PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1
2. Mempelajari dan mengetahui struktur dan ciri-ciri morfologi (bentuk luar)
tubuh hewan air, antara lain :
a. Filum Mollusca
b. Filum Crustacea
c. Filum Echinodermata
d. Filum Annelida
e. Filum Cnidaria
f. Filum Chelicerata
3. Mengidentifikasi jenis-jenis hewan Avertebrata Air yang dipraktikumkan
ditunjang dengan buku-buku identifikasi yang dianjurkan.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Avertebrata air ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Akademisi
Praktikum ini bermanfaat bagi akademisi sebagai sarana untuk
memantapkan pengetahuan yang diperoleh dengan keadaan yang
sebenarnya.
2. Bagi Pemerintah
Praktikum ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah untuk
mengevaluasi kembali pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
bersumber dari hasil praktikum ini. Sehingga akan tercipta mutu
pendidikan yang pada akhirnya akan menciptakan lulusan yang
bermutu.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mollusca berasal dari Bahasa Latin yaitu mollis yang berarti lunak.
Oleh karena itu ciri utama hewan yang tergolong phylum ini tubuhnya lunak,
pada bagian anterior terdapat kepala, kaki terletak di bagian ventral, dan bagian
dorsal berisi organ-organ viseral. Anggota phylum Mollusca antara lain remis,
tiram, cumi-cumi, octopus, dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya,
Mollusca memiliki kelimpahan spesies terbesar disamping Arthropoda.
Diperkirakan spesies Mollusca yang hidup sampai saat ini sekitar 80.000
sampai 150.000 spesies, dan 350.000 spesies telah menjadi fosil. Berdasarkan
habitatnya Mollusca memiliki rentangan habitat yang cukup lebar mulai dari
dasar laut sampai garis pasang surut tertinggi. Selain itu ada yang hidup di air
tawar, bahkan terkadang ditemukan di habitat terestrial, khususnya yang
memiliki kelembaban tinggi. Sifat hidup Mollusca bervariasi, ada yang hidup
bebas namun beberapa spesies lainnya bersifat parasite pada organisme lain.
(Kastawi, 2003, hlm. 181).
Ciri umum yang dimiliki anggota Mollusca adalah:
1. Tubuh bersimetri bilateral, tidak bersegmen, kecuali pada Monoplacophora;
2. Memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus;
3. Coelom mereduksi, dinding tubuh tebal dan berotot;
4. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang secara
umum digunakan untuk bergerak;
5. Dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadi satu atau dua sepasang lipatan
yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresi cangkang dan
melingkupi rongga mantel yang di dalamnya berisi insang;
6. Lubang anus dan ekskretori umumnya membuka ke dalam rongga mantel;
3
7. Saluran pencernaan berkembang baik. Sebuah rongga bukal yang umumnya
mengandung radula berbentuk seperti proboscis;
8. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung;
9. Organ ekskresi berupa ginjal yang berjumlah sepasang atau terkadang hanya
berjumlah satu buah.
Berdasarkan bentuk tubuh, bentuk dan jumlah cangkang, serta beberapa
sifat lainnya, Filum Molluska dibagi 8 kelas yaitu Chaetodermomorpha,
Neomeniomorpha, Monoplacophora, Polyplacophora, Gastropoda, Pelecypoda,
Scaphopoda dan Cephalopoda. Pada umumnya yang terdapat dalam jumlah banyak
adalah kelas Gastropoda, Pelecypoda (Bivalvia) dan Cephalopoda.
4
maksilliped. Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan
menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap
ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di
dasar perairan.
Permukaan tubuh crustacea dilindungi kutikula yang tersusun dari zat kitin
yang ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras. Tubuhnya
dibedakan menjadi cefalotorak dan abdomen yang terdiri dari segmen-segmen
(kepala 5, torak 8, dan abdomen 6) masing-masing dengan satu pasang anggota
tubuh yang terdiri atas ruas-ruas. Setiap segmen tubuh dibedakan atas tergum
(bagian dorsal), sternum (bagian ventral), pleura (lateral tubuh) (Kastawi, 2009).
Cefalotorak terdiri atas 13 segmen yang terlindung oleh karapak. Ujung anterior
karapak merupakan rostrum. Antena dan antenula merupakan struktur indera.
Kaki jalan berfungsi untuk bergerak, memegang makanan, dan membersihkan
tubuhnya. Kaki renang sebagai alat renang, respirasi, dan pembawa telur pada
hewan betina (Kastawi, 2009).
5
Filum Echinodermata adalah salah satu kelompok hewan terbaik yang
dikenal di kelompok invertebrata laut. Bulu babi dan bintang laut, keduanya
memiliki perbedaan jelas, meskipun keduanya bagian dari kelompok yang sama
dan memiliki karakteristik yang sama seperti simetri radial. Menurut Levy pada
tahun 2008, Filum Echinodermata memiliki sistem vaskular air dengan banyak
alur ambulakral dan kaki tabung. Sistem amburakral adalah sistem kanal terutup,
dilapisi oleh epitelium bersilia, merupakan derivat dari bagian selom embrionik.
Cabang utama tertentu dari kanal menyediakan cairan untuk proyeksi berdaging
dari dinding tubuh, 13 yang disebut kaki tabung. Masing-masing bagian radial
yang terdapat kaki tabung disebut ambulakrum. Kaki tabung memiliki fungsi
dalam pergerakan, mencari makanan, dan fungsi lainnya (Kozloff, 1990,hal.722).
Karakteristik yang paling mencolok dari Echinodermata yaitu memiliki kepingan
duri endoskeleton, sistem vaskular air, modifikasi duri, lapisan brancia atau
lapisan pernapasan, dan mempunyai bentuk tubuh simetri radial atau bilateral
(Hickman, Roberts, Larson, 2001, hal. 459).
6
hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan akuatis, dan ada juga
yang bersifat parasit pada vertebrata. (Anonymous, 2010).
Cacing dari filum annelida memiliki segmen, artinya tubuhnya terdiri atas
satuan yang berulang-ulang. Meskipun beberapa struktur, seperti saluran
pencernaan terdapat di sepanjang tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti
organ ekskresi terulang pada segmen demi segmen. Dari luar segmentasi ini
tampak seperti cincin. Ciri khas lain annelida adalah simetri bilateral, suatu sistem
peredaran yang efisien dengan darah yang dipompa melalui sistem pembuluh
darah tertutup dan sistem saraf yang cukup rumit. Pembuluh saraf utama terdapat
di bagian ventral. Ciri lain pada cacing annelida yang tidak terdapat pada hewan
yang lebih primitif adalah adanya rongga tubuh yang besar berisi cairan. Hal ini
memungkinkan organ-organ dalam bergesekan satu sama lain dengan mudah,
sehingga memudahkan gerakan tubuh yang ekstensif. Rongga ini yang disebut
selom (John W. Kimball, dkk.1983).
Hewan-hewan annelida mempunyai sistem digesti, saraf, ekskresi, dan
reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat metamerik
baik seluruhnya atau sebagian. Sistem perototan biasanya diatur segmental.
Sebagian besar annelida mempunyai sistem pembuluh yang didalamnya terdapat
darah yang bersirkulasi. Hewan-hewan itu bersifat diesius atau hermafrodit.
Walaupun pada beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Kebanyakan annelida
menghasilkan larva yang bersilia disebut larva trokofor. Annelida hidup di dalam
laut, sebagian di air tawar, dan tanah-tanah yang lembab. Tubuh annelida
bersegmen pada bagian luar dan bagian dalam tubuhnya. Antara tiap segmen dan
segmen lainnya terdapat sekat yang disebut Septa. Pembuluh darah, sistem saraf,
dan sistem ekskresi di tiap segmen saling berhubungan melewati septa. Annelida
telah memiliki sistem pencernaan yang terdiri atas mulut, faring, kerongkongan
(esophagus), usus, dan anus. Sistem peredaran darahnya tertutup karena telah
memiliki pembuluh darah. Darah annelida juga telah mengandung hemoglobin
sehingga berwarna merah. Untuk sistem saraf, annelida memiliki sistem saraf
tangga tali. (Rohmimohtarto 2007).
7
Reproduksi annelida dilakukan secara seksual. Annelida jantan memiliki
organ testis dan annelida betina memiliki ovarium. Kedua organ ini bisa terdapat
pada satu hewan yang hermafrodit atau terdapat pada individu yang berbeda.
Annelida dibagi atas tiga kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta,
dan Hirudinae (Rikky Firmansyah, dkk.2004).
Filum Cnidaria, berasal dari kata cnide (bahasa Yunani) yang berarti
sengat. Nama lain Cnidaria adalah Coelenterata. Coelenterata (dalam bahasa
yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga
tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).
Sedangkan Ctenophora berasal dari kata ctenos (Yunani) yang berarti sisir, dan
phoros yang berarti dinding. (Suripto,2007).
Filum Cnidaria disebut juga Coelenterata. Berbeda dengan protozoa,
coelenterata mempunyai rongga pencernaan (gastrovascular cavity) dan mulut,
namun anus tidak ada. Terdapat sekitar 9500 jenis, kebanyakan hidup di laut dan
hanya 14 jenis dari kelas. Hydrozoa hidup di air tawar biasanya terdapat di
perairan dangkal dan melekat pada substrat dan terumbu karang. Coelentrata
hidup mulai dari periode camabrian sampai sekarang (Suwignyo dkk, 2005).
Cnidaria hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan
hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knidosit dan ditangkap oleh tentakel
untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Cnidaria seluruhnya hidup di air, baik
di laut maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau
berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan
tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat
bergerak bebas melayang di air. Menurut Suripto pada tahun 2007,ada 2 cara
perkembangbiakan Cnidaria, yaitu aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif):
1. Aseksual (Vegetatif); Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada
fase polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh
8
disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru, lalu
menjadi koloni.
2. Seksual (Generatif); Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum
(telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan
ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju
ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di
ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan
induk dan membentuk polip di dasar perairan.
9
menggunakan chelicerae dan memasukkannya ke mulut di ujung probosis.
Saluran pencernaan lengkap, anus terletak di ujung posterior (Suwignyo dkk,
2005).
10
4. Kerang Darah Sebagai sampel Filum Mollusca
5. Siput Laut Sebagai sampel Filum Mollusca
6. Siput Gonggong Sebagai sampel Filum Mollusca
7. Udang Taji Sebagai sampel Filum Crustacea
8. Udang Burung Sebagai sampel Filum Crustacea
9. Kepiting Bakau Sebagai sampel Filum Crustacea
10. Kepiting Rajungan Sebagai sampel Filum Crustacea
11. Bulu Babi Sebagai sampel Filum Echinodermata
12. Bintang Laut Sebagai sampel Filum Echinodermata
13. Cacing Laut Sebagai sampel Filum Annelida
14. Cacing Sutera Sebagai sampel Filum Annelida
15. Pleuractis Sebagai sampel Filum Cnidaria
16. Monastrea Sebagai sampel Filum Cnidaria
17. Dendrophyllia Sebagai sampel Filum Cnidaria
18. Platygyra Sebagai sampel Filum Cnidaria
19 Mimi/Blankas Sebagai sampel Filum Chelicerata
11
Echinodermata (Bintang Laut, Teripang dan Bulu Babi) selanjutnya
diamati dan digambar beserta keterangan bagian-bagianya. Sampel
diidentifikasi dengan bantuan buku identifikasi.
12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
13
5 Siput Lat 1. Posterior
2. Cangkan
(Turritella g
3. Spiral
terebra)
6 Siput 1. Cangkan
g
Gonggong 2. Spiral
3. Afex
(Strombus 4. Posterior
turturela)
14
2 Udang Burung 1. Antena
2. Antenul
(Litopenaeus e
3. Mata
vannamei) 4. Kaki
jalan
5. Kaki
renang
6. Telson
7. Urupods
8. Sefaloto
-rak
9. Rostrum
10. Perut
3 Kepiting 1. Capit
2. Propodas
Bakau (Scylla 3. Carpus
4. Kaki
serrata) renang
5. Kaki
jalan
6. Mata
7. Karafeks
4 Kepiting 1. Capit
2. Propodas
Rajungan 3. Carpus
4. Kaki
(Portunus renang
5. Kaki
pelagicus)
jalan
6. Mata
7. Karafeks
15
halus
2. Bintang Laut 1. Mulut
2. Kaki
(Asteroidea
tabung
sp.) 3. Lengan
4. Duri
halus
16
2. Monastrea
3. Dendrophyllia
4. Platygyra
17
4.2. Pembahasan
4.2.1.1 Cumi-cumi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Teuthida
Famili : Loliginidae
Genus : Loligo
Loligo pealii atau dikenal dengan nama Cumi-cumi adalah salah satu filum
Mollusca yang termasuk kedalam kelas Chepalopoda, Cumi-cumi umumnya
memiliki warna tubuh keunguan. Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala,
leher dan badan. Kepala cumi-cumi besar, memiliki sepasang mata
yang berkembang dengan baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya
terdapat di tengah-tengah dengan dikelilingi oleh 2 tentakel dan 8 kaki. Tentakel
panjang berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap tentakel
terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat fin
(sirip segitiga) yang penting untuk keseimbangan tubuh. Pada dinding permukaan
dorsal terdapat pen yang penting untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh cumi-
cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung,mantel melekat pada badan
sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga , disebut
rongga mentel. Cumi-cumi yang dijadikan sampel oleh praktikan memiliki
panjang 29,2 cm dan lebar 3,5 cm.
4.2.1.2 Sotong
18
Klasifikasi sotong (Sepia recurvirostra)
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Sepiida
Famili : Sepiidae
Genus : Sepia
4.2.1.3 Lokan
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Veneroida
19
Famili : Corbiculidae
Genus : Polymesoda
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Taxodonta
Famili : Arcidae
Genus : Anadara
Ia hidup pada dasar perairan dan mempunyai ciri khas yaitu ia ditutupi
oleh 2 cangkang yang bisa dibuka-tutup karena memiliki persendian berupa
engsel elastis penghubung penutupnya. Puncak cangkang nya terdiri dari umbo
20
yang tersusun dari kapur dan terdiridari 3 lapisan yaitu periostrakum, prismatic,
dan nakreas. Umbo juga sebagai bagian paling tua yang bisa membesar dan
menonjol, kakinya berbentuk seperti kapak yang berfungsi untuk merayap dan
menggali lumpur atau pasir.
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Sorbeococha
Famili : Turritellidae
Genus : Turritella
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Megagastropoda
21
Famili : Strombidae
Genus : Strombus
Siput gonggong juga memiliki kulit yang sangat keras dengan garis bulat
pada cangkangnya dengan variasi warna cangkang kekuningan atau keemasan
Bentuk cangkang siput pada umumnya seperti kerucut dari tabung yang melingkar
seperti konde (gelung, whorl). Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua,
disebut apex. Sumbu kerucut disebut columella. Gelung terbesar disebut body
whorl dan gelung kecil-kecil di atasnya disebut spire (ulir). Di antara bibir dalam
(inner lip) dan gelung terbesar (body whorl) terdapat umbilicius, yaitu ujung
collomella, yang berupa celah sempit sampai lebar dan dalam.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Panaeida
Genus : Panaeus
22
untuk mendeteksi sentuhan, pergerakan udara, suhu, getaran, bau serta rasa.
Memiliki mata majemuk yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan. Memiliki
karapaks atau cangkang keras yang berfungsi melindungi organ dalam tubuh.
Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalotorax yang terdiri dari
13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan
perut (abdomen) terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang
anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam
terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing serta
memiliki lima pasang kaki jalan, kaki renang, kaki ekor besar, kaki ekor kecil dan
bercapit.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapodas
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
23
berbentuk segitiga. Uropoda berwarna merah kecoklatan dengan ujungnya kuning
kemerah-merahan atau sedikit kebiruan, kulit tipis transparan. Warna tubuhnya
putih kekuningan terdapat bintik-bintik coklat dan hijau pada ekor.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Crustaceae
Ordo : Decapoda
Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Kepiting bakau jenis Scylla serrata memiliki duri yang tinggi dengan
warna kemerahan hingga oranye terutama pada capit dan kakinya. Pada duri
bagian depan kepala umumnya lancip, dan memiliki duri tajam pada bagian
corpus. Karapas kepiting bakau dilengkapai dengan 3-9 buah duri tajam pada
bagian kanan kirinya dan pada bagian depan terdapat enam buah duri diantara
kedua matanya. Hewan ini memiliki tiga pasang kakai jalan dan satu pasang
kaki renang berpola poligon. Kepiting bakau jantan memiliki sepsang capit
yang dalam keadaan normal capitnya sebelah kanan lebih besar dibandingkan
capit sebelah kiri. Bentuk dan ukuran kepiting bakau sangat beragam tetapi
seluruhnya memiliki kesamaan struktur dan bentuk tubuh. Tubuh kepiting
ditutupi dengan karapaks (carapace), yang berfungsi sebagai pelindung organ
bagian dalam kepiting.
4.2.2.4 Kepiting rajungan
Klasifikasi kepiting rajungan (Portunus pelagicus)
24
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Eucaridae
Famili : Portunidae
Genus : Portunus
Filum : Echinodermata
25
Kelas : Echinoidea
Ordo : Diadematoida
Famili : Diadematoidae
Genus : Diadema
Bulu babi memiliki bentuk tubuh segilima, mempunyai lima pasang garis
kaki tabung dan duri panjang yang dapat digerakkan. Kaki tabung dan duri
memungkinkan binatang ini merangkak di permukaan karang dan juga dapat
digunakan untuk berjalan di atas pasir. Cangkang luarnya tipis dan tersusun dari
lempeng-lempeng yang berhubungan satu sama lain. Tubuh bulu babi berbentuk
bulat atau pipih bundar, tidak bertangan, mempunyai duri-duri panjang yang dapat
digerakkan. Semua organnya umumnya terdapat di dalam tempurung, yang terdiri
dari 10 keping pelat ganda, biasanya bersambung dengan erat, yaitu pelat
ambulakral selain itu terdapat pelat ambulakral yang berlubang-lubang tempat
keluarnya kaki tabung. Pada permukaan tempurung terdapat tonjolan-tonjolan
pendek yang membulat, tempat menempelnya duri. Kebanyakan bulu babi
mempunyai dua duri, duri panjang atau utama dan duri pendek atau sekunder.
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : Valvatida
Famili : Archasteridae
Genus : Asteroidea
26
Bintang laut Asteroidea sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini
berbentuk bintang dengan 5 lengan.Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-
duri dengan berbagai ukuran. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang
ke seluruh lengan.
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Polychaeta
Ordo : Errantia
Famili : Nereidae
Genus : Nereis
Filum : Annelida
27
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
Famili : Tubificidae
Genus : Tubifex
Spesies : Tubifex
4.2.5.1 Platygyra
Klasifikasi (Platygyra)
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Faviidae
Genus : Platygyra
28
permukaan yang keras.karang ini hidup berkoloni dengan ukuran yang tidak
terlalu besar.
4.2.5.2 Pleuractis
Klasifikasi Pleuractis
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Fungiidae
Genus : Pleuractis
4.2.5.3 Dendrophyllia
Klasifikasi Dendrophyllia
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Dendrophylliidae
Genus : Dendrophyllia
29
sebagai sekelompok individu yang memiliki banyak tentakel untuk berburu
mangsanya.tentakel ini biasanya kuning tetapi dapat berwarna lain kondisi
pencahayaan.
4.2.5.4. Montastrea
Klasifikasi Montastrea
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Faviidae
Genus : Montastrea
Karang Montastrea
4.2.6.1 Mimi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Xiphosura
Famili : Limunidae
Genus : Limulus
30
Spesies : Limulus polyphemus
Mimi merupakan salah satu jenis dari Filum Chelicerata dari kelas
Merostomata. Mimi hidup di perairan laut dangkal dengan substrat yang
lembut dan membenamkan diri di permukaan pasir, dapat mencapai
panjang 60 cm.
V. KESIMPULAN
5.1. Simpulan
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan penulis adalah sebagai berikut :
1. Bagi Akademisi
Agar mendapatkan sampel yang bagus, disarankan kepada
praktikan pada saat proses pengawetan dan identifikasi harus
31
mengefisiensikan waktu dan melakukan prosedurnya dengan hati-
hati. Sampel yang diambil dari lapangan untuk dijadikan preparat harus
diperhatikan batasannya agar sumberdayanya tetap berlangsung dengan
continu. Selain itu praktikan diharapkan bisa menjaga kekondusifan
selama praktikum berlangsung. Di dalam proses identifikasi harus
menggunakan banyak literatur, agar hasilnya lebih akurat dan jeli
memperhatikan morfologi darisampel yang didapatkan. Jika ada yang
kurang jelas dapat ditanyakan kepada asisten atau dosen sehingga tidak
terjadi kesalahan.
2. Bagi Pemerintah
Sebaiknya pemerintah bekerjasama dengan pihak akademisi dalam
usaha mempertahankan sumberdaya sampel-sampel yang digunakan
sebagai bahan praktikum agar keberlagsungannya tetap berlanjut. Adanya
kebijakan pemerintah dalam hal mempertahankan keberadaan sampel
adalah hal yang sangat penting.
32