DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
NAMA:
1. ROBEL MARDI PURBA (2102050)
2. ROHANI MANURUNG (2102051)
3. RUDI ALVENSIUS PURBA (2102052)
4. SABRINA FEBRIANI (2102054)
5. SATRIO JAFIRMAN SIANIPAR (2102055)
6. TEO SABAM H NAIBAHO (2102056)
7. VANND MEYER SIRAIT (2102057)
8. VERI BANGUN SIMANGUNSONG (2102058)
9. WAHYU PRATAMA CIBRO (2102059)
10. YOGI FERNANDO LUMBANTORUAN (2102061)
11. YUDI WIJAYA (2102062)
12. ABDUL AZIZ (2102063)
13. AFLEN BRAIN MARPAUNG (2102064)
TEKNIK PENDINGIN
KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Evaporator ” ini dalam rangka untuk
menyelesaikan tugas pada mata kuliah teknik pendingin.
Tulisan ini dapat diselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantas-nya pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan-rekan
dosen Jurusan Teknik Mekanika yang telah memberikan masukan demi kelancaran
dan kelengkapan tulisan makalah ini. Akhirya, semoga tulisan yang jauh dari
sempurna ini ada manfaatnya.
Penulis,
( Kelompok 1)
2
DAFT AR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bentuk AC secara umum yang biasa kita kenal disebut juga dengan
evaporator. Alasannya adalah evaporator sebagai komponen output atau
buangan hasil pengolahan/pengkondisian udara. Komponen lainnya biasanya
terletak di luar dinding bangunan ( Dewadi, et al., 2021). Beberapa komponen
pada AC yaitu kompresor yang berfungsi mengubah fluida kerja menjadi gas dari
gas bertekanan rendah ke gas yang bertekanan tinggi dimana nantinya gas
bertekanan tinggi tersebut dialirkan menuju ke kondensor. Didalam kondensor
gas yang tersimpan dalam tekanan tinggi lalu dialirkan menuju orifice tube dimana
fungsi orifice tube adalah sebagai tempat penurunan cairan bertekanan tinggi
menjadi tekanan rendah (Dimyati, et al., 2021). Kondensor bukan tempat udara
dingin melainka sebaliknya, udara yang ditampung didalam kondensor cukup
panas. Di dalam sistem AC terdapat katup ekspansi yang dimana katup ini
berguna untuk mengatur cairan pendingin melalui katup orifice dan merubah
wujud cair mejadi uap (Dewadi, et al., 2019).
Selain AC, terdapat juga kipas yang cara kerjanya hampir sama dengan
AC. Yang membedakan AC dengan kipas adalah komponen eksternal saja.
Kipas hanya mengandalkan baling-baling 3 dengan motor penggerak tanpa
4
komponen pendingin seperti cairan pendingin sedangkan pada AC lebih lengkap
komponen yan tersedia.
1.4 MANFAAT
1. Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memudahkan masyarakat dalam memahami pengertian dari evaporator.
2. Memudahkan transfer pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah.
3. Membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang evaporator.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
puond air, suhu maksimum yang diperkenankan untuk bahan cair, tekanan pada saat
penguapan terjadi, perubahan yang lain terjadi didalam bahan selama proses
penguapan berlangsung.
a. Pipa Inlet dan Pipa Outlet mambawa refrigeran untuk masuk dan keluar dari
evaporator. Seperti pipa refrigeran, pipa inlet dan outlet biasanya menggunakan
material tembaga atau alumunium. Proses siklus pendinginan selalu dimulai dari
komponen sebelum evaporator, seperti expansion valve. Pada fase ini refrigeran
yang masuk kedalam pipa inlet evaporator berbentuk liquid atau cairan
bertekanan rendah. Sedangkan proses setelahnya adalah proses refrigeran
kembali kepada kompressor. Pada fase ini, refrigeran yang keluar dari pipa outlet
adalah gas bertekanan rendah yang telah terevaporasi didalam evaporator.
b. Fin atau sirip, adalah material plat yang sangat tipis yang melekat pada pipa
refrigeran. Sirip pada evaporator umumnya terbuat dari material alumunium
dimana sifatnya merupakan penghantar panas yang baik. Sebenarnya tembaga
juga merupakan penghantar panas yang baik, tetapi memiliki bahan yang lembut
dan mudah bengkok. Oleh karena itu, alumunium lebih sering digunakan sebagai
material sirip pada evaporator.
c. Drain Valve, ketika uap berubah menjadi cairan karena penurunan suhu, maka
disitu terjadi kondensasi. Udara panas yang mengalir di permukaan tabung
refrigeran yang berisi refrigeran bertemperatur rendah, maka proses ini akan
menghasilkan kondensasi. Mudahnya, kondensasi merupakan proses
pengembunan.
7
memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian atas
dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur uap
dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk
menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan
pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak
terjadi.
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan
jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan
masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan
gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga
mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering
digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.
d. Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan
ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate.
Uap mengalir secara co current dan counter current terhadap larutan. Larutan dan
uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser. Eveporator
jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi karena fleksibilitas
ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan.
8
masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran mundur yang
merupakan kebalikan dari aliran maju. Cocok untuk menangani produk yang
sensitive terhadap panas seperti enzim dan protein.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
3.2 Cara Kerja Evaporator
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, evaporator merupakan alat
untuk menegevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya merupakan cara kerja dari
evaporasi itu sendiri. Cara kerjanya ialah dengan menambahkan kalor atau panas
yang bertujuan untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat pelarut yang
memiliki titik didih yang rendah dengan pelarut yang memiliki titik didih yang
tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih yang rendah akan menguap dan
hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki konsentrasi yang tinggi.
Dalam dunia industri baik industri yang berskala besar maupun kecil,
penggunaan evaporator tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan
produk sesuai dengan yang diinginkan, seperti industri kimia dan industri makanan,
contohnya proses pembuatan garam, bahan baku garam dihasilkan dari air laut yang
tentunya memiliki kandungan air, sehingga garam akan dimasukkan ke dalam
evapotor dan dievaporasikan agar mengubah air menjadi uap dan dikeluarkan
sehingga yang tersisa hanya larutan mineral-mineral yang terdapat dalam
evaporator.
11
dengan konstruksi design yang memudahkan penggantian tube – tubenya. Jenis
evaporator ini mirip dengan bundel tabung dalam penukar panas. Uap masuk ke
dalam tabung, di mana ini mengembun.
12
2. Evaporator Sirkulasi Alami/paksa
Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang
terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator
tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan
memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian atas
dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur uap
dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk
menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan
pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak
terjadi.
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan
jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan
masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan
gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga
mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering
digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.
13
Gambar Falling Film Evaporator
5. Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan
ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate.
Uap mengalir secara co current dan counter current terhadap larutan. Larutan dan
uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser. Eveporator
jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi karena fleksibilitas
ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan.
14
Gambar Plate Evaporator
Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya melalui
satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah
panas.
15
Gambar Single-effect Evaporator
8. Standard Vertical-Tube Evaporator
Pada alat ini, cairan mengalir dalam pipa sedangkan steam pemanas
mengalir dalam shell. Cairan dalam tabung mendidih, uap yang timbul bergerak
keatas dengan membawa cairan. Sirkulasi aliran dalam pipa terjadi karena beda
rapat massa yang terjadi karena perbedaan fasa antara fluida dalam pipa yaitu
campuran uap-cair. campuran uap-cair) dengan yang diluar pipa (cair). Diatas pipa
terdapat ruang uap yang berfungsi untuk memisahkan cairan dengan uap. Uap akan
menuju lubang pengeluaran diatas, sedangkan cairan jatuh kebawah melewati
saluran besar yang ada ditengah bejana, dan kembali bersirkulasi masuk pipa – pipa.
Konveksi alami (natural convection) berjalan baik sehingga transfer panas Iebih
efisien. Kerak dan endapan terbentuk didalam pipa, sehingga Iebih mudah untuk
dibersihkan.
16
3.4 Perawatan Evaporator Secara Umum
Penyebab kerusakan Evaporator:
• Kerak Pada Pipa Calandria
• Pompa Vakum dan Pompa Kondensor Tidak bekerja secara maksimal
• Masuknya Steam dan Liquid tidak secara bersamaan sehingga evaporator dapat
meledak
• Kesalahan saat operasi
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya maka dapat diuraikan beberapa
kesimpulan berikut ini:
1. Evaporator adalah suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah
keseluruhan atau sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair
menjadi uap sehingga hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau
kental.
2. Evaporasi adalah suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
3. Jenis- jenis evaporator yaitu: evaporator sirkulasi Alami/paksa, filling film
evaporator, Rising Film Evaporator, Plate Oveporator, Mukti Effect
Evaporator, Single Effect Evaporator.
4. Prinsip kerja evaporator ialah dengan menambahkan kalor atau panas yang
bertujuan untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat pelarut yang
memiliki titik didih yang rendah dengan pelarut yang memiliki titik didih
yang tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih yang rendah akan
menguap dan hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki
konsentrasi yang tingg
4.2 Saran
Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penyusun memohon kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman guna memperbaiki
dan meningkatkan penyusunan makalah berikutnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19