Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dan
wilayah laut yang luas. Didalam laut tersebut terdapat aneka ragam hayati yang
dapat dimanfaatkan dalam berbagai sektor terutama menunjang perekonomian
bangsa. Pemanfaatan hasil perikanan sebagai sumber daya laut merupakan hal
yang sangat penting sebagai sumber pangan dan komoditi pedagangan, baik
didalam negeri maupun diluar negeri. Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki keragaman spesies ikan yang tinggi, yang dapat dijadikan sumber
penghasilan terutama dalam mencukupi kebutuhan perekonomian masyarakat.
Indonesia adalah negara yang sangat strategis dibidang perikanan (Bickley, 2006).
Sungai adalah aliran air atau bagian dari aliran yang lebarnya rata-rata sama
dengan atau lebih dari 5 meter. Sungai merupakan wilayah dilalui badan air yang
bergerak dari tempat tinggi ke tempat rendah baik melalui permukaan atau bawah
tanah. Keanekaragaman dan kelimpahan jenis ikan juga ditentukan oleh
karakteristik habitat perairan yang sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran arus
sungai. Kondisi perairan sungai akan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang
hidup didalamnya, seperti ikan. Ikan adalah biota air yang dapat dijadikan sebagai
indikator tingkat pencemaran di dalam perairan. Ikan dapat diartikan sebagai
kelompok vertebrata akuatik poikilotermal atau berdarah dingin yang memiliki
insang dan bantuan alat berupa sirip untuk bernapas dan bergerak dalam air
(sari et al., 2015).
Ikan merupakan hewan vertebrata aquatik berdarah dingin dan bernafas
dengan insang. Ikan didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang atau
vertebrata yang hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada Filum
Chordata dengan karakteristik memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil
oksigen terlarut dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Ikan hampir dapat
ditemukan hampir di semua tipe perairan di dunia dengan bentuk dan karakter
yang berbeda-beda. Ciri-ciri umum dari golongan ikan adalah mempunyai rangka
bertulang sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal atau berpasangan

Universitas Sriwijaya
dan mempunyai operculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir serta
mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan, dan ekor
(Fitrah et al., 2016).
Adaptasi merupakan suatu proses evolusi yang menyebabkan organisme
mampu hidup lebih baik dibawah kondisi lingkungan tertentu dan sifat genetik
yang membuat organisme menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup. Ikan di
sungai juga mengalami proses adaptasi yang berpengaruh pada perubahan sifat
genetik yang membuat ikan mengalami perubahan morfologi sesuai dengan
kondisi lingkungan sekitarnya (Nurudin, 2013).
Ikan memiliki peranan penting bagi ekosistem dan lingkungan, dimana dapat
dijadikan sebagai bioindikator terhadap kualitas suatu badan perairan dan juga
berperan di dalam siklus rantai makanan. Salah satu habitat yang menjadi
distribusi ikan pada perairan tawar adalah danau yang merupakan badan perairan
alami berukuran besar yang dikelilingi oleh daratan yang tidak bercampur dengan
air laut, kecuali air sungai (Fauziah et al., 2017).
Ikan sebagai salah satu organisme yang menjadi kajian ekologi, sehingga
harus dijaga kelestariannya. Diperlukan kegiatan identifikasi terhadap organisme.
Identifikasi adalah menempatkan atau memberikan identitas suatu individu
melalui prosedur deduktif ke dalam suatu takson dengan menggunakan kunci
determinasi yang mana juga sebagai kunci jawaban yang digunakan untuk
menetapkan identitas suatu individu. Identifikasi bertujuan untuk mencari dan
mengenal ciri-ciri taksonomi yang sangat bervariasi dan memasukkannya ke
dalam suatu takson. Selain itu, untuk mengetahui nama suatu individu atau spesies
dengan cara mengamati beberapa karakter atau ciri morfologi spesies tersebut
dengan membandingkan ciri-ciri sesuai dengan kunci determinasi
(Fitrah et al., 2016).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengamati dan mengenal ciri-ciri Pisces yang
penting untuk identifikasi.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ikan


Ikan merupakan penghuni utama pada ekosistem akuatik atau perairan yang
tersebar pada perairan tawar, seperti danau, sungai dan rawa serta perairan payau
dan perairan laut. Kebanyakan ikan air tawar tersebar di wilayah Asia bagian
Tenggara pada kawasan tropis dengan jumlah kurang lebih sebanyak 105 suku
atau 99% diantaranya dapat ditemukan pada Indonesia bagian Barat. Ikan
memiliki peranan penting bagi ekosistem dan lingkungan, dimana dapat dijadikan
sebagai bioindikator terhadap kualitas suatu badan perairan (Fauziah et al., 2017).
Ikan adalah biota air yang dapat dijadikan sebagai indikator tingkat
pencemaran di dalam perairan. Didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang
atau vertebrata yang hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada Filum
Chordata dengan karakteristik memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil
oksigen terlarut dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Ikan merupakan
fauna yang mudah terganggu dengan perubahan lingkungan dan berperan penting
bagi ekosistem sungai, baik sebagai predator maupun sebagai penyedia pakan
untuk predator lain (sari et al., 2015).

2.2. Ciri-Ciri Umum Ikan


Ciri-ciri umum dari golongan ikan adalah mempunyai rangka bertulang sejati
dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal atau berpasangan dan mempunyai
operculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh
yang jelas antara kepala, badan, dan ekor. Ukuran ikan bervariasi mulai dari yang
kecil sampai yang besar. Kebanyakan ikan berbentuk torpedo, pipih, dan ada yang
berbentuk tidak teratur (Fitrah et al., 2016).
Ikan mempunyai sirip yang penting untuk pergerakannya dan sisik yang
berfungsi sebagai penutup tubuhnya. Berdasarkan bentuknya sirip ekor dibedakan
atas tipe rounded, truncate, emerginate, lunate dan forked. Berdasarkan bentuk
sisik dibedakan atas sisik placoid, ganoid, ctenoid dan cycloid. Tipe mulut
berdasarkan letaknya yaitu tipe inferior, superior, terminal dan sub terminal.

Universitas Sriwijaya
Bentuk umum tubuh ikan juga bervariasi seperti fusiform, compresiform,
depressiform, anguiliform, sagititiform dan globiform (Yuliarti, 2011).
Sirip-sirip pada ikan pada umumnya ada yang berpasangan da nada yang
tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip
tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam-
macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan sirip tersebut . bentuk sirip ekor
ada simetris, apabila lembar sirip ekor bagian dorsal sama dorsal sama besar dan
sama bentuk dengan lembar bagian ventral, adapula bentuk sirip ekor yang
asimetris yaitu bentuk kebalikannya (Yulisman et al., 2011).
Pada kebanyakan ikan, mata adalah reseptor pengglihatan yang sangat
sempurna. Mata memiliki optikal yang mampu melakukan penggumpulan cahaya
dan membentuk suatu fokus bayangan untuk dianalisis oleh retina. Cahaya
memasuki mata melalui kornea, selaput bening yang merupakan jendela mata
bagian depan. Pada ikan, peran kornea dalam memfokus cahaya sangat kecil,
karena perbedaan indeks refraksi antara kornea dan air sangat kecil. Akibatnya,
lensa mata menjadi lebih bulat dengan kemampuan membiaskan cahaya untuk
meningkatkan pemfokusan. Selain bentuk lensa yang bulat, pemfokusan cahaya
juga dilakukan melalui pergerakan lensa (Yuliarti, 2011).

2.3. Pengertian Sungai


Sungai adalah aliran air atau bagian dari aliran yang lebarnya rata-rata sama
dengan atau lebih dari 5 meter. Sungai merupakan wilayah dilalui badan air yang
bergerak dari tempat tinggi ke tempat rendah baik melalui permukaan atau bawah
tanah. Keanekaragaman dan kelimpahan jenis ikan juga ditentukan oleh
karakteristik habitat perairan yang sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran arus
sungai. Kondisi perairan sungai akan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang
hidup didalamnya, seperti ikan (sari et al., 2015).

2.4. Habitat Ikan


Berdasarkan habitat hidupnya, ikan dibedakan dua macam yaitu ikan air
tawar dan ikan air asinatau laut. Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan
sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan

Universitas Sriwijaya
salinitas kurang dari 0,05%. Dalam banyak hal lingkungan ini berbeda dengan
lingkungan perairan laut, dan yang paling membedakan adalah tingkat
salinitasnya. Untuk bertahan di air tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis
yang bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh. 41% dari
seluruh spesies ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini karena spesiasi yang
cepat yang menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk ditinggali
(Fauziah et al., 2017).

2.5. Sistem Pernapasan Ikan


Pernapasan adalah proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbon
dioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengkatan oksigen
tersebut, selain dipengaruhi struktur alat pernapasan, juga dipengaruhi perbedaan
parsial O2 antara perairan dengan darah. Pada hampir semua ikan, insang
merupakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang terbentuk dari
lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang
didalamnya. Tiap-tiap filamen insang terdiri atas banyak lamela, yang merupakan
tempat pertukaran gas (Fitrah et al., 2016).
Paru-paru ikan merupakan derivat gelembung renang. Paru-paru terletak
disebelah atas saluran pencernaan tetapi ductus pnematicusnya terbuka kearah
bagian bawah dinding lambung. Selain insang dan paru-paru, beberapa jenis ikan
memiliki alat pernapasan tambahan yang dapat mengambil oksigen secara
langsung dari udara (Nurudin, 2013).

2.6. Sistem Pencernaan Ikan


Sistem pencernaan pada pisces terdiri atas organ-organ, organ-organ
tambahan, organ-organ pelengkap. Pencernaan adalah proses penyederhanaan
makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang
mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui
sistem peredaran darah. Saluran pencernaan terdiri dari arah depan atau anterior
ke arah belakang atau posterior berturut-turut mulut atau rongga mulut,
esophagus, lambung, hati, empedu, pankreas, dan usus. Organ tambahan yaitu
ginjal, hati, empedu dan kelenjar pankreas (Yuliartati, 2011).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu pukul 08.00 WIB. sampai dengan
pukul 10.00 WIB. Pelaksanaan praktikum Taksonomi Hewan bertempat di
Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini berupa bak preparat. Sedangkan
bahan yang digunakan pada praktikum ini berupa ikan betok, ikan mas, ikan
gabus, ikan sepat, ikan nila, ikan gurami, ikan mujair, ikan tembakang, ikan patin
dan ikan lele.

3.3. Cara Kerja


Diambil preparat dengan hati-hati. Diletakkan preparat di atas bak preparat.
Diamati bagian-bagiannya dengan seksama. Digambar dan diberi keterangan
preparat serta dideskripsikan. Ditulis klasifikasi preparat tersebut.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN DESKRIPSI

4.1. Tabel Hasil

No Nama Ikan Tipe Tipe Panjang Jumlah Pertulangan Pada


Ekor Sisik Gurat Sisik
Sisik
(cm)

D V P A C

1 Anabas Dyphi Cycloid 6 XIV X XIII VI XV


testudiantes cercal I

2 Betta splendens Hetero Ganoid 3 - V V - X


cercal

3 Channa striata Dyphi Ctenoid 18,5 XI XI V XX XI


cercal I III

4 Clarias Dyphi - 16 - II VI - -
battracus cercal

5 Cyprinus carpio Homo Cycloid 12 VII - - III XV


cercal III

6 Dahsyatis sp Protoc - 21 XVI - - - XV


ercal II

7 Helostoma Homo Cycloid 6,5 XIV V VII X XII


temminckii cercal

8 Oreochormis Dyphy Cycloid 6 XVI V II III -


niloticus cercal I

9 Pangasius Homo - 19 I - I I -
pangasius cercal

10 Trichogaster Dyphi Placoid 7 VII VI - - -


pectoralis cercal I

Universitas Sriwijaya
4.2. Deskripsi
4.2.1. Anabas testudiantes
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Genus : Anabas
Spesies : Anabas testudiantes
Nama Umum : Ikan Betok

Keterangan : 1. Organon visus 6. Pinnae ventralis


2. Rima oris 7. Pinna analis
3. Overculum 8. Pinna dorsalis
4. Squama 9. Pinna caudalis
5. Pinnae pectoralis 10. Linea lateralis

Deskripsi:
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa ikan
betok atau Anabas testudiantes memiliki tipe ekor Dyphicercal, dengan tipe sisik
yang Cycloid, dan panjang gurat sisik sepanjang 6 cm. Menurut Bungas (2014),
Ikan betok atau Anabas testudineus Bloch memiliki kelebihan dibandingkan ikan
lain sebab, memiliki alat labyrinth, memiliki warna yang indah dan juga
merupakan ikan yang hidup di rawa tergenang atau semi tertutup sebagai
penghuni tetap atau non cosmopolit daerah tersebut. Ikan betok dilihat dari
morfologisnya mempunyai potensi yang dapat diunggulkan sebagai ikan
ekonomis penting dan sebagai ikan hias atau ornamental fish yang bernilai jual
cukup tinggi.

Universitas Sriwijaya
4.2.2. Betta splendens
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Perciformes
Famili : Anabantidae
Genus : Betta
Spesies : Betta splendens
Nama Umum : Ikan Cupang

Keterangan : 1. Organon visus 6. Pinnae ventralis


2. Rima oris 7. Pinna analis
3. Overculum 8. Pinna dorsalis
4. Squama 9. Pinna caudalis
5. Pinnae pectoralis 10. Linea lateralis

Deskripsi:
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa ikan
cupang atau Betta splendens memiliki tipe ekor Heterocercal, dengan tipe sisik
yang Ganoid, dan panjang gurat sisik sepanjang 3 cm. Menurut
Wahyudewantoro (2017), ikan cupang, memiliki banyak bentuk atau
Polimorphisme, seperti ekor bertipe mahkota crown tail, ekor penuh full tail dan
bertipe slayer, dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Keindahan bentuk sirip
dan warna sangat menentukan nilai estetika dan nilai komersial. warna pada jenis
ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, kematangan gonad,
genetik dan faktor geografi.

Universitas Sriwijaya
4.2.3. Channa striata
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata
Nama Umum : Ikan Gabus

Keterangan : 1. Organon visus 6. Pinnae ventralis


2. Rima oris 7. Pinna analis
3. Overculum 8. Pinna dorsalis
4. Squama 9. Pinna caudalis
5. Pinnae pectoralis 10. Linea lateralis

Deskripsi :
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa ikan
gabus atau Channa striata memiliki tipe ekor Dyphicercal, dengan tipe sisik yang
Ctenoid, dan panjang gurat sisik sepanjang 18,5 cm. Menurut Asfar et al. (2014),
ikan gabus berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular sehingga dinamai
snakehead, dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat giling memanjang,
seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di
ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam
kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi
samping bercoret-coret tebal atau striata, bercoret-coret yang agak kabur.

Universitas Sriwijaya
4.2.4. Clarias battracus
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias battracus
Nama Umum : Ikan Lele

Keterangan : 1. Organon visus 6. Pinnae ventralis


2. Rima oris 7. Pinna analis
3. Overculum 8. Pinna dorsalis
4. Linea lateralis 9. Pinna caudalis
5. Pinnae pectoralis

Deskripsi :
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa ikan lele
atau Clarias battracus memiliki tipe ekor Dyphicercal dan panjang gurat sisik
sepanjang 16 cm. Menurut Puspowardoyo dan Djarijah (2002), bagian kepala lele
dilapisi oleh tulang pelat yang cukup keras. Di dalam bagian kepala ini terdapat
rongga yang terletak di atas insang. Di ruangan inilah terdapat alat pernapasan
tambahan berupa labirin atau aborescent. Dengan alat pernapasan tambahan ini
memungkinkan lele menghirup oksigen yang berasal dari luar air. Mulut lele
dilengkapi dengan gigi, tetapi hanya berupa permukaan kasar di mulut bagian
depan. Lele juga memiliki empat pasang sungut atau delapan buah yang letaknya
di sekitar mulut, yakni masing-masing sepasang sungut hidung.

Universitas Sriwijaya
4.2.5. Cyprinus carpio
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Nama Umum : Ikan Emas

Keterangan : 1. Organon visus 6. Pinnae ventralis


2. Rima oris 7. Pinna analis
3. Overculum 8. Pinna dorsalis
4. Squama 9. Pinna caudalis
5. Pinnae pectoralis 10. Linea lateralis

Deskripsi :
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa
Cyprinus carpio atau yang sering disebut juga dengan ikan emas, memiliki tipe
ekor Homocercal, dengan tipe sisik yang Cycloid, dan panjang gurat sisik
sepanjang 12 cm. Menurut Khairuman dan Gunadi (2002), tubuh ikan terbagi atas
tiga bagian, yakni kepala, batang tubuh, dan ekor, serta memiliki garis literalis
atau gurat sisi. Pada ujung kepala terdapat mulut yang berbentuk terminal, yakni
mulut terletak di ujung hidung dan mulut dapat disembulkan. Cyprinus carpio L.
mempunyai organ seperti kumis di bagian samping mulut. Memiliki mata yang
terletak pada bagian lateral kepala yang saling bersebelahan.

Universitas Sriwijaya
4.2.6. Dahsyatis sp.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
Ordo : Miliobatiformes
Famili : Dasyitidae
Genus : Dahsyatis
Spesies : Dahsyatis sp.
Nama Umum : Ikan Pari

Keterangan : 1. Organon visus 2. Rima oris


3. Pinnae pectoralis 4. Pinna caudalis
5. Pinna analis

Deskripsi :
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa
Dahsyatis sp. atau yang sering disebut juga dengan ikan pari, memiliki tipe ekor
Protocercal dan panjang gurat sisik sepanjang 21 cm. Menurut
Utami et al, (2014), Ikan pari memiliki ciri berupa discus atau ukuran badan lebar
membulat atau angular atau bersudut, pada badan tidak terdapat alat listrik besar,
tonjolan tidak seperti tanduk pada setiap sisi moncong, kepala tidak menonjol dari
sirip ke dada.

Universitas Sriwijaya
4.2.7. Helostoma temminckii
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Helostomatidae
Genus : Helostoma
Spesies : Helostoma temminckii
Nama Umum : Ikan Tembakang

Keterangan : 1. Organon visus 6. Pinnae ventralis


2. Rima oris 7. Pinna analis
3. Overculum 8. Pinna dorsalis
4. Squama 9. Pinna caudalis
5. Pinnae pectoralis 10. Linea lateralis

Deskripsi :
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa
Helostoma temminckii atau yang sering disebut juga dengan ikan tembakang,
memiliki tipe ekor Homocercal, dengan tipe sisik yang Cycloid, dan panjang gurat
sisik sepanjang 6,5 cm. Menurut Rahman et al., (2013), ikan tembakang termasuk
ikan air tawar yang sudah lama dipelihara. Ikan tembakang merupakan ikan rawa
dan mempunyai alat pernapasan tambahan berupa labirin. Ikan tembakang
memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya
memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri berbentuk
nyaris bundar atau mengarah cembung ke luar, sementara sirip dadanya yang
berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar.

Universitas Sriwijaya
4.2.8. Oreochormis niloticus
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Percomorphii
Famili : Chiclidae
Genus : Oreochormis
Spesies : Oreochormis niloticus
Nama Umum : Ikan Nila

Keterangan : 1. Organon visus 6. Pinnae ventralis


2. Rima oris 7. Pinna analis
3. Operculum 8. Pinna dorsalis
4. Squama 9. Pinna caudalis
5. Pinnae pectoralis 10. Linea lateralis

Deskripsi :
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa
Oreochormis niloticus atau yang sering disebut juga dengan ikan nila, memiliki
tipe ekor Dyphycercal, dengan tipe sisik yang Cycloid, dan panjang gurat sisik
sepanjang 6 cm. Menurut Mujalifah et al. (2018), ikan nila mempunyai nilai
bentuk tubuh yang pipih kearah vertikal atau kompres dengan profil empat persegi
panjang kearah anteroposterior, posisi mulut terletak di ujung atau termal. Pada
sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan pada sirip punggungnya garis
terlihat condong lekuknya.

Universitas Sriwijaya
4.2.9. Pangasius pangasius
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasiidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius pangasius

Keterangan : 1. Organon visus 6. Pinnae ventralis


2. Rima oris 7. Pinna analis
3. Overculum 8. Pinna dorsalis
4. Linea lateralis 9. Pinna caudalis
5. Pinnae pectoralis

Deskripsi :
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa
Pangasius pangasius atau yang sering disebut juga dengan ikan patin, memiliki
tipe ekor Homocercal dan panjang gurat sisik sepanjang 19 cm. Menurut
Kharuman dan Suhendra (2002), ikan patin, jenis ikan konsumsi air tawar,
berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-
biruan. Kepala ikan relatif kecil, mulut terletak diujung kepala agak di sebelah
bawah atau merupakan ciri khas golongan catfish. Pada sudut mulutnya terdapat
dua pasang mukis pendek yang berfungsi sebagai peraba.

Universitas Sriwijaya
4.2.10. Trichogaster pectoralis
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Osphronemidae
Genus : Trichogaster
Spesies : Trichogaster pectoralis
Nama Umum : Ikan Sepat

Keterangan : 1. Organon visus 6. Pinnae ventralis


2. Rima oris 7. Pinna analis
3. Overculum 8. Pinna dorsalis
4. Squama 9. Pinna caudalis
5. Pinnae pectoralis 10. Linea lateralis

Deskripsi :
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa
Trichogaster pectoralis atau yang sering disebut juga dengan ikan sepat, memiliki
tipe ekor Dyphycercal, dengan tipe sisik yang Placoid, dan panjang gurat sisik
sepanjang 7 cm. Menurut Darmadi (2005), bentuk tubuh ikan sepat siam pipih ke
samping, tinggi badan 2,2-3 kali panjang setandar. Mulut kecil dan dapat di
sembulkan. Jari-jari sirip perut yang pertama mengalami modifikasi atau
perubahan menjadi filamen yang panjang hinga mencapai ekor. Warna badan
bagian pungug hijau kegelapan sedangkan pada bagian sebelah samping sisik
berwarna lebih terang. Pada bagian kepala dan badan terdapat garis-garis yang
melintang dan dari mata sampai ekor terdapat garis memanjang yang terputus.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan kesimpulan


sebagai berikut.
1. Ikan Betta splendens mempunyai tipe ekor Heterocercal.
2. Ikan Anabas testudiantes, Channa striata, Clarias battracus, Oreochormis
niloticus dan Trichogaster pectoralis mempunyai tipe ekor diphycercal.
3. Helostoma temminchkii, Pangasius pangasius dan Cyprinus carpio mempunyai
tipe ekor homocercal.
4. Dahsyatis sp mempunyai tipe ekor protocercal.
5. Ikan Channa striata mempunyai tipe sisik ctenoid, ikan Anabas testudiantes,
Cyprinus carpio, Helostoma temminchkii dan Oreochormis niloticus
mempunyai tipe sisik cycloid, ikan Betta splendens mempunyai tipe sisik Ganoid
dan ikan Trichogaster pectoralis mempunyai tipe sisik placoid.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Asfar, M., Abu, B.T dan Meta, M. 2014. Potensi Ikan Gabus (Channa Striata)
Sebagai Sumber Makanan Kesehatan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Industri II.

Bungas, K. 2014. Keragaman Fenotip Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch) di


Perairan Rawa Gambut .Jurnal Ilmu Hewani Tropika. 3(1): 33-38.

Bickley. L.S. 2006. Buku Saku pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates.
Ed. 5. EGC: Jakarta.

Darmadi, G. 2005. Fisiologi Hewan. Universitas Terbuka: Jakarta.

Fauziah, P., Arief A. P., Rofiza Y., dan Ria. 2017. Keanekaragaman Ikan (Pisces)
Di Danau Sipogas Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal Biologi
Udayana. 21(1): 17-20.

Fitrah, S. S., Irma D., dan Thaib R. 2016. Identifikasi Jenis Ikan Di Perairan
Laguna Gampoeng Pulot Kecamatan Leupung Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1(1): 66-81.

Khairuman, S dan Gunadi, B. 2002. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif. Agro
Media Pustaka: Jakarta.

Khairuman, S dan Suhenda, D. 2002. Budidaya Ikan Patin Secara Intensif. Agro
Media Pustaka: Jakarta.

Mujalifah, Hari, S Dan Saimul, L. 2018. Kajian Morfologi Ikan Nila


(Oreochromis Niloticus) Dalam Habitat Air Tawar Dan Air Payau. E-Jurnal
Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic). 3(3): 10-17.

Nurudin, F. A. 2013. Keanekaragaman Jenis Ikan Di Sungai Sekonyer Taman


Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang: Semarang.

Puspowardoyo, H. dan Djarijah A.S. 2002. Pembentukan dan pembesaran ikan


lele Dumbo Hemat Air. Kanisius: Bandung.

Rahman, Y., Tri, R.S dan Ari, H.Y. 2013. Karakteristik Populasi Ikan Biawan
(Helostoma temminckii Cuvier) di Danau Kelubi Kecamatan Tayan Hilir.
Jurnal Protobiont. 2(2): 80-86.

Sari, D. N., Arief A. P., dan Filza Y. A. 2015. Jenis - Jenis Ikan Selais (Pisces:
Siluridae) Di Sungai Kumu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. E-jurnal
Mahasiswa prodi biologi. 1(1): 1-5.

Universitas Sriwijaya
Utami, M.N.S., Sri, R dan Nur, T.SPJ. 2014. Studi Biologi Ikan Pari (Dasyatis sp)
di TPI Tasik Agung Rembang. Journal Of Marine Research. 3(2): 79-85.

Wahyudewantoro, G. 2017. Mengenal Cupang (Betta Spp.) Ikan Hias Yang


Gemar Bertarung. Jurnal Warta Iktiologi. 1(1): 28-32.

Yuliarti, E. 2011. Tingkat Serangan Ektoparasit Pada Ikan Patin Pada Beberapa
Pembudidaya Ikan Di Kota Makasar. Skripsi. Universitas Hassanudin:
Makasar.

Yulisman, D. J. dan Fitrani, M. 2011. Pertumbuhan dan kealangsungan hidup


benih ikan gabus (Channa striata) pada berbagai tingkat pemberian pakan.
Jurnal Pena Akuakutika,3 (1): 43-48.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Anabas testudiantes Clarias batrachus

Sumber: (dokumen pribadi, 2017) Sumber: (dokumen pribadi, 2017)


Cyprinus carpio Pangasius pangasius

Sumber: (dokumen pribadi, 2017) Sumber: (dokumen pribadi, 2017)

Dahsyatis sp Helostoma temminckii

Sumber: (dokumen pribadi, 2017) Sumber: (dokumen pribadi, 2017)

Oreochormis niloticus Channa striata

Universitas Sriwijaya
Sumber: (dokumen pribadi, 2017) Sumber: (dokumen pribadi, 2017)

Betta splendens Trichogaster pectoralis

Sumber: (dokumen pribadi, 2017) Sumber: (dokumen pribadi, 2017)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai