual
berdasarkan gambar 4.2 lebih tinggi daripada nilai blowdown design, hal
tersebut disebabkan karena parameter dari cycle of concentration (COC)
dari aktual lebih kecil daripada design. Dimana COC merupakan rasio
perbandingan antara TDS silica dalam sirkulasi air yang masuk dan
silica dalam make up water. Seharusnya concentration silica pada make
up water dikecilkan sehingga diperoleh nilai COC yang maksimal dan
nilai blowdown yang minimum.
10
0
Rang Appr
T,in T,out Twb
e oach
DESIGN 38 30 24.55 8 5.5
AKTUAL 32.5 28.25 24.55 4.25 3.7
10
0
Rang Appr
T,in T,out Twb
e oach
DESIGN 38 30 24.55 8 5.5
AKTUAL 31.5 26.25 24.55 5.25 1.7
17
Range adalah perbedaan antara suhu air masuk dan keluar dari
cooling tower. Range cooling tower yang tinggi menunjukan bahwa
menara pendingin telah mampu menurunkan suhu air secara efektif, dan
kinerjanya bagus. Range bukan ditentukan oleh menara pendingin,
namun oleh proses yang dilayaninya. Range pada suatu alat penukar
kalor ditentukan seluruhnya oleh beban panas dan laju sirkulasi air yang
melalui penukar panas dan menuju ke air pendingin. Menara pendingin
biasanya dikhususkan untuk mendinginkan laju aliran tertentu dari satu
suhu ke suhu lainnya pada suhu wet bulb tertentu. Berdasarkan grafik
4.3 dan 4.4 menunjukkan bahwa nilai range yang diperoleh masih belum
mencapai maksimal sehingga menara pendingin dikatakan belum
mampu menurunkan suhu air secara efektif.
Efektifitas
59,2
60 53
Persentase (%)
55
50
45
DESIGN AKTUAL
18
Efektifitas
75
80 59,2
Persentase (%)
60
40
20
0
DESIGN AKTUAL
19
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
PT.Sulfindo Adiusaha terdapat cooling tower dengan type Induced
Draft yang berfungsi untuk menurunkan temperatur antara fluida panas
dengan udara hingga suhu tertentu. Analisis unjuk kerja dilakukan untuk
mengetahui efektivitas dari cooling tower yang digunakan oleh PT.Sulfindo
Adiusaha secara keseluruhan. Parameter yang mengacu pada buku Chemical
Engineers Handbook, Perry Vol1 sebagai berikut:
5.2. Saran
- Dilakukan pengecekan filler secara berkala
- Agar dijalankan sesuai dengan design sehingga menambah life time
cooling tower.
20
DAFTAR PUSTAKA
Hutriadi .2017.” Analisis kinerja cooling tower 8330 ct01 pada water
treatment plant-2 pt krakatau steel (persero). Tbk”jakarta. E-journal
Universitas Mercubuana.
Handoyo yopi, 2015. “Analisis performa cooling tower lct 400 pada p.t.
Xyz”Bekasi.E-Journal Unisma.
Putra suhardi. 2015.” Analisa Perhitungan Beban Cooling Tower Pada Fluida Di
Mesin Injeksi Plastik”Jakarta . E-Journal Universitas Mercubuana.
21