A. ZHALZHABILLA AZZAHRAH
331 19 025
NURAMALIA RESKIANI
331 19 012
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan tugas akhir dengan judul “Pemakaian Bahan Bakar Sekam Padi Sebagai
Azzahrah NIM 331 19 025 diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Ujung Pandang.
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan tugas akhir dengan judul “Pemakaian Bahan Bakar Sekam Padi Sebagai
NIM 331 19 012 diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Ujung Pandang.
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi D-3 Teknik Kimia
iii
HALAMAN PENERIMAAN
iv
KATA PENGANTAR
1. Bapak Prof. Ir. Muhammad Anshar, M.Si., Ph.D., selaku Direktur Politeknik
2. Bapak Drs. Herman Bangngalino, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
3. Bapak Muhammad Saleh, S.T., M.Si, selaku Ketua Program Studi D3 Teknik
Kimia Polteknik Negeri Ujung Pandang dan juga selaku dosen pembimbing
II.
4. Ibu Dr. Ridhawati Thahir, S.T., M.T, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Kimia
v
waktu dan kesempatannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
8. Ibu Dra Luh Gede Januati, M.M., selaku GM of Human Capital & General PT
Semen Tonasa.
Semen Tonasa.
10. Ibu Hikmaniah Ayu Febrianti, S.Psi., Selaku Manager of Training & KM PT
Semen Tonasa.
13. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu mendukung dan
mendoakan, sehingga laporan tugas akhir ini dapat berjalan dengan lancar.
melengkapi kisah klasik selama 3 tahun untuk masa depan, semangat selalu
16. Seluruh member NCT Dream terutama Park Jisung yang telah memberikan
motivasi dan semangat dalam bentuk lagu dan dance yang keren.
vi
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatya membangun
dari semua pihak sangat dibutuhkan demi kesempurnaan laporan tugas akhir
ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi penyusun
sendiri maupun bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 14
2.4 Batubara...................................................................................... 25
viii
2.7 Spesifikasi Peralatan dan Parameter Utama Operasi Kiln IV
5.1 Kesimpulan................................................................................ 56
5.2 Saran........................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 58
LAMPIRAN................................................................................................... 62
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Perhitungan energi bahan bakar penggunaan batu bara dengan sekam
padi 50
Tabel 4. 2 Pemakaian sekam padi terhadap kualitas klinker.................................52
padi
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Perhitungan.................................................................................. 59
xii
BAB I PENDAHULUAN
Industri semen adalah salah satu industri yang proses produksinya high
energy karena membutuhkan bahan bakar dalam jumlah yang besar. Unit produksi
pada pabrik semen dengan konsumsi energi paling besar terjadi pada sistem kiln
Sistem kiln merupakan salah satu unit pada industri semen yang digunakan
Indonesia cukup besar, cadangannya diperkirakan 36.3 milyar ton. Dari total
sumber daya tersebut, hanya 7.6 milyar ton yang dapat dikatakan sebagai
cadangan pasti (reserve) dan sekitar 58.5% dari cadangan batu bara tersebut
Harga batubara acuan (HBA) sepanjang 2021 terus mengalami rally yang
luar biasa. Dibuka pada level USD75,84 per ton di januari, HBA mengalami
kenaikan pada bulan Februari USD87,79 per ton. Selanjutnya terus mengalami
lonjakan sebesar 33% yaitu sebesar USD215,01 per ton (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM), 2021). Kenaikan harga batubara akan terus terjadi
14
hal itu, PT Semen Tonasa sedang melakukan penggunaan bahan bakar alternatif
padi, tongkol jagung, serabut sawit, dan serbuk kayu (Laboratorium Quality
Salah satu pemanfaatan energi alternatif adalah energi yang berasal dari
dianggap sebagai limbah, adalah sekam padi. Sekam merupakan bahan bakar yang
Berdasarkan hal tersebut dalam kerja praktek ini akan dilakukan penelitian
tentang pemakaian bahan bakar sekam padi sebagai energi tambahan di unit kiln
IV PT Semen Tonasa.
diangkat yaitu:
pada kiln?
bara?
padi?
15
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan
energi sekam padi yang dihasilkan untuk pembakaran pada kiln sehingga dapat
diperoleh jumlah penggunaan sekam padi terhadap penghematan batu bara lalu
klinker dan jumlah emisi yang berhasil diturunkan ketika menggunakan sekam
padi.
16
2. Sebagai pustaka tambahan untuk menunjang proses perkuliahan dan
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Semen Portland adalah kombinasi kimia antara kalsium (Ca), Silika (Si),
aluminium (Al), besi (Fe) yang dikendalikan secara ketat dan sejumlah kecil
bahan lain seperti gipsum yang ditambahan pada proses penggilingan akhir untuk
Semen berasal dari kata caementum yang berarti bahan perekat yang
mampu mempersatukan atau mengikat bahan bahan padat menjadi satu kesatuan
yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat
antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau
dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat
hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling klinker Portland yang terdiri
dari kalsium silikat (CaO.SiO2) yang bersifat hidrolisis dan digiling bersama
sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih dengan bentuk kristal
senyawa kalsium sulfat (CaSO4.H2O) dan boleh ditambah dengan bahan tambahan
18
dalam kiln dan akan menghadilkan terak atau klinker. Ditinjau dari kadar air
umpan, maka proses pembuatan semen dapat dibagi menjadi 2 macam (Proses
Disebut proses basah karena campuran bahan baku mulai dari proses
penggilingan sampai masuk ke dalam tanur putar berupa luluhan dengan kadar
air sekitar 30-40%. Disebut proses kering karena campuran bahan baku mulai
dari proses penggilingan sampai masuk ke dalam tanur putar (raw mill)
sumber: sementonasa.co.id
19
Menurut Austin, George T (1984), Proses Pembuatan Semen terdiri
dari:
sebagai berikut:
3. Penggalian/pemuatan ( digging/loading )
4. Pengangkutan ( hauling )
5. Pemecahan ( crushing )
berupa batu kapur dan tanah liat akan dihancurkan untuk memperkecil
20
ukuran agar mudah dalam proses penggilingan. Untuk batu kapur
lolos pada ayakan dan akan menuju ke hopper. Sedangkan yang berukuran
Bahan baku yang telah melalui tahap pengecilan partikel dan telah
gudang akan dilakukan pencampuran bahan baku yaitu batu kapur dan
baku yang lebih homogen Bahan baku yang telah bercampur dengan
proporsi yang telah ditentukan. Pada gudang ini juga dilengkapi dengan
21
300oC – 400oC. Raw mill merupakan peralatan yang tepat untuk
yaitu :
3. Pemisahan (separator)
tepung baku yang terjadi di dalam blending silo. Adapun keuntungan dari
1. Mutu klinker lebih baik, seragam, mudah dibakar dan mudah digiling;
4. Batu tahan api lebih tahan lama karena operasi kiln lebih stabil.
2.2.6 Klinkerisasi
semen Portland baik dalam fasa padat maupun dalam fasa cair. Pada
komponen Al2O3 dan Fe2O3. Pada temperatur 1400ºC, jumlah fasa cair dapat
mencapai 20-30%. Adanya CaO yang belum bereaksi dengan oksida lainnya
22
berdampak terhadap mutu semen. CaO bebas pada alat klinker dapat
berjalan dengan baik atau tidak. Semakin banyak CaO berarti proses
2.2.7 Pendinginan
Klinker yang keluar dari kiln bersuhu tinggi, oleh karena itu harus
klinker yang panas akan sulit untuk ditransformasikan dan dapat merusak
karpet conveyor, selain itu klinker yang panas mempunyai pengaruh yang
silo berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan hasil proses cooler yaitu
klinker dingin.
campuran antara clinker, gypsum dan zat aditif (untuk semen PCC)
gypsum dan clinker yang dicampurkan dalam cement mill adalah 96%
23
aditif untuk semen PCC berkisar antara 6-35%.
Silo semen berfungsi sebagai wadah terakhir untuk semen yang akan
di packing.
disebabkan karena selain jumlah yang besar, reaksi hidrasinya juga berlangsung
cepat. Pemuaian C3S lebih kecil dibanding C3A tetapi lebih besar bila dibanding
dengan C4AF. Panas hidrasi yang ditimbulkan oleh C 3S adalah kedua terbesar
setelah C3A. sifatnya hampir sama dengan sifat semen pada umumnya yaitu
apabila ditambahkan air akan menjadi kaku dan dalam beberapa jam saja akan
mengeras.
yakni baru terlihat 28 hari setelah pengikatan. Seperti C3S, C2S juga tidak
memberi pengaruh yang berarti pada pemuaian semen. Panas hidrasinya adalah
stabil dan lambat pada beberapa minggu, kemudian mencapai kekuatan tekan
24
2.3.3 Trikalsium Aluminat (C3A)
senyawa – senyawa sulfat. Makin rendah kadar C3A dalam semen, makin tahan
semen terhadap serangan sulfat. Reaksi hidrasi C3A merupakan sumber panas
rendah.
Pada industri semen energi panas merupakan kebutuhan utama yaitu untuk
batubara yang dibutuhkan oleh industri semen unit operasi dengan efektivitas
25
Gambar 2. 2 Pengujian Batubara
1. Nilai bakar (kalor) cukup tinggi, yaitu > 6000 cl/g agar nantinya pemakaian
mengganggu kualitas semen yang akan dihasilkan. Nilai kalor net berupa
nilai kalor pembakaran dihitung dalam keadaan semua air berwujud gas.
Nilai kalor gross berupa nilai kalor pembakaran diukur dalam keadaan semua
berwujud cair. Bila membakar batubara dengan fire grate (panggang api)
menghasilkan nyala yang panjang di atas fire grate dan batubara dengan
kadar volatile matter yang rendah, akan menghasilkan nyala yang pendek.
Oleh karena itu antrasit biasanya disebut dengan short flaming coal (batubara
bernyala pendek) dan bitumine sebagai long flaming coal (batubara dengan
26
nyala panjang). Sebenarnya batubara akan menghasilkan hasil yang berbeda
bila dibakar dalam bentuk batubara halus di dalam tanur putar. Long flaming
coal bila dibakar daam tanur putar sebagai batubara halus akan terurai
dengan cepat dan volatile matter yang menguap akan terbakar dengan cepat
mengandung sedikit volatile matter bila dibakar dalam tanur putar sebagai
batubara yang halus akan terurai secara lambat, sehingga akan terbakar dalam
jarak yang lebih panjang atau akan menghasilkan nyala api yang panjang
(Sukanddarrumidi , 1995).
Handling.
27
100 mm - 50 mm = 70%
50 - 25 mm = 25 %
25 - 15 mm = 15 %
lolos 15 mm = 0 %
suhu nyala yang sangat tinggi, karena proses klinkerisasi memerlukan suhu
material sekitar 1450°C. Proses klinkerisasi tidak terlalu panas dan kering, dan
walaupun tingkat efektifitas dan proses pemanasannya tidak sehebat dry klin.
Disamping ada suhu nyala yang lebih tinggi akan menghasilkan perpindahan
panas yang lebih besar. Kedua hal ini sangat berpengaruh dalam hal efektifitas
dan efesiensi operasi pembakaran dalam tanur putar. Antrasit memiliki nilai kalor
tinggi, tetapi penggunaannya sebagai bahan bakar dalam tanur putar kurang
disukai, karena antrasit menghasilkan nyala api yang panjang dengan suhu yang
relatif rendah. Lignit mempunyai kandungan volatile matter yang tinggi dan
mempunyai heating value rendah, tidak disukai karena akan menghasilkan suhu
nyala yang lebih rendah. Konsumen biasanya banyak memilih bitumine, karena
28
kandungan volatile matter-nya cukup, tetap nilai kalornya pun relatif tinggi dan
dapat menghasilkan suhu nyala yang lebih tinggi. Akan tetapi bitumine yang
banyak mengandung abu dan air juga tidak disukai., karena hal tersebut akan
menurunkan suhu nyala disamping membutuhkan excees air yang lebih besar dan
akibatnya efektifitas dan efisiensi operasi pembakaran dalam tanur putar menjadi
rendah.
29
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri
dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses
penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa
digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak
dan energi atau bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh
sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8-12% dan beras giling antara 50-63,5% data
Analisis proksimat, dasar kering udara Analisis ultimat, dasar bebas air
Oksigen 39.55
Abu 19.52
Unit kiln adalah suatu unit dimana terjadi proses klinkerasi, akan dilakukan
pembakaran kiln feed yang berupa campuran limestone, clay, silica stone, dan iron
sand menjadi clinker. Proses kalsinasi dan klinkerisasi dapat terjadi di dalam kiln.
30
Selama proses pemanasan di dalam kilm, akan terjadi reaksi fisika dan kimia
Suspension preheater terdiri dari siklon untuk memisahkan bahan baku dari
gas pembawanya, riser duct yang lebih berfungsi sebagai tempat terjadinya
bakar dan udara untuk memenuhi kebutuhan energy yang diperlukan untuk
Peralatan terakhir ini sudah banyak ditemui untuk pabrik baru dengan
31
kalsiner. Pada suspension preheater dengan kalsiner ini derajat kalsinasi
yang terjadi di dalam kiln akan sedikit berbeda, demikian pula energy yang
preheater dengan kalsiner ini, di dalam kiln tinggal terjadi sedikit proses
Untuk itu biasanya kiln dirancang dengan demensi yang lebih pendek.
reaksi sehingga tidak untuk meningkatkan bahan baku dan sebagian atau
dari cooler ini disebut dengan udara tertier. Oleh karena itu di dalam
kalsiner ini beda antara gas dan material paling rendah. Dengan
penggunaab kalsiner ini beda antara gas dan material paling rendah.
rotary kiln yang lebih kecil dengan waktu tinggal yang tepat.
32
Dasar pemikiran penggunaan kalsiner ini adalah bahwa rotary kiln,
sebagai alat penukar panas, perpindahan panas yang efektif terjadi pada
seluruhnya secara radiasi. Sedang pada tempat yang ber lebih rendah
seperti zona kalsinasi perpindahan panas yang terjadi lebih didominasi oleh
1. Diameter kiln dan thermal load-nya lebih rendah terutama untuk kiln
mencapai hamper dua kali atau dua setengah kali lipat dibanding
33
2. Di dalam kalsiner dapat digunakan bahan bakar dengan kualitas rendah
diperoleh.
1. Gas buang keluar dari top cyclone relative lebih tinggi. Untuk
2. klinker yang keluar dari kiln relative lebih tinggi karena berkurangnya
cooler.
34
3. Penurunan tekanan total di suspension preheater lebih tinggi
2013).
semen. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat terjadinya kontak antar gas
penyusun semen yaitu C3S, C2S, C3A dan C4AF. Kiln putar ini berbentuk
silinder yang terbuat dari baja yang dipasang secara horizontal dengan
rpm. Kiln tanur mampu membakar umpan dengan kapasitas 7800 ton/jam
Pada dasarnya rotary kiln adalah sebuah silinder panjang berputar pada
porosnya satu kali setiap satu atau dua menit. Sumbu ini cenderung sedikit
umpan secara bertahap bergerak dimana umpan masuk pada keadaan dingin
35
Gambar 2. 5 Rotary Kiln (Tanur Putar)
pembakaran yang terjadi pada tanur kiln ini disebabkan karena adanya
perpaduan antara bahan bakar batu bara dengan udara atau oksigen yang
bertekanan tinggi dimana batu bara yang digunakan adalah batu bara yang
penting didalam operasi, jika terlalu rendah terak yang dihasilkan kurang
matang, mutu semen akan rendah dan jika terlalu tinggi nya akan
bakar.
Rotary kiln diperkenalkan pada tahun 1890 dan meluas di awal abad
ke-20, yang dapat produksi secara kontinyu dan produk yang lebih seragam
dalam jumlah besar. Alat ini dilengkapi dengan preheater sebagai pemanas
awal dan prekalsiner. Gerakan antara material dan gas panas hasil
36
pembakaran batu bara berlangsung secara counter current. Karena panas
yang ditimbulkan batu bara tinggi, maka rotary kiln perlu dilapisi batu
tahan api pada bagian dalamnya untuk mencegah agar baja tidak meleleh.
Saat ini, semua industri penghasil klinker menggunakan rotary kiln karena
rotary kiln merupakan satu-satunya cara yang layak untuk mengatur proses
dengan tinggi dan material dengan beragam sifat. Rotary kiln harus
memenuhi 3 kebutuhan:
zona pembakaran.
(Sudirman, 2016).
Prinsip kerja rotary kiln, umpan kiln dari preheater akan masuk
melalui inlet chamber. Tenaga gerak dari motor dan main gear
menyebabkan kiln berputar. Perputaran pada kiln diatur oleh girth gear
Karena pengaruh kemiringan dan gaya putar kiln, maka umpan kiln
37
terjadinya reaksi kimia untuk membentuk komponen semen.
Air bebas serta air hidrat yang terdapat pada tanah liat mengalami
Selain itu batu kapur (CaCO3) akan terurai menjadi CaO dan CO 2
38
b. Zona kalsinasi
dari CO2 dalam atmosfer kiln. Dalam zona tersebut sekitar 800-
c. Zona transisi
39
C2(A,F). Dengan meningkatnya, maka oksida kalsium (CaO)
d. Zona pembakaran
pada raw mix designnya dimana pada silica modulus tinggi akan
kiln terdiri dari C2S dan CaO bebas. Tidak ada lagi SiO2 sisa yang
free lime dibatasi kadarnya sampai di bawah 1,5%. Pada tinggi ini
40
sisa unsur CaO akan mengikat C2S untuk membuat campuran
Kristal C3S.
e. Zona pendinginan
kimia juga terjadi di sini yaitu di akhir kiln. Senyawa C2A yabg
C3A. selain itu, juga ada yang bergabung dengan CaO bebas yang
tidak membentuk C2S dan ada juga yang bergabung dengan CaO
conveyor.
41
klinker dimana memungkinkan untuk digunakan untuk
clinker terjadi karena adanya reaksi kimia yang terjadi jika bahan baku
yang berupa klin feed dibakar. Massa yang diumpan ke rotary kiln
tidak melebihi kapasitas kiln. Apabila kiln dipaksa mensuplai lebih dari
dalam kiln dimana itu merupakan tempat keluarnya udara dan bahan
panas dari gas menuju umpan kiln. Besar atau kecilnya api yang
maka api yang digunakan pada burner kiln harus dijaga agar tidak
rotary kiln dimana jika jumlah oksigen yang diperlukan cukup akan
42
menghasilkan pembakaran yang sempurna. Apabila kadar oksigen
yang ada terlalu rendah maka akan pembakaran yang terjadi tidak
tidak maksimal. Namun jika excess air terlalu banyak maka berdampak
panas yang ada didalam sistem kiln. Kemudian jika ada udara luar
yang masuk kedalam alat yang sedang beroperasi disebut dengan false
2.4.3. Burner
Burner adalah tempat pembakaran batubara untuk menghasilkan gas
panas yang akan digunakan di dalam rotary kiln untuk pembakaran raw
meal. Apapun jenis burnernya yang lebih penting adalah bentuk nyala yang
dihasilkan untuk batubara yang kita bakar karena bentuk nyala erat
43
kaitannya dengan kualitas operasi kiln. Pengontrolan pembentukan nyala
bakar dan udara primer yang keluar dari mulit burner, juga dipengaruhi
oleh pencampurannya dengan udara sekunder dan kondisi di dalam kiln itu
(Sudirman,2016).
2.4.4. Cooler
ujung discharge rotary kiln. Cooler memiliki beberapa fungsi antara lain:
a. Mendinginkan clinker yang keluar dari kiln dari 1200°C menjadi <
pendinginan clinker yang keluar dari kiln dan diperoleh dua jenis udara
sebelum dgunakan untuk bahan bakar di kiln dan calciner. Jenis coal mill
44
juga sama seperti raw mill dan cement mill ada yang tipe horizontal mill da
Parameter utama operasi kiln antara lain, yaitu Temperatur Cyclone Stage
45
2.8 Nilai kalor bahan bakar
Batubara digunakan sebagai bahan bakar utama. Panas dari batu bara
digunakan dalam produksi klinker pada unit system kiln. Panas dari batubara
kalornya.
Nilai kalor merupakan jumlah energi kalor yang dilepaskan bahan bakar
pada waktu terjadinya oksidasi unsur-unsur kimia yang ada pada bahan bakar
Nilai kalor atas atau highest heating value (HHV) atau gross calorific
Nilai kalor bawah atau lowest heating value (LHV) atau net calorific
Q = m x HHV
Dengan:
46
2.9 Emisi CO2
ECO2 = DA x FE
Dimana:
Data aktivitas merupakan data konsumsi per jenis bahan bakar yang telah
dari satuan unit massa (ton) ke satuan unit energi (TJ) adalah sebagai berikut:
Dimana:
Dimana:
47
Factor emisi bahan bakar merupakan factor emisi perjenis bahan bakar. Terdapat
dua factor emisi yang disediakan dalam pedoman ini, yaitu factor emisi default
IPCC-2006 dan factor emisi GRK nasional. Factor emisi nasional per jenis bahan
bakar fosil yang disediakan oleh pemerintah Indonesia menjadi rujukan utama.
Untuk bahan bakar biomass-based fuel, saat ini belum tersedia factor emisi CO 2
nasional. Emisi CO2 di hitung menggunakan factor emisi default IPCC. Dalam
disebabkan karena parameter data aktivitas dan factor emisi bukan merupakan
besaran yang diketahui secara pasti. Oleh karena itu, nilai emisi GRK tidak dapat
ditentukan secara absolut, artinya terdapat kemungkinan nilai emisi GRK tersebut
48
BAB III METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan terhitung mulai tanggal 1
Data yang dibutuhkan dalam kerja praktek ini adalah data operasi harian
pabrik. Data tersebut diperoleh dari control central room (CCR) dan laboratorium
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung di pabrik dan
1. Komposisi kimia batu bara dan laju aliran batu bara dan sekam padi
2. Data penggunaan batu bara dan sekam padi pada unit kiln IV PT Semen Tonasa
49
3.3 Teknik Analisis Data
1. Menghitung jumlah energi yang dihasilkan batu bara dan sekam padi
sekam padi
50
51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penambahan energi sekam padi yang dihasilkan untuk pembakaran kiln
Tabel 4. 1 Perhitungan energi bahan bakar penggunaan batu bara dengan sekam padi
Dilihat pada tabel yang merupakan hasil analisis penambahan energi sekam
padi di unit kiln IV PT Semen Tonasa, menunjukkan bahwa penggunaan sekam padi
tidak memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap penambahan energi jika
penambahan sekam padi energi yang tertinggi dihasilkan dapat mencapai sebesar
1.223.160.307.832 kkal/bulan pada bulan Oktober 2021. Untuk energi terendah yang
dihasilkan sekam padi diperoleh pada bulan Desember 2021 sebesar 6.394.240.000
kkal/bulan. Hal ini terjadi karena pada bulan Desember HHV batu bara yang
digunakan tinggi dan HHV sekam padi yang digunakan rendah. Batu bara umumnya
mempunyai nilai kalor yang lebih tinggi dari material biomassa. Perbedaan tersebut
52
dapat terjadi karena perbedaan kandungan unsur-unsur dalam biomassa dan batu
bara. Penyimpanan sekam padi pada PT Semen Tonasa juga mempengaruhi nilai
HHV, dimana penyimpanan sekam padi dibiarkan pada ruangan terbuka yang dapat
memungkinkan kadar air pada sekam padi bertambah. Untuk meningkatkan nilai
kalor dan mengurangi kadar air maka biomassa sering ditingkatkan mutunya melalui
proses torefaksi yang pada hakekatnya merupakan proses pirolisis pada suhu rendah
bara
Dilihat dari hasil analisis penambahan energi sekam padi bahwa sekam padi
juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penghematan batu bara
yang digunakan. Namun dalam hal ini, penggunaan sekam padi sebagai bahan bakar
batu bara yang suatu saat akan habis serta dapat menekan biaya yang dibutuhkan
perusahaan. Pada data HHV sekam padi dari September hingga Desember mengalami
sedikit penurunan, hal tersebut dikarenakan awal musim hujan tahun 2021 terjadi
pada bulan Oktober dan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember hingga
februari tahun 2022 (Chyntia, BMKG). Penggunaan sekam padi dapat menyumbang
HHV kurang lebih 3104 – 3229 kkal/kg, walaupun jumlah HHVnya sedikit dari
jumlah bahan bakar batu bara yang kurang lebih 5098 – 5250 kkal/kg. Dilihat dari
53
nilai HHV bahan bakar yang digunakan, dalam 1 kg batu bara mengandung nilai
kalor sebesar 5223 kkal/kg dan dalam 1 kg sekam padi mengandung nilai kalor
kkal
5223 x 1 kg
kg
msk =
kkal
3229
kg
msk = 1,62 kg
Untuk menghasilkan nilai kalor sekam padi yang sama dengan nilai kalor batu
bara dibutuhkan sekam padi sebanyak 1,62 kg sehingga menghasilkan nilai kalor
yang sama pada saat penggunaan 1 kg batu bara. Oleh sebab itu, semakin banyak
pemakaian sekam padi maka semakin banyak penghematan bahan bakar batu bara.
belum optimal.
54
4
59,2
November 3132 17.623.764.000 1,28
7
59,7
Desember 3104 6.394.240.000 1,53
4
Klinker merupakan cikal bakal semen. Material yang dihasilkan di raw mill
akan menjadi powder kemudian melewati kiln dan terjadi perubahan bentuk kimia
selama proses pembakaran dan mineral ini yang menjadi senyawa penyusun klinker.
Salah satu senyawa penyusunnya yaitu C3S yang apabila ditambahkan air menjadi
kaku dan kemudian pasta akan mengeras dalam beberapa jam, kandungan C3S inilah
yang memberikan kuat tekan pada semen. Adapun senyawa yang tak diinginkan di
dalam klinker salah satunya adalah kapur bebas (free lime). Kapur bebas yang
terdapat dalam terak atau klinker adalah CaO yang tidak bersenyawa atau berikatan
dengan oksida-oksida lainnya. Penyebab adanya kapur bebas ini adalah reaksi
pembakaran yang tidak sempurna pada preheater maupun rotary kiln. Standar kualitas
klinker PT Semen Tonasa sesuai dengan ASTM C150-1999 dan SNI No. 15-6514-
2001 dengan kualitas C3S minimal 58% dan CaO maksimal 2%. Dapat dilihat pada
tabel di atas nilai parameter kualitas C3S dan CaO masih berada dalam standar yang
telah ditetapkan oleh PT Semen Tonasa. Hal ini terjadi karena pemakaian energi
sekam padi dan batu bara masih mencapai energi pembakaran yang dibutuhkan pada
kiln.
55
Energi fosil khususnya batu bara, merupakan sumber utama emisi CO2 yang
menyumbang sebagian besar gas rumah kaca atau efek pemanasan global. Potensi
pemanasan rumah kaca cenderung meningkat secara signifikan karena emisi CO2
karbondioksida sehingga akan meningkatkan emisi CO2 (Quick and Brill, 2002).
Dilihat dari hasil perhitungan emisi CO2 bahwa emisi CO2 yang dihasilkan sekam
padi lebih kecil dibandingkan emisi CO2 yang dihasilkan batubara. Hal ini
dikarenakan massa batubara yang digunakan lebih banyak dibandingkan sekam padi.
Besar emisi CO2 sekam padi yaitu 207.366 ton CO2/tahun sedangkan batubara
56
= 12.973.264,9 ton CO2/tahun
Bisa dilihat pada perhitungan di atas, jika massa sekam padi disamakan dengan massa
batu bara maka, ECO2 yang dihasilkan adalah 12.973.264,9 ton CO2/tahun. Emisi
tersebut lebih kecil dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan batu bara dengan
massa yang sama yaitu 22.081.600 ton CO2/tahun. jadi emisi yang berhasil
diturunkan apabila penggunaan bahan bakar batu bara digantikan oleh sekam padi
yaitu 9. 108.336 CO2/tahun. Perhitungan emisi CO2 ini tidak dapat dikatakan akurat
dan tepat karena masih kurangnya data spesifik suatu negara atau wilayah dan
parameter data aktivitas dan faktor emisi bukan merupakan besaran yang diketahui
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
signifikan terhadap penghematan batu bara tetapi jika semakin banyak sekam
padi yang digunakan maka semakin banyak penghematan bahan bakar batu
klinker. Nilai parameter kualitas C3S dan CaO masih berada dalam standar
4. Emisi yang berhasil diturunkan apabila penggunaan bahan bakar batu bara
5.2 Saran
1. Agar sekam padi memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dan menghasilkan
energi yang besar maka sekam dapat dikonversi dalam bentuk briket arang
sekam.
58
2. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan analisis massa dan energi input
59
DAFTAR PUSTAKA
(2011, Desember 9). Dipetik July 18 , 2022, dari Kementerian energi dan sumber
daya mineral Direktorat Jenderal minyak dan gas bumi:
https://migas.esdm.go.id/post/read/Mengenal-Coal-Water-Mixture-(CWM)-
Sebagai-Pengganti-Minyak-Berat
ARIFIANSYAH, D. D. (2017). OPTIMISASI PEMBAKARAN DI ROTARY KILN PT.
Surabaya: Tugas akhir Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
ayu, R. (2016). Audit energi pada dry process rotary kiln system di pabrik semen.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Dr. Ir. Andy Noorsaman Sommeng, D. (2018). Pedoman Penghitungan dan Pelaporan
Inventarisasi Gas Rumah Kaca. Jakarta: Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian ESDM.
Fikry, A. (2022, Maret 9). PT Semen Gresik manfaatkan bahan baku dan bahan
bakar Alternatif. Dipetik July 18, 2022, dari ITECH: https://itechmagz.id/pt-
semen-gresik-manfaatkan-bahan-baku-dan-bahan-bakar-alternatif/
Laoli, N. (2022, Maret 7). Harga batubara meroket, Begini dampaknya ke emiten
semen. Dipetik July 18, 2022, dari Kontan.co.id:
60
https://investasi.kontan.co.id/news/harga-batubara-meroket-begini-
dampaknya-ke-emiten-semen
Rany Puspita Dewi, M. B. (2020). Kajian potensi sekam padi sebagai energi alternatif
pendukung ketahanan energi di wilayah magelang. Prosiding Seminar
Nasional Riset Teknologi Terapan, 1-5.
Sadang Husain, N. H.-h. (2021). Peningkatan Nilai Sekam Padi Menjadi Bahan Bakar
Biobriket Pada Kelompok Usaha Tani Penggilingan Padi Di Gambut
Kabupaten Banjar. Prosiding seminar nasional pengabdian kepada
masyarakat, 2656-5021.
61
T, A. g. (1996). Industri Proses Kimia. Jakarta: Erlangga.
62
Lampiran : Perhitungan
1. Batu Bara
2. Sekam Padi
63
Tabel L. 3 Perhitungan energi bahan bakar penggunaan batubara dengan sekam padi
C. Jumlah emisi
ECO2 = DA x FE
Dimana:
64
FE = Faktor emisi (ton/TJ)
Dimana:
Dimana:
1. Batu Bara
65
Diketahui :
FE = 99,718 ton/TJ
Ditanyakan:
= 221440,4 TJ/tahun
ECO2 = DA x FE
2. Sekam Padi
Diketahui :
66
FE = 100 ton/TJ
Ditanyakan :
= 2073,66 TJ/tahun
ECO2 = DA x FE
67
Lampiran : Dokumentasi kegiatan
68
Nyala panas bahan bakar pada rotary kiln
69