I. PENDAHULUAN
dari satu area ke area lain dalam tubuh. Salah satu fungsi vital dari sistem
peredaran darah adalah transportasi oksigen (O2) dari paru-paru ke seluruh bagian
jaringan tubuh. Dengan demikian, darah berperan sebagai pembawa utama
oksigen yang esensial bagi kehidupan sel dan organ dalam tubuh (Bachtiar &
Kusmiyati 2017).
Sistem peredaran darah, juga dikenal sebagai sistem sirkulasi, memiliki
peran penting dalam tubuh, terutama dalam transportasi oksigen hasil respirasi,
nutrient hasil pencernaan, dan sisa metabolisme seperti CO2 dan NH3 yang
nantinya akan dikeluarkan melalui insang, ginjal, dan kulit. Pada sistem peredaran
darah ikan, terdapat tiga komponen utama yang berperan dalam sirkulasi darah
yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah itu sendiri. Sistem ini memungkinkan
distribusi efisien zat-zat penting ke seluruh tubuh ikan serta pengeluaran limbah
metabolik untuk menjaga keseimbangan internal dan kelangsungan hidupnya
(Rousdy & Linda 2018).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menghitung sel-sel darah
merah (Eritrosit) dan sel-sel darah putih (Leukosit) pada ikan Lele (Clarias
batrachus).
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu mengetahui mengenai jumlah sel-
sel darah merah (Eritrosit) dan sel-sel darah putih (Leukosit) pada ikan Lele
(Clarias batrachus).
3
Darah ikan tersusun dari sel-sel darah yang tersuspensi dalam plasma dan
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh melalui sistem sirkulasi tertutup. Sel darah
ikan tersusun dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) serta cairan
darah yang mengandung nutrien dan sisa metabolisme. Sel dan plasma darah
mempunyai peran fisiologis yang sangat penting (Fitria, Tjong, & Zakaria 2019).
Sel darah merah ikan mempunyai inti dan berwarna merah kekuningan. Sel
darah merah (stadia dewasa) berbentuk oval dan tipis. Umumnya terdapat
hubungan berlawanan antara ukuran dan jumlah sel darah merah. Ikan yang
mempunyai jumlah sel per mm³ lebih banyak biasanya mempunyai ukuran yang
lebih kecil. Ikan bertulang sejati mempunyai sel darah merah berjumlah 2.000.000
sel/mm³, bahkan beberapa ikan laut yang aktif mempunyai jumlah sel darah merah
lebih besar yakni berkisar 4.000.000 - 6. 000.000 sel/mm 3. Ikan yang memiliki
ukuran panjang serta semakin berat tubuh ikan maka jumlah eritrositnya akan
sedikit. Hal tersebut dapat terjadi karena jika ukuran dan bobot tubuh ikan kecil
maka akan banyak melakukan aktivitas. Banyaknya aktivitas yang dilakukan
maka proses metabolisme akan meningkat dan juga terjadi peningkatan kebutuhan
oksigen (O2). Kondisi tersebut akan diikuti oleh peningkatan nilai hematokrit,
hemoglobin dan eritrosit (AS, Artinaha, Amrullah 2023).
Selain mengandung sel darah merah, darah ikan juga mengandung beberapa
tipe sel darah yang tak bewarna (sel darah putih atau leukosit). Leukosit
merupakan komponen sel darah yang memiliki peran pada sistem pertahanan
tubuh ikan dari partikel asing dan mikroorgansime yang masuk ke dalam tubuh.
Seluruh tipe sel darah putih memiliki bentuk lonjong hingga membulat. Jumlah
sel darah putih antar spesies memiliki variasi antara 20.000-150.000 sel/mm 3.
Kisaran jumlah sel darah putih dalam satu spesies sangat lebar; contoh ikan mas
mempunyai kisaran antara 32.000-146.000 sel/mm3. Jumlah leukosit
mencerminkan proses evolusi sistem imunitas, yang dapat dipegaruhi oleh suhu
dan fotoperiode (Rousdy & Linda, 2018). Meningkatnya jumlah sel darah putih
kemungkinan dapat terjadi karena adanya infeksi oleh patogen seperti virus, fungi
4
atau bakteri maupun akibat dari memburuknya kualitas perairan. Ikan yang
terinfeksi patogen ditandai dengan muculnya bercak kemerahan pada pangkal
siripnyan (Alipin & Sari, 2020).
Leukosit terbagi menjadi dua jenis, yaitu agranulosit (seperti monosit dan
limfosit) serta granulosit (contohnya heterofil, eosinofi, dan basofil). Fungsi dari
leukosit sangat beragam, terutama dalam menghilangkan zat asing termasuk
mikroorganisme patogen. Leukosit memiliki mekanisme dalam proses pembekuan
darah dan untuk membersihkan tubuh dari materialmaterial asing yang dapat
mengganggu sistem imun. Jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi dan
kesehatan tubuh, seperti yang diamati pada ikan. Infiltrasi granulosit biasanya
terjadi 12-24 jam setelah injeksi bakteri pada ikan rainbow trout, dan kemudian
persentase granulosit dan makrofag meningkat dalam rentang waktu 2-4 hari
setelahnya (Fitria, Tjong, & Zakaria 2019).
5
Adapun bahan dan alat yang digunakan pada saat kegiatan praktikum
menentukan tahanan osmotik sel-sel darah merah, yaitu:
Tabel 1. Bahan dan Alat
No Bahan Alat
1 Darah ikan Lele Tabung reaksi
2 EDTA 10% Mikroskop
3 Hayem Haemocytometer
4 Turk Cover glass
5 Es Batu Pipet batu merah
Serbet
Suntikan
Nampan
Tisue gulung
3. Ikan lele yang sudah pingsan diletakkan dalam nampan plastik. Tubuh
ikan ditutp menggunakan kain serbet basa supaya tidak licin bila
dipegang dan untuk mengurangi stress pada ikan. Jarum suntik
ditusukkan ke vena caudalis. Cara menemukan vena caudalis adalah
dengan berpatokan pada posisi anus. Dari anus, tarik garis bayangan
ke arah dorsal dan tepat di bawah linea lateralis, jarung ditusukkan
degan arah tulang belakang. Hentikan tusukan bila sudah terasa
keras/menyentuh tulang dan vena caudalis sudah tertusuk. Tunggu
sebentar sampai darah mengalir ke dalam spuit. Tarik sumpit perlahan
sampai mendapatkan 3 ml darah, lalu selanjutnya dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang sudah dibasahi EDTA 10% atau heparin.
4.1 Hasil
4.2 Pembahasa
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka mendapatkan jumlah sel
darah merah sebanyak 2.870.000 sel/mil, hal ini berarti ikan lele tersebut masih
termasuk kedalam kondisi yang sehat. Dimana pada kondisi ikan yang sehat,
10
jumlah sel darah merah ikan berjumlah 2 – 3 juta sel/mil. Sedangkan jumlah sel
darah putih didapatkan hasil perhitungannya yaitu 871.500 sel/mil. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi ikan lele tersebut termasuk kurang normal, ikan
dapat dikatakan normal jika sel darah putinya berjumlah 200.000 – 300.000
sel/mil. Hal ini dapat dikarenakan kondisi perairan kolam budidaya tempat hidup
ikan lele tersebut kurang baik. Serta meningkatnya jumlah sel darah putih dapat
dijadikan petunjuk adanya fase pertama infeksi dan stress pada ikan lele tersebut.
11
5.1 Kesimpulan
Setelah di lakukan penghitungan jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel
darah putih (leukosit) maka dapat disimpulkan bahwa kondisi ikan lele tersebut
masih termasuk ke dalam kondisi ikan yang sehat walaupun jumlah sel darah
putih nya melebihi batas normal. Akan tetapi sel darah merah nya masih lebih
banyak daripada sel darah putih. Hal ini berarti di dalam tubuh ikan tidak terdapat
banyak penyakit sehingga tidak membutuhkan banyak sel darah putih untuk
melawan penyakit tersebut
5.2 Saran
Demi mendapat hasil yang lebih akurat diharapkan semua alat-alat yang
digunakan dalam kondisi steril dan praktikan lebih teliti agar tidak terjadi
kesalahan dalam mengamati objek praktikum.
12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
Sel Darah Putih Bagian Sel Darah Putih Bagian Sel Darah Putih Bagian
Kanan Atas Kanan Bawah Kiri Atas