UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya,
kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Kimia Lingkungan yang berjudul
“KONSEP DASAR KIMIA SECARA UMUM”. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada ibu Ir. Asih Wijayanti. M.Si selaku dosen pengasuh pada
mata kuliah Kimia Lingkungan serta teman-teman di kampus Universitas Trisakti yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
Demikian Makalah ini tersusun, akhir kata penulis mohon maaf atas segala kesalahan. Bila
ada kata atau kalimat yang salah mohon untuk dimaafkan dan berikan kritik atau saran yang
sifatnya membangun, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Ketua Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB VII VARIASI DARI HUBUNGAN KESETIMBANGAN ............................................ 26
7.1 Ionisasi ....................................................................................................................... 26
7.2 Produk ion air ........................................................................................................... 26
7.3 Ionisasi asam dan basa.............................................................................................. 27
7.4 Variasi hubungan kesetimbangan ............................................................................ 27
7.5 Produk kelarutan ...................................................................................................... 29
7.6 Efek ion yang beragam ............................................................................................. 30
7.7 Efek berbagai efek ion .............................................................................................. 31
BAB VIII CARA MENGGESER KESETIMBANGAN KIMIA .......................................... 32
8.1 Faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan ............................... 32
8.2 Contoh Soal dan Pembahasan Pergeseran Kesetimbangan .................................... 35
BAB XI PENUTUP ................................................................................................................ 32
9.1 Kesimpulan................................................................................................................ 38
9.2 Saran.......................................................................................................................... 38
Daftar pustaka......................................................................................................................... 39
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
disebut pelarutan atau solvasi. Larutan umumnya berfase cair (liquid = l) dengan pelarut air,
tetapi ada juga larutan yang berfase padat (solid = s) seperti kuningan, stainless steel, dan
lain-lain, ataupun gas (g) seperti udara. Contoh umum yang sringkita jumpai
yaitu garam atau guladilarutkan dalam air. Gas dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon
dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain,
sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran
logam) dan mineral tertentu.Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan
dengan zat kimia yang dapat kita temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam
larutan yang akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini. Misalnya garam dapur atau Natrium
Klorida (NaCl). Selain memperkaya rasa masakan ternyata garan dapur (NaCl) yang kita
kenal selama ini mempunyai kegunaan lain. Ternyata garam dapur (NaCl) dalam bentuk
larutan jika disambungkan dengan power supply dapat menghantarkan arus listrik dan
membuat lampu menyala.
Demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air suling, larutan
gula, asam asetat, amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium klorida, natrium hidroksida,
dan masih banyak lagi. Secara garis besar larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit
dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan
elektroit lemah. Dan untuk selengkapnya akan dibahas pada bab selanjutnya.
2
BAB II
LOGAM DAN NON-LOGAM
3
2. Gas Mulia :
Helium ( H ), Neon ( Ne ), Argon ( Ar ), Krypton ( Kr ), Xenon ( Xe ), Radon ( Rn ),
Ununoctium ( Uuo )
3. Non-Logam Lainnya :
Hidrogen ( H ), Carbon ( C ), Nitrogen ( N ), Phosphorus ( F ), Oxygen ( O ), Sulfur
(S), Selenium ( Se )
4
Sifat kimia logam antara lainnya adalah :
1. Logam memiliki energi ionisasi yang rendah
2. Logam cenderung memiliki titik didih yang tinggi kecuali Merkuri ( Hg ), Cerium
(Ce), Galium (Ga), Timah (Sn), dan Timbal (Pb)
3. Logam memiliki 1 sampai 3 elektron dalam kulit terluar dari atom – atomnya
B. Sifat Kimia Non Logam
Sifat sifat kimia non logam antara lain adalah :
1. Unsur – unsur non-logam cenderung menangkap elektron
2. Umumnya unsur non-logam memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan
dengan logam
3. Non-logam memiliki 4 sampai 8 elektron dalam kulit terluar dari atom – atomnya
4. Non-logam yang bereaksi dengan logam akan membentuk garam
5. Kebanyakan non-logam oksida yang larut dalam air akan bereaksi membentuk asam
6. Non-logam dapat bereaksi dengan asam membentuk basa dan air
5
untuk membuat berbagai macam jenis barang, misalnya golok, pisau, cangkul, dan lain-
lain.
Kasus-kasus pencemaran lingkungan menyebabkan banyak bahan pangan
mengandung logam berat berlebihan. Kasus yang populer adalah sindrom Minamata,
sebagai akibat akumulasi raksa (Hg) dalam tubuh ikan konsumsi.
Di Indonesia, pernah dilaporkan bahwa ikan-ikan di Teluk Jakarta juga memiliki
kandungan raksa (Hg) yang tinggi. Udang dari tambak Sidoarjo pun pernah ditolak oleh
importir dari Jepang karena dinilai memiliki kandungan Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb)
yang melebihi ambang batas. Diduga logam-logam ini merupakan dampak buangan
limbah industri di sekitarnya. Kakao dari Indonesia juga pernah ditolak pada lelang
internasional karena dinilai memiliki kandungan Cd di atas ambang batas yang diizinkan.
Cd diduga berasal dari pupuk TSP yang diberikan pada tanaman di perkebunan.
B. Penggunaan Non Logam
Belerang merupakan endapan gas belerang yang membatu. Terbentuknya
belerang karena aktifitas vulkanisme. Belerang (Su) ini banyak digunakan di berbagai
macam industri, misalnya pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak
bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, aki, industri kimia, bahan peledak,
pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan besi baja, bahan korek api, obat-obatan
dan lain-lain.
Fosfat merupakan bahan endapan dari kotoran kelelawar dan burung. Fosfat
terdapat di daerah karst terutama di dalam gua-gua. Pemanfaatannya digunakan untuk
bahan utama pupuk fosfat.
Contoh dari carbon (C) adalah intan atau berlian. Intan dalam tingkatan kekerasan
batuan, merupakan batuan yang mempunyai tingkatan kekerasan paling tinggi, sehingga
intan bisa digunakan untuk mengiris kaca dan marmer. Intan berasal dari endapan
tumbuhan jenis pakis-pakisan yang telah mengalami proses yang sangat panjang dan
lama. Pemanfaatan utama intan ialah digunakan sebagai perhiasan.
Karbon monoksida (CO) lebih dikenal karena sifatnya yang beracun daripada
kegunaannya. Gas ini dapat berikatan dengan haemoglobin dalam darah sehingga
menghalangi fungsi utama darah sebagai pengangkut oksigen. Gas CO tidak berwarna,
tidak berbau, dan tidak berasa. CO di udara berasal dari pembakaran tak sempurna dalam
6
mesin kendaraan bermotor dan industri. Beberapa penggunaan CO adalah sebagai
reduktor pada pengolahan logam, sebagai bahan baku untuk membuat methanol dan
merupakan komponen berbagai jenis bahan bakar gas.
Gas CO2 tidak beracun, tetapi jika kadarnya terlalu besar (10-20%) dapat
membuat pingsan dan merusak sistem pernapasan. CO2 terbentuk pada pembakaran
bahan bakar yang mengandung karbon seperti batu bara, minyak bumi, gas alam dan
kayu. Gas ini juga dihasilkan pada pernapasan makhluk hidup. Karbon dioksida
komersial diperoleh dari pembakaran residu penyulingan minyak bumi. Dalam jumlah
besar juga diperoleh sebagai hasil samping produksi urea dan pembuatan alkohol dari
proses peragian. Beberapa penggunaan komersial karbon dioksida adalah karbon dioksida
padat yang disebut es kering digunakan sebagai pendingin, untuk memadamkan
kebakaran dan untuk membuat minuman ringan.
7
BAB III
HUKUM GAS
8
3.2 Hukum Charles
Bunyi Hukum Charles : Ketika suatu gas yang mana tekanan gas tersebut dijaga agar
tetap konstan, maka volume gas akan sebanding dengan suhu yang diberikan kepada gas
tersebut. Hal ini didapatkan ketika gas ditempatkan dalam sistem terisolasi sehingga
jumlah mol gas konstan.
V∝T
Persamaan Gas Ideal
PV=nRT atau PV/T=Nr
Pada sistem terisolasi, jumlah molekul (n) gas akan tetap atau konstan. Sehingga tidak
ada gas yang keluar ataupun masuk ke sistem. Artinya keadaan akhir gas ideal akan sama
dengan keadaan awal.
PV/T=Konstan
Keterangan:
P adalah Tekanan Gas Ideal (Pa atau atm)
V adalah Volume Gas Ideal (m^3)
T adalah Suhu Gas Ideal (K)
Indeks i adalah keadaan awal (i : inersia)
Indeks f adalah keadaan akhir (f : final)
9
Ketika gas dijaga pada tekanan tetap atau konstan. Maka tekanan akhir sama dengan
tekanan awal sehingga diperoleh
PV = βT
Dimana β = konstan sebanding dengan berat gas
P = tekanan gas
V = volume gas
T = suhu
telah ditunjukkan bahwa konstanta β adalah fungsi dari jumlah mol gas yang ada, dan
hukum gas ideal yang lebih universal (disebut hukum gas ideal) yang cukup umum untuk
setiap gas dapat dinyatakan sebagai :
PV = nRT
dimana n sama dengan jumlah mol gas dalam sampel tertentu dan R adalah konstanta
universal untuk semua gas. nilai numerik untuk R tergantung pada unit yang dipilih untuk
pengukuran P, V, dan T. Cara yang berguna untuk mengevaluasi R adalah dengan
mengingat bahwa 1 mol gas ideal pada tekanan 1 atm menempati volume 22,414 liter
pada 273 kelvin. Dari sini, R dapat dievaluasi menjadi 0,082 atmosfer per mol per kelvin
(0,082 L-atm / mol-K).
Pada tahun 1801, Dalton merumuskan hukum, yang sekarang dikenal sebagai hukum
tekanan parsial Dalton, yang menyatakan bahwa tekanan total suatu campuran gas
merupakan jumlah dari tekanan yang diberikan oleh masing-masing gas yang ada dalam
campuran.
10
Perhatikan kasus di mana dua gas, A dan B, berada dalam wadah dengan volume V.
Tekanan yang diberikan oleh gas A, menurut persamaan gas ideal, adalah
Dimana nA adalah jumlah mol gas A. Demikian pula, tekanan yang diberikan oleh gas B
adalah
Dalam campuran gas A dan B, tekanan total PT adalah hasil dari tabrakan kedua jenis
molekul, A dan B, dengan dinding wadah. Jadi, menurut hukum Dalton,
Dimana n, jumlah mol gas yang ada, diberikan oleh n = nA + nB, dan PA dan PB adalah
tekanan parsial masing-masing gas A dan B. Untuk campuran gas, maka, PT hanya
bergantung pada jumlah mol gas yang ada, bukan pada sifat molekul gas.
Secara umum, tekanan total campuran gas diberikan oleh
PT = P₁ + P₂ + P₃ + P₄ + ...
Dimana P₁, P₂, P₃, P₄, . . . adalah tekanan parsial komponen 1, 2, 3, 4,. . . . Untuk
mengetahui bagaimana setiap tekanan parsial terkait dengan tekanan total, pertimbangkan
lagi kasus campuran dua gas A dan B. Dengan membagi PA dengan PT, didapatkan
persamaan
Dimana XA disebut fraksi mol A. Fraksi mol adalah kuantitas tak berdimensi yang
menyatakan rasio jumlah mol satu komponen dibagi dengan jumlah mol semua
komponen yang ada. Secara umum, fraksi mol komponen i dalam campuran diberikan
oleh :
Dimana ni dan nT masing-masing adalah jumlah mol komponen i dan jumlah total mol
komponen yang ada. Fraksi mol selalu lebih kecil dari 1. Sekarang dapat diyatakan
tekanan parsial A sebagai
12
13
3.1 Hukum Penggabungan Gay-Lussac
14
BAB IV
LARUTAN
4.1 Definisi Larutan
Larutan adalah satu liter campuran homogeny dari dua komponen atau lebih. Sifat
suatu larutan tergantung dari sifat dan jumlah komponen yang membentuknya.
Komponen suatu larutan dibedakan menjadi dua yakni zat terlarut dan zat pelarut. Zat
terlarut mengalami perubahan bentuk sedangkan zat pelarut tidak, Co: campuran air dan
etil alcohol 50 : 50 keduanya dapat disebut sebagai zat yang terlarut. Sedangkan pada
campuran gula dan air, komponen gula berubah bentuk dan air tidak, maka dalam hal inni
air sebagai pelarut.
Dalam suatu larutan komponen-komponen zat yang dilarutkan terurai menjadi
molekul-molekul atau ion-ion dan kemudian menyatu dengan molekul-molekul atau ion-
ion dan kemudia menyatu dengan molekul-molekul pelarut, membentuk partikel-partikel
campuran yang merata dan menghasilkan fasa homogeny. Partikel larutan berukuran ion
atau molekul tidak pernah mengendap, walaupun didiamkan. Larutan semacam disebut
dengan larutan sejati.
Untuk mempredeksi kelarutan suatu zat sehubungan dengan struktur molekul
dapat digunakan pedoman sebagai berikut :
Pelarut dengan momen di pol misal air, dapat melarutkan molekul dipolar dan ion.
Pelarut yang melakukan bukan dipol hanya dapat melarutkan molekul yang
bentuknya sama dengannya.
Pengertian dari kelarutan adalah jumlah maksimum suatu senyawa atau zat yang
dapat larut dalam sejumlah pelarut.Kelarutan di disimbolkan dengan s (solibility) dengan
satuan mol/L atau biasa menggunakan satuan molaritas M. Berikut rumusan kelarutan
atau molaritas.
M = n/ V
Dengan M adalah molaritas (mol/L), n adalah jumlah mol zat (mol), dan V adalah
volume larutan atau pelarut (L).Kelarutan juga didefinisikan sebagai konsentrasi
zat yang masih bisa larut dalam sejumlah pelarut.
4.1 Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
15
Suatu zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut akan membentuk reaksi
kesetimbangan. Terjadinya kesetimbangan dipengaruhi oleh zat terlarut yang tidak larut
dan ion-ion zat terlarut. Tetapan kesetimbangan larutan yang sukar larut tersebut
dinamakan sebagai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp).
Sifat Larutan
Sifat fisik yang tampak pada larutan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sifat Koligatif Larutan
Merupakan sifat larutan yang tergantung pada jumlah partikel zat terlarut
dalam suatu larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel zat pelarut. Sifat
koligatif setara dengan konsentrasi berbagai zat nonelektrolit dalam larutan tanpa
memperhatikan jenis atau sifat kimiawi dari konstituen.
Dalam menetapkan sifat koligatif larutan zat padat dalam cairan, zat padat
dianggap tidak menguap dan tekanan uap diatas larutan seluruhnya berasal dari
pelarut. Beberapa yang termasuk dalam sifat koligatif larutan adalah tekanan
osmosis, penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.
2. Sifat Aditif
Dalam larutan, sifat aditif merupakan sifat larutan yang bergantung pada
atom total dalam molekul atau pada jumlah sifat konstituen larutan. Contoh dari
sifat aditif larutan adalah berat molekul, yaitu jumlah massa atom. Massa
komponen dari suatu larutan termasuk dalam sifat aditif, massa total dari larutan
adalah jumlah masing-masing komponen larutan yaitu zat terlarut dan zat pelarut.
3. Sifat Konstitutif
Yaitu termasuk sifat larutan yang tergantung pada atom penyusun molekul
(pada jenis atom dan jumlah atom). Sifat konstitutif menunjukkan aturan senyawa
tunggal dan kelompok molekul dalam system. Terdapat beberapa sifat fisik yang
sebagian aditif dan konstitutif. Diantaranya adalah pembiasan cahaya, sifat listrik,
sifat permukaan dan antar permukaan yang termasuk ke dalam sebagian
konstitutif dan sebagian lainnya aditif.
16
4.3 Jenis Larutan
Larutan dapat digolongkan berdasarkan wujud pelarut,daya hantar listrik,tingkat
kejenuhan,zat terlarut,dan fase zat terlarut dan pelarutnya.
17
1. Larutan pekat ,larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibandingkan
solvent.
2. Larutan encer ,larutan yang mengandung relatif lebih sedikit solute dibandingkan
solvent.
D. Jenis-jenis arutan berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya.
1. Larutan gas dalam gas, contohya: udara.
2. Larutan gas dalam cairan,contohnya: air terkarbonisasi (CO 2 dalam air).
3. Larutan gas dalam padatan,contohnya: hidrogen dala logam (platina).
4. Larutan cairan dalam gas,contohnya: uap air di udara.
5. Larutan cairan dalam cairan,contohnya:Alkohol dalam air(bir).
6. Larutan cairan dalam padatan,contohnya:air dalam kayu,air dalam buah-buahan
7. Larutan padat dalam gas,contohnya:bau atau aroma.
8. Larutan padat dalam cairan,contohnya : air gula.
9. Larutan padat dalam padatan,contohnya :baja(campuran besi dan karbon).
E. Jenis-jenis larutan berdasarkan daya hantar listriknya.
1. Larutan elektrolitadalah jenis larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
2. Larutan non-elektrolitadalah kenis larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik.
Kelarutan suatu zat cair berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor kelarutan. Berikut beberapa faktor dari kelarutan.
1. Suhu
2. Tingkat suhu larutan mempengaruhi proses pelarutan zat terlarut. Pada suhu yang
lebih tinggi, zat terlarut akan mudah melarut dalam pelarut.
Hal tersebut terjadi karena partikel-partikel zat padat pada suhu yang lebih
tinggi akan bergerak lebih cepat, sehingga memungkinkan terjadinya tumbukan yang
lebih sering dan efektif.
18
3. Ukuran zat terlarut Semakin kecil butiran zat terlarut, maka semakin mudah larut
dalam pelarut. Kecilnya butiran zat terlarut menyebabkan luas permukaan zat tersebut
semakin luas dan tersebar dalam suatu larutan. Semakin luas permukaan zat, maka
semakin banyak partikel yang saling bertumbukan satu sama lain. Hal inilah yang
menyebabkan proses pelarutan berlangsung semakin cepat.
4. Volume pelarut Besarnya jumlah volume pelarut mempengaruhi proses pelarutan zat.
Hal ini karena semakin banyak partikel zat pelarut yang bereaksi dengan zat terlarut.
Semakin banyak volume pelarut yang digunakan, maka akan semkain cepat pula
proses pelarutan zat terlarut.
5. Kecepatan pengadukan
Proses pelarutan akan semakin cepat jika ditambahkan dengan faktor pengadukan.
Dengan mengaduk, maka partikel zat terlarut semakin bercampur dengan pelarut
sehingga reaksi pelarutan semakin cepat dibandingkan dengan pelarutan tanpa
pengadukan.
b. molalitas(m)
Bentuk lain untuk menyatakan konsentrasi dapat diungkapkan dengan
satuan molalitas, dilambangkan dengan huruf m. molalitas didefinisikan sebagai
19
jumlah mol zat terlarut dalam satu kilogram pelarut. Secara matematis dinyatakan
dengan persamaan berikut:
c. molaritas(M)
Molaritas adalah satuan konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol
zat terlarut per liter larutan, dilambangkan dengan huruf M. Secara matematis
dapat dituliskan dengan persamaan:
Jika pembilang dan penyebut pada persamaan diatas dibagi oleh bilangan
1000, nilai molaritas tidak berubah. Satuan mol/1000 adalah milimol(mmol), dan
satuan liter/1000 adalah mililiter(mL). Jadi, definisi molaritas lainnya adalah:
20
BAB V
PRINSIP EQUILIBRIUM DAN LE CHATELIER
Pernyataan ini kadang-kadang disebut hukum aksi massa. Jika reaktan dan produk reaksi
dilarutkan dalam pelarut seperti air, maka konsentrasi berada dalam kesetimbangan hubungan
adalah o r banyak dinyatakan dalam mol per liter. Metode mengekspresikan konsentrasi untuk
padatan, gas, dan pelarut.
21
BAB VI
KOEFISIEN AKTIVITAS DAN AKTIVITAS
Aktivitas (juga disebut fugasitas relatif) didefenisikan sebagai rasio fugasitasdalam tiap
keadaan tertentu terhadap fugasitas dalam beberapa keadaan standar pada temperatur
yang sama. Koefisien aktivitas mengukur penyimpangan suatu larutan dari perilaku ideal. Bila
larutan tersebut ideal, maka koefisen aktivitasnya sebesar satu.
Oleh karena itu, aktivitas atau konsentrasi efektif, daripada konsentrasi aktual, harus
digunakan dalam hubungan ekuilibrium untuk hasil yang akurat .
22
Keterangan:
Agar benar, konsentrasi spesies i perlu dilaporkan relatif terhadap status referensi untuk
spesies i sebagai berikut:
Dimana [і]0, adalah konsentrasi spesies i dalam keadaan referensi. Jadi, aktivitas (i)
sebenarnya tidak bersatuan. Status referensi untuk ion dan molekul yang terlarut dalam air
biasanya 1,0 M. Keadaan referensi untuk pelarut adalah pelarut murni dengan fraksi mol = 1.0.
Kondisi referensi untuk padatan adalah padatan murni dengan fraksi mol = 1.0. Kondisi referensi
untuk gas adalah gas murni (yaitu, tekanan 1 atm).
Jadi, dalam banyak kasus, [і]0 = 1.0. Sayangnya, koefisien aktivitas biasanya bukan
angka yang mudah untuk ditentukan dengan presisi. Meskipun kalkulasi numerik dari hubungan
kesetimbangan mungkin mengalami kesalahan jika konsentrasi aktual digunakan sebagai
pengganti aktivitas, kesalahan tersebut tidak terlalu besar untuk larutan encer berair. Juga,
tingkat presisi yang tinggi jarang diperlukan dalam perhitungan analitik kesetimbangan. Untuk
alasan ini, koefisien aktivitas akan umum dianggap kesatuan untuk keseimbangan perhitungan
dalam buku ini. Diskusi yang lebih rinci tentang subjek ini, bersama dengan metode untuk
memperkirakan koefisien aktivitas, diberikan di Sec. 4.3. Kembali kepada individu masing-
masing untuk memutuskan apakah akan menggunakan konsentrasi atau aktivitas dalam
hubungan ekuilibrium. Ini tentu saja akan tergantung pada sifat dan konsentrasi ion dan molekul
yang menyusun larutan yang diinginkan. Namun, konvensi tertentu untuk menyatakan
konsentrasi atau aktivitas pelarut, zat terlarut, padatan, dan gas perlu dipahami, terutama jika
nilai yang dipublikasikan untuk konstanta kesetimbangan akan digunakan.
Metode ekspresinya adalah sebagai berikut.
1. Untuk ion dan molekul dalam larutan:
23
Keterangan :
Dimana X, adalah fraksi mol spesies i (ditentukan dalam Sec. 2.10). Dalam larutan cair,
pelarutnya adalah air. Jadi, XH2O ≈ 1 (ini berarti bahwa [H2O] / [H2O]O = 1). Di sini,
γH2O = 1 untuk status referensi standar. Oleh karena itu, {H2O}=1.0. Namun dengan
konvensi, kami biasanya mengasumsikan bahwa {H2O}={H2O}=1.0. Jadi, air
ditinggalkan dari ekspresi konstanta kesetimbangan untuk larutan encer. Perlu dicatat
bahwa untuk air laut (mengandung banyak garam terlarut), γseawater ≈ 0.98, yang dapat
memiliki pengaruh signifikan pada kalkulasi kesetimbangan.
3. Untuk padatan murni atau cairan murni dalam kesetimbangan dengan larutan berair:
Seperti halnya air, konsentrasi atau aktivitas padatan murni atau cairan murni tidak perlu
dimasukkan dalam ekspresi konstanta kesetimbangan.
24
4. Untuk gas dalam kesetimbangan dengan larutan berair:
Dimana Pi, adalah tekanan parsial gas i di atmosfer (atau bar). Saat tekanan total berkurang, γgas
mendekati 1.0. Saat reaksi terjadi pada tekanan atmosfer, { i}≈ Pi . Udara sekitar 21 % oksigen,
jadi, PO2, = 0,21 atm = [O2]= [O2] .
Dengan gas, konsep fugacity, yang memiliki satuan tekanan parsial, juga digunakan. Morel dan
Hering " menggambarkan fugacity sebagai gas sebagai aktivitas ion dalam larutan. Yakni,
fugacity menjelaskan perilaku nonideal gas. Mackay telah menggambarkan bagaimana fugacity
dapat digunakan dalam teknik lingkungan dan sains. Schwarzenbach dkk. menggunakan fugacity
sebagai ukuran "kecenderungan melarikan diri" dari sebuah fase.
25
BAB VII
VARIASI DARI HUBUNGAN KESETIMBANGAN
Persamaan yang ada pada point (1) dan (2) adalah persamaan yang umum untuk dipakai
pada hubungan kesetimbangan pada kimia. Yang berguna untuk membatu memahami berbagai
cara dari substansi tertentu yang dapat didistribusikan kedalam larutan air dan metode
pengendaliannya.
{C}𝑐 {D}d
=𝐾 (1)
{A}𝑎 {B}b
ˠi = {𝑖}
{𝑖}
(2)
7.1 Ionisasi
Teori ionisasi berasal dari disertasi yang dikemukakan oleh Svante Arrhenius pada tahun
1887. Mengacu kepada teori Arrhenius, semua asam, basa dan garam terdisosiasi menjadi ion-
ion ketika ditempatkan pada larutan elektrolit. Ion-ion yang bergerak bebas pada larutan
elektorlit tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Dari teori inilah yang melandasi berbagai
observasi mengenai fenomena didalam larutan air.
Proton adalah partikel yang sangat kecil dan karena itu akan memiliki rasio muatan
terhadap volume yang sangat besar. Dan hasilnya ia akan menempel ke semua yang tidak
26
memiliki muatan positif besar. Pada larutan air proton dengan mudah menempel ke molekul air,
Sehingga persamaan berikut merupakan gambaran disosiasi air yang lebih tepat.
Ketika H3O+ disebut ion hydronium. Hydronium ion juga dapat bereaksi dengan air
untuk membantu makhluk hidup terhidrasi. Bahkan persamaan (2) bukanlah deskripsi yang
akurat lengkap untuk pemisahan air. Untuk tujuan tertentu, pemisahan sederhana ditunjukkan
oleh persamaan (1) dapat dianggap mengarah ke produk ion untuk air, yang dapat ditulis sebagai
berikut:
[H+ ][OH−]
= Kw
[H2O]
Namun, dengan konvensi H2O diambil sama dengan 1, sehingga produk ion untuk air
paling sederhana adalah :
Dalam memenuhi kesetimbangan ini, nilai numerik [H+] dan [OH-] mencakup semua ion
H+ dan OH- yang ada, terlepas dari apakah ion ini dihasilkan oleh air saja atau disumbangkan
oleh konstituen lain di dalam air.
Ion kompleks terdiri dari satu atau lebih ion sentral (biasanya logam) yang bekerja
dengan satu atau lebih ion atau molekul (disebut ligan) yang bertindak untuk
menstabilkan ion pusat dan simpan dalam larutan. Misalnya, jika Hg? T dan Cl ada di
setelah itu, mereka akan bergabung membentuk spesies Hg yang tidak terpisahkan tetapi
dapat larut di sini (aq) digunakan untuk menunjukkan bahwa spesies tersebut berada
27
dalam larutan.Khlorida bergabung dengan merkuri dalam proporsi lain untuk membentuk
berbagai kompleks. Equilibrium.
reaksi berikut:
Hg + + Cr-HgClt
HgCh + CI ~ HeCl;
HgCh, + Cr-HgCE
[HgCi]
(Hg J [CI]
[HgClicrj = K, = 10
[HgCiz-]
[Hgai, lcr]
- K, = 1007 = 9,33
Konvensi aal adalah menuliskan reaksi kompleks seperti yang ditunjukkan dalam
Egs. (2.f 37), sebagai pembentukan dan bukan sebagai reaksi disosiasi. Ekuilibrium hen
disebut formasi atau konstanta stabilitas. Subskrip di stabilinstant menunjukkan jumlah
ion klorida dalam bentuk kompleks
Molekul reseptor lainnya atau suhu ruangan dapat bekerja dengan reliabilitas
lainnya untuk membentuk kompleksitas dengan pembiayaan seperti perdagangan. Ada
banyak jenis senjata dan organik lainnya antara H, OH, CO? NH, F,CN, SOM, dan
sejumlah sistem senjata dan spesies organik lainnya. NH: Kompleksitas logam sering
terjadi. Sebagai contoh, satuAg (NH), [NH: 2N), [NH,] (AH: JINH), J = 8.7 X2 dengan
mudah hancurnya. Kompleks histonia dapat menghancurkan ketika kita menambahkan
28
sumber ion litium ke dalam Heathrow. Dalam hal ini, penghancuran terjadi oleh
terbentuknya NHT, sebuah sistem yang lebih stabil. Suhu Amonium (NH: di mana di
dalam posisi seimbang yang ditulis dalam arah pembentukan sebagai berikut. NHH +
1N+ 1NH (NHT) [NH, = 1 = 1.8 X 10 pada laju alir, dan inilah [NH] yang dilakukan
melalui pembuatan beton abu-abu. Meski tidak sepenuhnya benar-benar lengkap, kuku
ini dapat hancur sepenuhnya dengan merebus cairan untuk mengusir Armenia. Ini
menjadi dasar untuk memisahkan dan membuat keputusan nitrogen Armenia berdasarkan
Undang-Undang penyulingan suling.
Melakukan itu ke dalam Wattles sampai garam hancur atau dilarutkan. Harga
bahan yang biasa disebut sebagai bahan yang tidak dapat dipertukarkan begitu keras dan
cepat mencapai titik. Tingkat kepadatan klorida sangat kecil, yang mungkin ada
keseimbangan tingkat tinggi dan material kristal dalam senyawa sulfur lainnya. Reputasi
yang ada antara keputusan senyawa padat dan suhu volume dapat disesuaikan dengan
pertimbangan masukan keseimbangan dan dapat diperlakukan secara matematis seperti
keseimbangan pada suhu kamar. Sebagai contoh, dalam keadaan seimbang seperti Equad.
(A49, air garam) dipertimbangkan dan menggunakan tingkat kelezatan (Ag) [AgI), bukan
aktivitas. Oleh karena itu, Equad. [Ag]I = Kumpling air K disebut konstanta produk cair.
Untuk bahan yang lebih kompleks seperti fosfat, Case 2 + 3 (PO3) untuk buku teks
kimia. Equid = 3 + Cquipment + 3) adalah [C2 +1. Hadiah produk bergerigi khas yang
tertarik dengan kimia air seperti berikut.
29
7.6 Efek ion yang beragam
Adalah memungkinkan proses matematis keseimbangan dan memungkinkan prediksi
efek untuk menambahkan suhu umum pada larutan yang mengandung sedikit larutan yang
mengandung unsur terlarut. Pertimbangkan, misalnya, larutan gadolinium sulfat. [Ba2+] dan
[SO] semua akan sama dengan 1 X 10-5 M. Sekarang jika perlu menambahkan tingkat
30
konsentrasi Baxum ke sumber eksternal seperti bagasse, konsentrasi ion sulfat harus
berkurang dan jumlah KS yang terkumpul harus meningkat untuk mempertahankan KS (s).
Misalnya, perlu dijelaskan bahwa BCly dari 10 X 10 X 10 X 5 m/L telah ditambahkan ke
larutan yang disemprotkan oleh sulfat. Ini akan menyebabkan deportasi tambahan lagi.
Perubahan berikut adalah sebagai berikut.+ dan [SO] harus terjadi berikutnya: Beta-I = 10 x
10 = 5 x 10 + 5 x 10 + 3 + 10 + 10 + 10 + 3 Contoh ini berlaku untuk mencapai efek ion yang
sama yang mencapai tingkat air ion yang benar-benar diinginkan, dan juga digunakan dalam
analisis kualitatif dan kuantitatif. Sebagai contoh, apakah kekerasan (Ca?t dan Mg?t)
dihilangkan dengan menambahkan CO?Hilangkan KCO, S (s) dan OH-L, lalu berat Mg
(OH).
Selama pekerjaan kualitatif dan kuantitatif, dasar untuk rekayasa lingkungan dan ilmu
kimia untuk menjaga tingkat kepadatan suhu eksternal serendah mungkin. Efek berbagai
suhu dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan aktivitas pada produk yang mudah larut.
Penggunaan CICO: K, = (C?+MCO" = YCa = (CON2) kenaikan suhu yang tidak terkait
(CON2) mengurangi intensitas konsentrasi yang tidak terkait dengan suhu kamar (Coastal C
sesuai) dari C4.3?Volume koneksi gigi + dan CO; meningkat. Terkadang ion yang umum
juga disajikan dengan sangat baik untuk konsentrasi tertentu, namun jika digunakan pada
lahan pertanian yang tinggi, terlihat memiliki berbagai efek ion. Dalam kasus ini, itu adalah
penjelasan umum bahwa pembentukan ion kompleks sedang terjadi seperti yang dijelaskan
sebelumnya. Asam hidroklorida digunakan sebagai sistem berbasis iklim. Jika asam garam
ditambahkan terlalu banyak, kompleksitas Ketuhanan dibentuk. Menurut AgCI + CI → → →
(2,258). |ni |ni |ni melalui bukit melalui bukit, insinyur lingkungan bukit yang Sech Kies
berurusan dengan bahan yang ada di suatu lokasi.
31
BAB VIII
CARA MENGGERSER KESETIMBANGAN KIMIA
Menurut asas Le Chatelier, jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu
tindakan (aksi), sistem kesetimbangan akan mengalami perubahan (pergeseran) yang
cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut.
A+B⇌C
Jika ada usaha untuk menambah konsentrasi dari salah satu zat pada reaksi
setimbang, akan terdapat reaksi yang mengkonsumsi zat tambahan terrsebut.
Sebaliknya, jika ada usaha untuk mengurangi konsentrasi salah satu zat pada
reaksi setimbang, akan terdapat reaksi untuk menambah zat yang dikurangi
tersebut.
Sesuai dengan azas Le Chatelier, yaitu jika ada usaha untuk mengubah volume
sistem, maka akan ada reaksi ke arah jumlah mol zat yang lebih besar atau
jumlah mol yang lebih kecil. Usaha untuk menaikkan volume sistem sama
32
dengan memperkecil konsentrasi zat secara menyeluruh. Hal ini mengakibatkan
kesetimbangan bergeser ke jumlah mol terbesar. Sebaliknya jika ada usaha untuk
menurunkan volume sistem, hal itu sama dengan memperbesar konsentrasi zat
secara menyeluruh yang mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke jumlah mol
terkecil.
A+B⇌C
Sesuai dengan azas Le Chatelier, yaitu jika ada usaha untuk mengubah tekanan
sistem, maka ada reaksi ke arah jumlah mol gas yang lebih besar atau jumlah gas
yang lebih kecil. Jika usaha yang dilakukan adalah menaikkan tekanan sistem,
kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol terkecil. Sebaliknya, jika usaha
yang dilakukan adalah menurunkkan tekanan sistem, kesetimbangan akan
bergeser ke jumlah mol terbesar. Pengaruh tekanan berlawanan dengan pengaruh
volume:
33
Jika tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
yang jumlah molekulnya terbesar atau ke ruas yang jumlah angka
koefisiennya terbesar.
Jika jumlah angka koefisien ruas kiri dan ruas kanan sama maka
penambahan atau pengurangan tekanan tidak akan menggeser
kesetimbangan.
4. Suhu
Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume dapat mengubah posisi
kesetimbangan, tetapi tidak mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Hanya
perubahan suhu yang dapat mengubah konstanta kesetimbangan. Pada reaksi
kesetimbangan, terdapat reaksi endotermik (menyerap kalor) dan reaksi
eksotermik (melepas kalor). Jadi peningkatan suhu menghasilkan reaksi
endotermik dan penurunan suhu menghasilkan reaksi eksotermik. Perubahan
konsentrasi, tekanan atau volume akan menyebabkan pergeseran reaksi tetapi
tidak akan merubah nilai tetapan kesetimbangan. Hanya perubahan temperatur
yang dapat menyebabkan perubahan tetapan kesetimbangan.
Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan maka reaksi sistem menurunkan
suhu dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap
kalor (endoterm).
Jika suhu sistem kesetimbangan diturunkan maka reaksi sistem menaikkan
suhu dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang melepas
kalor (eksoterm).
5. Katalis
Katalis meningkatkan laju terjadinya reaksi. Katalis mempengaruhi laju
reaksi maju sama besar dengan reaksi balik. Jadi, keberadaan katalis tidak
mengubah konstanta kesetimbangan, dan tidak mengeser posisi sistem
kesetimbangan. Penambahan katalis pada campuran reaksi yang tidak berada
pada kesetimbangan akan mempercepat laju reaksi maju dan reaksi balik
sehingga campuran kesetimbangan tercapai lebih cepat. Campuran
kesetimbangan yang sama dapat diperoleh tanpa katalis, tetapi kita mungkin
harus menunggu lama agar kesetimbangan terjadi.
34
Katalis mempengaruhi laju reaksi ke kanan maupun kekiri dan
pengaruhnya sama. Keadaan setimbang tidak berubah (tidak dipengaruhi
katalis), tetapi hanya mempercepat tercapainya kesetimbangan.
Jawab :
Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke jumlah koefisien zat
yang kecil dan bila tekanan di perkecil maka reaksi kesetimbanangan bergeser ke
jumlah koefisien zat yang besar. Pada pilihan Diatas :
35
3. Dekomposisi NOCl dalam wadah tertutup 1 L berlangsung sebagai berikut.
a) bergeser ke kanan jika ke dalam wadah ditambahkan 1 mol NOCl dan 1 mol NO
b) tidak bergeser jika ke dalam wadah ditambahkan 2 mol NOCl dan 1 mol NO
c) tidak bergeser jika ke dalam wadah ditambahkan 1 mol NOCl dan 1 mol NO
d) bergeser ke kiri jika ke dalam wadah ditambahkan 1 mol NOCl dan 1 mol NO
e) bergeser ke kiri jika ke dalam wadah ditambahkan 2 mol NOCl dan 1 mol NO
jawab :
Pergeseran kesetimbangan reaksi akibat penambahan mol zat pereaksi maupun hasil
reaksi dapat dilihat dari perbandingan harga Kc dan Qc. Qc adalah harga tetapan
kesetimbangan setelah dilakukan perubahan terhadap komponen reaksi.
36
Jika Qc > Kc maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri (ke arah pereaksi).
Jika Qc < Kc maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan (ke arah produk).
Harga tetapan kesetimbangan dari reaksi tersebut dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
[NO]2 [Cl]2 22 ×2
Kc = = =2
[NOCl]2 22
Oleh karena harga Qc < Kc, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
37
BAB IX
PENUTUP
9.1 Kesimpulan
1. Logam memiliki sifat fisis dapat menghantarkan panas dan listrik sedangkan
nonlogam tidak dapat
2. Logam memiliki 1 sampai 3 elektron dalam kulit terluar dari atom – atomnya
sedangkan non logam memiliki 4 sampai 8 elektron dalam kulit terluar dari atom –
atomnya.
3. Penggunaan logam banyak di gunakan dalam bidang industri, pertanian, dan
kedokteran Contohnya, merkuri yang digunakan dalam proses klor alkali.
4. Belerang dalam penggunaan dalam non logam dapat di manfaat kan di berbagai
sektor, contohnya : pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak
bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, aki, industri kimia, bahan peledak,
pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan besi baja, bahan korek api, obat-
obatan dan lain-lain.
5. Volume molekul gas nyata tidak dapat diabaikan.
6. Terdapat gaya tarik menarik antara molekul-molekul gas terutama jika tekanan
diperbesar atau volume di perkecil.
7. Adanya interaksi atau gaya tarik menarik antar molekul gas nyata yang sangat kuat,
menyebabkan gerakan molekulnya tidak lurus, dan tekanan ke dinding menjadi kecil,
lebih kecil daripada gas ideal.
9.2 Saran
Dengan terbentuknya tugas makalah mata kuliah Lingkungan ini kami menyadari jika
masih ada kekurangan baik dalam penggunaan kalimat yang kurang efisien ataupun
penyusunan point point penting, untuk itu kami menghimbau bagi para pembaca untuk
memberikan kritik, saran, dan masukannya demi kesempurnaan makalah kami untuk
kedepannya.
38
Daftar pustaka
Clair Sawyer, Perry McCarty, Gene Parkin,2003. Chemistry for Environmental Engineering and
Science. ISBN. Mc Graw Hill.
http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/10/universitas%20negeri%20makassar-digilib-unm-editor-
475-6-m.sahib-h.pdf Diakses pada 21 september 12.30.
Anonimus2. 2019 . Yuk, Intip Contoh Soal Kesetimbangan Kimia biar SBMPTN Kimia Kamu
Lancar. Diakses pada https://www.quipper.com/id/blog/sbmptn/kimia-sbmptn/contoh-soal-
kesetimbangan-kimia/ . tanggal 18 September 2020 jam 18.00 WIB.
39