Juni , 2022
P-ISSN: 2089-5461 E-ISSN: 2807-3207
Nurlaila Sitepu 1,
STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh
e-mail: lailastp1971@gmail.com
Abstract
Kenagarian Taram have ecosistems that are suitable for the habitat or places to live
different kinds of animals especially Mollusca, because for their paddy fields and
streams and various other supporting factors. During this time the community
kenagarian Taram been utilizing various of Mollusca for food. This Study aims to
determine the types of Mollusca found in Kenagarian Taram Kecamatan Harau
Kabupaten Lima Puluh Kota. This research has been conducted in Kenagarian
Taram Harau districts of Kota District Fifty April to June 2022. The research is a
qualitative descriptive method direct survey, which gives an overview of the types of
Mollusca di Kenagarian Taram. The informants are some farmers in the Kecamatan
Harau Kenagarian Taram Kabupaten Lima Puluh Kota. How sampling is done by
random sampling.
The results of this study are found 10 species of molluscs which consists of two
classes, namely classes and class Gastropoda Pelecypoda. Which in class
Pelecypoda consists of two species consisting of Corbicula sumatrana and Anadonta
sp, and the Gastropodaclass consists of 8 species consisting of Achatinafullica,
Viviparus sp, Pomacea canoliculata, Melanoides granifera, Thiara scabra,
Melanoides tuberculata, Subulina octona, Gyraulus crista
Keywords: Pelecypoda And Gastropoda, Inventory, Lima Puluh Kota
Latar Belakang
Kingdom Animalia dibagimenjadi dua, yaitu: Vertebrata dan Invertebrata. Hewan vertebrata
mempunyai tulang belakang. Sedangkan hewan invertebrata merupakan makhluk yang tidak
mempunyai tulang belakang, beranggotakan jenis hewan yang terbanyak, yaitu kira-kira 95%
Phylum Mollusca merupakan salah satu hewan invertebrata.Phylum Mollusca dikenal juga
dengan sebutan hewan lunak, ialah hewan yang berdaging dan tidak bertulang, ada yang
dilindungi oleh cangkang dan ada pula yang tidak bercangkang. Cangkang pada Mollusca
berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya pada kerang
(Disambiguasi), tiram (Pinctada margaritifera), siput sawah (Viviparus sp) dan bekicot
(Achatina fulica). Namun, ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkang, seperti cumi-cumi
(Teuthida), sotong (Sepiida), gurita (Octopoda) atau siput telanjang (Vaginula). Mollusca
memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap
Sistem klasifikasi modern, Mollusca dibedakan menjadi lima kelas, yakni Amphineura,
ciri morfologi, struktur tubuh, anatomi dan fisiologi dari hewan-hewan tersebut. Masing-masing
kelas tersebut memiliki ciri tersendiri yang sangat khas dan berbeda dengan kelas-kelas yang
lain.Kelas Gastropoda dan Pelecypodamerupakan dua kelas terbesar dari Mollusca. Bermacam-
macam Gastropodadan Pelecypodamulai dari yang berukuran besar sampai yang berukuran kecil,
menempati sungai dan sawah dengan bermacam-macam jenis dari berbagai vegetasi akuatik dan
suspensi pada lumpur.Perbedaan antara siput dengan kerang yaitu cangkang kerang ini terdiri
dari dua belahan, sedangkan cangkang siput berbentuk kerucut yang melingkar. Perbedaan
lainnya, kaki siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi otot.
Lain hal dengan kerang yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang dipergunakan untuk
berjalan di lumpur atau pasir. Berdasarkan hasil survey awal pada tanggal 15 April 2016 di
daerah Kenagarian Taram membuktikan bahwa di Kenagarian Taram hidup beberapa dari kelas
Gastropoda (siput), Pelecypoda (kerang), karena daerah tersebut merupakan habitat yang bagus
untuk Gastropodadan Pelecypoda. Daerah tersebut merupakan daerah yang kaya perairan dan
persawahan sehingga cocok untuk habitat hidup siput. Berdasarkan survey dengan masyarakat
setempat, juga diketahui bahwa, masyarakat belum mengetahui jenis-jenis kelas Gastropoda dan
Pelecypoda yang ada di daerah Kenagarian Taram, Masyarakat di daerah ini hanya mengenal
mollusca dengan sebutan siput saja, sedangkan di daerah ini banyak terdapat jenis-jenis spesies
Berdasarkan masalah di atas maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul Inventarisasi
Jenis-jenis Kelas Gastropoda dan Pelecypoda yang ada Di kenagarian Taram Kecamatan Harau
Kata Mollusca berasal dari bahasa Latin Molluscus = lunak, yaitu merupakan hewan
triploblastik selomata yang bertubuh lunak (Kabumaini, 2008:19). Prinsip tubuh hewan ini
bilateral simetris, tak beruas-ruas dan mempunyai cangkang dari Kalsium CaCO3. (Jasin, 1984:
133). Reproduksi pada Mollusca sangat rumit karena hewan ini bersifat hermaprodit (gamet
jantandan betina terdapat dalam satu tubuh). Beberapa spesies hewan dari kelompok ini bersifat
gamet, dimana gamet jantan terbentuk lebih dahulu dari gamet betina (Wiwi, 2006:126).
Kingdom : Animalia
Subphylum : Avertebrata
Phylum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo :Stylomatophora
Family : Achatinidae
Genus : Achatina
Mollusca adalah makhluk dengan cangkang keras. Mollusca memiliki sel neuroendokrin
yang terletak pada ganglia penyusun system syaraf pusat. Hewan ini juga memiliki organ
endokrin klasik, senyawa yang dilepaskan menyerupai protein dan berperan penting dalam
mengendalikan osmoregulasi, pertumbuhan, serta reproduksi (Wiwi, 2006:126).Sebagian besar
Mollusca adalah hewan laut, meskipun beberapa diantaranya hidup diair tawar, serta juga ada
keong dan slug yang ada di darat (Campbell, 2003:224)
B. Kelas Pada Mollusca
Mollusca terdiri dari 5 kelas yang dibagi berdasarkan:
1. Kelas Amphineura
Kelas ini mempunyai anggota kurang lebih 700 species, dengan habitat di laut dekat pantai (Jasin,
1984:133). Kelas Amphineura ini hidup merayap di dasar laut dan memiliki kaki yang berfungsi
untuk melekatkan diri. Reproduksinya terjadi secara seksual. Pada umumnya kelas ini peka
terhadap cahaya, karena pada pelat-pelat punggungnya terdapat banyak pori dengan mata
mikroskopis yang merupakan ujung syaraf yang peka terhadap cahaya (Setiowati, 2007:136).
a. ciri-ciri Amphineura
Tubuhnya bilateral simertris, cangkang terdiri atas 8 kepingan kapur mempunyai banyak
serabut-serabut insang yang berlapis-lapis (jasin,1984:133).
Kesimpulan
Dari penelitian mengenai Inventarisasi jenis-jenis Mollusca yang ada di Kenagarian Taram, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari Kelas Gastropoda ditemukan 8 jenis yaitu: Achatina fulica, Pomacea
canaliculata,Melanoides tuberculata, Melanoides granifera, Thiara cabra,Viviparus sp.,
Gyraulus crista, dan Subulina octana.
2. Dari Kelas Pelecypoda, ditemukan 2 jenis yaitu: Corbicula sumatrana, Anadonta sp.
Simpulan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah dikumandangkan,
namun para petinggi bangsa ini belum menyadari bahwa bangsa Indonesia lepas sepenuhnya dari
tangan penjajah. Kemudian adanya keinginan Belanda untuk menguasai Indonesia kembali.
Sehingga banyak kemungkinan yang bisa terjadi dan mengancam pertahanan bangsa Indonesia.
Menurut Chatib Soelaiman, Indonesia memerlukan tentara di kemudian hari. Kemudian
Chatib Soelaiman juga bekas pemimpin Gyugun/Ko En Kai meminta Ismail Lengah bersedia
memimpin perjuangan menghadapi perlawanan baru di tanah air dan memikirkan langkah yang
segera di ambil. Maka pada tanggal 20 Agustus 1945 diadakan rapat yang dihadiri oleh para
petinggi negara antara lain: Chatib Soelaiman, Ismail Lengah, Abdullah, Inyiek Basa Bandaro.
Hasil dari rapat tersebut adalah membentuk salah satu badan bagi pemuda-pemuda yang akan
mempelopori perjuangan di Padang khususnya dan Sumatra Barat umumnya. Kemudian pada
tanggal 21 Agustus 1945 di bentuklah Balai Penerangan Pemuda Indonesia (BPPI).
Setelah BPPI resmi dibentuk dan menjadi kenyataan, maka ketua BPPI lebih Banyak
bergerak keluar menganjurkan serta menggerakkan pembentukan Keamanan Rakyat (BKR).
Dalam waktu yang singkat BKR berdiri di seluruh Sumatera Barat. Dengan adanya BKR ini
berangsur-angsur berkumpul kembali dan mengumpulkan bekas-bekas anggota Gyugun, Heiho,
dan kelompok pemuda lainnya di dalam satu wadah.
Di Kabupaten Limapuluh Kota dibentuklah suatu Batalion BKR, yang dinamakan
Batalion Payakumbuh atau lebih terkenal dengan nama Batalion Singa Harau. Singa Harau adalah
kesatuan Batalion yang pertama di Payakumbuh. Batalion ini ikut berjuang dalam kemerdekaan di
Sumatra Barat. Kesatuan Batalion Singa Harau memang lahir di Kabupaten Limapuluh Kota dan
Kota Payakumbuh, tetapi garis perjuangan telah hampir mencakupi wilayah Sumatra Barat.
Sentral perjuangan Batalion ini meliputi Padang, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota
Payakumbuh, Solok, Bangkinang, dan Sawah Lunto Sijunjung. Untuk pemberian Batalion Singa
Harau ini dilatarbelakangi oleh tempat lahirnya Batalion tersebut, yaitu salah satu daerah yang
terdapat di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh.
Peranan Batalion Singa Harau dalam melawan pasukan Belanda dapat dilihat dari
perjuangan dan usaha-usaha yang dilakukan Batalion Singa Harau di setiap peristiwa penting yang
terjadi di Payakumbuh seperti dalam agresi militer Belanda I & II di Sumatra Barat khususnya di
Payakumbuh dan sekitarnya, peristiwa PDRI, peristiwa Situjuah Batur sampai pada penyerbuan ke
Kota Payakumbuh.
Daftar Pustaka
Ahmad Husein Dkk, 1991. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di
Minangkabau/Riau, 1945-1945 I, Jakarta: Badan pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau
(BPSIM)
Ahmad Husein Dkk, 1992. Sejarah Perjaungan Kemerdekaan Republik Indonesia di
Minangkabau/Riau, 1945-1945 II, Jakarta: Badan pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau
(BPSIM)
Amirudin Jr,1957. Sejarah Perjuangan Harimau Kuranji 1945 di Sumatera Tengah,
Padang: Sri Darma
Fatimah Enar dkk. 1978 Sumatera Barat 1945-1949. Padang : Pemda Sumatera Barat
Kahin, Audrey,1989. Perjuangan Kemerdekaan Sumatera Barat Dalam Revolusi
Nasional Indonesia 1945-1950, Jakarta: Garfiti
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 2008. Jakarta : Gramedia Utama Wesata
Marah Joenes, 2003.Mr. H. ST. Muhammad Rasjid Perintis Kemerdekaan, Pejuang
Tangguh, Berani dan Jujur. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Wijaya
Mestika Zed, 1997. PDRI Merupakan Mata Rantai Sejarah yang Terlupakan. Padang :
Dewan Harian Angkatan 45
Mestika Zed, 2005. Giyugun Cikal-Bakal Tentara Nasional Di Sumatera. Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia
Soewardi Idris, 2003. APA ADANYA, Boigrafi Brigjen (Purn) Danny, SH. Mantan
Oditur Militer tinggi, Mantan Anggota DPR/MPR dan Mantan Hakim Agung Republik
Indonesia. Jakarta: Cakrawala Jakarta
Saipul, SP, 2009. “ Luhak Lima Puluh Kota Basis PDRI ( Pemerintahan Republik
Indonesia). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lima Puluh Kota
Herlina Zamri, Perjuangan Batalyon Singa Harau dalam Revolusi Fisik di Sumatera
Barat. Padang : Skripsi IAIN 2004
Syahnurli. S, Aksi Bumi Hangus Studi Kasus Peran BPNK Merebut dan
Mempertahankan Payakumbuh Pada Tahun 1948-1949. Payakumbuh: Skripsi STKIP Abdi
Payakumbuh 2009
Anelin, Biografi Mayor Makkinudin Husen (1943-1949). Payakumbuh: Skripsi STKIP
Abdi Payakumbuh 2011