Anda di halaman 1dari 17

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi masal jarak jauh

berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel – sel itu sendiri

transformasi semacamm itu penting untuk memelihara homeostatis. Darah

berperan dalam homeostatis berfungsi sebagai medium untuk membawa berbagai

bahan ke dan dari sel, menyangga perubahan pH, mengangkut kelebihan panas ke

permukaan tubuh untuk dikeluarkan, berperan penting dalam sistem perubahan

tubuh, dan memperkecil kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pada

pembuluh darah. Darah merupakan cairan kompleks yang mengandung banyak

substansi didalamnya dimana secara makroskopis darah terlihat sebagai cairan

yang homogen, merata sedikit kental dan berwarna merah (akibat adanya

erythrocyte).

Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel yang

terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air, ialah plasma. Sel-

sel dan fragmen-fragmen sel merupakan unsur darah yang disebut unsur “jadi”.

Sel-sel ini cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Ada 3

tipe unsur “jadi” ialah sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau

leokosit dan keping-keping darah atau trombosit. Darah adalah suatu fluida yang

disebut juga sebagai plasma tempat beberapa bahan terlarut dan tempat

erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan lain tersuspensi. Sistem peredaran

darah terdiri dari jantung (yang merupkan pusat pemompaan darah), arteri

(pembuluh darah dari jantung) kapiler (yang menghubungkan arteri dengan vena)
2

dan vena (pembuluh darah yang menuju ke jantung). Sistem peredaran darah pada

ikan disebut sitem peredaran darah tunggal

I.2Tujuan dan Manfaat Penulisan

Menentukan Tahanan Osmotik Sel-Sel darah Merah adalah untuk

memberikan pengetahuan kepada praktikan, khususnya ikan lele (Clarias

batracus) tentang rupa darah ikan secara makroskopik dan mikroskopik dan

menentukan tahanan osmotik sel-sel darah merah dari ikan yang telah dijadikan

sebagai objek pengamatan bagi praktikan secara lebih jelas dan terperinci.

Manfaat dari pratikum ini adalah praktikan dapat mengetahui rupa darah

ikan serta jenis-jenis sel darah merah ikan dan dapat menentukan tahanan osmotik

ikan tersebut secara tepat dan benar dan juga menambah pengetahuan tentang

peristiwa apa yang terjadi terhadap sel darah merah ikan ketika diberi aquades dan

NaCl 3%.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan jenis ikan air tawar yang

memiliki pertumbuhan yang sangat cepat, mudah dipelihara, tahan terhadap

kondisi air yang buruk, memiliki nilai gizi dan nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Ikan Lele adalah salah satu ikan air tawar yang memiliki bentuk badan pipih

memanjang dan kepala picak atau mendatar, keras dan licin. Mulut inferior dan

tidak dapat disembulkan, bibir tipis dan bergerigi, moncong berukuran pendek dan

tumpul, mempunyai 4 pasang sungut. Sirip ekor, sirip punggung dan sirip dubur

tidak bersatu, kepala relative besar, jari-jari sirip punggung dan sirip dubur

relative sedikit. Batas melalui bagian tengah mata atau bagian depan mata.

[ CITATION Lus16 \l 1033 ].

Darah merupakan bagian dari sistem sirkulasi yang berfungsi dalam

mengangkut oksigen, karbondioksida dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Selain itu darah juga membawa hormon serta membawa sisa hasil metabolisme

dan bahan patogen. Darah juga mentranspor air dan makanan yang disimpan dari

jaringan ke jaringan berikutnya dan merupakan mekanisme pertahanan diri

melawan invasi organisme berbahaya. Dengan demikian, darah memiliki peran

besar untuk mempertahankan kesehatan normal dalam melawan infeksi [ CITATION

Hid16 \l 1033 ].

Proses osmoregulasi merupakan salah satu proses fisiologi yang terjadi

dalam tubuh ikan untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh agar

seimbang dengan lingkungannya. Ketidakmampuan ikan dalam mengontrol

keseimbangan osmotik dalam tubuhnya akan menyebabkan ikan stres dan dapat
4

berakibat pada kematian ikan. Perubahan kondisi lingkungan juga akan

mengakibatkan perubahan alokasi energi yang ada di dalam badan ikan. Energi

yang seharusnya untuk pertumbuhan akan digunakan untuk melakukan aktivitas

metabolisme yang meningkat sebagai akibat dari perubahan kondisi lingkungan.

Hal tersebut mengakibatkan terhambatnya proses pertumbuhan [ CITATION

Pam17 \l 1033 ]. Salinitas menjadi faktor pembatasan bagi kehidupan hewan

akuatik. Osmoregulsi terjadipada hewan prairan, karena adanya perbedaan

tekanan osmosis (osmsis berasal dari bahasa yunanai yang berarti mendorong)

antara larutan (biasanya kandungan garam – garam) di dalm tubuh dan diluar

tubuh. Sehingga osmoregulasi merupakan upaya hewan air untuuk mengontrol

keseibangan air dan ion – ion yang terdapat di dalaam tubuhnya dengan

lingkungan melalui sel permeable. Pengaturan osmoregulasi ini sangat

mempengaruhi metabolisme tubuh hewan perairan dalam menghasilkan energy

[ CITATION Lan18 \l 1033 ]

Pada kondisi hipertonik menyebabkan air bergerak masuk ke dalam tubuh

dan ionion keluar ke lingkungan dengan cara difusi. Untuk menjaga

keseimbangan cairan tubuhnya, ikan air tawar berosmoregulasi dengan cara

minum sedikit atau tidak minum sama sekali. Sedangkan pada kondisi hipotonik

menyebabkan air akan mengalir dari dalam tubuh ikan air laut ke lingkungannya

secara osmose melewati ginjal, insang, dan juga kulit. Sebaliknya, garam-garam

akan masuk ke dalam tubuh melalui proses difusi. Untuk mempertahankan

konsentrasi garam dan air dalam tubuh ikan air laut memperbanyak minum air

laut dan melakukan osmoregulasi. Proses osmoregulasi ikan membutuhkan energi

yang cukup besar untuk menyeimbangkan tekanan osmotik dalam tubuh maupun
5

lingkungan sehingga energi yang digunakan untuk pertumbuhan akan berkurang

[ CITATION Fra17 \l 1033 ].

Regulasi ion dan air pada hewan akuatik dapat terjadi secara hipertonik

(hiperosmotik), hipotonik (hipoosmotik) atau isotonic (isoosmotik). Bagi

golongan ikan potandromous yang bersifat hiperosmotik, air bergerak ke dalam

dan ion ion keluar ke lingkungan perairan melallui cara difusi. Keseimbangan

cairan tubuhnya terjadi melalui cara sedikit minum air banhkan tidak minum air

sama sekali. Apabila terdapat kelebihan air dalam tubuh, maka air ini dikeluarkan

melalui urine. Bagi golongan ikan oseanodromous yang bersifat hipoosmotik

terhadap lingkungannya, air mengalir secara osmosis dari dalam tubuhnya melalui

ginjal insang dan kulit ke lingkungannya, sedangkan ion-ion masuk ke dalam

tubuhya secara difusi. Bagi golongan ikan eurihalin, maka pengaturan ion

dilakukan secara isoomotik. Kebanyakan hewan akuatik laut baik invertebrate

maupun vertebrata termasuk ke dalam gologan isoomtik [ CITATION Lan18 \l 1033 ].


6

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Air tentang “Menentukan Tekanan Osmotik

Sel-Sel Darah  Merah” dilaksanakan pada hari Senin tanggal 09 Maret 2020, pada

jam 13.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.

3.2 Alat dan bahan

Pada praktikum ini Alat yang digunakan dalam pratikum  ini adalah

mikroskop, object glass, cover glass, 9 tabung reaksi, jarum suntik, rak tabung

reaksi, spuit, nampan, pipet tetes, penggaris, buku penuntun praktikum, dan alat

tulis.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah darah ikan,

aquades, EDTA, NaCl 3%, ethanol murni, dan pewarna giemsa.

3.3 Metode Praktikum

            Metode yang di pakai dalam praktikum ini yaitu metode pengamatan yang

di lakukan secara langsung oleh praktikan, di mana data dan informasi yang di

butuhkan dapat di peroleh dengan mempraktekan langsung sehingga bisa

mengetahui bentuk sel darah dan tekanan osmotic pada ikan lele.

3.4 Prosedur Praktikum

Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum

“menentukan tahanan osmotic sel-sel darah merah”. Buatlah larutan NaCL 0%,

0.3%, 0.5%, 0.6%, 0.7%, 0.8%, 0.9%, 1%, dan 3%. Masukkan darah pada setiap

tabung reaksi sebanyak 10 tetes kemudian amati hingga 30 menit. Kemudin ambil
7

tiap-tiap tabung satu tetes kemudian letakkan di atas objek glass dan tutup objek

glass dengan cover galass. Keudian amati dibawah mikroskop.

3.5 Analisis Praktikum

Data praktikum rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis sebelum

dan sesudah haemolisis yang dilakukan di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas

Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau selama

praktikum biologi perikanan ditabulasikan dalam bentuk deskripsi dan

ditampilkan kemudian dilakukan analisis secara deskriptif.


8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Ikan Lele (Clarias gariepinus)

Gambar 1. Ikan Clarias Gariepinus

Klasifikasi ikan adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Ostariophysoidei

Subordo : Silaroidei

Famili : Claridae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias gariepinu


9

4.1.2 Rupa Darah Secara Makroskopis

Gambar 2. Larutan NaCL ditmbah 10 Tetes Darah Ikan

4.1.3 Rupa Darah Secara Mikroskopis

Gambar 3. Larutan di bawh Mikroskop


10

4.2 Pembahasan

Pengamatan yang dilakukan pada penentuan tekanan osmotik sel-sel darah

merah adalah darah yang ditambah dengan larutan NaCl 0,3 % darah terlihat

berwarna merah agak terang dan tidak terdapat endapan, darah yang ditambah

dengan NaCl 0,5 %  darah terlihat berwarna merah agak terang, darah yang

ditambah dengan NaCl 0,6 % darah terlihat warna merah agak cerah, darah

ditambah dengan NaCl 0,7 % darah terlihat warna merah pekat, darah ditambah

dengan NaCl 0,8 % darah terlihat berwarna merah kecoklatan dan membeku,

darah yang ditambah dengan Nacl 0,9 % darah terlihat berwarna merah

kecoklatan pekat dan mengental, darah ditambah dengan 1 % darah berwarna

pekat dan mengental terlihat sudah mulai terjadi pembekuan, dan darah ditambah

dengan NaCl 3 % darah berwarna merah pekat terjadi pembekuan.

Bila sel-sel darah dimasukkan kedalam suatu cairan yang hypertonis atau

hypotonis terhadap cairan interaseluler, maka terjadi proses osmosis dan difusi.

Bila tekanan osmosis cairan diluar sel sama dengan didalam sel , maka sel

darahtidak mengalami perubahan. Jika cairan didalam sel hypertonis terhadap

cairandidalam sel maka sel-sel akan kehilangan cairan sehingga mengakibatkan

sel mengalami pengkerutan


11

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Darah yang diberi aquades kemudian diberi NaCl 3% akan membuat rupa

sel darah agak mengkerut dan terjadi difusi, sedangkan darah yang diberi NaCl

3% dan kemudian diberi aquades membuat rupa darah sel darahnya pecah dan

mengalami osmosis. Beberapa sel darah yang telah diberi larutan NaCl yang dapat

tembus cahaya yaitu pada konsentrasi larutan NaCl 0,3% dan 0,9%. Sedangkan

konsentrasi larutan NaCl lainnya tidak tembus cahaya.

5.2 Saran

Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan agar dapat

memanfaatkan waktunya sebaik mungkin.


12

DAFTRA PUSTAKA

Adi Rahman, Samsu; Athira, Admi; Asaf, Ruzkiah (2017). Konsentrasi


pengenceran Salinitas Terhadap Kemampuan Osmorgulasi Ikan
Capungan Banggai (Pterapogan caudermi). Jurna Saintek Petrnakan
dan Perikanan vol.(1). hal 45-51

Anggrini Pratiwi, Via (2019). Studi Kondisi darah Ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus) di Sungai Tapung Kiri dan Sungai Sail Provinsi Riau.
Jurnal Skripsi Univrsitas Riau. hal 3-7

Anggun Yuliani, Tina; Anggoro, Sutrisna; Solichin, Anhar (2018). Pengaruh


Sainitas Berbeda Terhadap Respon Osmotik, Regulasi Ion dan
Pertumbuhan Ikn Sidat (Anguilla sp.) Fase Elver Selama Masa
Aklimasi dan Kultivasi. Journal Of Maquares volume 7, no.4 hal 333-
341

Hariati Friska Sitio, Maru; Jubaedah, Dade; Syaifudin, Mochamad


(2017).Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Lele
(Clarias sp.) Pada Salinitas Media yang Berbeda. Jurnal Akuakultur
Rawa Indonesia. hal 83-96

Hidayaturrahmah (2016). Karakteristik Bentuk dan Ukuran Sel darah Ikan Betok
(Anabas testudineus) dan Ikan Gabus (Chana Striata). Jurnal
Enviroscienteae 11. hal 88-93

Huda, Syafa’at Ariful (2016). Hubungan Antra Kadar Glukosa Darah engan
Tekanan Darah Manusia di RW 03 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta
Selatan. Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Metro.
hal 144-151

Lantu, Sartje (2018). Osmoregulasi Pada Hewan Akuatik. Jurnal Perikanan dan
Kelautan vol 6 no.1. hal 46-49

Lusiastuti, Angela Mariana; Sumiati, Tuti; Hadie, Wartono (2016). Probiotik


Bacillus firmus Untuk Pengendalian Penyakit Aeromonas hydrophila
pada Budiday Ikan Lele Dumbo, Clarias gariepinus. Jurnal Perikanan
udidaya. hal 253-263

Pamungkas, Wahyu (2017). Aktivitas Osmoregulasi, Respons Pertumbuhan, dan


Energitic Cost Pada Ikan yang Dipelihara Dalam Lingkungan
Bersalinitas. Jurnal Media Akuakultur volume 7 no. 1 hal 44-50

Yulan, Adria; A.Anrosana P.,Ida; A.Gemaputri, Ariesia (2016). Tingkat


Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus)
Pada Salinitas yang Berbeda. Jurnal Perikanan (J.Fish.Sci). hal 78-82
13

LAMPIRAN
14

1. Alat dan Bahan Praktikum

1.1 Alat Praktikum

Buku Praktikum Penggaris Pulpen

Pensil Rautan Penghapus

Objek glass Nampan Serbet

Jarum Suntik
15

1.2 Bahan Praktikum

Aquades NaCL 3% Ikan Lele


16

2. Kegiatan Praktikum
17

3. Hasil Praktikum

Anda mungkin juga menyukai