BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pulau Pari merupakan salah satu pulau yang berada di kepulauan
seribu. Pulau Pari merupakan gugus terbesar di kepulauan Pari. Pulau Pari
memiliki luas sekitar 94,57 hektar. Pulau Pari diduga masih memiliki
keanekaragaman hewan avertebrata. Di pulau Pari juga terdapat stasiun
LIPI, yang memiliki berbagai macam spesimen hewan avertebrata dan
hewan laut lainnya. Hal tersebut disebabkan karena pulau Pari memang
dikhususkan untuk berbagai penelitian dan memang jarang dikunjungi oleh
para wisatawan. Oleh karena itu pulau Pari dipilih sebagai tempat untuk
praktikum lapangan sebab di pulau Pari dapat langsung melihat dan
mengamati hewan avertebrata di habitat aslinya, serta dapat berkunjung ke
stasiun LIPI untuk melihat spesimen hewan avertebrata atau hewan laut
lainnya.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa
masalah yang dapat kami rumuskan dan akan dibahas dalam laporan ini
adalah :
1. Bagaimana kondisi hewan avertebrata di habitat aslinya ?
2. Apa metode yang digunakan dalam pengamatan hewan avertebrata di
pulau Pari ?
3. Apa saja hewan avertebrata yang terdapat di pulau Pari ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum lapangan di pulau Pari ini adalah untuk melihat
dan mengamati hewan Avertebrata di habitat aslinya.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Hewan invertebrata
Hewan invertebrata adalah hewan yang tidak mempunyai tulang
punggung atau ruas-ruas tulang belakang. Terdiri dari beberapa filum yaitu
diantaranya:
2.1.1 Phyllum Porifera
Disebut porifera karena tubuhnya banyak mempunyai lubang-lubang
kecil (pori-pori), yang merupakan muara saluran menuju bagian rongga di
tengah tubuhnya (oskulum). Pada bagian luar mesenkim terdapat sel
amoeboid dan rangka dari spikula atau spongia. Lapisan dalam mengandung
sel-sel berleher yang disebut koanosid. Sel amoeboid dan koanosid berfungsi
untuk menangkap makanan.
Perkembangbiakan berlangsung secara kawin dan dengan
pembentukan
kuncup.
Hewan ini memiliki daya regenerasi yang tinggi.(John W. Kimball : 1991)
Salah satu hewan avertebrata dari filum porifera yang ditemukan
dipulau pari adalah spons. Hewan ini sederhana yang selama hidupnya
menetap pada karang atau permukaan benda yang keras lainnya didasar air.
Kira-kira 5000 spesies telah diketahui, beberapa hidup di air tawar, tetapi
sebagian besar hidup dilaut. Filum ini diberi nama demikian karena adanya
lubang-lubang kecil atau pori-pori yang menembus badannya. Hewan ini
makan dengan cara menarik air kedalam tubuh melalui pori-pori tersebut
dan menyaring partikel-partikel kecil makanan yang mungkin ada.
(iptek.net)
Tubuh spons terdiri dari dua lapis sel dengan selapis bahan seperti jeli,
mesoglea, yang terdapat diantara kedua lapisan tersebut. Sel-sel dari lapisan
dalam mempunyai flagella yang menyebabkan adanya arus air. Sel-sel ini
memakan pula partikel-partikel makanan yang telah disaring.
Bentuk spons dipertahankan oleh kerangka yang terdiri dari spikula
yang dibentuk oleh sel-sel yang tersebar didalam mesoglea. Spikula tersebut
cukup keras , yang tersususn dari silika ataupun zat kapur (kalsium
karbonat). Beberapa spons tidak mempunyai spikula tetapi didukung oleh
anyaman serabut yang kuat, lentur. Spons-spons ini, yang terdapat di
perairan daerah tropis yang dangkal, dipanen penyelam dan setelah diproses
dijual sebagai alat pembersih.
Organisme yang menetap disuatu tempat harus mempunyai beberapa
cara untuk menyebarkan keturunannya ketempat-tempat baru. Spons
mengatasi dengan menghasilkan larva-larva kecil yang berenang bebas.
Larva-larva ini berenang menjauhi induknya dan setelah menemukan suatu
permukaan baru yang sesuai, maka mereka melekat padanya dan
berkembang menjadi spons dewasa.
Sisa-sisa fosil menunjukan bahwa spona adalah salah satu dari
bentuk-bentuk yang paling awal dari dunia hewan dan sebenarnya dari
beberapa taksonomiwan dimasukan dalam subdunia tersendiri yaitu Parazoa.
2.1.2 Phyllum Annelida
Merupakan binatang triploblastik selomata, tubuhnya bersegmen.
Setiap segmen dibatasi oleh sekat (septum). Sudah memiliki sistem syaraf,
pencernaan, ekskresi, reproduksi dan sistem pembuluh. Hidup di air tawar,
laut darat atau parasit. Ciri khas Annelida adalah simetris bilateral, suatu
sistem peredaran yang efisien dengan darah yang dipompa melalui sistem
pembuluh tertutup, dan sistem saraf cukup rumit, tubuh berongga yang berisi
cairan. Sehingga memudahkan organ-organ dalm bergesekan satu sam lain
dengan mudah dan pergerakan tubuh secara ekstensif. Annelid dibagi dalm
tiga kelas yaitu Polychaeta yang memilki setae ynag ada pad tiap segmennya
contohnya Nereis sp. Olygochaeta, memilki klitelium dan sedikit setae pad
tiap segmannya, contohnya Pheretima sp. Hirudinea memiliki sucker pada
kedua ujung tubuhnya, contohnya Hirudo medicinalis. (Boen S. oermarti :
1990)
2.1.3 Phyllum Mollusca
Mollusca atau hewan lunak yang umumnya memiliki rangka luar atau
cangkang terdiri dari beberapa kelas. Keluarga besar ini merupakan bagian
ekosistem laut/air tawar maupun darat. Beberapa di antaranya dapat
dikonsumsi manusia, merupakan hama, atau bahkan predator yang racunnya
sangat mematikan. Anggota filum Molusca diklasifikasikan berdasarkan
cangkang, kepala, alat respirasi, alat reproduksi, dan alat syaraf. Menurut
Buku "Siput dan Kerang Indonesia" karangan Bp.Bunjamin Dharma,
mollusca atau hewan lunak terbagi menjadi beberapa kelas:
1. Kelas Gastropoda
"Gastro" berarti "perut", sementara "poda" berarti kaki. Yang termasuk
dalam golongan ini adalah hewan lunak, baik yang bercangkang maupun
tidak bercangkang, menggunakan perutnya untuk melata atau pergerakan.
Gastropoda yang bercangkang memiliki cangkang tunggal.
2. Kelas Bivalvia
Anggota kelas ini memiliki cangkang ganda. Dalam bahasa Indonesia secara
umum disebut "kerang", atau dalam bahasa Inggris disebut "clam"
Namun secara khusus lagi dapat dipilah-pilah menjadi
a. Tiram atau Oyster - sebagian besar anggotanya memiliki cangkang
yang tak beraturan bentuknya karena mengikuti bentuk tempat ia
bertumbuh ( umumnya batu.
b. Mussel - jenis-jenis kerang yang memiliki serabut perekat untuk
bertaut pada bebatuan - mereka juga hidup & tumbuh berkelompok.
Contohnya adalah kerang hijau.
3. Kelas Cephalopoda
Berbagai spesies gurita dan cumi-cumi serta nautilus beruang
termasuk dalam kelas ini. Memiliki kepala yang besar yang
berkembang menjadi mata menonjol dan dikelilingi oleh lingkaran
tangan (delapan pada gurita dan sepuluh pada cumi-cumi) yang
membantu lokomasi dn penangkapan mangsa. (John W. Kimball :
1991)
Cumi-cumi adan gurita memiliki mata yang mirip dan berfungsi
seperti mata vertebrata, oragn ini bersifat analog akibat evolusi
konvergen. Cangkang pada nautilus beruang dan besar, sedangkan
pada gurita tidak bercangkang, lalu cngkang cumi-cumi cangkangnya
menyusut menjadi lempengan tipis didalam mantel.
4. Kelas Polyplacophora
Dikenal dengan istilah "chiton" - cangkangnya tersusun seperti
genting ( beberapa di antaranya memiliki ornamen duri-duri ), terdiri
dari beberapa species dan sebagian besar hidup di laut dalam.
5. Kelas Monoplacophora
Hanya terdiri dari beberapa species, bentuknya mirip limpet (kerang
topi) dengan lubang pengeluaran air pada apex atau puncaknya. Hidup
di laut dalam dan jarang.
6. Kelas Scachopoda
Cangkang panjang, berbentuk seperti tanduk dan terbuka dikedua
ujungnya
3. Phyllum Arthropoda
Arthropoda merupakan philum yang spesiesnya paling banyak
Ciri ciri umum:
Triploblastik, Tubuhnya simetri bilateral, Tubuh beruas ruas terbagi
atas kepala (caput), dada (Thoraks), perut (abdomen), Memiliki
eksoskeleton terbuat dari zat KITIN, Sistem pencernaan lengkap, Sistem
peredaran darah terbuka dan berjantung pembuluh, Sistem respirasi:
bermacam macam tergantung jenis spesiesnya: Insang, Permukaan
tubuh, trakea, Paru paru buku, Sistem eksresi dengan pembuluh
malphigi atau kelenjar hijau, Sistem sarafnya tangga tali (Ganglia).
(Campbell : 1988)
Klasifikasi Arthropoda didasarkan pada bagian tubuhnya:
1. Crustacea (udang udangan)
Hidup di air, bernafas dengan insang, kepala dan dada tidak
dapat dipisahkan sehingga disebut cephalothorax (kepala dada),
rangka luar dari kitin, antena 2 pasang, kaki 1 pasang pada setiap
ruas tubuh dan pada udang atau kepiting terdapat 5 pasang kaki jalan.
dibedakan
menjadi
tiga
ordo,
yaitu
Insecta (Serangga)
Hidup di darat dan beberapa di air trawar. Tubuh dibedakan menjadi
caput (kepala), thorax (dada) dan abdomen (perut).
Kepala didapatkan mata, antena dan alat mulut yang bertype :
menggigit
- menusuk dan menggigit
- menghisap
- menjilat
Dada terdiri dari 3 segmen yang masing-masing mempunyai sepasang
kakidan biasanya mempunyai 2 pasang sayap.
Perut terdiri dari sebelas segmen atau kurang, pada tiap segmen terdapat
lobang nafas dan segmen terakhir berfungsi untuk reproduksi.
dengan
bebas,
mengalami
metamorfosa
sempurna,
mulut
untuk
mengunyah
atau
menggigit,
mengalami
metamorfosa sempurna.
Contoh :Kupu-kupu
8. Ordo Diptera (serangga bersayap dua)
Memiliki 1 pasang sayap karena sayap belakang mengalami
penyusutan maka terbentuklah bulatan-bulatan kecil yang disebut
halter. Mengalami metamorfosa sempurna.
Contoh : Anopheles sp (nyamuk malaria)
9. Ordo Hymenoptera (serangga bersayap empat)
Memiliki 2 pasang sayap. Pada serangga betina dilengkapi
dengan alat bertelur (ovipositor) dan
air yang diatur oleh sistem pembuluh air yang berkembang dari selom.
Echinodermata dapat dibedakan menjadi 5 kelas, yaitu :
1. Asteroidea
Bentuk seperti bintang laut atau segi lima, permukaan bawah
(oral) terdapat mulut,permukaan atas (adoral) terdapat anus.
Kaki pembuluh terdapat pada permukaan oral, pada permukaan adoral
selain terdapat anus juga terdapat madreporit yaitu lobang yang
mempunyai saringan yang menghubungkan air laut dengan sistem
pembuluh air dan lobang kelamin.
Contoh : Macam-macam bintang laut
2. Echinoidea
Bentuk hampir bulat atau gepeng, tidak mempunyai tangan,
rangka tersusun dari keping-keping zat kapur dan umumnyas berduri.
Contoh :Landak laut
3. Opiuroidea
Tubuh mempunyai 5 tangan yang dapat digerakan. Mulut dan
madreporit terdapat di daerah oral, tidak mempunyai anus.
Contoh :Bintang laiut atau bintang ular laut
4. Crinoidea
Tubuh mempunyai 5 tangan yang bercabang , mulut dan anus di
daerah oral, tidak mempunyai madreporit.
Contoh : Lilia laut
5. Holothuroidea
Tubuh memanjang, sekitar mulut terdapat tentakel yang
bercabang, bregerak dengan tiga garis kaki pembuluh.
Contoh : Teripang atau mentimun laut
BAB III
Metodologi
Lokasi yang dipilih untuk melakukan praktikum lapangan dalam
mengamati hewan avertebrata di habitat aslinya adalah pulau Pari. Waktu
yang digunakan dalam praktikum lapangan dimulai dari tanggal 20
november 2009 sampai dengan tanggal 22 november 2009, hari jumat
sampai dengan hari minggu. Daerah yang menjadi tempat pengamatan yaitu
di daerah pantai, di sekitar stasiun LIPI, dan disekitar daerah yang bertanah.
3.1 Alat dan Bahan
Secara umum, alat yang digunakan pada pengamatan di pulau Pari
adalah tali rapia ukuran seratus meter dan empat meter, alat tulis, ember,
pelampung, gelas aqua, kertas papilot, insect net, botol film, plastic, pinset,
ember, sarung tangan, senter, kamera digital, barometer, luxmeter,
thermometer, dan kompas. Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah
air, detergen, eter, dan kapas. Berikut rincian alat dan bahan berdasarkan
pengamatan yang dilakukan :
Pada pengamatan belt transek alat yang digunakan antara lain tali
rapia sepanjang seratus meter, tali rapia sepanjang empat meter yang
dibuat dalam bentuk kotak dan tiap sisi mamiliki panjang satu meter.
Selanjutnya membawa alat tulis untuk mencatat hewan avertebrata
apa saja yang ditemukan pada titik setiap sepuluh meter, serta pinset.
Pada pengamatan pitfall trap alat yang digunakan adalah gelas aqua
sebanyak lima buah dan satu termos ukur.
Bahan yang digunakan pada pengamatan pitfall trap adalah air dan
detergen.
Pada saat melakukan metode survei untuk serangga terbang, alat yang
dibutuhkan adalah kertas papilot, insect net, botol film, plastic, dan
pinset.
Bahan yang dibutuhkan pada saat survei yaitu air dan detergen
3.2 Metode
- Belt Transek
- Pitfalll Trap
Pitfall trap merupakan perangkap yang digunakan dari bermacammacam botol yang berdiameter kecil sampai gelas palstik dengan
diameter 7 cm. Gelas plastik ditanam dalam tanah sampai permukaan
gelas atau botol sejajar dengan permukaan tanah. Gelas palastik diisi
dengan campuran sedikit air dengan detergen. Fungsi detergen itu
sendiri adalah untuk menarik serangga masuk ke dalam perangkap
sumuran tersebut. Metode pitfall trap ini berfungsi untuk menangkap
hewan avertebrata darat yang berada di permukaan tanah.
- Hand Sorting
Modifikasi metode ini digunakan untuk menentukan populasi dan
keanekaragaman jenis hewan makroinverbrata darat dalam volume
tertentu.
- Survei
- Pitfall Trap
- Hand Sorting
- Survei lapangan
BAB IV
Hasil dan pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Pengamatan invertebrata darat metode Pitfall trap
Spesimen
: Semut
Klasifikasi
Kerajaan
: animalia
Filum
: arthropoda
Kelas
: insecta
Ordo
: Hymenoptera
Famili
: formicidae
Deskripsi
- Tubuh semut terdiri atas 3 bagian yaitu : kepala,mesosoma(dada),dan
metasoma(perut)
: Bintang laut
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Echinodermata
Kelas
: Asteroidea
Deskripsi
- Tubuh bintang laut memiliki duri tumpul dan pendek.
Spesimen
: spons
Klasifikasi
Deskripsi
2. Pengamatan invertebrata darat metode survei
Spesimen
: Belalang
Klasifikasi
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Coleoptera
Deskripsi
- kepala terdiri dari mulut dan sepasang antena
- bagian dada terdapat pronotum
- bagian perut terdapat sayap tebal yang disebut elytron pada bagian
luar dan sayap tipis di bagian dalam sayap tebal
- memiliki 3 pasang kaki
Spesimen
: Kupu-kupu
Spesimen
: Kumbang
Spesimen
: capung
Klasifikasi
Kerajaan
Divisi
Filum
Kelas
Ordo
: Animalia
: Rhopalocera
: Arthropoda
: Insecta
: Lepidoptera
Deskripsi
- Pada caput terdapat sepasang antena pada bagian anterior, sepasang
mata faset
- Bagian thorax dan abdomen menyatu dan terdapat tiga pasang kaki
dan dua pasang sayap pada bagian atas dan bawah yang tidak sama
besar dan memiliki warna corak
- Habitat terdapat pada padang rumput
Spesimen
: Cacing tanah
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Annelida
Kelas
: Olygochaeta
Deskripsi
Spesimen
Klasifikasi
Deskripsi
3. Pengamatan invertebrata laut malam
Spesimen
: Gurita
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Mollusca
Kelas
: Cephalopoda
Deskripsi
Spesimen
: Teripang
Klasifikasi
Deskripsi
- Mulut dan anus terletak pada ujung yang berlawanan
- Pada bagian anterior mulut terdapat tentakel
Spesimen
: Siput telanjang
2. Pembahasan
Kuliah lapangan ini dilakukan dengan tujuan mengenal hewan
invertebrata laut, insekta dan invertebrata darat. Serta mengetahui habitat
asli dari hewan-hewan tersebut. Kuliah lapangan ini diakkukan di Pulau
Pari, Kepulauan Seribu-Jakarta pada tanggal 20-22 November 2009.
mulut dan gigi tetapi memiliki alat penghisap untu menyedot cairan tubuh
mangsanya.
Pada pengamatan invertebrata darat dengan menggunakan metode
hand sorting didapatkan hasil berupa cacing tanah dan amhipoda.
Amphipoda memiliki karakteristik tubuh pipih, mata tak bertangkai, tidak
memiliki kerapas dan tidak memiliki uropod. Spesies kedua yang ditemukan
dalam pengamatan ini adalah cacing tanah yang memiliki karakteristik tubuh
bersegmen, memiliki klitelium dan parapodia. Dalam pengamatan ini tidak
banyak spesies yang ditemukan, hal ini disebebkan oleh kondisi tanah yang
berpasir yang bukan merupakan habitat cacing tanah.
Dalam pengamatan avertebrata malam ditemukan beberapa spesies
yaitu gurita, ikan, teripang, siput telanjang. Gurita memiliki karakteristik.
Sistem pernafasan pada octopus terdiri dari dua cabang insang pada rongga
mantle. Octopus vulgaris dapat ditemukan di dunia luas di perairan tropical
dan perairan semitropical. Disana terdapat banyak spesies dan tinjauan
taxonomi dari variasi pada spesies ini. Octopi menangkap makanan mereka
dengan menggunakan penyedot berbentuk mangkok pada tentacle. Mereka
memakan mangsa dengan menarik memisahkan dan memakannya dengan
paruhnya. Sistem reproduksi octopi adalah sex terpisah (jantan dan betina)
dan fertilisasi terjadi internal. Pada beberapa spesies, yang jantan dapat
dibedakan oleh adanya modifikasi alat penghisap piringan sendi pada salah
satu ujung lengannya. Modisikasi lengan ini digunakan untuk menngerakkan
kantong sperma dari dalam rongga mantel dan memasukannya ke dalam
rongga mantel betina. Dalam dua bulan setelah kawin, yang betina
menyelamatkan helaian kelompok telur ke langit-langit sarangnya. Sejumlah
Daftar Pustaka
Lampiran
Foto-foto kegiatan
Foto kelompok 1 .
Iqbal
Eva
Farah
Kdara
Ana
Gita
Hendra