TINJAUAN UMUM
pemerintah dengan luas area milik PT. Trubaindo Coal Mining sesuai perizinan
perusahaan tambang batubara dengan metode Open Pit Mining yang terletak di
Provinsi Kalimantan Timur lokasi Muara Bunyut dan lokasi Adong yang mulai
PT. Trubaindo Coal Mining melakukan kerja sama dengan PT. Mitra Alam
Persada (PT. MAP), PT. PAMA, PT. Borneo Alam Semesta (PT. BAS) dan
PT. Riung Mitra Lestari (PT.RML), selaku kontraktor yang bekerja untuk
2.2.1 Lokasi
PT. Trubaindo Coal Mining menempati areal seluas ± 329 ha untuk jalan
angkut batubara, jembatan, dan lokasi pelabuhan beserta seluruh fasilitasnya yang
5
6
terbang.
perjalanan.
Dari kantor PT. Trubaindo Coal Mining menuju lokasi penelitian yakni pit
curah hujan digambarkan dalam curah hujan tahunan selama 7 tahun terakhir serta
curah hujan bulanan (Gambar 2.3), curah hujan rata-rata per tahun pada tahun
2007 – 20013 adalah 234,24 mm/tahun dengan jumlah curah hujan rerata harian
9
tertinggi terjadi pada bulan April tahun 2007 yaitu 837.2 mm dan curah hujan
rerata harian terendah terjadi pada bulan Sepetember tahun 2012 yaitu 34 mm.
Grafik Curah Hujan PT. Trubaindo Coal Mining Tahun 2007 - 2013
850
800
750
700
Cra h H uja n (m m )
650
600
550
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sept Okt Nov Des
2007 427.4 382.8 254.8 837.2 466 153 455.9 277.2 198.2 256.6 274.37 218.45
2008 138 241 240.7 276.34 162.6 215.4 287.2 148.6 158.8 297 550.4 311.2
2009 267.2 152 408.1 298.8 180.6 80.8 168.8 64.9 40.6 177.8 238.2 200.5
2010 373.5 122.1 360.4 528.1 361.8 99.2 191.6 88.8 144.2 395.2 196.7 100.4
2011 310.71 219.48 219.32 189.70 261.36 106.00 82.00 81.25 94.46 178.30 241.52 197.50
2012 445.98 251 327.5 218 272.2 126.5 114 83 34 86.5 97.3 159.5
2013 300.2 233.5 326 247.79 297.54 57.3 229.12 137.77 122.5 139.28 542.63 175.97
tumbuhan yang beranekaragam. Jens flora yang umum ditemukan sebelum adanya
kegiatan penambangan adalah sengon, johar, akacia, laban, melina, karet, meranti,
singkai, kedaung, durian, mangga dan lain-lain. Pada lokasi-lokasi tertentu yang
10
terganggu.
terganggu sebagai akibat aktifitas penambangan agar dapat berfungsi dan berdaya
Adapun jenis flora yang akan ditanam usai kegiatan penambangan adalah
jenis tanaman yang cepat tumbuh dan jenis tanaman multiguna dan umumnya
dilakukannya kegiatan panambangan. Jenis flora tersebut lihat pada tabel 2.1 :
penambangan. Keempat kelompok fauna tersebut seperti terlihat pada tabel 2.2.
No Nama
3. Kelelawar (Myotis sp)
4. Babi Hutan (Sus Barbatus)
5. Babon (Papio Anubis)
6. Lutung (Resbitys frontata)
7. Rusa (Cervus)
Kelompok Reptil (Mamalia)
1. Biawak Belang Kalimantan (Varanus borneensis)
2. Biawak Abu – abu (Varanus nebulosus)
3. Ular Cobra (Ophiophagus hannah)
4. Ular Hijau (Trimeresurus albbolabris)
5. Ular Cincin (Boiga dendrophila )
6. Beruang Madu (Helarctos malayanus)
Sumber : Dept. Reclamation and
Revegetation, 2013
2.4 Geologi Daerah Penelitian
pada muara sungai yang dapat terjadi di pantai maupun di danau dimana
Cekungan Kutai diawali dengan pola sendimentasi Transgresi laut dari timur-
cekungan kutai dimulai pada cekungan kutai pada kala Oligosen akhir yang
kompresi barat laut – tenggara, hasil dari subduksi di Laut Cina Selatan. Akibat
stabilitas gaya berat pada lereng yang miring kearah timur di cekungan bagian
tengah, sehingga, cekungan bagian barat tetap stabil akibat ketidakstabilan dan
antiklinorium Samarinda. Saat terjadinya pelengseran kearah timur ini terjadi daya
tahan gravitasi pada saat naik melawan kedudukan batuan dasar dari cekungan
Akibat gerak dari lengseran kearah timur, maka tampak intensitas dan
itu besar kemiringan batuan kearah timur cekungan Kutai semakin berkurang.
Struktur utama pada area konsesi PT. Trubaindo Coal Mining didominasi
oleh lipatan yang berhubungan dengan sesar geser utama. Dua sinklin utama
memisahkan formasi pembawa batubara ke dalam dua area utama yaitu North
sepanjang sayap sinklin dengan dip 15o-20o. Deposit batubara tersebar sepanjang
Berada di sinklin Perak yang meloncat dari arah utara ke selatan batas
konsesi PT. Trubaindo Coal Mining dengan PT. Bharinto Ekatama. Sinklin Perak
Northeast-Southwest.
Seam batubara berada di puncak sinklin dan pada kedua sayapnya. Di area
puncak sinklin, yaitu Dayak Besar sayap sinklin bagian selatan memiliki dip yang
lebih rendah dibandingkan dengan sayap sinklin bagian utara. Sayap sinklin
selatan meliputi area Nage yang meluas dari arah Dayak Besar, kemudian
Sayap sinklin selatan memiliki kecuraman dengan sudut dip yang ekstrim
dari seam batubara (50o-75o). Sudut dip dari South Block Area sangat landai, yaitu
8o-10o, pada bagian dekat puncak sinklin kemudian secara perlahan-lahan menjadi
dip yang lebih curam ke kedua sayap sinklin, 25o-30o kecuraman dip ditunjukkan
dasarnya terdiri dari berbagai material seperti batu pasir dengan sisipan batu
lempung, serpih, batu gamping, batu lanau, shale, serta cadangan batubara yang
bernilai ekonomis.
16
1) Alluvial
Ciri litologi yang ada yaitu pasir lumpur, kerikil, dan kerakal. Lapisan ini
Ciri litologi batu pasir kuarsa dengan sisipan lempung, serpih, batulanau
dan lignit.
Singkapan sangat jarang karena tertutup oleh soil, formasi ini diendapkan
3) Formasi Balikpapan
Ciri litologi batupasir kuarsa dan batu lempung dengan sisipan batu lanau,
serpih dan batubara. Pada batuan batupasir kuarsa ini berkembang sikuen
menghalus keatas dari batu pasir konglomeratan, batu pasir halus berubah menjadi
dari formasi lainnya karena perlapisannya sangat bagus dan relatif lebih resisten
17
5) Formasi Bebuluh
6) Formasi Pamaluan
batubara, batugamping dan batulanau. Diendapkan pada kala Miosen Awal hingga
yang luas, menempati daerah topografi rendah. Dari litologi penyusun Formasi
Pamaluan terlihat bahwa bagian bawah Formasi ini dalam lingkungan delta plain
LINGKUNGAN
UMUR FORMASI LITOLOGI
PENGENDAPAN
Materia-material
HOLOSEN
KUARTER lepas yang
ALUVIUM terdiri dari krikil DARAT
PLISTOSEN pasir,
dan lumpur
Batupasir kuarsa
dengan sisipan
PLIOSEN DELTA-LAUT DANGKAL
KAMPUNG lempung, serpih ,
BARU lanau dan lignit
AKHIR
PULAU
BALANG
TERSIER
MIOSEN
LAUT DANGKAL
yang relatif landai, serta perbukitan besar. Ketinggian topografi daerahnya relatif
bervariasi yang berkisar antara 15 - 120 m di atas permukaan air laut. Di daerah
2.5 Geomorfologi
Meratus sampai Samarinda dengan arah sumbu selatan – barat daya hingga utara –
timur laut (Van Bemmelen, 1949). Dibagian selatan dibatasi oleh laut Jawa dan di
utara oleh pegunungan Mangkaliat. Mandala ini dibagi dalam dua satuan, yaitu :
Dari barat ke timur cekungan Kutai dibagi menjadi tiga zona geomorfologi
pengaruh erosi. Dengan tingkat kemiringan lahan yang tinggi, ditambah kondisi
permukaan tanah yang terbuka dan lapisan permukaan adalah lapisan bahan
induk, dimana persen porositas jauh lebih kecil bisa dibandingkan dengan solum
21
tanah, apabila datang hujan lebat maka akan terjadi erosi limpasan permukaan
dan terletak disepanjang sungai Muara Lawa yang membelah daerah penelitian
di bagian barat daerah penelitian dan kemiringan lereng yang landai. Dan satuan
morfologi perbukitan agak curam meliputi 30% menempati bagian timur daerah
pohon- pohon berukuran besar dengan diameter > 20 cm yang tidak mungkin
untuk di robohkan, maka terlebih dahulu perlu dipotong menggunakan chain saw,
pada daerah tersebut kemudian dilakukan pengupasan tanah pucuk (top soil
removal). Tanah pucuk (top soil) merupakan bagian atas dari lapisan tanah, yang
mengandung materi organik (humus), berwarna coklat tua hingga coklat muda.
agar tidak rusak sehingga masih mempunyai unsur tanah yang masih asli,
sehingga tanah pucuk ini dapat digunakan dan ditanami kembali untuk kegiatan
pengupasan tanah pucuk maka top soil diangkut ke tempat penampungan top soil
sehingga perlu untuk menyingkapkan batubara. Hal ini dapat dilakukan dengan
2 kegiatan, yaitu :
a. Bila material tanah penutup merupakan material lunak (soft rock) maka
penggalian.
24
4. Pemuatan Overburden
5. Pengangkutan Overburden
Untuk mengangkut overburden dari pit ke waste dump atau disposal
digunakan alat angkut dump truck Komatsu tipe HD 465 dengan kapasitas 22
6. Penimbunan Overburden
a. Coal Cleaning
Batubara yang sudah tersingkap namun masih terdapat sisa tanah penutup
menggunakan unit Excavator dengan bucket yang dilengkapi dengan Cutting edge
(bukan teeth) atau flat bucket, dimana ujung cutting edge melingkupi seluruh
permukaan bucket (rata dan tidak ada yang terbelah). Tujuan pembersihan adalah
b. Coal Getting
kegiatan pengambilan data survey untuk roof dari batubara. Kemudian batubara
27
menggunakan ripper pada Dozer. Setelah clean coal terambil, dilakukan kegiatan
pengambilan data survey untuk floor batubara. Fungsi dari pengambilan data
roof. Dirty coal ini akan dimuat dan dibawa ketempat yang terpisah yaitu dirty
coal stock yang nantinya akan diproses lebih lanjut seperti di washing plant atau
dicuci agar material tanah atau batuan yang terbawa dapat dibersihkan, sehingga
1) Multiflo (MF) 420 dengan kapasitas 1000 sampai 1300 m³/jam, dan pump
impeller max 1800 rpm. PT. Trubaindo Coal Mining memiliki alat ini
sump pit 4500 blok 1 pada PT. Mitra Alam Lestari (MAP).
29
2) Multiflo (MF) 390 dengan kapasitas 700 – 1000 m³/jam, dan pump
impeller 1120 rpm. PT. Trubaindo Coal Mining memiliki alat ini
sebanyak 1 unit.
3) Multiflo (MF) 385 dengan kapasitas 500 - 700 m³/jam, dan pump impeller
1800 rpm. PT. Trubaindo Coal Mining memiliki alat ini sebanyak 2 unit.
30
4) Multiflo (MF) 290 dengan kapasitas 250 m³/jam, dan pump impeller 1800
rpm. PT. Trubaindo Coal Mining memiliki alat ini sebanyak 2 unit.