Kuliah Ke-12
Potensi Satwa Liar Untuk
Dibudidayakan
5 Desember 2016
Burhanuddin Masy’ud
Fakultas Peternakan IPB
Bogor
Learning Objectives
Membahas kekayaan satwaliar nusantara,
nilai manfaat satwa liar, aneka potensi
manfaat satwa liar dan beberapa
model/bentuk pengembangan
pemanfaatan satwa liar serta potensi
budidaya/penangkaran satwa liar
Learning Outcomes
5. Cina (394) Ekuador (1447) Indonesia (270) India (453) Myanmar (68)
6. Peru (361) Venezuela Cina (265) Kolombia Ekuador (64)
(1.275) (383)
7. Kolombia (359) Bolivia (1.250) Peru (251) Ekuador Kolombia (59)
(345)
8. India (350) India (1.200) Zaire (216) Peru (297) Peru (58)
9. Uganda (311) Malaysia (1200) AS (205) Malaysia Malaysia (55)
(294)
10. Tanzania (310) Cina (1195) Venezuela & Thailand & Meksoko (52)
Australia (197) PNG (282)
Kekayaan spesies satwaliar menurut Kelompok
Wilayah Pulau di Indonesia
(Kantor Meneg. KLH, 1992, dari Mackinnon and MacKinnon, 1986: BAPPENAS, 1991)
– Rangga dikonsumsi setelah direbus, diblender, lalu dibuat bubuk. Dosis sehari
bubuk rangga rusa 1-3 gram.
– Bubuk rangga rusa kering dapat duperoleh di Klinik Utomo Chinese Medical
center, Jakarta. Harga satu gram Rp 5000,00 - Rp. 10.000,00
• Tanduk rusa meningkatkan serum eritrosit, hemoglobin,
leukosit, dan retikolosit, serta percepatan peremajaan sel
melalui kandungan ectosaponin.
• Tanduk rusa untuk meningkatkan potensi seksual, mengobati
penderita ketidakmampuan seksual dg memberi efek
androgonik dan gonadotropik,
Pengaruh ekstrak velvet rusa Cervus elaphus terhadap berat dari kelenjar
prostat, vesica seminalis dan keelnjar adrenalin tikus berumur 28 hari (Berat
organ ditunjukkan sebagai mg/100 gr BB) (Kong & But 1985 dalam Fennessy
& Drew Edt. 1985)
Kontrol (n=10) Perlakuan (n=10)
Eksp. Prostat Vesica Adrenal Prostat Vesica Adrenal
seminalis Seminalis
1 51.1 + 14.8 21.1 + 4.49 24.5 + 2.73 68.5 + 8.76** 24.5 + 5.03 24.3 + 2.96
2 46.2 + 9.54 26.0 + 3.89 20.4 + 2.86 62.9 + 11.5** 25.5 + 4.21 23.4 + 3.21
3 7.85 + 1.77 9.10 + 1.19 24.7+ 2.57 8.24 + 1.99 8.53 + 1.32 24.6 + 2.60
(dikastrasi)
4 55.9 + 11.4 27.4 + 6.27 23.2 + 2.54 65.2 + 11.0* 30.9 + 11.2 20.0 + 2.41
Komposisi & Kandungan Mineral pada Velvet dari Beberapa
Spesies Rusa di Dunia (Semiadi 1998)
Komposisi Rusa Merah Rusa Rusia Rusa Cina Rusa Cina
Kandungan Bahan obat pada rangga muda rusa : Insulin Like growth factor
(IGF-1), Epidemal Growth Factor (EGF), Glycosaminoglycan (GAGs),
Vitamin A dan E, asam uronat, dan asam sialat. Dapat berfungsi sebagai
antioksidan baru.
Kandungan mineralnya : kalsium (Ca), Fosfor (P), sodium (Na), Magnesium
(Mg), mangan (Mn), selenium (Se), dan zat besi (Fe), mengandung 8 jenis
asam amino esensial dan 15 asam amino bebas non esensial (Kawtikwar
2010).
Perbandingan kandung zat kimia pada ular kobra dan
biawak dengan ternak (Arisnagara 2009)
N0 Jenis Protein Lemak Kalsium Fosfor
Satwa/Hewan (%) (%) (%) (%)
• Beka
ntan
Manfaat Satwa: sandang
dan kesehatan...
Contoh beberapa jenis satwa yang diperdagangkan &
pemanfaatannya sebagai makanan & obat
Pemanfaatan satwa: hewan peliharaan (pets),
obat & makanan, obyek wisata/rekreasi
Aneka produk satwa sebagai Obat dari
berbagai jenis satwa
Pemanfaatan ular sebagai makanan & Obat:
(a) minuman darah ular dicampur dengan
empedu, sumsum ular dan ramuan ginseng; (b) sate ular.
Ular Weling Ular Cincin Emas Ular Welang
(a) (b)
Bentuk Produk Ular yang dimanfaatkan sebagai
Makanan & Obat
Tankur Ular
Minyak Buaya
Tangkur Buaya
Dompet dari kulit buaya, dan Gigi
Buaya utk gantungan kunci, hiasan
Pemanfaatan Rusa
& penangkaran rusa
sebagai obyek
rekreasi keluarga
Pemanfaatan kupu-kupu
sebagai produk souvener
Pemanfaatan aneka satwa liar sebagai obat &
makanan (protein), hobies, dll melalui perburuan liar
(illegal hunting) -→ Budidaya/Penangkaran ???
4. Model/Bentuk Pengembangan
Pemanfaatan Satwa Liar dan Potensi
& Prospek
Budidaya/Penangkarannya
•
Model Strategi Konservasi Biodiversitas –
Penangkaran/Budidaya Satwa Liar
Species Endangered
Field Survey
Conservation Strategies
Memanfaatkan &
Menjual Produk baru
2. Model – Metode Pemanfaatan
Satwaliar
• 3 Metode potensial pemanfaatan satwaliar
secara lestari (Wiersum 1973):
Areal manajemen:
breeding, habitat
→ populasi Kegiatan
meningkat buru
melampaui DD
Areal
rembesan
(refuge)
populasi
PENGEMBANGAN POPULASI BERBASIS
ALAM – Island Management Model
Cara Pelaksanaan:
1. Pengelolaan habitat: jenis dilindungi & tidak dilindungi
(kecuali jenis yang dimaksud Pasal 34 PP No. 8 Thn 1999
& jenis App I CITES)
2. Transplantasi : jenis tidak dilindungi, mis. : koral
3. Pengembangbiakkan koloni satwa liar di pulau: jenis
dilindungi dan tidak dilindungi, mis: Kera/Monyet di P.
Tinjil
4. Pengembangbiakkan semi terkontrol : hanya untuk jenis
tidak dilindungi
Potensi & Prospek Budidaya/
Penangkaran Satwa Liar
Pengertian Penangkaran :
1) pembiakan, proses, membiakan (Kamus Besar BI,
1989)
2) Kegiatan pembesaran (rearing) & pembiakan
(breeding) (Kamus Kehutanan, 1989).
3) Usaha perbanyakan lewat pembiakan & pembesaran
(PP No. 8/1999).
Istilah sepadan dg Penangkaran Satwa Liar:
a) Wildlife Captive Breeding, Animal Breeding, Deer
Farming, Crocodyle Farming, dll
b) Istilah lain sepadan terkait dg bentuk
pemanfaatan mamalia: Game Farming, G. Ranching,
G. Culling, G. Refuge
Permenhut No P.19/Menhut-II/2005 ttg
Penangkaran Tumbuhan & Satwa Liar
• Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui
pengembangbiakan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar
dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya (Pasal 1
(1) Permenhut No P.19/Menhut-II/2005 ttg Penangkaran TSL)
• Pengembangbiakan satwa adalah kegiatan penangkaran
berupa perbanyakan individu melalui cara reproduksi kawin
(sexual) maupun tidak kawin (asexual) dalam lingkungan
buatan dan atau semi lam serta terkontrol dengan tetap
mempertahankan kemurnian jenisnya (Pasal 1 (2) Permenhut
P.19/2005)
• Pembesaran satwa adalah kegiatan penangkaran yang
dilakukan dengan pemeliharaan dan pembesaran anakan atau
penetasan telur satwa liar dari alam dengan tetap
mempertahankan kemurnian jenisnya (Pasal (4) Permenhut
P.19/2005)
Kategori Sistem Penangkaran
• Ditentukan berdasarkan tingkat campur tangan
penangkar atas aneka pemenuhan kebutuhan satwa
(Kandang/habitat; Pakan/Nutrisi;
Reproduksi/Breeding; Perawatan Kesehatan (&
Penyakit); dan Pemanfaatan & Pengolahan
Hasil Penangkaran), maka sistem penangaran
dibedakan menjadi:
1. Intensif
2. Ekstensif
3. Semi Intensif
1. Penangkaran Intensif: semua kebutuhan hidup,
reproduksi & breedig satwa diatur, pemanfaatan hasil
(panenan) direncanakan & ditetapkan
2. Penangkaran Ekstensif: pengamanan (kandang, pagar),
kebutuhan pakan alami melalui pengelolaan habitat
(padang rumput), kontrol kesehatan;
breeding/reproduksi alami dan/atau diatur sex rasio;
pemanenan hasil diatur
3. Penangkaran Semi Intensif: diatur tempat hidup
(dipagar), kebutuhan pakan sebagian dikontrol
sebagian alami melalui pengelolaan habitat; kesehatan
dikontrol, reproduksi/breeding alami tapi terkontrol
(pengaturan sex rasio, atau sedikit intervensi
teknologi); pemanfaatan hasil diatur.
Pertimbangan Prioritas Pemilihan Jenis Satwa
Liar untuk Penangkaran/Budidaya
1. Untuk memenuhi tujuan manfaat Sosekbud:
a) Kepentingan pemenuhan makanan & obat : jenis satwa
yang potensial sebagai sumber protein hewani (pengahasil
daging, telur, susu) dan obat.
b) Kepentingan industri : jenis satwa sebagai penghasil
barang industri (kulit, obat, rangga, tulang, dll)
c) Kepentingan budaya : jenis satwa yang memiliki potensi
estetika, hobies/kesenangan : warna, suara, morfologi
d) Kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan &
teknologi: satwa percobaan/satwa model
2. Untuk memenuhi tujuan Pelestarian Jenis :
a) Satwa langka, endemik & terancam punah
b) Satwa yang menjadi prioritas menurut kebijakan nasional
(pemerintah) dan/atau konvensi internasional
Manfaat Penangkaran SL
1. Media pengawetan dan cadangan plasma nutfah satwa.
2. Sarana pendidikan masyarakat.
3. Media penelitian dan pengembangan ipteks umumnya, maupun
pengganti populasi liar untuk riset biologi populasi dan
sosio-biologi.
4. Sebagai back up terhadap jenis di alam (in situ)
5. Sumber bahan release (restocking, reintroduksi) untuk
menunjang peningkatan populasi in situ.
6. Sarana dan/atau obyek rekreasi.
7. Penghasil daging dan aneka produk satwa lainnya untuk
memenuhi kebutuhan manusia, baik sebagai makanan dan obat
(daging, telur, darah, empedu, dll) maupun bahan baku industri
(kulit, rangga, tulang, dll), kesenangan
Kandang individu rusa
untuk sistem intensif
Kandang penangkaran
rusa di halaman Istana
Bogor untuk sistem
semi intensif
Penangkaran Sistem Semi Intensif
Respon perilaku seksual
rusa timor pasca
pemberian sanrego di
kandang penangkaran
Penangkaran Burung Sistem Intensif
Kandang Pra-Peliaran
Kandang Pembiakan
PENANGKARAN BUAYA Semi-Intensif
Penangkaran Reptil Sistem Intensif
Budidaya/Penangkaran Kupu-kupu Semi
Intensif
Kandang Pembiakan
Kandang Pembiakan
Kandang
Kandang pemeliharaan anak Kandang
Breeding usia dini pasca pembesaran
penetas telur