Anda di halaman 1dari 22

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya ikan merupakan bagian dari penyuplai utama ketersediaan ikan bagi

masyarakat selain dari hasil tangkapan alam. Pertumbuhan kegiatan budidaya ikan

yang sangat cepat di berbagai negara memungkinkan masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan protein hewani dari daging ikan, Budidaya ikan menjadi

sektor produksi pangan utama yang tumbuh lebih cepat dengan menyumbang 44%

dari total produksi ikan secara global (Wahyuningsih 2020).

Ikan air tawar merupakan ikan yang dikenal dan digemari oleh sebagian

masyarakat Indonesia sehingga ikan menjadi salah satu sumber pangan.

Pemenuhan kebutuhan ikan sebagai sumber protein dapat dilakukan melalui

penangkapan di perairan umum dan budidaya. Salah satu permasalahan yang

dihadapi dalam usaha budidaya khususnya daerah perkotaan adalah ketersediaan

lahan. Permasalahan lain yang sering dihadapi dalam usaha budidaya ikan adalah

minimnya kualitas air yang sesuai dengan persyaratan budidaya. Kualitas air yang

tidak memenuhi persyaratan kualitas budidaya dapat memberikan dampak yang

buruk bagi pembudidaya ikan ( Darwis et al., 2019).


2

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses Osmoregulasi,Respirasi

system peredaran dan system reproduksi pada ikan air tawar Khususnya Ikan

Mujair (Oreochromus Mossambicus) .

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun kegunaan dari Praktikum ini adalah dapat menambah wawasan arti

dari Osmoregulasi,Respirasi,Sistem peredaran darah dan system reproduksi ikan

air tawar khususnya pada ikan Mujair (Oreochromus mosambbicus ).


3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Mujair (Oreochromis Mossambicus)

Ikan Mujair (Oreochromis Mossambicus) dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

Kingdom :Animalia, Subkingdom : Bilateria,Infrakingdom : Deuterostomia,

Phylum : Chordata, Subphylum : Veterbrata, Infraphylum : Gnathostomata,

Superclass : Actinopterygii, Class : Teleostei, Superorder : Acanthapterygii,

Order : Perciformes, Suborder : labroidei, Family : Cichlidae, Genus:

oreochromis, Species : Oreochromis Mossambicus ( ITIS 2023 ).

Gambar 2.1 Morfologi Ikan Mujair (Oreochromis Mossambicus)

Ikan mujair adalah sejenis ikan air tawar, pipih, berwarna abu-abu,

coklat atau hitam.Morfologi Ikan Mujair Ini Meliputi Badan mujair

bertubuh pipih dan ramping, bersisik kecil bertipe stenoid, badan vertikal

dan sirip ekor berwarna merah. Warna ikan ini tergantung berdasarkan

lingkungan atau habitat tempat tinggalnya yang dapat berpengaruh pada

warna ikan mujair ini (Webb et al., 2007).


4

2.2 Habitat Dan Penyebaran

Ikan mujair ( Oreochromus mossambicus) menyukai tempat hidup

(habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak

terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik

di daerah dengan ketinggian 150 - 600 meter di atas permukaan air laut dan pada

suhu 25-30 °C. pH air antara 7-8. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas

kadang-kadang ditemukan diperairan payau atau muara sungai yang bersalinitas

25-30% (Arisuriyanti dan Wibowo 2016).

Menurut Djarijah (2011) ikan mujair menyukai perairan dengan

kedalaman 1 meter yang alirannya pelan dan subur, ditandai melimpahnya pakan

alami, seperti rotifera, rotatoria, udang-udang renik dan lain-lain. Berbeda

dengan larva ikan mujair yang lebih menyukai perairan dangkal, tenang dan

terbuka. Benih ikan mujair yang berukuran cukup besar menyukai perairan yang

agak dalam, mengalir dan terbuka. Pemijahan ikan mujair di daerah tropis

bertepatan dengan turunnya hujan. Proses pemijahan dapat terganggu bila media

hidup indukan tercemar, parameter lingkungan menurun dan kesehatan induk

tidak baik. Cholik (2005) menyatakan penyebaran ikan mujair merata di dataran

Asia, Eropa, sebagian Amerika Utara dan juga Australia. Ikan mujair di

Indonesia dapat ditemukan di sungai dan danau di pulau Sulawesi, Kalimantan,

dan JawaSehingga mudah untuk dibudidaya.


5

2.3 Osmoregulasi

Osmoregulasi merupakan proses terjadinya perubahan pada gerakan

atau tingkah laku pada hewan perairan, karena adanya perbedaan tekanan

osmosis (osmosis berasal dari bahasa Junani yang berarti mendorong) antara

larutan (biasanya kandungan garam-garam)didalam tubuh dan diluar tubuh.

Sehingga osmoregulasi merupakan upaya hewan air untuk mengontrol

keseimbangan air dan ion-ion yang terdapat didalam tubuhnya dengan

lingkungan melalui sel permeable. Pengaturan osmoregulasi ini sangat

mempengaruhi metabolisme tubuh hewan perairan dalal menghasilkan energy

(Lantu 2010).

2.4 Respirasi

Respirasi Pada Ikan merupakan proses pengikatan oksigen dan

pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui alat pernafasan. Proses

pengikatan oksigen dipengarauhi oleh struktur alat pernafasan dan perbedaan

tekanan parsial oksigen antara perairan dengan darah – difusi gas ke dalam darah

atau keluar melalui alat pernafasan Ikan bernapas menggunakan insang. Insang

berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap.

Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedang bagian dalam

berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insangterdiri dari

sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela).

Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga

memungkinkan Oksigen berdifusi masuk dan Karbondioksida berdifusi keluar

( Fikri 2023 ).
6

2.5 Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah pada ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat

satu jalur sirkulasi peredaran darah. Pada sistem tersebut darah mengalir dar

jantung, menuju ke insang, kemudian ke seluruh tubuh, dan akhirnya kembali

lag ke jantung.Pada ikan, jantung umumnya terletak di belakang insang. Ikan

bertulang sejati (Osteichthyes) memiliki letak jantung relatif lebih ke depan

dibandingkan dengan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Jantung disusun

oleh otot jantung yang bekerja tidak dibawah bpengaruh rangsang (involuntary).

Secara anatomis terdapat sedikit perbedaan antara struktur jantung ikan

bertulang sejati

Darah merupakan cairan yang di dalamnya terkandung bahan-bahan

terlarut dan bahan-bahan tersuspensi. Darah tersusun dari dua komponenya itu

plasma darah dan sel darah. Plasma darah antara lain tersusun atas air, mineral,

nutrien gas terlarut, enzim, hormon, dan antibodi. Sel darah dapat dibedakan atas

du bagian yaitu butir-butir darah merah (eryhtrocyte) dan butir-butir darah putih

(leucocyte). Selanjutnya, butir darah putih terdiri atas granulocyte (yang memilik

granula)dan agranulocyte (yang tidak memiliki granula).Granulosit dapat

ibedakan atas tiga komponen berdasarkan kemampuannya menyerap warna yaitu

acidophil, neutrophil, dan basophil. Sebaliknya, agranulosit yang merupakan

penyusun terbesar butir-butir darah putih terdiri atas lymphocyte, monocyte, dan

thrombocyte (Affandi 2002).


7

2.6 Sistem Reproduksi

Fungsi reproduksi pada ikan pada dasarnya merupakan bagian dari sistem

reproduksi yang terdiri dari komponen kelenjar kelamin atau gonad, dimana

pada ikan betina disebut ovarium sedang pada jantan disebut testis beserta

salurannya. Pada prinsipnya, seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis kelamin

yaitu jantan dan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ

penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ

penghasil telur. Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ

yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan

pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan.

Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk

membedakan ikan jantan dan ikan betina (Yuniar 2017).


8

BAB 3 METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Osmoregulasi,Respirasi,Sistem Peredaran darah dan Sistem

Reproduksi dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Oktober 2023. Pada jam 13.00 -

Selesai. Praktikum ini bertempat dilaboratorium Kualitas Air dan Biologi

Akuatik, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan Bahan yang digunakan dalam kegiatan Pengamatan

Osmoregulasi,respirasi,Sistem Peredaran darah Dan Sistem Reproduksi Pada

Ikan Mujair (Oreochromis Mossambicus) Dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3-1 Alat dan Bahan yang digunakan


No. Alat dan bahan Fungsi / Kegunaan
1. Sterofoam Untuk Meletakan Ikan
2. Akuarium Wadah yang digunakan untuk mengamati
3. Penggaris Sebagai Alat ukur Panjang
4. Airasi / Airator Sebagai Alat Penyuplai Oksigen
5. Gunting Operasi Untuk Memotong dan Melebarkan
6. Tissue Untuk Mengeringkan sisa air
7. Pinset Medis Untuk menjepit Bagian kecil
8. Pisau Medis Untuk membuat sayatan kecil
9. Batang Penusuk Untuk menusuk / Mematikan Ikan
10. Ikan Mujair Sampel Atau Bahan yang akan Diamati
11. Air Laut / Air Tawar Bahan untuk merubah kadar salinitas
12. Es Batu Sebagai bahan Pendingin Air
9

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Prosedur Kerja Osmoregulasi

Adapun prosedur kerja pada pengamatan osmoregulasi ikan mujair

(Oreochromis Mossambicus) yakni :

1. Menimbang ikan menggunakan timbangan laboratorium sebagai bobot

awal ikan.

2. Menyiapkan akuarium sebagai tempat pengamatan ikan.

3. Menyiapkan aerator yang sudah disambungkan ke listrik, aerator berfungsi

sebagai oksigen ikan.

4. Mengisi akuarium dengan air tawar, mengisi sampai ikan tidak berenang

miring.

5. Setelah diisi air tawar, lalu mengiisi akuarium dengan air laut

menggunakan gelas ukur 500 ml, tahap awal mengisi air laut sebanyak 250

ml.

6. Menyalakan stopwatch dengan waktu 5 menit dan menghitung pernafasan

ikan dengan melihat mulut ikan dan mengamati perlakuan ikan dan juga

melihat apakah ikan mengeluarkan veses atau tidak.

7. Mengambil air yang ada didalam akuarium menggunakan pipet tetes, lalu

meletakkan pada refractometer untuk melihat salinitas.

8. Membersihkan refractometer menggunakan aquades dan keringkan

menggunakan tissue dengan cara di tap-tap.

9. Menambahkan air laut secara terus-menerus sampai 3000 ml sampai

salinitas dapat terlhat di alat refractometer


10

10. Mencatat semua hasil praktikum pada osmoregulasi ikan.

11. Setelah pengamatan selesai, menimbang ikan sebagai bobot akhir.

3.3.2 Prosedur Kerja Respirasi

Adapun prosedur kerja pada pengamatan respirasi ikan mujair

(Oreochromis Mossambicus) yakni :

1. Menimbang ikan menggunakan timbangan laboratorium sebagai bobot

awal ikan.

2. Menyiapkan akuarium sebagai tempat pengamatan ikan.

3. Menyiapkan aerator yang sudah disambungkan ke listrik, aerator berfungsi

sebagai oksigen ikan.

4. Menyiapkan air tawar yang telah diisi es batu.

5. Masukkan ikan nila yang masih hidup ke dalam akuarium.

6. Masukkan air tawar yang telah di isi es batu menggunakan gelas ukur 500

ml ke dalam akuarium.

7. Setelah memasukkan air 500 ml, kemudian menyalakan stopwatch dengan

waktu 1 menit dan menghitung berapa kali ikan bernafas dengan melihat

mulut ikan sampai waktu selesai.

8. Melihat perlakuan ikan setelah di isi dengan air yang berisi es batu selama

1 menit.

9. Mengukur suhu yang terjadi pada air menggunakan parameter suhu.

10. Mencatat hasil praktikum dan mengulang prosedur kerja sampai air

mencapai 5000 ml.

11. Setelah pengamatan selesai, menimbang ikan sebagai bobot akhir.


11

3.3.3 Prosedur Kerja Jantung dan Peredaran Darah

Adapun prosedur kerja pada pengamatan jantung dan peredaran darah ikan

mujair (Oreochromis Mossambicus) yakni :

1. Menimbang ikan menggunakan timbangan laboratorium agar mengetahui

bobot ikan.

2. Menyiapkan baki dan alat-alat bedah untuk membedah ikan.

3. Mengambil ikan yang telah ditimbang dan letakkan pada baki.

4. Mengukur panjang total pada ikan menggunakan mistar.

5. Mengambil jarum penusuk untuk menusuk kepala ikan agar ikan mati.

6. Membedah bagian perut sampai insang ikan untuk menemukan jantung

ikan.

7. Menyalakan stopwatch selama 1 menit dan hitung berapa kali jantung ikan

berdetak.

8. Mengeluarkan jantung ikan dan melihat bagaimana peredaran darah terjadi

pada ikan mujair.

9. Mencatat dan mendokumentasikan setiap kegiatan pembedahan dan organ

yang telah di ambil.


12

3.3.4 Prosedur Kerja Reproduksi

Adapun prosedur kerja pada pengamatan reproduksi ikan Mujair (Oreo

Oreochromis Mossambicus) yakni :

1. Menimbang ikan menggunakan timbangan laboratorium agar mengetahui

bobot ikan.

2. Menyiapkan baki dan alat-alat bedah untuk membedah ikan.

3. Mengambil ikan yang telah ditimbang dan letakkan pada baki.

4. Mengukur panjang total pada ikan menggunakan mistar

5. Mengambil jarum penusuk untuk menusuk kepala ikan agar ikan mati.

6. Membedah perut ikan sampai bagian anus ikan untuk mencari reproduksi

ikan nila.

7. Mengeluarkan testis dan gonad pada ikan nila.

8. Menimbang gonad pada timbangan dan catat beratnya.

9. Mencatat dan mendokumentasikan semua kegiatan pembedahan dan organ

reproduksi yang telah dikeluarkan.


13

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Bobot dan Panjang Tubuh Ikan

Pada hasil praktikum yang telah diamati bahwa, Pada Ikan Mujair yang

telah dilakukan didapatkan hasil bobot dan panjang tubuh ikan sebagai berikut.

Tabel 4-1 Hasil Pengukuran Panjang Dan Bobot


Nama Ikan (Nama Latin) Panjang Total (cm) Berat Badan (gr)

Mujair(OreochromisMossambicus) 17,4 74

Gambar 4.1 Bobot Ikan Mujair (Oreochromus Mossambicus)


14

4.1.2 Osmoregulasi

Adapun dari hasil praktikum Pengamatan Osmoregulasi, Pada Ikan Mujair

yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 4-2 Hasil Osmoregulasi


Penambahan Salinitas Jumlah Tingkah Laku Hewan
Air Tawar (ml) (ppm) Respirasi Akuatik
Hewan
Akuatik
250 0 336 Diam

500 0 375 Diam Agak Kejang


sedikit
750 0 395 Diam Agak Kejang
sedikit
1000 0 435 Diam

1500 7 455 Ikan Mulai gelisah


Namun Diam kembali
1750 - -

2000 9 440 Diam (Mulai Engap)

2250 - -

2500 10 423 Diam Agak gelisah

2750 - -

3000 12 374 Mengeluarkan Feses


dan seperti ingin Mati

Gambar 4.2 Pengamatan Osmoregulasi


15

4.1.3 Respirasi

Adapun dari hasil Pengamatan Respirasi ,yang telah dilakukan Pada Ikan

Mujair didapatkan hasil Dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4-3 Respirasi


Menit Ke Jumlah Penambahan Jumlah Tingkah Laku Ikan
Air Es (ml) Pernafasan
1 500 70 Jarang bergerak

2 1000 50 Lebih aktif

3 1500 40 Aktif saat penambahan

4 2000 70 Kurang aktif

5 2500 80 Bergerak lambat

6 3000 60 Bergerak lambat

7 3500 60 Bergerak sangat lambat

8 4000 70 Aktif

9 4500 70 Bergerak aktif

10 5000 70 Sangat aktif bergerak

Gambar 4.3 Pengamatan Respirasi


16

4.1.4 Pengamatan Jantung dan Sistem Peredaran Darah

Adapun hasil Pada pengamatan Jantung dan Sistem Peredaran Darah Pada

Ikan Mujair Didapati hasil sebagai berikut.

Nama Ikan Perilaku Waktu Denyut Jantung

Ikan Mujair Jantung 1 Menit 66 Kali

Gambar 4.4 Jantung Ikan Mujair ( Oreochromus Mossambicus)

4.1.5 Sistem Reproduksi

Adapun hasil Pada pengamatan Sistem Reproduksi Pada Ikan Mujair

Didapati hasil sebagai berikut.

Gambar 4.5 Sistem reproduksi Ikan Mujair (Oreochromus Mossambicus)


17

4.2 Pembahasan

4.2.1 Osmoregulasi

Dari Hasil Praktikum osmoregulasi yang dilakukan Didapati hasil Bahwa

Ikan mujair (Oreochromus Mossambicus). Pada saat pengamatan

Osmoregulasi yaitu penyesuaian saliinitas terhadap tingkah laku ikan yang

dimana tiap ditambahkan air tiap 250 mili liternya lalu amati tingkah laku

ikan mujair ini yang dimana perilaku ikan ini relatif diam pada penambahan

air laut 1000 ml dan pada saat penambahan air laut 1500 ml yang dimana

melebihi dari timgkat salinitas. Hingga tingkat salinitas yang paling tinggi

yaitu diangka 12 ppm pada saat mencapai angka tersebut Perilaku/Tingkah

laku ikan yaitu mengeluarkan feses dan hamper ingin mati (Pamungkas

2012).

4.2.2 Respirasi

Pada Hasil Praktikum Respirasi pada Ikan Mujair ( Oreochromus

Mossambicus) Pada hasil Pengamatan system Pernafasan Pada ikan mas (

Cyprinus Carpio). Insang ikan mas tersimpan dalam rongga insang yang

terlindung oleh (operkulum). Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang

tersusun atastulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk

menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran

insang. Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan

berwarna merah muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan

merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan

O2 berlangsung (Siregar 2012).


18

4.2.3 Jantung dan Sistem Peredaran Darah

Pada hasil Pengamatan Sistem Peredaran darah pada ikan mujair

( Oreochromus mossambicus ) memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak

di dimulai dari jantung, menuju insang untuk melalukan bagian tengah ujung

kepala (terminal) dan dapat pertukaran gas. Selanjutnya darah dialirkan menuju

ke disembulkan (protaktil). Ikan, sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel

darah merah atau erythrocyte yang berbentuk lonjong dan berenti dengan

diameter. 7 – 36 mikron ,tergantung pada spesies ikannya.

Pada hasil pengamatan Jantung pada Ikan Mujair (Oreochromus

Mossambicus) Berdetak sebanyak 66 kali dalam 1 menit ketika diamati masih

pada bagian tubuh ikan sedangkan ketika jantung dikeluarkan dari tubuh ikan

jantung tersebut mengalami peruubahan detakan yang awalnya berdetak cepat

kini berdetak relatif lambat ketika dikeluarkan dari tubuh ikan

( Wahdaniah,2023).

4.2.4 Reproduksi

Sistem Reproduksi pada sampel Ikan Mujair (Oreochromus Mosambicus)

Untuk ikan ini dengan Bobot 74 gram, pada ikan ini dibelah perutnya kemudian

dikeluarkan organ reproduksi dari ikan mujair tersebut mulai dari gonad yang

ada didalam perutnya kemudian diamati dan ditimbang berat dari gonad tersebut.

Untuk bentuk dari gonad ikan mujair ini relatif berbeda antara jantan dan betina

pada ikan mujair betina ini relatif ukuran gonad lebih besar dan bobot dri gonad

betina ini lebih berat sedangkan pada ikan mujair jantan juga memiliki gonad

namun ukuran dan bobotnya kecil.


19

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan praktikum Osmoregulasi,Respirasi,Sistem Peredaran darah, dan

Sistem Reproduksi pada ikan mujair (Oreochromus mossambicus) telah

dilakukan Maka dapat disimpulkan bahwa :

Osmoregulasi pada Ikan yaitu proses pengamatan tingkah laku ikan terhadap

salinitas ketika penambahan tiap 250 ml air asin kedalam wadah.Respirasi

merupakan proses pernafasan terhadap ikan mujair ketika ditambahkan air

dingin dan diamati perlakuanya.

5.2 Saran

Pada Saat praktikum Berlansung sebaiknya Asisten Memperhatikan dan

Mengontrol Praktikan, serta memberikan arahan tentang cara atau proses Proses

Osmoregulasi ,Respirasi Dan memberi arahan kepada Praktikan agar lebih teliti .
20

DAFTAR PUSTAKA

Affandi R, Tang M. 2002. Fisiologi Hewan Air. Jakarta (ID): Unri Press.

Darwis, D., Mudeng, J. D., & Londong, S. N. (2019). Budidaya ikan mas
(Cyprinus carpio) sistem akuaponik dengan padat penebaran
berbeda. E-Journal Budidaya Perairan, 7(2).
Fikri, Muh. "SISTEM PERNAPASAN IKAN." (2023).
Lantu, S. (2010). Osmoregulasi pada hewan akuatik. Jurnal Perikanan Dan
Kelautan Tropis, 6(1), 46-50.
Pamungkas, Wahyu. "Aktivitas osmoregulasi, respons pertumbuhan, dan
energetic cost pada ikan yang dipelihara dalam lingkungan
bersalinitas." Media Akuakultur 7.1 (2012): 44-51.
Siregar, Yusni Ikhwan, Adel Zamri, and Helmi Putra. "Penyerapan timbal (Pb)
pada sistim organ Ikan Mas (Cyprinus carpio L)." Jurnal Ilmu
Lingkungan 6.01 (2012).
Wahyuningsih, S., Gitarama, A. M., & Gitarama, A. M. (2020). Amonia pada
sistem budidaya ikan. Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(2), 112-125.
Webb, A., Maughan, M., & Knott., M. (2007). Pest fish profiles Oreochromis
mossambicus - Mozambique tilapia. ACTFR, James Cook
University.
Yuniar, Is. "Biologi Reproduksi Ikan." (2017).Mahendra, A. 2011. Budidaya
Ikan Mas (Cyprinus carpio). Materi Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan No. 002/TAK/BPSDMKP/2011. Pusat Penyuluhan
KP- BPSDMKP. Jakarta.
21

LAMPIRAN
22

Lampiran 1 Mengamati proses Osmoregulasi,Respirasi,sitem peredaran darah


dan system reproduksi pada ikan mujair (Oreochromis mossambicus)

Anda mungkin juga menyukai