Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM ZOOLOGI LAUT 2024

MODUL PRAKTIKUM

PENGENALAN PHYLUM MOLLUSCA

Nama Mahasiswa :
NIM :
Kelas :
Kelompok :
Asisten :
Tanggal Praktikum :

5.1. Kompetensi Yang Diharapkan

5.1.1. Tempat dan Waktu Praktikum


Tempat : Laboratorium Biologi Laut, Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Waktu : Kelas A = Kamis, 10:00 – 12:00 WITA
: Kelas B = Selasa, 09:00 – 11:00 WITA
: Kelas C = Jumat, 14:00 – 16:00 WITA
: Kelas D = Jumat, 16:10 – 18:10 WITA
: Kelas E = Kamis, 16:00 – 18:00 WITA

5.1.2. Tujuan Umum Praktikum


Untuk mengamati ciri-ciri morfologi dan anatomi kelas Cephalopoda, Gastropoda, dan Bivalvia
(Pelecypoda) dari Phylum Mollusca.

5.1.3. Tujuan Khusus Praktikum


1. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Phylum Mollusca dan ciri-ciri dari Filum
Mollusca.
2. Mampu mengenali bentuk-bentuk dari biota yang termasuk kedalam Phylum Mollusca
berdasarkan ciri morfologinya serta mampu membedakan ciri-ciri setiap kelas Phylum
Mollusca.
3. Mampu membedakan bentuk-bentuk dari biota yang termasuk kedalam Phylum Mollusca
dengan biota dari Phylum lainnya.

5.2. Dasar Teori

5.2.1. Filum Moluska


Mollusca merupakan filum terbesar kedua dalam dunia hewan setelah Arthropoda yang
termasuk kedalam kelompok hewan invertebrata. Mollusca merupakan hewan yang bersifat lunak
dengan memiliki kemampuan beradaptasi yang cukup tinggi pada berbagai habitat kehidupan
yang sangat luas sehingga memberi pengaruh terhadap keberadaannya di suatu daerah, baik
secara geografis maupun geologi dengan perkiraan lebih dari 150.000 spesies yang hidup baik
di air laut, air payau, air tawar dan di darat maupun yang telah menjadi fosil (Suwignyo et al.,
2005).
Mollusca (dalam bahasa Latin, Molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh
lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong
triploblastik selomata. Mollusca tidak memiliki kerangka, tidak memiliki tulang belakang dan
PRAKTIKUM ZOOLOGI LAUT 2024
MODUL PRAKTIKUM

termasuk hewan yang berdarah dingin. Ukuran dan bentuk Mollusca sangat bervariasi. Misalnya
siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang
dengan bentuk torpedo besayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cumi-cumi raksasa.
Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa
organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan di darat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai
parasit (Hala, 2007).
Mollusca termasuk kedalam hewan yang bersifat lunak, baik dengan cangkang ataupun
tanpa cangkang, seperti dari berbagai spesies kerang-kerangan, siput, kiton, cumi-cumi dan
sebagainya. Ciri khas yang membedakan tubuh Mollusca dengan hewan lainnya yaitu adanya
mantel yang merupakan sarung pembungkus bagian-bagian tubuhnya yang lunak yang biasa
disebut dengan cangkang. Cangkang pada Mollusca terdiri atas zat kapur (CaCO3) dan kelenjar
lendir yang berguna untuk melindungi diri dan sebagai rangka luar yang disebut dengan rumah
(Idris et al., 2018).
Tubuh yang dimiliki oleh Mollusca terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, mantel, dan kaki
otot. Mollusca memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam dari tertutup dua keping cangkang,
bentuk hampir bulat tanpa kepala dan silindris seperti cacing sampai tidak memiliki kaki (Pertiwi,
2022). Dalam klasifikasi umum Mollusca dibagi kedalam tujuh kelas yaitu Polyplacophora atau
Amphineura (Chiton), Gastropoda (Keong), Scaphopoda (Cangkang tanduk), Cephalopoda
(Cumi-cumi atau gurita), Pelecypoda (Kerang), Aplacophora (oleh sementara ahli Zoologi
dipisahkan menjadi ordo dibawah kelas Amphineura) dan Monoplacophora (Hewan yang
bercangkang kecil) (Jatmiko et al, 2020). Dari ketujuh kelas tersebut terdapat tiga kelas yang
mempunyai arti ekonomi dan memiliki peranan penting dalam fungsi ekologis pada ekosistem
mangrove yaitu Gastropoda (jenis keong), Bivalvia/Pelecypoda (jenis kerang), dan Cephalopoda
(jenis cumi-cumi dan gurita) (Pertiwi, 2022).

5.2.2. Cephalopoda
Cephalopoda berasal dari Bahasa Yunani yang artinya “Kaki Kepala” yang merujuk kepada
penempatan kaki atau tentakel di sekitar kepala hewan yang termasuk kedalam kelas ini.
Cephalopoda merupakan kelas dari Filum Mollusca yang menempati evolusi tertinggi diantara
kelompok Filum lainnya. Sebagian besar spesies Cephalopoda hidup tersebar di daerah
intertidal, samudera yang dalam dan di permukaan laut. Spesies yang termasuk kedalam kelas
ini antara lain hewan-hewan seperti gurita, cumi-cumi, Nautilus dan sotong. Kelas ini dikenal
karena kemampuannya dalam mengelabui predator dengan merubah warna dan bentuk
tubuhnya. Cephalopoda memiliki tubuh yang simetris dan lunak, dengan kepala yang menonjol
serta delapan atau sepuluh tentakel yang bergerak bebas di sekitarnya (Samudra et al., 2016).
Cephalopoda memiliki tubuh yang simetris bilateral, memiliki sebuah kaki yang
terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi dengan alat penghisap atau sucker dan sistem
saraf yang berkembang baik berpusat di bagian kepala. Kelompok kelas ini tidak mempunyai
cangkang tebal seperti kelas yang lain. Mantelnya mengelilingi sekeliling tubuh, membentuk
kerah yang agak longgar pada bagian leher. Terdapat sebuah sifon yang menyedot air lewat
insang terletak di bawah mantel dan digunakan untuk mengeluarkan semprotan air (jet
propulsion) untuk mendorong hewan bergerak cepat (Wahyuningrum et al., 2014).

5.2.3. Gastropoda
Gastropoda berasal dari Bahasa Latin yaitu Gaster yang berarti “Perut” dan Podos yang berarti
“Kaki” sehingga disebut dengan hewan yang berjalan dengan menggunakan perut. Penyebab
dari gerakan Gastropoda ini yaitu adanya kontraksi pada otot seperti gelombang, mulai dari
belakang menuju ke depan. Kaki bagian depan ketika Gastropoda bergerak akan menghasilkan
lendir yang memudahkan untuk berjalan. Kelas Gastropoda merupakan kelas terbesar pada
PRAKTIKUM ZOOLOGI LAUT 2024
MODUL PRAKTIKUM

Filum Mollusca dengan spesies fosil sejumlah lebih dari 15.000 dan spesies hidup yang berjumlah
60.000 (Aryoto, 2022).
Gastropoda adalah hewan dari Filum Mollusca yang bercangkang tunggal. Sebagian
besar cangkang Gastropoda terbuat dari bahan Kalsium Karbonat (CaCO 3) yang di bagian
luarnya dilapisis periostrakum dan zat tanduk (Viza, 2018). Sebagian besar cangkang dari hewan
Gastropoda berputar ke arah kanan (dekstral) dan ada juga yang berputar (sinistral). Putarannya
tersebut berasal dari apeks melalui whorl hingga ke aperture. Bagian tengah yang merupakan
sumbu putaran dinamakan Collumella (Rahmadina, 2021). Cangkang spiral yang terdapat pada
hewan Gastropoda menjadi tempat persembunyian apabila spesies tersebut dalam keadaan
terancam. Cangkang pada Gastropoda biasanya berbentuk kerucut namun pada abalon dan
limpet berbentuk pipih (Pertiwi, 2022).

5.2.4. Kelas Bivalvia (Pelecypoda)


Kelas Bivalvia disebut juga dengan Pelecypoda dan Lamellibranchia. Disebut Bivalvia karena
hewan ini mempunyai dua cangkang dikedua sisi hewan dengan engsel dibagian dorsal. Fungsi
dari cangkang tersebut adalah sebagai pelindung tubuh dan bentuknya digunakan untuk
diidentifikasi. Bivalvia disebut juga dengan Pelecypoda karena kakinya berbentuk kapak
sedangkan disebut Lamellibranchia karena insangnya yang berbentuk lembaran-lembaran dan
berukuran sangat besar dan juga memiliki fungsi tambahan yaitu pengumpul bahan makanan,
disamping sebagai tempat pertukaran gas (Harahap, 2017).
Salah satu contoh hewan ini adalah kerang, tiram, remis, kijing. Kebanyakan hidup di laut
terutama di daerah litoral, beberapa di daerah pasang surut dan air tawar. Beberapa jenis hidup
pada kedalaman sampai 5.000 meter. Umumnya terdapat di dasar perairan yang berlumpur atau
berpasir, beberapa hidup pada substrat yang lebih keras seperti lempung, kayu atau batu
(Suwigno, 2005).
Tubuh spesies kelas Pelecypoda tertutup diantara katup kanan dan katup kiri yang
terpaut di bagian dorsal. Pada umumnya permukaan luar cangkang Pelecypoda relatif halus,
namun beberapa jenis mempunyai relief atau ukiran berupa garis-garis konsentrik atau garis
pertumbuhan cangkang yang dapat dilihat dari besar kecilnya jarak garis pertumbuhan tersebut.
Tubuh pipih lateral, kepala tak nampak. Kaki berotot, pipih ventrolateral, berguna untuk menggali
lumpur atau pasir. Hidup dlaut atau air tawar seperti kolam, rawa, tengah sungai, baik yang airnya
mengalir maupun tergenang, dangan dasar lumpur atau pasir. Kaki juga berguna untuk merayap
dengan jalan mengisi atau mengosongkan sinus-sinus dalam kaki itu dengan darah. Selain CO2
sifon juga mengeluarkan tinja dan produk kelamin (Harahap, 2017).

5.3. Pelaksanaan Praktikum

5.3.1. Alat dan Bahan :


a. Alat
• Lup/Kaca pembesar
• Gunting Bedah/ Pisau Bedah
• Pinset
• Sarung Tangan Latex
• Nampan
• Jangka sorong
PRAKTIKUM ZOOLOGI LAUT 2024
MODUL PRAKTIKUM

b. Bahan
a) Cephalopoda
▪ Cumi – Cumi (Loligo sp.)
▪ Sotong (Sepia sp.)
▪ Nautilus sp.
b) Pelecypoda/Bivalvia/Lamellirabranchiata
▪ Pinna sp.
▪ Tridacna sp.
▪ Pinctada sp.
▪ Perna viridis
c) Gastropoda
▪ Cypraea tigris
▪ Conus sp.
▪ Lambis sp.

5.3.2. Prosedur Kerja :


1. Kelas Cephalopoda
a. Loligo sp. dan Sepia sp.
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Letakkan sampel pada masing-masing nampan. Amati dengan seksama bentuk morfologi
dari sampel yang ada. Dapatkah anda temukan, siphon, mulut, mata, lengan, tentakel, dan
sirip lateralnya? Gambarkan pada lembar kerja dan beri penunjukan gambar serta tuliskan
fungsinya masing-masing pada kolom deskripsi.
3. Tentukan bagian dari posterior, anterior, dorsal dan ventral dari sampel tersebut (beri
penunjukan).
4. Dengan bantuan pinset, jepit bagian luar dari salah satu sucker lalu perlahan tarik keluar cincin
chitin-nya. Lakukan hal yang sama hingga terkumpul 3 cincin dari tiga lengan/tentakel yang
berbeda. Amati ketiga cincin dengan seksama, apakah ketiganya nampak sama atau
berbeda?. Tuliskan hasil pengamatan anda ke dalam deskripsi.
5. Amati posisi sirip/sayap pada sampel, apakah menutupi seluruh bagian tubuh atau hanya
sebagian dari tubuh? Dengan melihat aspek ini, dapatkan anda menentukan genus dari
sampel anda? Masukkan hasil pengamatan ke dalam deskripsi.
6. Dengan hati-hati, bedah bagian ventral tubuh Loligo sp. dengan menggunting mulai dari
daerah anterior dekat siphon tegak lurus hingga ke arah posterior dan berhenti sekitar 3 cm
dari ujung posterior. Gunting ke arah kiri dan kanannya. Buka sisi-sisinya hingga massa
visceral nampak. Amati dengan seksama lalu gambarkan apa yang anda lihat. Dapatkan anda
menemukan insang, kantong tinta, gonad dan intestinum (usus). Dapatkah pula anda
menentukan jenis kelamin sampel anda?
7. Dapatkah anda temukan cangkang internalnya? Amati letak dan bentuknya, kemudian
deskripsikan pada lembar kerja anda. Dapatkah anda menentukan zat penyusun
cangkangnya. Apa dasar penentuannya?
8. Setelah mengamati sampel dari kelas Cephalopoda, kini dapatkah anda menjelaskan
mengapa Loligo sp. dan Sepia sp. dimasukkan ke dalam kelas ini.
b. Nautilus sp.
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Letakkan sampel anda pada nampan.
3. Amati bentuk morfologi dari cangkang yang ada. Dapatkah anda menemukan chamber, septa,
sipuncle dan umbilicius? Gambarkan hasil pengamatan anda pada lembar kerja.
PRAKTIKUM ZOOLOGI LAUT 2024
MODUL PRAKTIKUM

4. Dapatkah anda menebak apa fungsi dari sipuncle tersebut?

2. Kelas Pelecypoda (Bivalvia)


a. Tridacna sp.
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ambil sampel Tridacna sp. dan perhatikan bagian permukaan cangkang.
3. Amati bagian dalam sampel, kemudian tentukan bagian mana yang disebut ligament gigi,
cardinal, otot adductor dan garis pallial? Dapatkah anda menemukan sinus pallialnya?
4. Amati pula cangkang bagian luarnya, dapatkah anda menemukan garis pertumbuhan dan
umbo? Masukkan jawaban anda ke dalam lembar kerja.
5. Dapatkah anda menentukan yang mana cangkang kanan dan kirinya? Bagaimana caranya?
Masukkan jawaban anda ke dalam deskripsi!
b. Pinctada sp.
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Amati bagian luar dan dalam dari cangkang Pinctada sp. dengan melihat bagian cangkang
luar yang berwarna hitam berlapis-lapis dan bagian dalam yang mengilap.
3. Amati bagian dalam cangkang, dapatkah anda menentukan bagian ligament, otot adductor,
gigi cardinal dan garis pallialnya. Dapatkah anda menemukan sinus pallialnya? Tuliskan ke
dalam lembar kerja!
c. Pinna sp.
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Ambil cangkang Pinna sp. dan/atau Pinctada yang juga dikenal sebagai kerang mutiara,
kemudian amati morfologinya bagian luar dan dalamnya dengan seksama. Bandingkan
keduanya lalu tuliskan di lembar kerja deskripsi persamaan dan perbedaan keduanya.
3. Dapatkah juga anda temukan rambut-rambut halus berwarna kehitaman yang dikenal dengan
byssus? Amati letak dan kondisinya dengan seksama, apakah di bagian dorsal atau ventral
sampel. Jelaskan alasan atas jawaban anda
4. Dengan mengamati letak dan kondisi byssus-nya. Dapatkah anda menentukan fungsi struktur
ini?. Tuliskan ke dalam lembar kerja anda.
d. Perna viridis
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Amati bagian luar dan dalam dari cangkang Pinctada sp. dengan melihat bagian cangkang
luar yang berwarna hijau berlapis-lapis dan bagian dalam yang mengilap.
3. Amati bagian dalam cangkang, dapatkah anda menentukan bagian umbo, otot adductor,
periostrakum dan garis pallialnya. Tuliskan ke dalam lembar kerja!

3. Kelas Gastropoda
a. Cypraea tigris
1. Amati secara seksama, morfologi sampel Cypraea tigris secara ventral maupun dorsal.
Dapatkah anda menentukan mana sisi anterior dan mana sisi posteriornya?
2. Amati panjang aperturanya. Dapatkah anda menentukan berapa rasio panjang apertura
berbanding panjang total cangkang?
3. Dapatkah anda menentukan bentuk dari cangkang tersebut? Apakah ovate atau silindris?
Dapatkah anda menemukan umbo- nya?
4. Amati juga permukaan dorsal pada sampel yang halus dan mengilap. Dapatkah anda jelaskan
mengapa hal tersebut bisa terjadi?
5. Gambarkan hasil pengamatan baik morfologi dari sisi dorsal maupun ventralnya, lengkapi
dengan keterangan gambar yang memperlihatkan: apertura, sisi anterior, sisi posterior, umbo
(bila nampak).
PRAKTIKUM ZOOLOGI LAUT 2024
MODUL PRAKTIKUM

6. Masukkan semua jawaban pertanyaan di atas ke dalam bagian ‘deskripsi’.


b. Conus sp.
1. Amati sampel Conus sp. yang ada di nampan. Bagaimana bentuk cangkangnya? Bandingkan
permukaan dorsalnya dengan permukaan dorsal pada cangkang Cypraea tigris yang halus
dan mengilap. Mengapa cangkang Conus tidak demikian!
2. Gambarkan Morfologi sampel tersebut pada lembar kerja anda (sisi Ventral dan Dorsal)!
3. Dapatkah anda melihat bagian spiral, outer lip, inner lip, aperture dan kanal siphon pada
sampel? Amati dengan seksama bagian spiral pada cangkang. Apakah spiralnya terhitung
rendah, memipih atau sangat jelas?
4. Lihat pula, putaran cangkang pada sampel, apakah terpuntir kearah kanan (dekstral) atau
kearah kiri (sinistral)?
5. Tulis dalam kolom keterangan dan lengkapi dengan deskripsi yang tepat!
c. Lambis sp.
1. Amati sampel Lambis sp. lalu gambarkan tampak dorsal dan ventralnya pada lembar
kerja anda!
2. Dapatkah anda melihat bagian apex, spire, callus, outer lip, kanal siphon, dan takik stromboid-
nya? Takik ini adalah ciri dari gastropoda yang masuk ke dalam familia Strombidae.
3. Amati operculum dari Lambis sp. lalu gambarkan. Tahukah anda bahwa Lambis yang
umumnya hidup di daerah padang lamun bergerak dengan bantuan operculumnya?
4. Tuliskan pada keterangan dan lengkapi dengan deskripsi yang tepat.
PRAKTIKUM ZOOLOGI LAUT 2024
MODUL PRAKTIKUM

DAFTAR PUSTAKA

Aryoto, M. E. 2022. Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Keanekaragaman dan Kelimpahan


Gastropoda. Skripsi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, Indonesia.

Hala, Y. 2007. Dasar Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press.

Harahap, R. A. 2017. Jemis Kerang-Kerangan (Bivalvia) di Perairan Belawan Sumatera Utara.


Skripsi, Universitas Medan Area, Medan, Indonesia.

Idris, A., Novita, M., & Kamal, S. 2018. Spesies Mollusca di Ekosistem Mangrove Kecamatan
Baitussalam Kabupaten Aceh Besar sebagai Referensi Pendukung Materi Keanekaragaman
Hayati. Jurnal Biotik, Vol. 6 (2), 87-96.

Jatmiko, E., Sulaiman, E., Santoso., Hartati, M. S., & Nurwiyoto, 2020. Kaenekaragaman Moluska
yang Terdapat di Kecamatan Batik Nau Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Riset dan Inovasi
Pendidikan Sains, Vol. 20 (20), 45-60.

Panjaitan, A. M. 2014. Inventarisasi Mollusca yang Terdapat di Perairan Pantai Timur Kabupaten
Serdang Bedagai Pada Kondisi Air Surut. Skrpsi, Universitas Negeri Medan, Medan,
Indonesia.

Pertiwi, D. B. 2022. Modul Pembelajaran Filum Mollusca. Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden
Intan, Lampung, Indonesia.

Rahmadina. 2021. Taksonomi Hewan Invertebrata Berbasis Riset. Deepublish, Sleman.

Samudra, N. R., Hartoko, A., & Sulardiono, B. 2016. Hubungan Salinitas Terhadap
Perkembangan Telur Cephalopoda yang di dapatkan Pada Perairan Pantai Bondo Kabupaten
Jepara. Diponegoro Journal of Maquares, Vol. 5 (2), 70-79.

Suwignyo, S., Widigdo, B., Krisanti, M, & Wardiatno, Y. 2005. Avertebrata Air, Jilid 1. Penebar
Swadaya, Jakarta. Diakses dari http://elib.ubb.ac.id//index/php?. [Diakses pada 3 Februari
2024].

Viza, R. Y. 2018. Eksplorasi dan Visualisasi Morfologis Jenis Moluska (Gastropoda dan Bivalvia)
di Sungai Batang Merangin. Jurnal BioColony, Vol. 1 (1), 1-6.

Wahyuningrum, M., Afiati, N., & Harwanto, D. 2014. Karakteristik Pertumbuhan Cumi Kuping
(Euprymna morsei, Verrill) yang di Daratkan di PPI Tambaklorok, Semarang. Diponegoro
Journal of Maquares, Vol. 3 (1), 116-124.

Anda mungkin juga menyukai