Louis H. Lamma
Pendahuluan
Peledakan merupakan bagian penting dari siklus pertambangan. Hampir semua bentuk
pertambangan, batu dipecahkan oleh pengeboran dan peledakan. Teknologi peledakan
adalah proses patahan (fracturing) material dengan menggunakan sejumlah perhitungan
dari ledakan sehingga volume material pecah dapat ditentukan.
Pengertian
Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukan ukuran setiap bongkah dari batuan
hasil peledakan. Ukuran fragmentasi tergantung pada proses selanjutnya.
Adapun ketentuan umum tentang hubungan fragmentasi dengan lubang ledak yaitu :
- Ukuran lubang ledak yang besar akan menghasilkan bongkahan fragmentasi maka
dikurangi dengan menggunakan bahan peledak yang lebih kuat.
- Penambahan bahan peledak akan menambah kekuatan untuk menghancurkan batuan.
- Batuan dengan intensitas tinggi dan jumlah bahan peledak sedikit dikombinasikan dengan
jarak spasi pendek akan menghasilkan fragmentasi kecil.
Mekanisme Fragmentasi
Terdapat beberapa hal penting dalam mekanisme fragmentasi batuan, antara lain sebagai
berikut:
Gelombang tekan dan tekanan gas berperan penting dalam fragmentasi akibat peledakan.
Pembentukan rekahan radial pada dinding lubang ledak merupakan pengkondisian awal
akibat gelombang tekan.
Pengembangan gas dari detonator bahan peledak menekan rekahan radial untuk terus
berekspansi
Dalam kondisi tegang rekahan yang ada terus berkembang
Faktor yang mempengaruhi Fragmentasi
X = A . Q1/6
Dimana:
` X = Rata-rata ukuran fragmentasi (cm)
A = Faktor batuan (1: Lunak, 7: Agak Lunak, 10: Keras, 13: Keras, sedikit rekahan)
Vo = Volume batuan (m3)
Q = Jumlah bahan peledak (kg)
Kemiringan lubang ledak
Kemiringan lubang ledak secara teoritis ada dua, yaitu lubang ledak
tegak dan lubang ledak miring. Rancangan peledakan yang
menerapkan lubang ledak tegak, maka gelombang tekan yang
dipantulkan oleh bidang bebas lebih sempit, sehingga kehilangan
gelombang tekan akan cukup besar pada lantai jenjang bagian
bawah, hal ini dapat menyebabkan timbulnya tonjolan pada lantai
jenjang.
Sedangkan pada peledakan dengan lubang ledak miring akan
membentuk bidang bebas yang lebih luas, sehingga akan
mempermudah proses pecahnya batuan dan kehilangan gelombang
tekan pada lantai jenjang menjadi lebih kecil.
Pola pemboran
Pola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan
pemboran dengan menempatkan lubang-lubang bor secara
sistematis. Berdasarkan letak lubang bor maka pola
pemboran pada umumnya dibedakan menjadi dua macam,
yaitu pola pemboran sejajar (paralel pattern) dan pola
pemboran selang-seling (staggered pattern). Pola pemboran
sejajar adalah pola dengan penempatan lubang bor yang
saling sejajar pada setiap kolomnya, sedangkan pola
pemboran selang-seling adalah pola dengan penempatan
lubang bor secara selang-seling pada setiap kolomnya.
2. Cunningham (1987) memodifikasi persamaan diatas untuk bahan peledak ANFO menjadi:
Xm = A (PF)-0.8 . Qe1/6
Aktual
Xm = A (PF)-0.8 . Qe 1/6 ()19/30 Metode B S J T PC LD V W Tonase PF
Xm = 10 (0.28)-0.8 . 34.921/6 ()19/30 Aktual 3 3.5 0 3 9 3.88 126 34.98 321.3 0.27
RL.
Xm = 56.30 cm Ash
2.01 2.65 0.52 1.40 11.12 3.89 63.97 43.25 161.15 0.68
CJ.
R.L. Ash Konya
2 2.54 0.4 1.4 11 3.88 60.96 42.68 155.45 0.70