PENDAHULUAN
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Sumber: HandayaniRiski,2015
Foto 2.1
Ukuran Fragmentasi Batuan
2
3
3
4
1. Geometri peledakan
Geometri peledakan merupakan suatu rancangan yang diterapkan pada
suatu peledakan yang meliputi burden, spasi, stemming, subdrilling,
powder charge, tinggi jenjang dan kedalaman lubang ledak.
Sumber: Anonim,2011
Gambar 2.1
Geometri Peledakan
2. Pola pemboran
Pola pemboran sejajar merupakan pola yang lebih mudah diterapkan
dilapangan, tetapi perolehan fragmentasi batuannya kurang seragam,
sedangkan pola pemboran selang-seling lebih sulit penanganannya di
lapangan namun fragmentasi batuannya lebih baik dan seragam, hal ini
disebabkan karena distribusi energi peledakan yang dihasilkan lebih
optimal bekerja dalam batuan.
3. Bahan peledak
Bahan peledak yang digunakan dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan.
Faktor rancangan yang tidak dapat dikendalikan sebagai berikut :
1. Struktur geologi batuan
Adanya ketidakmenerusan dalam sifat batuan akan mempengaruhi
perambatan gelombang energi dalam batuan. Jika perambatan energi
melalui bidang perlapisan, maka sebagian gelombang akan dipantulkan
dan sebagian lagi akan dibiaskan dan diteruskan, karena adanya
sebagian gelombang yang dipantulkan maka kekuatan energi peledakan
akan berkurang.
2. Karakteristik massa batuan
4
5
Secara umum batuan yang mempunyai densitas yang rendah dapat lebih
mudah dihancurkan dengan faktor energi yang lebih rendah, sedangkan
batuan yang mempunyai densitas yang lebih tinggi memerlukan energi
yang lebih tinggi untuk mendapatkan hasil fragmentasi yang memuaskan.
3. Kekuatan batuan
Kuat tekan dan kuat tarik merupakan parameter awal untuk menentukan
suatu proses peledakan. Semakin tinggi harga dari kuat tekan dan kuat
tarik dari batuan, maka batuan tersebut akan semakin susah untuk
dihancurkan.
4. Density batuan
Density batuan merupakan faktor yang mempengaruhi peledakan karena
batuan dengan berat jenis yang lebih tinggi biasanya memerlukan faktor
energi yang lebih tinggi untuk menghasilkan fragmentasi yang optimum
kecuali jika batuan tersebut dalam keadaan berlapis-lapis dan
bersambung dengan baik.
5
6
Dimana:
Xm = Ukuran rata-rata fragmentasi (cm0
A = Faktor batuan
Qe = Massa bahan peledak
PF = Powder Factor (kg/m3)
E = Relative Weight Stregth (RWS) bahan peledak
ANFO = 110
TNT = 115
Untuk menentukan faktor batuan dilakukan dengan perhitungan sebagai
berikut:
1. Nilai Blastibility Index (BI)
BI = 0,5 x (RMD + JPS + JPO + SGI + H).......................(7.3)
2. Nilai Rock Factor (RF)
RF = 0,12 x BI.............................................(7.4)
6
7
BAB III
KESIMPULAN
Dari praktikum tentang analisis fragmentasi hasil peledakan kali ini dapat
disimpulkan bahwa :
1. Fragmentasi merupakan suatu istilah yang digunakan untuk petunjuk
ukuran setiap bongkah batuan setelah peledakan. Penentukan ukuran
fragmentasi tergantung pada proses selanjutnya seperti membutuhkan
ukuran fragmentasi yang besar atau juga ukuran fragmentasi yang
berukuran kecil karena untuk memperudah ke proses selanjutnya.
2. Faktor yang mempengaruhi yaitu faktor rancangan yang dapat
dikendalikan dan faktor rancangan yang tidak dapat dikendalikan. Faktor
yang dpaat dikendalikan seperti pola pemboran, bahan peledak dan
geometri peledakan, sedangkan daktor yang tidak dapat dikendalikan
seperti struktur geologi batuan, density batuan dan karakteristik batuan.
3. Ukuran fragmentasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu
oversize yaitu ukuran-ukuran batuan yang relatif besar, fine yaitu ukuran
partikel yang suilt ditangani secara mekanis dan medium adalah ukuran
fragmentasi yang memiliki nilai ekonomis.
4.
7
8
DAFTAR PUSTAKA