Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EVAPORATOR

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
NAMA:
1. ROBEL MARDI PURBA (2102050)
2. ROHANI MANURUNG (2102051)
3. RUDI ALVENSIUS PURBA (2102052)
4. SABRINA FEBRIANI (2102054)
5. SATRIO JAFIRMAN SIANIPAR (2102055)
6. TEO SABAM H NAIBAHO (2102056)
7. VANND MEYER SIRAIT (2102057)
8. VERI BANGUN SIMANGUNSONG (2102058)
9. WAHYU PRATAMA CIBRO (2102059)
10. YOGI FERNANDO LUMBANTORUAN (2102061)
11. YUDI WIJAYA (2102062)
12. ABDUL AZIZ (2102063)
13. AFLEN BRAIN MARPAUNG (2102064)

TEKNIK PENDINGIN
KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Evaporator ” ini dalam rangka untuk
menyelesaikan tugas pada mata kuliah teknik pendingin.

Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-


kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis
terima dengan senang hati demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.

Tulisan ini dapat diselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantas-nya pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan-rekan
dosen Jurusan Teknik Mekanika yang telah memberikan masukan demi kelancaran
dan kelengkapan tulisan makalah ini. Akhirya, semoga tulisan yang jauh dari
sempurna ini ada manfaatnya.

Medan, 15 Desember 2023

Penulis,

( Kelompok 1)

2
DAFT AR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFT AR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 5
1.3 TUJUAN PENULISAN ............................................................................................ 5
1.4 MANFAAT ............................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Evaporator ............................................................................................... 6
2.2 Klasifikasi Evaporator .............................................................................................. 7
2.3 Kerja Evaporator (Evaporator Performance) ............................................................ 9
BAB III ............................................................................................................................. 10
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 10
3.1 Pengertian Evaporator ............................................................................................. 10
3.2 Cara Kerja Evaporator ............................................................................................ 11
3.3 Klasifikasi Evaporator ............................................................................................ 11
3.4 Perawatan Evaporator Secara Umum ..................................................................... 17
BAB IV ............................................................................................................................. 18
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 18
4.2 Saran ....................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Konsep Teknik Pendingin sudah dikenal banyak orang terutama jika
berada di area tropis. Area tropis memiliki suhu yang cukup panas sehingga pada
ruangan tertentu butuh pendingin untuk menyejukkan ruangan. Udara disekitar
memiliki suhu yang tinggi karena tekanan dan perbedaan jumlah partikel pada
suatu titik atau tempat.

Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan rumah tangga,


alat pendingin yang secara umum digunakan terdapat dua jenis yaitu AC dan kipas.
AC merupakan singkatan dari Air Conditioner yang berarti alat untuk
mengkondisikan udara. Sedangkan kipas merupakan sebuah alat yang membelah
lapisan udara sehingga terjadilah angin yang tercipta dari mekanisme pergerakan
baling-baling kipas.

Bentuk AC secara umum yang biasa kita kenal disebut juga dengan
evaporator. Alasannya adalah evaporator sebagai komponen output atau
buangan hasil pengolahan/pengkondisian udara. Komponen lainnya biasanya
terletak di luar dinding bangunan ( Dewadi, et al., 2021). Beberapa komponen
pada AC yaitu kompresor yang berfungsi mengubah fluida kerja menjadi gas dari
gas bertekanan rendah ke gas yang bertekanan tinggi dimana nantinya gas
bertekanan tinggi tersebut dialirkan menuju ke kondensor. Didalam kondensor
gas yang tersimpan dalam tekanan tinggi lalu dialirkan menuju orifice tube dimana
fungsi orifice tube adalah sebagai tempat penurunan cairan bertekanan tinggi
menjadi tekanan rendah (Dimyati, et al., 2021). Kondensor bukan tempat udara
dingin melainka sebaliknya, udara yang ditampung didalam kondensor cukup
panas. Di dalam sistem AC terdapat katup ekspansi yang dimana katup ini
berguna untuk mengatur cairan pendingin melalui katup orifice dan merubah
wujud cair mejadi uap (Dewadi, et al., 2019).

Selain AC, terdapat juga kipas yang cara kerjanya hampir sama dengan
AC. Yang membedakan AC dengan kipas adalah komponen eksternal saja.
Kipas hanya mengandalkan baling-baling 3 dengan motor penggerak tanpa

4
komponen pendingin seperti cairan pendingin sedangkan pada AC lebih lengkap
komponen yan tersedia.

Pendingin memiliki beberapa jenis dan terdapat 3 jenis diantaranya


yaitu sistem pendingin udara, sistem pendingin air dan sistem pendingin oli. Hal
ini dibedakan berdasarkan media pendinginan. Sistem pendingin udara (alami)
cenderung ada pada mesin sepeda motor era lama sekitar tahun 90an dimana saat
itu belum tersedia pendingin air.

Sistem pendingin udara memiliki kelebihan diantaranya yaitu desain


yang simpel sehingga tidak terlalu memakan ruang yang terlalu banyak. Lebih
cepat dalam proses pendinginan dan tak membutuhkan perawatan yang ekslusif.
Namun perlu diketahui bahwasanya dibalik kelebihan sistem pendinginan udara
(alami) terdapat juga beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan yaitu proses
pendinginan ditentukan seberapa besar laju kendaraan yang terjadi dan jika
kendaraan diam, cenderung mesin mengalami overheat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan evaporator ?
2. Apa saja macam-macam evaporator?
3. Bagaimana merawat evaporator?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan evaporator.
2. Mengetahui berbagai macam-macam evaporator.
3. Mengetahu bagaimana cara melakukan perawatan evaporator.

1.4 MANFAAT
1. Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memudahkan masyarakat dalam memahami pengertian dari evaporator.
2. Memudahkan transfer pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah.
3. Membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang evaporator.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Evaporator


Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk mengevaporasikan atau
menguapkan cairan refrigeran pada tekanan dan temperatur rendah dan selama
proses evaporasi refrigeran mengambil atau menyerap kalor dari lingkungan
sehingga terjadi pendinginan. Kalor yang diserap dapat berupa kalor dari cairan
atau udara dari lingkungan yang diinginkan. Evaporasi berbeda dengan distilasi,
dalam hal uap yang dihasilkan biasanya merupakan komponen tunggal, bahkan jika
uapnya adalah multi komponen, tidak ada usaha untuk memurnikan uapnya menjadi
fraksi-fraksi komponen penyusunnya.

Evaporator merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah


keseluruhan atau sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair menjadi
uap sehingga hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau kental, proses yang
terjadi di dalam evaporator disebut dengan evaporasi. Pada dunia industri, manfaat
dari alat ini ialah untuk pengentalan awal cairan sebelum diolah lebih lanjut,
pengurangan volume cairan dan untuk menurunkan aktivitas air.

Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut


sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan
dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat
terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan
pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat
cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Begitupula, evaporasi berbeda dengan
distilasi, karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu
merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporai, zat cair pekat
itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya
dikonsentrasikan dan dibuang.

Faktor dasar yang mempengaruhi laju penguapan adalah laju panas


dipindahkan kebahan cair, jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapkan setiap

6
puond air, suhu maksimum yang diperkenankan untuk bahan cair, tekanan pada saat
penguapan terjadi, perubahan yang lain terjadi didalam bahan selama proses
penguapan berlangsung.

Komponen-komponen penting yang terdapat pada evaporator adalah:

a. Pipa Inlet dan Pipa Outlet mambawa refrigeran untuk masuk dan keluar dari
evaporator. Seperti pipa refrigeran, pipa inlet dan outlet biasanya menggunakan
material tembaga atau alumunium. Proses siklus pendinginan selalu dimulai dari
komponen sebelum evaporator, seperti expansion valve. Pada fase ini refrigeran
yang masuk kedalam pipa inlet evaporator berbentuk liquid atau cairan
bertekanan rendah. Sedangkan proses setelahnya adalah proses refrigeran
kembali kepada kompressor. Pada fase ini, refrigeran yang keluar dari pipa outlet
adalah gas bertekanan rendah yang telah terevaporasi didalam evaporator.

b. Fin atau sirip, adalah material plat yang sangat tipis yang melekat pada pipa
refrigeran. Sirip pada evaporator umumnya terbuat dari material alumunium
dimana sifatnya merupakan penghantar panas yang baik. Sebenarnya tembaga
juga merupakan penghantar panas yang baik, tetapi memiliki bahan yang lembut
dan mudah bengkok. Oleh karena itu, alumunium lebih sering digunakan sebagai
material sirip pada evaporator.

c. Drain Valve, ketika uap berubah menjadi cairan karena penurunan suhu, maka
disitu terjadi kondensasi. Udara panas yang mengalir di permukaan tabung
refrigeran yang berisi refrigeran bertemperatur rendah, maka proses ini akan
menghasilkan kondensasi. Mudahnya, kondensasi merupakan proses
pengembunan.

2.2 Klasifikasi Evaporator


Berikut ini diberikan gambar bermacam-macam evaporator beserta keterangan
penjelasannya:

a. Evaporator Sirkulasi Alami/Paksa


Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang
terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator
tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan

7
memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian atas
dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur uap
dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk
menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan
pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak
terjadi.

b. Falling Film Evaporator

Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan
jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan
masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan
gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga
mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering
digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.

c. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator

Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan


sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan
menimbulkan sirkulasi

d. Plate Evaporator

Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan
ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate.
Uap mengalir secara co current dan counter current terhadap larutan. Larutan dan
uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser. Eveporator
jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi karena fleksibilitas
ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan.

e. Multi- Effect Evaporator

Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya.


Semakin banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya
maksimal terdiri dari tujuh tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya pembuatan
melebihi penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran maju dimana larutan

8
masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran mundur yang
merupakan kebalikan dari aliran maju. Cocok untuk menangani produk yang
sensitive terhadap panas seperti enzim dan protein.

f. Single Effect Evaporator


Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya melalui
satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah
panas.

2.3 Kerja Evaporator (Evaporator Performance)


Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, evaporator merupakan alat
untuk menegevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya merupakan cara kerja dari
evaporasi itu sendiri. Cara kerjanya ialah dengan menambahkan kalor atau panas
yang bertujuan untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat pelarut yang
memiliki titik didih yang rendah dengan pelarut yang memiliki titik didih yang
tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih yang rendah akan menguap dan
hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki konsentrasi yang tinggi.

Proses evaporasi memiliki ketentuan, yaitu:


1. Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih antar zat-zatnya.
2. Titik didih cairan dipengaruhi oleh tekanan.
3. Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4. Titik didih cairan yang mengandung zat yang tidak menguap akn tergantung
tekanan dan kadar zat tersebut.
5. Beda titik didih larutan dengan titik didih cairan murni disebut kenaikan
titik didih (boiling range).

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Evaporator


Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan
dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat
terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam
kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan
pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat
cair yang sangat viskos, dan bukan zat padat. Begitupula, evaporasi berbeda dengan
distilasi, karena disini uapnya biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu
merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk
memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporai, zat cair pekat
itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya
dikonsentrasikan dan dibuang.

Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan konsentrasi larutan sehingga


didapatkan larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Panas dapat disuplai
dengan berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi
diadasarkan pada proses pendidihan secara intensif yaitu (1) pemberian panas ke
dalam cairan, (2) pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap, (3)
pemisahan uap dari cairan, dan (4) mengkondensasikan uapnya.

Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan


kalor ke dalam zat cair mendidih. Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan
sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat
yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya
hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak
diadakan usaha untuk memisahkan komponenkomponennya. Dalam evaporasi zat
cair pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya
dikondensasikan dan dibuang. Disinilah letak perbedaan antara evaporasi dan
distilasi.

10
3.2 Cara Kerja Evaporator
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, evaporator merupakan alat
untuk menegevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya merupakan cara kerja dari
evaporasi itu sendiri. Cara kerjanya ialah dengan menambahkan kalor atau panas
yang bertujuan untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat pelarut yang
memiliki titik didih yang rendah dengan pelarut yang memiliki titik didih yang
tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih yang rendah akan menguap dan
hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki konsentrasi yang tinggi.

Dalam dunia industri baik industri yang berskala besar maupun kecil,
penggunaan evaporator tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan
produk sesuai dengan yang diinginkan, seperti industri kimia dan industri makanan,
contohnya proses pembuatan garam, bahan baku garam dihasilkan dari air laut yang
tentunya memiliki kandungan air, sehingga garam akan dimasukkan ke dalam
evapotor dan dievaporasikan agar mengubah air menjadi uap dan dikeluarkan
sehingga yang tersisa hanya larutan mineral-mineral yang terdapat dalam
evaporator.

Khusus untuk industri migas, evaporator digunakan untuk memekatkan


larutan crude oil dengan menghilangkan kadar airnya sehingga meringankan kinerja
kolom Destilasi. Dalam skala komersial, proses evaporasi membutuhkan peralatan
pendukung seperti kondensor, perangkap uap, injeksi uap dan evaporator itu
sendiri.

3.3 Klasifikasi Evaporator


Berikut ini adalah jenis-jenis evaporator serta kelebihan dan kekurangannya
masing-masing:
1. Horizontal Tube Evaporator
Alat ini merupakan evaporator yang paling klasik dan sederhana.
Evaporator ini banyak digunakan untuk keperluan – keperluan kecil dengan
teknologi sederhana.
Merupakan salah satu jenis evaporator dengan tube-tubenya terletak
horizontal, karena kondisinya yang demikian, harga evaporator ini relative murah

11
dengan konstruksi design yang memudahkan penggantian tube – tubenya. Jenis
evaporator ini mirip dengan bundel tabung dalam penukar panas. Uap masuk ke
dalam tabung, di mana ini mengembun.

Sifat – sifat dari evaporator jenis ini adalah :


1. Tidak memberikan kondisi untuk terjadinya sirkulasi / aliran cairan,
sehingga koefisien transfer panas rendah yang menjadikan perpindahan panas tidak
efisien.
2. Pengendapan kerak terjadi diluar pipa, sehingga sulit untuk dibersihkan.
Konstruksi alat harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bundel pipa bisa
dikeluarkan untuk dibersihkan.

12
2. Evaporator Sirkulasi Alami/paksa
Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang
terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator
tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan
memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian atas
dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur uap
dengan larutan. Sering kali pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk
menghidari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan
pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak
terjadi.

Gambar Evaporator Sirkulasi Alami/paksa

3. Falling Film Evaporator

Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan
jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan
masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan
gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga
mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering
digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.

13
Gambar Falling Film Evaporator

4. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator

Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan


sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan
menimbulkan sirkulasi.

Gambar Rising Film Evaporator

5. Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan
ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate.
Uap mengalir secara co current dan counter current terhadap larutan. Larutan dan
uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser. Eveporator
jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi karena fleksibilitas
ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan.

14
Gambar Plate Evaporator

6. Multi- Effect Evaporator


Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya.
Semakin banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya
maksimal terdiri dari tujuh tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya pembuatan
melebihi penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran maju dimana larutan
masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran mundur yang
merupakan kebalikan dari aliran maju. Cocok untuk menangani produk yang
sensitive terhadap panas seperti enzim dan protein.

Gambar Multi-effect Evaporator

7. Single Effect Evaporator

Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya melalui
satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah
panas.

15
Gambar Single-effect Evaporator
8. Standard Vertical-Tube Evaporator
Pada alat ini, cairan mengalir dalam pipa sedangkan steam pemanas
mengalir dalam shell. Cairan dalam tabung mendidih, uap yang timbul bergerak
keatas dengan membawa cairan. Sirkulasi aliran dalam pipa terjadi karena beda
rapat massa yang terjadi karena perbedaan fasa antara fluida dalam pipa yaitu
campuran uap-cair. campuran uap-cair) dengan yang diluar pipa (cair). Diatas pipa
terdapat ruang uap yang berfungsi untuk memisahkan cairan dengan uap. Uap akan
menuju lubang pengeluaran diatas, sedangkan cairan jatuh kebawah melewati
saluran besar yang ada ditengah bejana, dan kembali bersirkulasi masuk pipa – pipa.
Konveksi alami (natural convection) berjalan baik sehingga transfer panas Iebih
efisien. Kerak dan endapan terbentuk didalam pipa, sehingga Iebih mudah untuk
dibersihkan.

Gambar Standard Vertical-Tube Evaporator

16
3.4 Perawatan Evaporator Secara Umum
Penyebab kerusakan Evaporator:
• Kerak Pada Pipa Calandria
• Pompa Vakum dan Pompa Kondensor Tidak bekerja secara maksimal
• Masuknya Steam dan Liquid tidak secara bersamaan sehingga evaporator dapat
meledak
• Kesalahan saat operasi

Perawatan Badan Penguapan( Evaporator) Saat Pabrik Dalam Keadaan


Beroperasi:
• Perbaikan packing yang bocor
• Pembersihan pipa-pipa calandria (Penyekrapan)

Saat Pabrik Dalam Keadaan Tidak Beroperasi:


• Penggantian pipa calandria yang bocor
• Perbaikan katup-katup
• Penggantian packing yang rusak
• Kontrol kevacuman badan penguapan

17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya maka dapat diuraikan beberapa
kesimpulan berikut ini:
1. Evaporator adalah suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah
keseluruhan atau sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair
menjadi uap sehingga hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau
kental.
2. Evaporasi adalah suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
3. Jenis- jenis evaporator yaitu: evaporator sirkulasi Alami/paksa, filling film
evaporator, Rising Film Evaporator, Plate Oveporator, Mukti Effect
Evaporator, Single Effect Evaporator.
4. Prinsip kerja evaporator ialah dengan menambahkan kalor atau panas yang
bertujuan untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat pelarut yang
memiliki titik didih yang rendah dengan pelarut yang memiliki titik didih
yang tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih yang rendah akan
menguap dan hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki
konsentrasi yang tingg

4.2 Saran
Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penyusun memohon kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca yang budiman guna memperbaiki
dan meningkatkan penyusunan makalah berikutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. Y. 2007. Alcohol and evaporation of wine in Arabic


sources. Online. http://alcohol and
evaporation/wekipedia.html (Akses 16 Maret 2017)

Anwar. N. 2009. Evaporasi. Laporan. Laboratorium Kimia Dasar. Jurusan


Teknologi Pangan. Universitas Pasundan. Bandung

Bacher. AD. 2007. Chemistry evaporation. Online. http://distilasi wikepedia


bahasa indosia/ensiklopedia bebas.html (Akses 16 Maret 2017)

Chang. R. 2007 Evaporation. Edisi ke-9. New York. Mc Graww- Hill

Mahardikha. P.A.S. 2012. Evaporasi Laporan. Laboratorium Kimia Dasar. Jurusan


Teknologi Pangan. Universitas Pasundan. Bandung

Syukri. S. 1999. Kimia Dasar jilid 1. Bandung. ITB

Silberberg. MS. 2006. Chemistry the molecular nature of matter and


change. Jurnal. Edisi ke-4. New York. Mc Graww-Hill

19

Anda mungkin juga menyukai