Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan kingdomnya dibagi menjadi
dua kingdom, yaitu kingdom Plantae yang digunakan untuk tumbuhan dan
kingdom Animalia yang digunakan pada hewan. Pengelompokkan tersebut
menempatkan dan mengelompokkan hewan berdasarkan tempat hidupnya seperti
habitat darat, air, dan udara. Sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan
strukturnya seperti herba, semak, atau pohon. Seluru hewan yang ada di bumi saat
ini berasal dari hewan-hewan yang ada pada zaman Archeozoicum yang hidup di
dalam air. Hal ini dapat kita lihat dari fosil-fosil yang dijumpai. Sebagian dari
hewan tersebut dalam pengembangannya pindah ke darat dan beradaptasi, dan
sebagian lagi tetap berada dalam air (Radiopoetro, 2000).
Mollusca merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah
filumArthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis
dalam bentukfosil. Moluska hidup di laut, air tawar, payau, dan darat. Dari palung
benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di
sekitar rumah kita. Filum Mollusca, dari bahasa Romawi molis yaitu
lunak)merupakanhewantriploblastikselomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya
termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai
jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya
(Campbell et al., 2004).
Sebagian besar mollusca hidup bebas dan dapat merayap secara lambat. Ada
yang melekat pada batu karang, pada cangkok atau kayu. Ada yang membuat
lubang, ada yang mengapung di air dan berenang bebas. Phylum mollusca di bagi
atas 5 kelas, yakni Amphineura, Scaphopoda, Pelecypoda, Gastropoda, dan
Cephalopoda. Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang,
udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan
didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit (Firgonitha et al., 2015).
Spesies Moluska sekitar tiga per empat yang masih ada merupakan jenis
gastropoda. Jenis Gastropoda terdapat lebih dari 70.000 spesies hidup dan 15.000

Universitas Sriwijaya
spesies fosil. Familia Potamididae, dan Elobiidae merupakan dua familia
Gastropoda yang benar-benar sebagai Moluska bakau sesuai dengan yang tercatat
di komunitas bakau Indonesia (Nuha, 2015).
Mollusca berasal dari bahasa latin molluscus yang berarti lunak. Anggota
dari filum ini kebanyakan dijumpai di laut dangkal, beberapa di air payau, air
tawar dan darat. Tubuh Mollusca simetri bilateral, tertutup mantel yang
menghasilkan cangkang, dan mempunyai kaki ventral. Saluran pencernaan
lengkap, dan di dalam rongga mulut terdapat radula. Terdiri atas tulang muda
yang disebut odontophore. Odontophore terdapat pita radula yang berisi beberapa
baris gigi khitin kecil-kecil dengan ujung mengarah ke belakang. Otot proktator
mengatur penjuluran odontophore ke luar mulut dan gerakan gigi radula
(Suwignyo, 2005).
Mollusca memiliki sifat kosmopolit, dimana hewan-hewan ini memiliki
daerah persebaran yang sangat luas.  Mollusca dapat ditemukan di darat, air tawar,
maupun air laut. Dengan persebaran ang sangat luas tersebut, Mollusca  menjadi
phylum dengn anggot spesies terbesar kedua setelah arthropoda. Ukuran tubuh
mollusca sangat bervariasi mulai dari siput yang panjangnya hanya beberpa
millimeter hingga cumi-cumi raksasa yang dapat mencapai panjang 18 meter.
Bentuk tubuhnya pun sangat bervariasi walaupun  bentuk dasarnya  bersifat
simetri bilateral. Pada beberapa  terjadi modifikasi dari massa visceral yang
mengakibatkan bentuk tubuhnya bersifat asimetris (Firgonitha et al., 2015).
Reproduksi umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada
pula yang merugikan. Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai
berikut Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu Aemaeba sp.,
kerang Anadara sp., kerang hijau Mytilus viridis, Tridacna sp., sotong Sepia sp.
cumi-cumi atau Loligo sp., remis atau Corbicula javanica, dan bekicot atau
Achatina fulica. Perhiasan, misalnya tiram mutiara atau Pinctada margaritifera
(Campbell et al., 2004).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengamati dan mengetahui ciri-ciri morfologi
dari beberapa spesies anggota filum Mollusca.

Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Mollusca


Hewan mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca
dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda,
Pelecypoda, dan Cephalopoda. Yang pertama yaitu, Gastropoda dalam bahasa
latin, gaster yaitu perut, podos yaitu kaki adalah kelompok hewan yang
menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air atau
Lymnaea sp., remis atau Corbicula javanica, dan bekicot atau Achatia fulica dan
(Firgonitha et al., 2015).
. Mollusca merupakan hewan yang mempunyai bentuk morfologi tubuh yang
lunak. Hidup sejak periode Cambrian, terdapat lebih dari 100.000 spesies hidup
dan 35.000 spesies fosil kebanyakan dijumpai di laut dangkal dan adapula yang
hidup pada kedalaman sampai 7000 meter beberapa lainnya mempunyai habitat
air payau, air tawar dan daratan (Firgonitha et al., 2015).
Moluska merupakan salah satu komponen dalam ekosistem laut dengan
keanekaragaman spesies yang tinggi dan menyebar luas di berbagai habitat laut.
Kelompok hewan bertubuh lunak ini dapat dijumpai mulai dari daerah pinggiran
pantai hingga laut dalam dan banyak menempati daerah terumbu karang, sebagian
membenamkan diri dalam sedimen, beberapa dapat dijumpai menempel pada
tumbuhan laut seperti mangrove, lamun dan alga. Sebagaimana halnya moluska,
alga makro juga merupakan salah satu komponen dalam ekosistem laut. Alga
makro merupakan tumbuhan laut yang banyak ditemukan di daerah intertidal dan
subtidal serta menancap atau melekat pada substrat (Davidson, 2015).

2.2. Ciri-ciri Mollusca


Filum mollusca memiliki jenis-jenis tertentu, ada yang tidak memiliki atau
mempunyai cangkang sama sekali yang disebut dengan mollusca telanjang.
Sistem organ yang dimiliki oleh hewan mollusca ini seperti sistem pencernaan,
peredaran darah, pernapasan, saraf, otot dan organ reproduksi, tapi pada bagian
dalam tubuhnya terdapat organ-organ dalam yang dapatdikatakan lengkap.  Pada

Universitas Sriwijaya
organ-organ dalam tersebut dibungkus oleh mantel yang terbuat dari suatu
jaringan khusus dan pada umumnya dilengkapi dengan kele snjar-kelenjar yang
dapat (Rusyana, 2011)
Umumnya mollusca ini hidup bebas, beberapa melekat pada karang,
cangkang ataupun kayu dan ada beberapa jenis juga yang membenamkan diri
dalam lumpur ataupun di dasar perairan lainnya, seperti Cumi-cumi (Loligo
sp) yang berenang bebas di lautan (Triwiyanto et al., 2015).
Filum Mollusca ini memiliki ciri-ciri hewan multiselular yang tidak
mempunyai tulang belakang. Habitatnya di ait maupun darat merupakan hewan
triploblastik selomata. Struktur tubuhnya simetri bilateral. Tubuh terdiri dari kaki,
massa viseral, dan mantel. Memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf Organ
ekskresi berupa nefridia, memiliki radula (lidah bergigi) dan hidup secara
heterotrof (Firgonitha et al., 2015).

2.3. Klasifikasi Mollusca


Mollusca dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu
Gastropoda, Pelecypoda, Cephalopoda, Amphineura dan Scaphopoda. Yang
pertama yaitu, Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster yang berarti perut, dan
podos yang berarti kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut
sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis
(Corbicula javanica), dan bekicot atau Achatina fulica (Levine, 1995).
Kelas Amphineura hidup di laut dekat pantai atau di pantai. Tubuhnya
bilateral simetri, dengan kaki di bagian perut atua ventral memanjang. Ruang
mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur, sedangkan
permukaan lateral mengandung insang. Tubuh pipih, tidak ditemukan bagian
kepala, memiliki punggung yang dilindungi cangkang. Hewan ini hidup di laut
dan sering ditemukan disekitar pantai, menempel pada batu-batu menggunakan
kaki perutnya. Kelas ini mempunyai anggota ±700 spesies. Contoh Chiton,
Chaetopleura apiculata, Neomenia carimata (Triwiyanto et al., 2015).
Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang
tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk
mengetahui gelap dan terang, Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai

Universitas Sriwijaya
alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan
Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel. Contoh Achatina
fulica (bekicot), Lymnea (siput sawah), Melania (Triwiyanto et al., 2015).
Gastropoda dalam bahasa latin, gaster yaitu perut, podos yaitu kaki adalah
kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Kelas
filum mollusca yang terbesar, Gastropoda, memiliki lebih dari 40.000 species
yang hidup. Sebagian besar gastropoda adalah hewan laut, tetapi banyak juga
species air tawar. Bekicot dan slug telah beradaptasi terhadap kehidupan di darat
(Rusyana, 2011).
Cephalopoda terdiri dari kata cephale yaitu kepala, dan podos yang artinya
kaki. Cephalopoda adalah Mollusca yang meiliki kaki di bagian kepala.
Cumi-cumi dan sotong memiliki sepuluh tentakel yang terdiri dari dua tentakel
panjang dan delapan tentakel yang lebih pendek. Cephalopoda menggunakan
kepala sebagai alat geraknya, memiliki tentakel pada kepala, terdapat
sepasang mata yang tidak berkelopak. Didekat kepala terdapat corong atau sifon
yang dapat menyemprotkan air. Pada bagian perut terdapat kantung tinta.
Cephalophoda terdiri dari dua ordo, yaitu Tetrabranchiata, contoh Nautilus.
Dibranchiata, contoh Loligo atau cumi-cumi, Sepia atau ikan sotong atau
Octopus (Firgonitha et al., 2015).
Pelecypoda mempunyai kaki berbentuk pipih seperti kapak. Fungsi kaki ini
untuk membuat lubang. Hewan ini disebut bivalvia karena memiliki dua buah
cangkang. Ditepi cangkang, mantel secara terus menerus membentuk cangkang
baru sehingga cangkang mnkin lama makin besar dan menggelembung. Bebrapa
contoh spesies Pelecypoda yang banyak dikenal dan memilki nilai ekonomi
penting antara lain Mytilus edulis, Margaritifera, Pinctada, Anadara dan
Tridacba (Kurniawati, 2016).
Scaphopoda memiliki cangkang, berbentuk silinder yang kedua ujungnya
terbuka yang berfungsi untuk menggali pasir. Hidupnya di laut dan terpendam di
dalam pasir atau lumpur. Dentalium vulgare adalah salah satu contoh kelas
Scaphopoda. Jika Anda berjalan-jalan di pantai, hati-hati dengan cangkang jenis
Scaphopoda ini. Karena biasanya hewan ini tumbuh di batu atau benda laut
lainnya yang berbaris menyerupai taring (Triwiyanto et al., 2015).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 2 April 2018, pukul 08.00 WIB
sampai dengan 10.00 WIB. Praktikum kali ini bertempat di Laboratorium
Fisiologi Hewan jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini bak preparat, kaca pembesar
dan pinset. Sedangkan bahan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini di
antaranya Achatina fulica.

3.3. Cara Kerja


Preparat diletakkan ke dalam bak preparat, diamati cacing tersebut secara
seksama, dibedakan bagian-bagian tubuhnya secara morfologi dan hasil digmbar
diberikan keterangan dan dideskripsikan, ditulus klasifikasi spesiesnya.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN DESKRIPSI

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai


berikut.
4.1. Loligo sp.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Fylum : Molusca
Class : Cephalopoda
Ordo :.Coleoidea
Family : Loliginidae
Genus : Loligo
Spesies : Loligo sp.
Nama Umum : Cumi-cumi
Keterangan :
1. Caput
2. Rima oris
3. Organon visus
4. Tentakel

Deskripsi :
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum, diketahui
bahwa Loligo sp., termasuk dalam kelas cephalopoda Loligo sp. masuk dalam
kelas cephalopoda karena berjalan dengan menggunakan kaki yang terdapat di
kepalanya. Menurut Prasetyo et al. (2014), Cumi-cumi tergolong hewan neuritik
yang sebarannya dari lapisan permukaan sampai kedalaman tertentu. Hidup
bergerombol dan tertarik pada cahaya lampu atau bersifat fototaksis positif.
cephalopoda menggunakan kepala sebagai alat geraknya, memiliki tentakel pada
kepala, terdapat sepasang mata yang tidak berkelopak. Didekat kepala terdapat
corong atau sifon yang dapat menyemprotkan air. Pada bagian perut terdapat
kantung tinta.

Universitas Sriwijaya
4.2. Achatina fulica
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Gastropoda
Ordo : Stylomatophora
Famili : Achatinidae
Genus : Achatina
Spesies : A. fulica
Nama Umum : Bekicot

Keterangan:
1. Caput
2. Organon visus
3. Rima oris
4. Pes
5. Cangkang

Deskripsi :
Achatina fulica atau bekicot termasuk dalam kelas gastropoda karena
mampu berjalan dengan menggunakan erutnya, seolah terdapat kaki pada bagian
perutnya. Kelas gastropoda memiliki tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang
yang mampu menyesuaikan ukuran tubuhnya. Sehingga cangkang pada bekicot
akan tumbuh dan menyesuaikan ukuran tubuhnya. Kelas gastropoda berjalan
dengan sangat perlahan. Menurut Levine (1995), gastropoda bergerak lambat
menggunakan kakinya. Ujung tentakel panjang dilengkapi mata yang berfungsi
untuk mengetahui gelap dan terang, sedangkan pada tentakel pendek berfungsi
sebagai alat peraba dan pembau.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh kesimpulan


sebagai berikut.
1. Achatina fulica masuk ke dalam kelas gastropoda karena berjalan dengan
menggunakan kaki yang terdapat di perutnya.
2. Achatina fulica memiliki cangkang yang dapat menyesuaikan dengan
ukuran tubuhnya.
3. Loligo sp. memiliki kaki di kepala sehingga masuk dalam kelas
cephalopoda.
4. Loligo sp. hidup di dalam perairan.
5. Achathina fulica memliki bentuk cangkang yang spriral

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Sumber: (dokumen pribadi, 2018) Sumber: (dokumen pribadi, 2018)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai