Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

OPERASI PERPINDAHAN MASSA


DISTILASI

Disusun Oleh :
Kelompok 6 :
Kiki Ardiansyah (122018017)
Ahmad Kasanudin (122018018)
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Kiagus Ahmad Roni, MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG 2020
KATA PENGANTAR

   Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan sangat baik. Tak lupa kami selalu hanturkan salam dan shalawat kepada
baginda Rasulullah SAW beserta sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman yang tak henti-hentinya membawa kebenaran
agama Islam ke seluruh penjuru dunia.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Kiagus Ahmad Roni, MT. yang telah mempercayai kami
untuk menyusun makalah ini. Serta kepada teman- teman yang berkat partisipasinya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
   Makalah ini kami susun dengan sistematis sesuai sajian dengan bahasan kami yaitu Distilasi. Kami mengulas tema
makalah ini dengan wawasan yang kami dapatkan dari berbagai buku dan sumber informasi lainnya.
   Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun
keterbatasan sumber pengetahuan kami. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini akan sangat dinantikan.
Akhir dari pengantar ini penulis berharap semoga dari makalah ini kita dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Palembang, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Destilasi...................................................................................................................................3
2.2 Teknik-Teknik Destilasi............................................................................................................................3
2.2.1 Destilasi Sederhana.........................................................................................................................4
2.2.1.1 Prinsip Kerja Destilasi Sederhana........................................................................................4

2.2.1.2 Kegunaan Destilasi Sederhana.............................................................................................5


2.2.1.3 Keunggulan dan Kekurangan Destilasi Sederhana..............................................................6
2.2.2 Destilasi Uap...................................................................................................................................6
2.2.2.1 Prinsip Kerja Destilasi Uap..................................................................................................6
2.2.2.2 Kegunaan Destilasi Uap.......................................................................................................7

2.2.2.3 Keunggulan dan Kekurangan Destilasi Uap........................................................................7


2.2.3 Destilasi Bertingkat (Fraksional)....................................................................................................8
2.2.3.1 Prinsip Kerja Destilasi Fraksional........................................................................................8
2.2.3.2 Kegunaan Destilasi Fraksional.............................................................................................9

2.2.3.3 Keunggulan dan Kekurangan Destilasi Fraksional..............................................................9


2.2.4 Destilasi Vakum............................................................................................................................. 9
2.2.4.1 Prinsip Kerja Destilasi Vakum.............................................................................................9
2.2.4.2 Kegunaan Destilasi Vakum .............................................................................................. 10
2.2.4.3 Keunggulan dan Kekurangan Destilasi Vakum..................................................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................................12


3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar senyawa kimia yang ditemukan di alam tidak dalam keadaan

murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Proses pemisahan
diperlukan untuk memurnikan suatu komponen dari campuran.

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan n suatu senyawa atau sekelompok
senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala labolatorium
maupun skala industri.

Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan campuran yang menggunakan prinsip perbedaan

titik didih untuk pemisahannya. Destilasi memiliki prinsip kerja utama pemanasan kemudian salah satu

komponen campurannya akan menguap setelah mencapai titik didihnya, yang paling dahulu menguap adalah

komponen yang bersifat

volatil atau mudah menguap. Uap tersebut kemudian akan masuk ke dalam pipa pada kondensor (terjadi proses
pendinginan) sehingga terjadi tetesan yang turun ke labu
erlenmeyer yang disebut sebagai destilat.

Proses pemisahan sangat penting dalam bidang kimia untuk mengisolasi suatu bahan alam. Misalnya,

pada proses pengolahan minyak bumi, minyak atsiri, dan pemisahan alkohol dari air. Minyak bumi merupakan

campuran berbagai hidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih

bernilai jual jika memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi komponen-

komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan

aspal. Proses pemisahan pada pengolahan minyak bumi dilakukan dengan metode destilasi. Teknik destilasi
terdiri dari destilasi sederhana, destilasi uap, destilasi vakum

dan destilasi bertingkat. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis menyusun makalah ini guna mempelajari
prinsip kerja destilasi, kegunaan destilasi, dan mengetahui keunggulan serta kekurangan dari setiap teknik
destilasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian destilasi?
2. Apa saja teknik-teknik destilasi?

3. Bagaimana prinsip kerja, kegunaan, keunggulan dan kekurangan dari destilasi sederhana?

1
4. Bagaimana prinsip kerja, kegunaan, keunggulan dan kekurangan dari destilasi uap?

5. Bagaimana prinsip kerja, kegunaan, keunggulan dan kekurangan dari destilasi bertingkat (fraksional)?

6. Bagaimana prinsip kerja, kegunaan, keunggulan dan kekurangan dari destilasi vakum?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian destilasi.
2. Mengetahui teknik-teknik destilasi.

3. Mempelajari prinsip kerja, kegunaan, keunggulan dan kekurangan dari destilasi sederhana.

4. Memahami prinsip kerja, kegunaan, keunggulan dan kekurangan dari destilasi uap.

5. Memahami prinsip kerja, kegunaan, keunggulan dan kekurangan dari destilasi bertingkat (fraksional).

6. Memahami prinsip kerja, kegunaan, keunggulan dan kekurangan dari destilasi vakum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Destilasi

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan

kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan supaya

menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bantuk cairan. Zat yang memliki titik didih lebih

rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas.

Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap

pada titik didihnya. Proses ini memanfaatkan perbedaan komposisi setimbang pada fasa uap dan cair.

Operasinya berupa penguapan dan pengembunan dan pada umumnya dijalankan berkali-kali (bertingkat).

Karena melibatkan penguapan dan panas laten penguapan biasanya besar, maka proses ini memerlukan banyak

energi (Sediawan, 2000).

Dasar pemisahan secara destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Pemisahan

dengan destilasi melibatkan penguapan diferensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan

material yang menguap dengan cara pendinginan dan pengembunan. Teknik destilasi dapat digunakan dalam

pemurnian alkohol, pemisahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya, pembuatan minyak atsiri dan sebagainya.

Pemisahan dengan teknik destilasi berbeda dengan pemisahan secara penguapan. Komponen-komponen dalam

campuran yang bersifat mudah menguap (volatil) dapat dipisahkan melalui destilasi. Pada suhu yang sama,

tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda. Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu

tertentu, uap yang dihasilkan dari suatu campuran cairan akan selalu mengandung lebih banyak komponen yang

lebih volatil. Demikian juga sebaliknya, pada suhu tertentu fasa cairan akan lebih banyak mengandung

komponen yang kurang volatil. Jadi, cairan yang setimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki

komposisi yang berbeda. Sedangkan, pemisahan secara penguapan untuk memisahkan komponen volatil dan

non volatil dilakukan dengan pemanasan (Soebagio dkk, 2002:24).

3
2.2 Teknik-Teknik Destilasi

2.2.1 Destilasi Sederhana

Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau

lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan

destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa

murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing.
(Armid, 2009).

2.2.1.1 Prinsip Kerja Destilasi Sederhana

Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih.
Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang
diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan
titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih
normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya
proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).

Prinsip pada destilasi biasa adalah pemisahan dua zat atau lebih yang mempunyai perbedaan titik didih.

Jika zat-zat yang dipisahkan mempunyai perbedaan titik didih yang jauh berbeda, dapat digunakan metode

isolasi biasa. Zat yang memiliki titik didih rendah akan cepat terdestilasi daripada zat yang bertitik didih tinggi.

Uap zat yang bersifat volatil dan memiliki titik didih yang rendah akan masuk ke dalam pipa pada kondensator

(terjadi proses pendinginan) sehingga akan turun berupa tetesan-tetesan yang turun ke dalam penampung atau

disebut juga destilat. Dalam hal ini alkohol yakni etanol dan methanol yang masing-masingnya dicampur dengan

air, akan terdestilasi dahulu.

Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase, yakni gas menjadi fase cair dinamakan dengan

proses destilasi. Perbedaan titik didih dan tekanan uap membuat kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi

tekanan uap maka titik didih cairan tersebut semakin tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan tersebut.

Cairan yang memiliki titik didih teredah, maka lebih cepat untuk mendidih. Dalam destilasi sederhana, uap

campuran diambil dan dikondensasiseluruhnya, tetesan merupakan cairan dengan komposisi yang lebih

banyakmengandung minyak atsiri dari pada cairan semula (Atkins, 1999). Secara umum proses yang terjadi

pada destilasi sederhana atau biasa yaitu :

4
a. Penguapan komponen yang mudah menguap dari campuran dalam alat penguap.

b. Pengeluaran uap yang terbentuk melalui sebuah pipa uap yang lebar dan kosong tanpa perpindahan

panas dan pemindahan massa yang disengaja atau dipaksakan yang dapat menyebabkan kondensat

mengalir kembali ke labu penguap.

c. Jika perlu, tetes-tetes cairan yang sukar menguap yang ikut terbawa dalam uap dipisahkan dengan

bantuan siklon dan disalurkan kembali kedalam alat penguap.

d. Kondensasi uap dalam sebuah kondensor.


e. Pendingin lanjut dari destilat panas dalam sebuah alat pendingin.
f. Penampungan destilat dalam sebuah bejana.
g. Pengeluaran residu dari alat penguap.
h. Pendinginan lanjut dari residu yang dikeluarkan.
i. Penampungan residu dalam sebuah bejana.

Gambar 1. Rangkaian Alat Destilasi Sederhana

2.2.1.2 Kegunaan Destilasi Sederhana

Destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih nya rendah, atau
memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak. Hasil dari destilasi ini tidak benar-benar murni.

2.2.1.3 Keunggulan dan Kekurangan Destilasi Sederhana

Kelebihan dari destilasi sederhana yaitu peralatan yang digunakan lebih sederhana dan penggunaannya

lebih mudah. Sedangkan kekurangan dari teknik ini yaitu hanya

dapat dipakai pada komponen yang titik didih nya stabil.

5
2.2.2 Destilasi Uap (Steaam Diistillation)
2.2.2.1 Prinsip Kerja Destilasi Uap

Metode ini pada prinsipnya sama dengan destilasi dengan air dan uap kecuali air tidak diisikan dalam

labu. Uap yang digunakan uap jenuh atau lewat panas pada tekanan lebih dari 1 atm. Destilasi uap adalah istilah

yang secara umum digunakan untuk destilasi

campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran
sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada

temperature yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi

senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi uap). Uap

air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan

titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-

komponennya (Walarange dkk, 2013:2). Dalam destilasi uap, uap yang keluar setelah kontak dengan bahan yang

didestilasi merupakan campuran uap dari masing-

masing komponen sebanding dengan volumenya (Soebagio dkk, 2002: 32).


Distilasi uap adalah suatu proses di mana steam dikontakkan langsung, dengan sistem distilasinya

(open steam). Salah satu kasus khusus adalah pengambilan cairan yang tidak bercampur dengan air (immiscible)

dari padatan, misalnya pengambilan minyak cengkeh dari daun cengkeh. Dalam hal ini, daun cengkeh

dikontakkan dengan steam. Karena minyak cengkeh dan air bersifat immiscible, maka kedua zat tersebut akan

mendidih bersama pada suhu yang lebih rendah dari titik didih minyak cengkeh dan air. Hal ini sangat

menguntungkan karena suhu operasi menjadi rendah sehingga kerusakan bahan bisa lebih sedikit. Uap yang

terbentuk diembunkan sehingga terbentuk dua cairan

yaitu air dan minyak cengkeh yang immiscible dan mudah dipisahkan. Apabila dikembangkan dengan baik,
distilasi uap ini akan sangat bermanfaat untuk mengambil

minyak-minyak atsiri dari hasil tumbuh-tumbuhan Indonesia. Umumnya minyak atsiri berharga mahal

(Sediawan, 2000). Prinsip kerja destilasi uap ditunjukkan pada gambar 2.

6
Gambar 2. Rangkaian Alat Destilasi Uap (Walarange dkk, 2013)

2.2.2.2 Kegunaan Destilasi Uap

Cara destilasi uap dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang tidak mudah menguap atau
senyawa yang tidak dikehendaki misalnya, ter; campuran berair yang

mengandung garam-garam anorganik terlarut; senyawa yang secara tidak langsung menguap dalam uap air,
misalnya orto nitrofenol dan para nitrofenol. Destilasi uap juga dapat digunakan untuk memisahkan hasil
samping tertentu yang teruapkan oleh pengaruh uap air (Soebagio dkk, 2002:32). Sistem penyulingan ini baik
digunakan untuk mengekstrak minyak dari biji-bijian, akar dan kayu-kayuan yang umumnya mengandung
komponen minyak yang bertitik didih tinggi (Ketaren, 1987).

2.2.2.3 Keunggulan dan Kekurangan Destilasi Uap

Keuntungan dari metode ini adalah tekanan uap maupun suhu pemanasan dapat dimodifikasi sesuai
dengan keadaan bahan. Pada dasarnya semua senyawa penyusun minyak atsiri tidak stabil atau peka terhadap
suhu tinggi. Itulah sebabnya untuk memperoleh kualitas minyak atsiri diupayakan pada suhu pemanasan yang
rendah. Namun, kekurangan dari metode ini yaitu bila suhu pemanasan tinggi maka panas penyulingan
diusahakan dalam waktu sesingkat mungkin (Ketaren, 1987).

7
2.2.3 Destilasi Bertingkat (Fraksional)
2.2.3.1 Prinsip Kerja Destilasi Bertingkat

Menurut Shadily (1984) destilasi diartikan sebagai proses pemanasan suatu bahan pada berbagai

temperatur, tanpa kontak dengan udara luar untuk memperoleh hasil tertentu. Sistem kerjanya sama dengan

destilasi sederhana, perbedaannya adalah adanya

kolom fraksinasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk

pemurnian destilat yang lebih baik daripada plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil

cairannya (Lando, J.B. dan Maron, S.H., 1974). Pada tahapan pemisahannya, destilasi ini menggunakan kolom

vigreux. Sedangkan zat yang dapat dipisahkan melalui alat dstilasi fraksinasi adalah zat yang mudah menguap

dan memiliki perbedaan titik didih yan saling berdekatan. Fungsi kolom vigeux ini adalah sebagai penyambung

atau penghubung tempat terjadinya pengembunan dan penguapan secara bertingkat, atau sebagai tempat yang

dilalui oleh uap dan kondensat untuk menjadi

destilat. Kolom vigreux juga dapat mengatur keseimbangan suhu. Prinsip kerja dari destilasi bertingkat
(fraksional) ditunjukkan pada Gambar 3.

8
Gambar 3. Rangkaian Alat Destilasi Fraksional

2.2.3.2 Kegunaan Destilasi Bertingkat

Proses destilasi bertingkat (fraksinasi) ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang
berdekatan (Syukri, S. 1999).

2.2.3.3 Keunggulan dan Kekurangan Destilasi Bertingkat

Keunggulan dari destilasi fraksinasi ini salah satunya adalah hasil destilat yang didapatkan lebih murni,
karena proses pemisahannya dilakukan secara berulang-ulang. Sedangkan kekurangan dari destilasi fraksinasi
adalah hanya berlaku untuk fase cair dan gas.

9
2.2.4 Destilasi Vakum

Destilasi vakum merupakan proses pemisahan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi, dimana

prosesnya berlangsung pada tekanan dibawah kondisi normal (di bawah atm), dengan tujuan untuk menurunkan

titik didih dari komponen-komponen yang akan dipisahkan, sehingga dapat meminimalisasi kerusakan

komponen yang mudah

rusak karena suhu yang tinggi. Vakum sendiri merupakan suatu kondisi dimana udara gas sekitar lingkungan
tertentu dihilangkan, dimana tekanan udara dibawah tekanan

atmosfer. Untuk menghasilkan kondisi vakum perlu mengeluarkan udara dari sistem, ini merupakan prinsip
dasar dari cara kerja vakum.

2.2.4.1 Prinsip Kerja Destilasi Vakum

Tahap destilasi vakum dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat destilasi vakum untuk

memisahkan larutan. Alat ini bekerja seperti alat destilasi sederhana, penurunan tekanan diberikan kepada labu

yang berisi sampel menyebabkan terjadinya penurunan tekanan didih larutan. Pompa vakum digunakan untuk

menguapkan larutan agar naik ke kondensor yang selanjutnya akan diubah kemballi ke dalam bentuk cair

(Fahmi, 2014). Pada teknik ini, destilasi dilakukan dengan menggunakan dua kolom yang bekerja pada tekanan

yang berbeda. Kolom destilasi pertama bekerja pada tekanan di bawah atmosferik (vakum) dan akan

menghasilkan campuran dengan kadar lebih dari 95,5 % (Wahyuni, 2012). Prinsip dasar destilasi vakum, dimana

proses destilasi berjalan tetap pada rug hampa, aliran cairan dan uap air sangat diperlukan pada proses ini untuk

mencapai keseimbangan dimana proses tersebut untuk menguapkan komponen yang mudah menguap dan uap

air dipermudah pada destilasi sistem vakum. Tangki destilasi tidaklah terhubung ke atmosfer, tetapi pompa

vakum untuk menjaga sistem tekanan agar tetap dibawah tekanan atmosfer. Berikut rangkaian alat destilasi

vakum.

10
Gambar 4. Rangkaian Alat Destilasi Vakum

2.2.4.1 Kegunaan Destilasi Vakum

Fungsi dari destilasi vakum adalah untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long residu
sehingga menghasilkan produk – produknya.

2.2.4.2 Keunggulan dan Kekurangan Destilasi Vakum

Keunggulan dari destilasi vakum adalah tidak mengakibatkan dekomposisi komponen sehingga
menghasilkan mutu yang lebih baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi operasi kolom destilasi adalah kondisi
umpan, kondisi cairan internal dan aliran fluida, keadaan trays, dan kondisi cuaca. Sedangkan kekurangan dari
destilasi vakum adalah tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan dan perbedaan titik didih cairan pada tekanan
tertentu.

2. Teknik destilasi ada 4 yaitu destilasi sederhana, distilasi uap, distilasi bertingkat (fraksional), dan
distilasi vakum.

3. Destilasi sederhana adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang

memiliki perbedaan titik didih jauh. Kelebihan dari destilasi ini yaitu peralatan lebih sederhana dan

penggunaannya lebih mudah. Kekurangan dari teknik ini, hanya dapat dipakai pada komponen yang

titik didihnya stabil.

4. Destilasi uap digunakan untuk memisahkan senyawa yang tidak mudah menguap, mengekstrak minyak
dari biji-bijian, akar dan kayu-kayuan yang umumnya mengandung komponen minyak bertitik didih
tinggi. Keuntungan teknik ini adalah tekanan uap maupun suhu pemanasan dapat dimodifikasi sesuai
keadaan bahan. Namun, bila suhu pemanasan tinggi maka panas penyulingan diusahakan dalam waktu
sesingkat mungkin.

5. Destilasi bertingkat digunakan untuk komponen yang titik didihnya berdekatan. Keunggulan dari

destilasi ini adalah hasil destilat yang didapatkan lebih murni. Kekurangan dari destilasi fraksinasi ialah

hanya berlaku untuk fase cair dan gas.

6. Destilasi vakum digunakan untuk menurunkan titik didih pada minyak berat. Keunggulan teknik ini

adalah tidak mengakibatkan dekomposisi komponen sehingga menghasilkan mutu lebih baik. Tetapi,

teknik ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih rendah jika kondensornya memakai air

dingin.

3.2 Saran

Sebaiknya dalam pemisahan suatu komponen murni dari campuran menggunakan teknik destilasi yang
sesuai dengan memperhtikan keadaan bahan, keunggulan, dan kekurangan teknik destilasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Achols, J.M., dan Shadily, H. 1984. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia. Cet.
XII.
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Kendari: Unhalu.

Atkins. 1999. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.


Fahmi, Doni.dkk. 2014. “Pemurnian Etanol Hasil Fermentasi Kulit Nanas (Ananas comosus L. Merr) dengan
Menggunakan Distilasi Vakum”. Jurnal Keteknikan Tropis dan Biosistem. Vol. 2 No. 2.
Ketaren, S. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Lando JB, Maron SH. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New York: Macmillan Publising.
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Kendari: Unhalu.

Sediawan, W. B. 2000. Berbagai Teknologi Proses Pemisahan. Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar
Nuklir V, Hal 1-15. Jakarta: P2TBDU dan P2BGN-
BATAN.

Soebagio, dkk. 2002. Kimia Analitik II. Malang: JICA.


Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB.

Wahyuni, I. 2012. “Studi Pemisahan Campuran Azeotrop Etanol-Air dan Isopropil Alkohol Melalui Proses
Pervaporasi Dengan Membran Thin Film Composite Komersial”.. Tesis. Jakarta: Universitas
Indonesia.

Walangare, K.B.A, A. S. M. Lumenta, J. O. Wuwung,dan B. A. Sugiarso. 2013. Rancang Bangun Alat Konversi
Air laut menjadi air minum dengan proses destilasi sederhana menggunakan pemanas listrik. E-Jurnal
Teknik Elektro Dan Komputer, Hal 1-11. Manado: Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT.

13

Anda mungkin juga menyukai