Anda di halaman 1dari 16

Teknik Pertambangan

TUGAS MAKALAH TEKNIK PELEDAKAN

DISUSUN OLEH :

Andika Randa Lembang (459046022)

Teknik Pertambangan
UNIVERSITAS BOSOWA

2022
Teknik Pertambangan

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan
selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

makassar, 8 September
2021

Penyusun

Andika Randa Lembang


Teknik Pertambangan

1. Teknik Peledakan

Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran, dimana


tujuannya adalah untuk melepaskan batuan dari batuan induknya agar
menjadi fragmen-fragmen yang berukuran lebih kecil sehingga
memudahkan dalam proses penanganan material selanjutnya dan menjadi
material yang sesuai untuk proses produksi. Dalam operasi peledakan di
pertambangan, didahului dengan pengeboran yang bertujuan untuk
membuat lubang tembak. Lubang tembak itu sendiri akan diisi dengan
bahan peledak yang terlebih dahulu diisi dengan material atau pasir yang
disebut dengan Sub-drilling, yang bertujuan untuk mencegah agar ledakan
tidak terjadi toes atau tonjolan di lantai tambang yang menyebabkan alat
berat sulit bergerak saat pemuatan dan pengangkutan hasil peledakan.
setelah diisi bahan peledak seperti TNT atau ANFO yang dilengkapi
dengan nonel, kemudian diisi dengan bahan penutup yang disebut
stemming yang berfungsi untuk menahan tekanan ke atas sehingga energi
yang dihasilkan bahan peledakan menyebar ke segala arah dan
menghancurkan batuan di sampingnya.

Tahapan kegiatan peledakan :

- Pembuatan lubang ledak


- Pengisian bahan peledak
- Perangkaian
- Peledakan
- Pemuatan
- Pengangkutan
Teknik Pertambangan

Perlengkapan peledakan adalah semua bahan atau alat-alat yang hanya


dapat digunakan untuk satu kali peledakan, antara lain :
- Detonator Biasa (Plain Detonator). ...
- Bahan Peledak. ...
- Detonator Nonel (In-Hole Delay). ...
- Sumbu Api (Safety Fuse). ...
- Sumbu Ledak (Detonating Cord). ...
- Booster (Pentolite Cast Booster).

1.2 Tujuan Pemboran dan peledakan

menghasilkan batuan lepas, yang dinyatakan dalam derajat fragmentasi


sesuai dengan tujuan yang akan capai. Hasil peledakan ini sangat
mempengaruhi produktivitas dan biaya operasi berikutnya. Fragmentasi
batuan dapat dikontrol dengan merubah pola pemboran atau mengatur
powder faktor atau menggunakan kombinasi kedua faktor tersebut.

1.3 Hal-Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Membuat


Rancangan

1. Kepekaan Lokasi

Kondisi lokasi di sekitar lokasi peledakan dalam hal prakiraan getaran

dan tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur terdekat

2. Fragmentasi yang diperlukan

3. Perpindahan tumpukan material hasil ledakan (muckpile)

Arah perpindahan tergantung pada jalur daya tahan paling kecil yang

dapat ditelusuri energi bahan peledak, dimana rancangan peledakan


Teknik Pertambangan

yang tepat (stemming yang baik, distribusi energi yang tepat, toe yang

kecil, dll); urutan delay dapat mengendalikan arah dan tingkat

perpindahan material hasil ledakan.

4. Pengendalian dinding

Interval delay yang terlalu singkat antara lubang dalam satu baris dan

antar baris dapat menyebabkan overbreak yang berlebihan.

5. Geologi

Batuan berlapis-lapis dengan kohesi terbatas dapat bergeser sehingga

menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan batuan besar yang

banyak retakannya dapat mengalirkan gas bahan peledak ke semua

arah sehingga meningkatkan potensi terjadinya cutoff. Batuan yang

lunak memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan

perpindahan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama antara


barisbaris untuk mengendalikan pecah yang berlebihan.

6. Kondisi air

Batuan jenuh (lubang peledakan yang terisi air) dapat meneruskan

tekanan air dari titik peledakan ke daerah-daerah di sekitarnya (water

hammer). Tekanan ini dapat menyebabkan decoupling isi bahan

peledak atau meningkatkan densitasnya sampai ke titik yang tidak

memungkinkan peledakan (deadpressed)

7. Bahan peledak yang digunakan

Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar (> 1,25 g/cc)
Teknik Pertambangan

yang menggunakan udara tersirkulasi untuk mengatur kepekaan,

mudah terkena dead pressing dari peledakan lubang peledakan yang

berdekatan.

8. Sederhana

Rancangan yang rumit akan memerlukan waktu tambahan untuk

menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian (dengan memeriksa

penyambungan pada konfigurasi delay)

9. Biaya

Dengan meningkatnya tingkat kerumitan rancangan, biaya biasanya

akan meningkat. Biaya ini harus dipertimbangkan berdasarkan biaya

i. modifikasi rancangan lain agar diperoleh efisiensi biaya.


1.4 Peralatan dan Perlengkapan Peledakan

1. Peralatan Peledakan, merupakan alat-alat pendukung kegiatan peledakan

yang hanya dapat digunakan satu kali pemakaian. Diantaranya seperti :

a. Detonator, merupakan penggalak atau pemicu awal berupa suatu

sumbu yang berintikan initiating explosive (biasanya

Pentaerythritol Tetranitrat) yang dimasukan dalam suatu

pembungkus plastik dan


Teknik Pertambangan

berbagai kombinasi tekstil, kawat halus dan plastik. Fungsi sumbu ledak

dalam peledakan ialah untuk merambatkan gelombang detonasi sampai

ke isian.

2. Pengertian bahan peledak

Bahan peledak merupakan suatu bahan kimia senyawa tunggal atau


campuran berbentuk padat, cair, gas atau campurannya yang apabila dikenai
suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu
reaksi kimia eksotermis sangat cepat yang hasil reaksinya sebagian atau
seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang
secara kimia lebih stabil.

2.2 Klasifikasi bahan peledak

Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi


bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir (J.J. Manon, 1978). Karena
pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas dibanding dari sumber
energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia lebih intensif
diperkenalkan. Pertimbangan pemakaiannya antara lain, harga relatif murah,
penanganan teknis lebih mudah, lebih banyak variasi waktu tunda (delay time)
dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih rendah. Oleh sebab itu modul ini
Teknik Pertambangan

hanya akan memaparkan bahan peledak kimia. Klasifikasi bahan peledak


menurut Mike Smith (1988) yaitu :

 Bahan peledak kuat contohnya TNT, Dinamite, Gelatine

Gambar TNT

 Agen Peledakan contohnya ANFO, Slurries, Emulsi, Hybrid ANFO,


Slurry mixtures

Gambar ANFO

 Bahan peledak khusus contohnya Seismik, Trimming, Permisible,


shaped Charges, Binary, LOX, Liquid.

 Pengganti bahan peledak contohnya Compressed air/gas, Expansion


agents, mechanical methods, waterjets, jet piercing

2.3 Sifat-sifat batuan


Teknik Pertambangan

Hal yg perlu diperhatikan dalam peledakan yaitu Sifat-sifat batuan yang


penting:

 Kekerasan: Tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi.

 Kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material


batuan.

 Abrasiveness: Parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor.


Abrasiveness tergantung pada komposisi batuan. Keausan mata bor
sebanding dengan komposisi batuan tersebut. Kandungan kuarsa dalam
batuan biasanya dianggap sebagai petunjuk yang dapat dipercaya
untuk mengukur keausan mata bor (drill bit).

 Tekstur: Struktur butiran dari batuan dan dapat diklasifikasikan


berdasarkan sifat-sifat porositas, looseness density dan ukuran butir.
Tekstur juga mempengaruhi kecepatan pemboran.

 Struktur: Rekahan, patahan, bidang perlapisan schistosity dan jenis


batuan, dip, strike.

 Breaking characteristic: menggambarkan sifat batuan apabila dipukul


dengan palu. Setiap jenis batuan mempunyai sifat khusus dan derajat
kerusakan yang berhubungan dengan dengan tekstur, komposisi mineral
dan strukturnya.

3. Kegiatan pemboran dan peledakan

Tujuan perencanaan pemboran dan peledakan pada batuan: menghasilkan


batuan lepas, yang dinyatakan dalam derajat fragmentasi sesuai dengan tujuan
yang akan capai. Hasil peledakan ini sangat mempengaruhi produktivitas dan
Teknik Pertambangan

biaya operasi berikutnya. Fragmentasi batuan dapat dikontrol dengan merubah


pola pemboran atau mengatur powder faktor atau menggunakan kombinasi
kedua faktor tersebut. Dalam kegiatan pemboran dan peledakan terdapat 2
ketahanan batuan

a) Rock Drillability yaitu Kecepatan penetrasi dari mata bor ke dalam


batuan. Rock drillability adalah fungsi dari beberapa sifat batuan,
seperti: komposisi mineral, tekstur, ukuran butiran, derajat pelapukan
dan lain sebagainya.
b) Rock Blastability yaitu Tahanan batuan terhadap peledakan dan ini
sangat dipengaruhi oleh keadaan batuan. Dalam batuan yang keras dan
padat peledakan dapat dikontrol dengan baik. Sedangkan dalam batuan
yang banyak celahnya sebagian energi dari bahan peledak hilang ke
dalam rekahan dan peledakan susah untuk dikontrol.

Sebelum sampai pada rancang bangun peledakan, banyak hal yang harus
diketahui terlebih dahulu, yaitu yang berkaitan dengan :
a. Parameter batuan.
b. Parameter bahan peledak.
c. Parameter pengisian.
d. Sasaran produksi.
e. Fragmentasi yang dikehendaki.
f. Kondisi lapangan (curah hujan, bangunan sekitar, kebisingan, dll).

Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila


perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan
yang diterapkan.
Perlengkapan peledakan (blasting supplies / blasting accessories) adalah
semua bahan atau kelengkapan yang dapat digunakan hanya untuk satu kali
peledakan saja. Contohnya adalah sumbu api, detonator, sumbu ledak, dan
sebagainya.
Teknik Pertambangan

4. Geometri Peledakan

Geometri peledakan adalah jarak lubang tembak yang di buat pada saat
sebuah area pertambangan akan di ledakkan. Geometri peledakan terdiri dari :
Teknik Pertambangan

1. Burden (B), adalah jarak dari lubang peledakan ke bidang bebas yang
terdekat. Penentuan burden tergantung pada densitas batuan, densitas
bahan peledak (bahan peledak yang digunakan), diameter bahan
peledak atau diameter lubang peledakan, dan fragmentasi yang 7
dibutuhkan. Peledakan dengan jumlah row (baris) yang banyak, true
burden tergantung penggunaan bentuk pola peledakan yang digunakan.
Bila peledakan digunakan delay detonator dari tiap-tiap baris delay
yang berdekatan akan menghasilkan free face yang baru.

2. Diameter lubang tembak( Æ ), Pemilihan diameter lubang ledak


tergantung pada tingkat produksi yang diinginkan. Pemilihan ukuran
lubang ledak secara tepat sangat penting untuk memperoleh hasil
fragmentasi secara maksimal dengan biaya rendah. Diameter lubang
ledak berpengaruh pada penentuan jarak burden dan jumlah bahan
peledak yang digunakan pada setiap lubangnya. Faktor – faktor yang
mempengaruhi penentuan diameter lubang ledak antara lain :
• Volume massa batuan yang akan dibongkar
• Tinggi jenjang dan konfigurasi isian
• Fragmentasi yang diinginkan
• Mesin bor yang tersedia (hubungannya dengan biaya pemboran)
• Kapasitas alat muat yang akan menangani material hasil peledakan

3. Tinggi jenjang (L), Tinggi jenjang Tinggi jenjang merupakan selisih


antara kedalaman lubang ledak dan subdrilling. Untuk mendapatkan
hasil yang optimal pada pemuatan material hasil peledakan.

4. Kedalaman lubang tembak (H), Kedalaman lubang ledak sangat


berpengaruh pada fragmentasi hasil peledakan, dimana semakin
dangkal kedalaman lubang ledak maka boulder yang dihasilkan
semakin besar.Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui
Teknik Pertambangan

kedalaman lubang ledak yangefektifdan menghasilkan fragmentasi yang


baik.

5. Subdrilling (J), Subdrilling merupakan jarak pemboran lubang


peledakan yang berada di bawah dasar teras (jenjang). Subdrilling perlu
untuk menghindari problem tonjolan (toe) pada lantai, karena dibagian
ini merupakan tempat yang paling sukar diledakkan. Dengan demikian
gelombang ledak yang ditimbulkan pada lantai dasar jenjang akan
bekerja secara maksimum. Peledakan dengan subdrilling memberikan
tegangan tarik yang cukup besar pada dasar jenjang, selain itu juga
mengurangi keterikatan dengan bagian lainnya yang menyebabkan
bagian dasar mudah hancur dan tidak terjadi tonjolan (toe). Secara
umum panjang subdrilling dapat ditentukan paling tidak 0,3 ~ 0,5 kali
panjang burden.
6. Stemming (T), adalah penempatan material isian (cutting pemboran)
diatas bahan peledak pada lubang peledakan untuk menahan energi,
mencegah terjadinya gelombang tekanan udara (air blast) dan batuan
melayang (flying rock) yang disebabkan tekanan gas-gas hasil ledakan.

7. Spacing (S), adalah jarak diantara lubang tembak dalam baris (row)
yang sama, tegak lurus terhadap burden, baik untuk nomor delay yang
sama maupun beda waktu delaynya. Distribusi energi optimum
diperoleh apabila jarak lubang sebanding dengan dimensi burden
dikalikan 1,15 dan polanya disusun dengan konfigurasi yang berselang-
seling. Jika spacing lebih kecil daripada burden, cenderung
mengakibatkan stemming injection yang lebih dini.

5. Pola Peledakan
Teknik Pertambangan

Pola peledakan dilakukan untuk mengefektifkan hasil


peledakan. Secara garis besar pola peledakan yang biasa digunakan
dalam pembongkaran adalah pola peledakan dengan arah lemparan
ke depan yang sejajar bidang bebas, dan pola peledakan dengan arah
lemparan ke arah pojok (Pola Corner Cut), pola peledakan yang
menyerupai bentuk kotak (Box Cut) yang dilakukan dengan cara
pengaturan nomor delay detonator dan system penembakan secara
beruntun (delay) dan secara serentak (simultan). Pola peledakan
disesuaikan dengan bentuk pola pemboran yang sudah ada, dan untuk
menghasilkan arah lemparan yang teratur dilakukan pengaturan nomor
delay detonator yang tepat. Pola pemboran zig-zag lebih sering
digunakan dimaksudkan agar dalam peledakan energy bahan peledakk
dapat di distribusikan secara optimum untuk mencapai fragmentasi
yang dikehendaki, akan tetapi hal ini di sesuaikan dengan kondisi
lapangan, kemampuan alat bor dalam pindah posisi, dan skill yang
dimiliki oleh operator alat
Teknik Pertambangan

6. Produktivitas Hasil Peledakan

a. Volume Peledakan ( V )
Volume peledakan merupakan banyaknya material batuan yang
terbongkar pada suatu satuan volume. Dapat dinyatakan sebagai
berikut :

V=BxSxL

Dimana :
V = Volume ( m3/ lubang )
B = Burden ( m )
S = Spacing ( m )
L = Tinggi Jenjang ( m )
b. Massa Ledakan ( W )

Massa ledakan suatu material merupakan perkalian antara


volume ledakan di kalikan dengan density batuan yang ada. Massa
ledakan material dapat di nyatakan dalam rumus matematis sebagai
berikut :

W = V x Db

Dimana :
W = Tonase Ledakan ( Ton / lubang)
V = Volume ( m3 / lubang)
Db = Density Batuan ( Ton/m3 )

c. Produksi Peledakan ( P )
Teknik Pertambangan

Produksi peledakan adalah jumlah material yang akan


terbongkar apabila di lakukan peledakan. Produksi batuan yang
terbongkar dapat di nyatakan dalam rumus sebagai berikut :

P = W x Eff/CT x 60 menit / jam x T

Dimana ;

P = Produksi ( Ton / unit alat )


W = Massa ledakan ( Ton / lubang )
Eff = Effisiensi kerja alat bor ( % )
CT = Cycle time ( menit )
T = Total Jam kerja ( jam )

Anda mungkin juga menyukai