Anda di halaman 1dari 82

TEKNOLOGI PRODUKSI SATWA

Kuliah Ke-12
Potensi Satwa Liar Untuk
Dibudidayakan
5 Desember 2016
Burhanuddin Masy’ud
Fakultas Peternakan IPB
Bogor
Learning Objectives
Membahas kekayaan satwaliar nusantara,
nilai manfaat satwa liar, aneka potensi
manfaat satwa liar dan beberapa
model/bentuk pengembangan
pemanfaatan satwa liar serta potensi
budidaya/penangkaran satwa liar
Learning Outcomes

Mahasiwa memiliki kemampuan


pengetahuan tentang khasanah kekayaan
satwa liar Indonesia, nilai manfaat satwa liar,
aneka potensi dan prospek manfaat satwa
liar bagi kehidupan manusia, dan beberapa
bentuk/model pengembangan pemanfaatan
satwa liar serta potensi
budidaya/penangkaran satwa liar
Cakupan Materi Kuliah
1. Tinjauan Kekayaan Satwa Liar Nusantara
2. Gambaran Nilai Manfaat Satwa Liar
3. Aneka Potensi & Prospek Manfaat Satwa Liar:
a. Sumber Protein Hewani
b. Obat
c. Hewan Hias & Hobies
d. Obyek Daya Tarik Wisata/Rekreasi – Satwa Peraga
e. Industri Kerajinan
4. Beberapa Model/Bentuk Pengembangan
Pemanfaatan Satwa Liar dan Potensi
Budidaya/Penangkarannya
1. Tinjauan Kekayaan Satwa Liar
Nusantara
• Jumlah Jenis satwa di dunia dan Indonesia
serta jumlah dilindungi
Kelompok Jlh Jenis di Jlh Jenis di Dilindungi di
Fauna Dunia Indonesia Indonesia
Mamalia 5 000 519 95
Burung 9 000 1 500 372
Reptilia 7 000 2 000 28
Amphibia 2 000 1 000 Sedikit
Pieces (Ikan) 40 000 8 500 sedikit
Negara-Negara “Sepuluh Besar” di dunia yang memiliki
jumlah spesies satwaliar terbesar
(McNeely et al. 1990; Primack et al. 1998)
Urutan Mamalia Burung Ampibia Reptilia Kupu-kupu
Swallow file
1. Indonesia (515) Kolombia (1721) Brasilia (516) Meksiko Indonesia (121)
(717)
2. Meksiko (449) Peru (1701) Kolombia (407) Australia Cina (99-104)
(686)
3. Brasilia (428) Brasilia (1.622) Ekuador (358) Indonesia India (77)
(600)
4. Zaire (409) Indonesia (1519) Meksiko (282) Brasilia (467) Brasilia (74)

5. Cina (394) Ekuador (1447) Indonesia (270) India (453) Myanmar (68)
6. Peru (361) Venezuela Cina (265) Kolombia Ekuador (64)
(1.275) (383)
7. Kolombia (359) Bolivia (1.250) Peru (251) Ekuador Kolombia (59)
(345)
8. India (350) India (1.200) Zaire (216) Peru (297) Peru (58)
9. Uganda (311) Malaysia (1200) AS (205) Malaysia Malaysia (55)
(294)
10. Tanzania (310) Cina (1195) Venezuela & Thailand & Meksoko (52)
Australia (197) PNG (282)
Kekayaan spesies satwaliar menurut Kelompok
Wilayah Pulau di Indonesia
(Kantor Meneg. KLH, 1992, dari Mackinnon and MacKinnon, 1986: BAPPENAS, 1991)

Kelompok Jumlah Spesies


No PulauTerpilih Burung Mamalia Reptilia
1. Sumatera 465 194 217
2. Jawa 362 133 173
3. Kalimantan 420 210 254
4. Sulawesi 289 114 117
5. Nusa Tenggara 242 41 77
6. Maluku 210 69 98
7. Irian Jaya (Papua) 602 125 223
Keaslian (Endemisitas) spesies fauna (satwaliar) menurut
Wilayah Pulau di Indonesia
(Kantor Meneg. KLH, 1992)

Grup Pulau Persen spesies Asli


No (Endemik)
Burung Mamalia Reptilia
1. Sumatera 2 10 11
2. Jawa 7 12 8
3. Kalimantan 6 48 24
4. Sulawesi 32 60 26
5. Nusa Tenggara 30 12 22
6. Maluku 33 17 18
7. Irian Jaya 52 58 35
(Papua)
2. Gambaran Nilai Manfaat Satwa Liar
a) Nilai Manfaat Satwaliar :
➢ Nilai Manfaat Biologis : energi, pangan, obat
➢ Nilai Manfaat Ekologis: komponen ekosistem,
stabilitas ekosistem, penyebar biji (seed
dispersal)
➢ Nilai Manfaat Keindahan : Obyek Daya Tarik
Wisata/rekreasi ( satwa peraga); hobies &
kesenangan (pet – satwa peliharaan)
➢ Nilai Manfaat Rohaniah & Iptek
➢ Nilai Manfaat Ekonomi : Komoditas Ekonomi
dan Industri
2.2. Gambaran Nilai Perdagangan Satwa Liar
a. Jenis Satwa → beragam
➢ Burung : beranekaragam burung : berkicau, hias
➢ Reptilia: aneka jenis ular, buaya,
➢ Serangga: kupu-kupu
➢ Mamalia: primata, rusa, trenggiling, banteng, dll

b. Bagian yang dimanfaat → beragam


➢ Daging Kulit
➢ Rangga Velvet (Ranga muda)
➢ Daging Tanduk
➢ Obat-obatan Souviner
Perkembangan penerimaan devisa negara dari perdagangan
Satwa Liar (dalam US$) (Dit KKH 2015 dlm Santosa 2016)
No Spesies 2010 2011 2012 2013 2014
A MAMALIA
1 Mamalia 182.580 1.104.378 808.677 751.668 1.856.100
2 Mamalia (tangkar) 2.473.200 2.159.492 1.336.290 2.168.220 1.941.560
3 Primata 8.400.000 8.241.000 900.000 2.460.000 -
4 Tanduk Rusa 82.470.000 68.850.000 88.785.000 77.421.000 125.700.000
B REPTIL
1 Reptil Hidup 76.567.305 75.070.675 44.478.215 68.829.197 130.392.745
2 Retil Hidup (HT) 26.038.005 48.291.435 42.622.705 60.938.040 81.625.155
3 Kulit Reptil 43.055.482 41.711.000 47.567.829 49.835.304 875.085.570
4 Kulit Buaya 35.118.000 47.172.000 65.368.000 44.056.940 216.590.500
5 Daging Buaya (HT) 14.001.000 15.000.000 18.855.000 23.121.000 30.580.000
6 Daging Reptil (HT) 57.005.700 92.485.500 64.288.350 115.311.510 392.951.400
7 Empedu Ular - 180.000 1.200.000 921.000 494.000
8 Labi-labi - - 36.914.640 - -
Perkembangan penerimaan devisa negara dari
perdagangan Satwa Liar (dalam US$)
(Dit KKH 2015 dlm Santosa 2016)
No Spesies 2010 2011 2012 2013 2014
C BURUNG
1 Burung - N-App - 993.000 - - 24.000
2 Burung -App 248.700 631.200 1.418.400 8.335.800 7.073.180
D ARTHROPODA
1 Kupu-kupu (HT) 15.500.460 15.635.610 10.631.910 11.163.210 11.086.825
2 Insekta lain 771.300 - - 1.717.320 21.600

➢ Kontribusi terhadap devisa negara : 2,9 – 4, 5 milyar US


$/tahun; masih lbh kecil dibanding USA & Kanada : 4-10
milyar US$/tahun
➢ Kontribusi dari sekitar 37 jenis satwa (darat dan air), masih
banyak jenis satwa yg belum dikembangkan manfaatnya
Gambaran Harga Perdagangan
Satwa Liar
• Burung : puluhan ribu, Ratusan Ribu sampai puluhan
juta:
• Jalak bali : sepasang : Rp 10 juta-Rp 15 juta
• Kakatua : sepasang puluhan juta Rp
• Cucak rawa : ratusan ribu - jutaan rupiah
• Rusa timorensis : Rp 15-20 juta/ekor; daging rusa
mencapai 4-5 x harga daging sapi.
• Trenggiling Rp. 300.000-Rp500.00/kg
(Rp.900.000-1.500.000/ekor → tahun 2012/2013
• Cicak Rp.144/ekor
3. Aneka Potensi & Prospek Manfaat
Satwa Liar
Jenis Satwa Potensial sebagai
Sumber Protein Hewani
➢ Mengacu pada jenis satwa yg banyak diburu
masyarakat untuk konsumsi; ukuran tubuh relatif
besar, persentase karkas relatif tinggi
➢ Diantara jenis-jenis satwa (Mamalia, Burung, Reptil):
➢ Babi hutan, Monyet ekor panjang , Oranguta,
Biawak, Rusa, Landak, Trenggiling, Anoa, Kambing
Gunung, Babirusa, Kuskus kerdil, Banteng, Kerbau
liar, Kuda liar, Kancil, Kijang.
➢ Aneka jenis burung
➢ Ular, buaya, biawak
Pemanfaatan Keanekaragaman Jenis Reptil
sebagai Makanan di DKI Jakarta (Arisnagara 2009)

No Jenis Reptil Jenis Makanan


1. Ular kobra Sate, sop, abon, daging goreng,
daging goreng tepung
2. Ular sanca daging goreng, daging goreng
tepung
3 Biawak Sate, sop, abon, daging goreng,
4 Buaya Sate, daging goreng, daging goreng
tepung
5 Tokek Sate
6 Kadal Sate
7 Bulus sate
Jenis Satwa, Bagian yang Digunakan, Kandungan
Bioaktif, Manfaat Pengobatan & Cara Pengolahan
(Nugroho et al. (1994)
Jenis Satwa Bgn yang Kandungan Manfaat Cara
digunakan Zat Pengobatan Pengolahan
(Bioaktif) &
pemanfaatan
-Kotoran Vitamin A ●Cacingan pada >Dibersihkan,
Bajing dipanas dg api kecil
(feses) (0.0399%), anak, step pada
Terbang anak; ambien, dan ditaburi cuka
(Trogopterus (Cina:Wu urea, asam atau arak lalu
Ling Zhe). uric kencing manis,
xanthipes) digoreng sampai
gigutan ular,
(banyak) agak kering, lalu
menghentikan dijemur sampai
pendarahan, kering
mensturasi - Direbus dan
terlalu banyak. dimunum airnya
(5-12 gram); Obat
luar dibuat bubuk
dan ditaburkan pada
bagian yang sakit.
Jenis Satwa Bgn yang Kandunga Manfaat Cara
digunakan n Zat Pengobatan & Pengolahan
(Bioaktif) Pemanfaata
●Bengkak, abses,
Trenggiling ●Sisik
(Cina: ? ●Digoreng dg
tumor, rematik.
Manis Juan San ●Menormalkan kerja
pasir,
pentadactyla, Jia) syaraf;Melancarkan direndam dlm
mensturasi & ASI
Manis cuka lalu
●Menyembuhkan
javanicus telinga bernanah, dibilas dg air
ambien berdarah, dan dijemur.
hernia, sakit buah
●Kemudian
zakar.
●Obat Luar: ditumbuk jadi
bubuk/tepung dan serbuk
ditaburkan pada bgn
yang sakit.
halus/tepung
●Obat Dalam
Diminum, 6-12 gram
direbus air/campur
obat lain

Sisiknya diolah menjadi obat: penyakit jantung, stroke, paru-paru,


campuran obat kuat; bahan baku kosmetik, campuran shabu-shabu. Harga
sisik di pasar lokal sekitar Rp 500.000-Rp 550.000/kg, di China mencapai 400
dolar AS (Rp 4 juta).
Jenis Satwa Bgn yang Kandungan Zat Manfaat Pengobatan & Cara
digunakan (Bioaktif) Pemanfaata Pengolahan
Landak (Erinaccus ●Duri atau Kulit Duri Landak: ●Pemakaian obat luar dan •= Dijemur kering
europacus) Keratin diminum (dosis 7.5-12 gram atau dipanggang
direbus airnya diminum atau sampai kering dan
Kulit Landak: dicampur bahan lain, lbh baik dg dibuatkan
Kolagen, protein arak). bubuk/tepun
lesitin, lemak ●Menyembuhkan ambien, •=Dibersihkan,
disentri, radang prostat, batu dipotong
ginjal, polip hidung, mimisan & kecil-kecildan
gigitan anjing gila digoreng sampai
berwarna kuning,
dinginkan.
Bufagin – racun
Bangkong/ Katak ●Diminum (1-4 gram serbuk
●Kulitkelenjar angkong, ada belasan
halus)
Bufo-bufo paratiroid (16) jenis: Bangkong
●Sebagai bahan campuran
gargarsimos (belakang Bufodienolide, ramuan lain. dibunuh, jeroan
Cantor telinga) & Cinobufatalin,
●Farmakologi: dikeluarkan,
Telocinobufagin, direntang &
Cairannya ●Penguat jantung
Gamabufotolin (gama
Bufogenin), Bufo ●Pernapasan & tekanan darah dijemur(kering)
Seluruh bagian talinin, Desacetyl ●Anestesi lokal –pembiusan Lalu digoreng
tubuh cinobufagin,Resibufa permukaan dalam wajan
gin, dll ●Anti infeksi, anti tumor, anti berisi pasir (agak
radiasi hangus),
●Efek pd susunan syaraf pusat dibersihkan dan
Obat Tradisional: dibuatkan serbuk
●Bengkak, benjol, koreng, sakit halus.
gigi, tumor ganas
Satwa & Bagian yang Digunakan sebagai Obat
oleh Masyarakat sekitar TN Gunung Halimun

Satwa Bagian yang Penyakit/Gejalah


Digunakan
Babi Hutan (Sus Daging, direbus dan Menurunkan panas
scrofa) dimakan
Monyet ekor panjang Daging & gajih, Menurunkan panas
(Macaca fassicularis) direbus, dimakan
Kadal Seluruh bagian tubuh, Penyakit kulit, eksim
dibakar dan dan gatal.
ditempelkan
Kalajengking (Butus Seluruh bagian, direbus Disentri, cacingan, sakit
martensi Kirsch) dan dimakan perut.
Ular sanca (Pyton Empedu, dimasak dan Kejang Perut
molurus bevittalus) dimakan
Bagian Organ Rusa sebagai Obat
• Penyakit / Manfaat :
• Bagian yang
1. Mengembalikan vitalitas
digunakan
1. Daging
2. Menghentikan
2. Velvet
pendarahan vagina
3. Fetus 3. Epilepsi
4. Ekor 4. Memperkuat stamina
5. Penis + Testis 5. Impotensi/Infertilitas
6. Darah 6. Anemia
7. Plasenta 7. Vertigo
8. Rangga 8. Mimpi Basah
9. Tulang
10. Otak
• Komposisi rangga rusa adalah
– air 12,91 persen,
– bahan larut air 12 persen,
– bahan larut ethyl 1,16 persen,
– zat organik 60,44 persen,
– bahan larut alkohol 2,31 persen,
– bahan abu (Ca, P, Mg) 26,65 persen.
• Fungsinya dalam pengobatan tradasional :
– menghangatkan tubuh,
– memperkuat tubuh,
– menambah darah,
– meningkatkan daya pikir,
– memperkuat tulang, otot, dan kandungan,
– menghilangkan rasa capai,
– meredakan sakit kepala, gangguan pendengaran dan kencing batu

– Rangga dikonsumsi setelah direbus, diblender, lalu dibuat bubuk. Dosis sehari
bubuk rangga rusa 1-3 gram.
– Bubuk rangga rusa kering dapat duperoleh di Klinik Utomo Chinese Medical
center, Jakarta. Harga satu gram Rp 5000,00 - Rp. 10.000,00
• Tanduk rusa meningkatkan serum eritrosit, hemoglobin,
leukosit, dan retikolosit, serta percepatan peremajaan sel
melalui kandungan ectosaponin.
• Tanduk rusa untuk meningkatkan potensi seksual, mengobati
penderita ketidakmampuan seksual dg memberi efek
androgonik dan gonadotropik,
Pengaruh ekstrak velvet rusa Cervus elaphus terhadap berat dari kelenjar
prostat, vesica seminalis dan keelnjar adrenalin tikus berumur 28 hari (Berat
organ ditunjukkan sebagai mg/100 gr BB) (Kong & But 1985 dalam Fennessy
& Drew Edt. 1985)
Kontrol (n=10) Perlakuan (n=10)
Eksp. Prostat Vesica Adrenal Prostat Vesica Adrenal
seminalis Seminalis
1 51.1 + 14.8 21.1 + 4.49 24.5 + 2.73 68.5 + 8.76** 24.5 + 5.03 24.3 + 2.96
2 46.2 + 9.54 26.0 + 3.89 20.4 + 2.86 62.9 + 11.5** 25.5 + 4.21 23.4 + 3.21
3 7.85 + 1.77 9.10 + 1.19 24.7+ 2.57 8.24 + 1.99 8.53 + 1.32 24.6 + 2.60
(dikastrasi)
4 55.9 + 11.4 27.4 + 6.27 23.2 + 2.54 65.2 + 11.0* 30.9 + 11.2 20.0 + 2.41
Komposisi & Kandungan Mineral pada Velvet dari Beberapa
Spesies Rusa di Dunia (Semiadi 1998)
Komposisi Rusa Merah Rusa Rusia Rusa Cina Rusa Cina

Abu (%) 34 35.5 35.7 34.1


Lemak 2.50 1.48 2.46 1.39

Nitrogen(N) 8.40 9.0 8.80 9.2

Calsium (Ca) 12.1 12.9 13.00 11.9

Phosfor (P) 5.80 6.30 6.32 5.87

Sulfur (S) 0.43 0.36 0.36 0.41

Magnesium 0.25 0.25 0.27 0.25


(Mg)
Natrium(Na) 0.83 0.69 2.28 0,75

Kalium (K) 0.42 0.33 0.32 0.35


Lanjutan: Konposisi Kimia Rangga Rusa
Komposisi Rusa Rusa Rusa Cina Rusa Cina
Merah Rusia
Mangan (mg/kg 3.4 2.5 2.63 3.0
BK)
Zinc (mg/Kg BK) 69 66 67.3 61.3

Copper (mg/kg BK) 5.3 4.0 3.73 4.26

Ferum (mg/Kg BK) 315 366 186 317

Selenium (Mg/Kg 0.81 0.15 0.11 0.21


BK)

Komposisi Kimia Rangga: Ca 25 %, P 19%, Bahan


Organik 39%, Air 8 %
Seekor rusa timor jantan menghasilkan 0,5-1 kg velvet
antler/thn (Drajat 2002).
Perbandingan Komposisi air susu rusa timorensis
dg sapi & domba (Drajat 2002)
Komposisi Rusa Domba Sapi
Bahan Kering (%) 21-27 19,3 12,7
Lemak (%) 8,5-13,1 7,4 3,7
Protein (%) 6,8-8,1 5,5 3,3
Laktose (%) 4,4 4,8 4,8

Kandungan Bahan obat pada rangga muda rusa : Insulin Like growth factor
(IGF-1), Epidemal Growth Factor (EGF), Glycosaminoglycan (GAGs),
Vitamin A dan E, asam uronat, dan asam sialat. Dapat berfungsi sebagai
antioksidan baru.
Kandungan mineralnya : kalsium (Ca), Fosfor (P), sodium (Na), Magnesium
(Mg), mangan (Mn), selenium (Se), dan zat besi (Fe), mengandung 8 jenis
asam amino esensial dan 15 asam amino bebas non esensial (Kawtikwar
2010).
Perbandingan kandung zat kimia pada ular kobra dan
biawak dengan ternak (Arisnagara 2009)
N0 Jenis Protein Lemak Kalsium Fosfor
Satwa/Hewan (%) (%) (%) (%)

1 Ular kobra 18,45 0,2 0,4 0,03

2 Biawak 16,65 0,14 0,46 0,02

3 Sapi 18,8 14 11 170

4 Kambing 16,6 9,2 11 124

5 Ayam 18,2 25 14 200


Peranan/Fungsi Satwa liar di dalam
Suatu Ekosistem Hutan

• Beka
ntan
Manfaat Satwa: sandang
dan kesehatan...
Contoh beberapa jenis satwa yang diperdagangkan &
pemanfaatannya sebagai makanan & obat
Pemanfaatan satwa: hewan peliharaan (pets),
obat & makanan, obyek wisata/rekreasi
Aneka produk satwa sebagai Obat dari
berbagai jenis satwa
Pemanfaatan ular sebagai makanan & Obat:
(a) minuman darah ular dicampur dengan
empedu, sumsum ular dan ramuan ginseng; (b) sate ular.
Ular Weling Ular Cincin Emas Ular Welang

(a) (b)
Bentuk Produk Ular yang dimanfaatkan sebagai
Makanan & Obat

Abon Ular Kapsul Ular

Tankur Ular

Darah Ular utk obat


Jenis Obat yang dibuat dari
Ular Kobra

Empedu UlarKobra Minyak Ular Kobra Salep Ular Kobra


Sate buaya

Minyak Buaya

Tangkur Buaya
Dompet dari kulit buaya, dan Gigi
Buaya utk gantungan kunci, hiasan

Kerupuk Buaya Matang

Kerupuk Buaya Mentah


Pemanfaatan rangga rusa sebagai
obat kuat (vitalitas) --viagra
Manfaat Satwa Liar sebagai bahan
baku industri kerajinan
MEDIA PENDIDIKAN
KONSERVASI
Penangkaran Rusa sebagai wahana
rekreasi
Menjelajahi Kehidupan RUSA

Pemanfaatan Rusa
& penangkaran rusa
sebagai obyek
rekreasi keluarga
Pemanfaatan kupu-kupu
sebagai produk souvener
Pemanfaatan aneka satwa liar sebagai obat &
makanan (protein), hobies, dll melalui perburuan liar
(illegal hunting) -→ Budidaya/Penangkaran ???
4. Model/Bentuk Pengembangan
Pemanfaatan Satwa Liar dan Potensi
& Prospek
Budidaya/Penangkarannya

Model Strategi Konservasi Biodiversitas –
Penangkaran/Budidaya Satwa Liar
Species Endangered
Field Survey
Conservation Strategies

Ex Situ Conservation In Situ Conservation

Penyimpanan: KB, Taman Safari, Dana untuk Konservasi Perlindungan,


Sperma, Telur, Penangkaran, Taman Manajemen,
Jaringan, biji, dll Satwa, Taman Burung,
Monitoring
dll
Koleksi Populasi dari Alam
Membangun Program (Wild) Viable
Breeding Reestablish populasi di alam Population
(Wild)

Dana utk memelihara Membangun Produk Baru Dana utk melindungi


program breeding – Budidaya/Tangkar dan mengelola spesies
di alam

Memanfaatkan &
Menjual Produk baru
2. Model – Metode Pemanfaatan
Satwaliar
• 3 Metode potensial pemanfaatan satwaliar
secara lestari (Wiersum 1973):

1. Cropping of wild free-ranging population for meat,


trading in skins, trophies and other animals
products → pemanenan populasi liar
2. Cropping of wild but fenced in population →
pemanenan populasi satwa yang dipagar
3. Domestication of chosen species → domestikasi
spesies terpilih
Model – Metode Pemanfaatan
Satwaliar
• 3 Metode potensial pemanfaatan satwaliar
secara lestari (Wiersum 1973):

1. Cropping of wild free-ranging population for meat,


trading in skins, trophies and other animals
products → pemanenan populasi liar
2. Cropping of wild but fenced in population →
pemanenan populasi satwa yang dipagar
3. Domestication of chosen species → domestikasi
spesies terpilih
1) Cropping of wild free-ranging population for meat,
trading in skins, trophies and other animals products
→ pemanenan populasi liar
2) Cropping of wild but fenced in
population → pemanenan populasi
satwa yang dipagar
3) Domestication of
chosen species →
domestikasi spesies
terpilih →
“penangkaran”
Motif Pengembangan Program Breeding Satwa di
Eksitu - Penangkaran
(Frankel & Soule 1981. Conservation & Evolution)
1. Memproduksi satwa untuk tujuan pendidikan dan
pameran (wisata)
2. Memproduksi satwa utk percobaan dan penelitian
baik utk keperluan komersial maupun utk
pengembangan iptek
3. Pengembangan jenis2 hewan domestik baru
dan/atau memperbaiki kondisi hewan ternak yang
ada -- budidaya
4. Pembiakan spesies terancam punah utk keperluan
release (pelepasliaran) ke habitat alamnya utk
menunjang kelestarian spesies (in situ conservation
supporting system = in situ – ex situ link
conservation)
Bentuk Penangkaran /Budidaya
Satwa Liar
(Permenhut No P.19/2005 tentang Penangkaran TSL)

1. Pengembangbiakan satwa (Breeding):


a. Dalam lingkungan terkontrol (Captive Breeding)
b. Pengembangan populasi berbasis alam (Wild based
population management)
2. Pembesaran satwa (Rearing):
a. Telur dari habitat alam yg ditetaskan dlm lingkungan
terkontrol
b. Dari anakan yg diambil dari alam (Ranching/rearing)
Ditinjau dari pola pemanfaatan komersial
satwaliar – khusus herbivora, dibedakan
menjadi 4:
1. Game Farming
2. Game Ranching
3. Game Culling
4. Game Refuge
Bentuk Pemanfaat Komersial SL
1. Game Culling:
– Pemanenan (pemanfaatan) terkontrol sl di habitat alami
(TN atau SM atau kawasan hutan lainnya) utk menjaga
ekses dari keberadaan SL
– pemanenan hanya dilakukan jika daya dukung
habitatnya sudah terlampaui.
– Tujuan :
• Utama: memelihara atau merestorasi keseimbangan biologis
ekosistem (kawasan)
• Kedua: Menghasilkan daging dan produk lain dari sl
2. Game Ranching:
- Bentuk alternatif pengelolaan pemanfaatan sl
di suatu areal (hutan atau padang rumput)
yang tidak cocok utk ranch ternak sapi
- Tujuan :
- Utama utk menghasilkan daging dan produk satwa
lainnya
- Kedua: dapat dimanfaatkan untuk wisata
3. Game Farming:
- bentuk pengelolaan pemanfaatan satwaliar secara
intensif (=peternakan) sebagai suatu unit bisnis
dengan maksud untuk domestikasi satwaliar
(budidaya)
- Tujuan:
- Utama menghasilkan daging dan
produk-produk satwa lainnya (susu, wol dan
kepentingan militer) – tujuan bisnis/komersial.
4. Game Refuge :
- bentuk pengelolaan pemanfaatan satwaliar secara alami
dalam suatu areal tertutup untuk perburuan dengan tujuan
menciptakan suatu kondisi dimana populasi akan menjadi
berlebihan lalu sebagian merembes keluar dan mengisi daerah
sekitar yang akan menjadi satwa target buru (dipanen);
Dikelola sebagai kesatuan unit kebun buru/areal buru/taman
buru.
- Game refuge dapat berfungsi untuk mempertahankan atau
mensuply breeding stock bagi daerah sekitarnya serta sebagai
tempat istirahat.
Game Refuge:

Areal manajemen:
breeding, habitat
→ populasi Kegiatan
meningkat buru
melampaui DD

Areal
rembesan
(refuge)
populasi
PENGEMBANGAN POPULASI BERBASIS
ALAM – Island Management Model

Merupakan pengembangan populasi


dan/atau habitat suatu jenis satwa liar
tertentu di habitat alam atau habitat
buatan untuk mendapatkan produksi
anakan yang dapat dipanen secara
berkelanjutan
Syarat :
1. Kajian ilmiah tentang dampak ekologis terhadap
ekosistem;
2. Ekosistem pulaunya tidak alami dan tidak
berpenduduk.

Cara Pelaksanaan:
1. Pengelolaan habitat: jenis dilindungi & tidak dilindungi
(kecuali jenis yang dimaksud Pasal 34 PP No. 8 Thn 1999
& jenis App I CITES)
2. Transplantasi : jenis tidak dilindungi, mis. : koral
3. Pengembangbiakkan koloni satwa liar di pulau: jenis
dilindungi dan tidak dilindungi, mis: Kera/Monyet di P.
Tinjil
4. Pengembangbiakkan semi terkontrol : hanya untuk jenis
tidak dilindungi
Potensi & Prospek Budidaya/
Penangkaran Satwa Liar
Pengertian Penangkaran :
1) pembiakan, proses, membiakan (Kamus Besar BI,
1989)
2) Kegiatan pembesaran (rearing) & pembiakan
(breeding) (Kamus Kehutanan, 1989).
3) Usaha perbanyakan lewat pembiakan & pembesaran
(PP No. 8/1999).
Istilah sepadan dg Penangkaran Satwa Liar:
a) Wildlife Captive Breeding, Animal Breeding, Deer
Farming, Crocodyle Farming, dll
b) Istilah lain sepadan terkait dg bentuk
pemanfaatan mamalia: Game Farming, G. Ranching,
G. Culling, G. Refuge
Permenhut No P.19/Menhut-II/2005 ttg
Penangkaran Tumbuhan & Satwa Liar
• Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui
pengembangbiakan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar
dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya (Pasal 1
(1) Permenhut No P.19/Menhut-II/2005 ttg Penangkaran TSL)
• Pengembangbiakan satwa adalah kegiatan penangkaran
berupa perbanyakan individu melalui cara reproduksi kawin
(sexual) maupun tidak kawin (asexual) dalam lingkungan
buatan dan atau semi lam serta terkontrol dengan tetap
mempertahankan kemurnian jenisnya (Pasal 1 (2) Permenhut
P.19/2005)
• Pembesaran satwa adalah kegiatan penangkaran yang
dilakukan dengan pemeliharaan dan pembesaran anakan atau
penetasan telur satwa liar dari alam dengan tetap
mempertahankan kemurnian jenisnya (Pasal (4) Permenhut
P.19/2005)
Kategori Sistem Penangkaran
• Ditentukan berdasarkan tingkat campur tangan
penangkar atas aneka pemenuhan kebutuhan satwa
(Kandang/habitat; Pakan/Nutrisi;
Reproduksi/Breeding; Perawatan Kesehatan (&
Penyakit); dan Pemanfaatan & Pengolahan
Hasil Penangkaran), maka sistem penangaran
dibedakan menjadi:
1. Intensif
2. Ekstensif
3. Semi Intensif
1. Penangkaran Intensif: semua kebutuhan hidup,
reproduksi & breedig satwa diatur, pemanfaatan hasil
(panenan) direncanakan & ditetapkan
2. Penangkaran Ekstensif: pengamanan (kandang, pagar),
kebutuhan pakan alami melalui pengelolaan habitat
(padang rumput), kontrol kesehatan;
breeding/reproduksi alami dan/atau diatur sex rasio;
pemanenan hasil diatur
3. Penangkaran Semi Intensif: diatur tempat hidup
(dipagar), kebutuhan pakan sebagian dikontrol
sebagian alami melalui pengelolaan habitat; kesehatan
dikontrol, reproduksi/breeding alami tapi terkontrol
(pengaturan sex rasio, atau sedikit intervensi
teknologi); pemanfaatan hasil diatur.
Pertimbangan Prioritas Pemilihan Jenis Satwa
Liar untuk Penangkaran/Budidaya
1. Untuk memenuhi tujuan manfaat Sosekbud:
a) Kepentingan pemenuhan makanan & obat : jenis satwa
yang potensial sebagai sumber protein hewani (pengahasil
daging, telur, susu) dan obat.
b) Kepentingan industri : jenis satwa sebagai penghasil
barang industri (kulit, obat, rangga, tulang, dll)
c) Kepentingan budaya : jenis satwa yang memiliki potensi
estetika, hobies/kesenangan : warna, suara, morfologi
d) Kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan &
teknologi: satwa percobaan/satwa model
2. Untuk memenuhi tujuan Pelestarian Jenis :
a) Satwa langka, endemik & terancam punah
b) Satwa yang menjadi prioritas menurut kebijakan nasional
(pemerintah) dan/atau konvensi internasional
Manfaat Penangkaran SL
1. Media pengawetan dan cadangan plasma nutfah satwa.
2. Sarana pendidikan masyarakat.
3. Media penelitian dan pengembangan ipteks umumnya, maupun
pengganti populasi liar untuk riset biologi populasi dan
sosio-biologi.
4. Sebagai back up terhadap jenis di alam (in situ)
5. Sumber bahan release (restocking, reintroduksi) untuk
menunjang peningkatan populasi in situ.
6. Sarana dan/atau obyek rekreasi.
7. Penghasil daging dan aneka produk satwa lainnya untuk
memenuhi kebutuhan manusia, baik sebagai makanan dan obat
(daging, telur, darah, empedu, dll) maupun bahan baku industri
(kulit, rangga, tulang, dll), kesenangan
Kandang individu rusa
untuk sistem intensif

Kandang penangkaran
rusa di halaman Istana
Bogor untuk sistem
semi intensif
Penangkaran Sistem Semi Intensif
Respon perilaku seksual
rusa timor pasca
pemberian sanrego di
kandang penangkaran
Penangkaran Burung Sistem Intensif

Kandang Penyapihan (anakan)


Kandang Pembesaran

Kandang Pra-Peliaran

Kandang Pembiakan
PENANGKARAN BUAYA Semi-Intensif
Penangkaran Reptil Sistem Intensif
Budidaya/Penangkaran Kupu-kupu Semi
Intensif
Kandang Pembiakan

Kandang Pembiakan

Isolasi telur kupu-kupu Kebun Pakan


Kandang Kupu-kupu Sistem Intensif
Potensi & Prospek Penangkaran
Satwa Liar
• Potensi tinggi dan prospektif → pertumbuhan
populasi manusia
• Meningkatnya permintaan aneka kebutuhan hidup
manusia : makanan, obat, rekreasi & hobies, barang
industri kerajinan, dll
• Nilai ekonomi tinggi → harga jual-beli satwa mahal.
• Secara teknis → tidak masalah
• Secara legal → dibenarkan, terutama utk jenis
dilindungi
Penangkaran burung jalak bali (Leucopsar
rotschildii) → sukses breeding
Penangkaran/Budidaya
Rusa
Penangkaran Trenggiling – Skala Riset
Penangkaran Buaya (Crocodylus sp) _ Skala Usaha
Industri

Kandang
Kandang pemeliharaan anak Kandang
Breeding usia dini pasca pembesaran
penetas telur

Produk industri Pengolahan Buaya siap panen


penangkaran buaya produk (usia 3-4 th
• Terima kasih
Terima Kasih
Selamat Mencoba !!!!

Anda mungkin juga menyukai