Anda di halaman 1dari 16

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan yang merupakan kunci dalam ekosistem perairan yang mendiami


berbagai habitat di perairan termasuk sungai, danau, rawa, perairan payau, dan
bahkan laut. Kata Pisces digunakan secara umum untuk merujuk pada ikan atau
superkelasnya dalam bahasa Latin. Keanekaragaman ikan sangatlah luas, dengan
lebih dari 27 ribu spesies yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Dalam segala
bentuk dan ukuran, ikan menjadi bagian integral dalam ekosistem air, memiliki
peran penting dalam menjaga keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan
perairan (Agusta 2015).
Ikan memiliki ciri-ciri umum yang dapat dikenali dengan mudah, seperti
kemampuan bernapas melalui insang, serta tubuh yang dilindungi oleh sisik dan
kadang-kadang berlendir. Namun, ada juga ciri-ciri khusus yang membedakan
mereka secara lebih spesifik. Salah satunya adalah struktur jantung yang terdiri
dari dua ruang, yaitu satu serambi dan satu bilik, yang membantu dalam sirkulasi
darah yang efisien. Selain itu, ikan juga dilengkapi dengan gurat sisi, fitur penting
yang membantu mereka menentukan arah dan posisi saat berenang di dalam air.
Dengan kombinasi ciri-ciri ini, ikan berhasil beradaptasi dengan lingkungan air
mereka dan menjalani kehidupan mereka dengan efisien (Hudoarma, Gunawan, &
Rohmawati 2018).
Darah merupakan cairan yang berperan dalam sistem kardiovaskular, terdiri
dari plasma serta elemen pembentuk seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Fungsinya mencakup oksigenasi serta pemberian gizi pada jaringan, menjaga
keseimbangan asam-basa, dan mengeluarkan limbah metabolisme. Gangguan
pada darah dapat berdampak negatif pada fungsi tubuh secara keseluruhan.
Perubahan dalam komponen darah dapat mencerminkan disfungsi fisiologis
tertentu dalam tubuh dan dapat digunakan sebagai petunjuk diagnostik
(Noercholis, Muslim, & Maftuch 2013).
Sistem peredaran darah merupakan suatu mekanisme yang terkait erat
dengan aliran dan distribusi darah melalui pembuluh darah serta perpindahannya
2

dari satu area ke area lain dalam tubuh. Salah satu fungsi vital dari sistem
peredaran darah adalah transportasi oksigen (O2) dari paru-paru ke seluruh bagian
jaringan tubuh. Dengan demikian, darah berperan sebagai pembawa utama
oksigen yang esensial bagi kehidupan sel dan organ dalam tubuh (Bachtiar &
Kusmiyati 2017).
Sistem peredaran darah, juga dikenal sebagai sistem sirkulasi, memiliki
peran penting dalam tubuh, terutama dalam transportasi oksigen hasil respirasi,
nutrient hasil pencernaan, dan sisa metabolisme seperti CO2 dan NH3 yang
nantinya akan dikeluarkan melalui insang, ginjal, dan kulit. Pada sistem peredaran
darah ikan, terdapat tiga komponen utama yang berperan dalam sirkulasi darah
yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah itu sendiri. Sistem ini memungkinkan
distribusi efisien zat-zat penting ke seluruh tubuh ikan serta pengeluaran limbah
metabolik untuk menjaga keseimbangan internal dan kelangsungan hidupnya
(Rousdy & Linda 2018).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menghitung sel-sel darah
merah (Eritrosit) dan sel-sel darah putih (Leukosit) pada ikan Lele (Clarias
batrachus).

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu mengetahui mengenai jumlah sel-
sel darah merah (Eritrosit) dan sel-sel darah putih (Leukosit) pada ikan Lele
(Clarias batrachus).
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Darah ikan tersusun dari sel-sel darah yang tersuspensi dalam plasma dan
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh melalui sistem sirkulasi tertutup. Sel darah
ikan tersusun dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) serta cairan
darah yang mengandung nutrien dan sisa metabolisme. Sel dan plasma darah
mempunyai peran fisiologis yang sangat penting (Fitria, Tjong, & Zakaria 2019).
Sel darah merah ikan mempunyai inti dan berwarna merah kekuningan. Sel
darah merah (stadia dewasa) berbentuk oval dan tipis. Umumnya terdapat
hubungan berlawanan antara ukuran dan jumlah sel darah merah. Ikan yang
mempunyai jumlah sel per mm³ lebih banyak biasanya mempunyai ukuran yang
lebih kecil. Ikan bertulang sejati mempunyai sel darah merah berjumlah 2.000.000
sel/mm³, bahkan beberapa ikan laut yang aktif mempunyai jumlah sel darah merah
lebih besar yakni berkisar 4.000.000 - 6. 000.000 sel/mm 3. Ikan yang memiliki
ukuran panjang serta semakin berat tubuh ikan maka jumlah eritrositnya akan
sedikit. Hal tersebut dapat terjadi karena jika ukuran dan bobot tubuh ikan kecil
maka akan banyak melakukan aktivitas. Banyaknya aktivitas yang dilakukan
maka proses metabolisme akan meningkat dan juga terjadi peningkatan kebutuhan
oksigen (O2). Kondisi tersebut akan diikuti oleh peningkatan nilai hematokrit,
hemoglobin dan eritrosit (AS, Artinaha, Amrullah 2023).
Selain mengandung sel darah merah, darah ikan juga mengandung beberapa
tipe sel darah yang tak bewarna (sel darah putih atau leukosit). Leukosit
merupakan komponen sel darah yang memiliki peran pada sistem pertahanan
tubuh ikan dari partikel asing dan mikroorgansime yang masuk ke dalam tubuh.
Seluruh tipe sel darah putih memiliki bentuk lonjong hingga membulat. Jumlah
sel darah putih antar spesies memiliki variasi antara 20.000-150.000 sel/mm 3.
Kisaran jumlah sel darah putih dalam satu spesies sangat lebar; contoh ikan mas
mempunyai kisaran antara 32.000-146.000 sel/mm3. Jumlah leukosit
mencerminkan proses evolusi sistem imunitas, yang dapat dipegaruhi oleh suhu
dan fotoperiode (Rousdy & Linda, 2018). Meningkatnya jumlah sel darah putih
kemungkinan dapat terjadi karena adanya infeksi oleh patogen seperti virus, fungi
4

atau bakteri maupun akibat dari memburuknya kualitas perairan. Ikan yang
terinfeksi patogen ditandai dengan muculnya bercak kemerahan pada pangkal
siripnyan (Alipin & Sari, 2020).
Leukosit terbagi menjadi dua jenis, yaitu agranulosit (seperti monosit dan
limfosit) serta granulosit (contohnya heterofil, eosinofi, dan basofil). Fungsi dari
leukosit sangat beragam, terutama dalam menghilangkan zat asing termasuk
mikroorganisme patogen. Leukosit memiliki mekanisme dalam proses pembekuan
darah dan untuk membersihkan tubuh dari materialmaterial asing yang dapat
mengganggu sistem imun. Jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi dan
kesehatan tubuh, seperti yang diamati pada ikan. Infiltrasi granulosit biasanya
terjadi 12-24 jam setelah injeksi bakteri pada ikan rainbow trout, dan kemudian
persentase granulosit dan makrofag meningkat dalam rentang waktu 2-4 hari
setelahnya (Fitria, Tjong, & Zakaria 2019).
5

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi hewan air mengenai menghitung sel darah merah


(eritrosit) dan darah putih (leukosit) di lakukan pada hari Jum’at tanggal 29 Maret
2024 Pukul 14.00 WIB sampai 16.00 WIB di Laboratorium Biologi Perairan,
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.

3.2 Bahan dan Alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan pada saat kegiatan praktikum
menentukan tahanan osmotik sel-sel darah merah, yaitu:
Tabel 1. Bahan dan Alat
No Bahan Alat
1 Darah ikan Lele Tabung reaksi
2 EDTA 10% Mikroskop
3 Hayem Haemocytometer
4 Turk Cover glass
5 Es Batu Pipet batu merah
Serbet
Suntikan
Nampan
Tisue gulung

3.3 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan


secara langsung terhadap objek yang akan diamati dilaboratorium.

3.4 Prosedur Praktikum

3.4.1 Pengambilan Darah Ikan lele (Clarias batrachus)

1. Ikan lele (Clarias batrachus) dibius menggunakan es batu dan


dibiarkan selama beberapa menit sampai ikan tersebut pingsan.
2. Jarum suntik, pipet tetes, dan tabung raksi dibasahi dengan EDTA
10% atau heparin untukn mencegah pembekuan darah.
6

3. Ikan lele yang sudah pingsan diletakkan dalam nampan plastik. Tubuh
ikan ditutp menggunakan kain serbet basa supaya tidak licin bila
dipegang dan untuk mengurangi stress pada ikan. Jarum suntik
ditusukkan ke vena caudalis. Cara menemukan vena caudalis adalah
dengan berpatokan pada posisi anus. Dari anus, tarik garis bayangan
ke arah dorsal dan tepat di bawah linea lateralis, jarung ditusukkan
degan arah tulang belakang. Hentikan tusukan bila sudah terasa
keras/menyentuh tulang dan vena caudalis sudah tertusuk. Tunggu
sebentar sampai darah mengalir ke dalam spuit. Tarik sumpit perlahan
sampai mendapatkan 3 ml darah, lalu selanjutnya dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang sudah dibasahi EDTA 10% atau heparin.

3.4.2 Menghitung Darah Merah

1. Ambil darah ikan kemudin isaplah darah tersebut menggunakan pipet


batu merah sampai 0,5. Usahakan bekerja secepat mungkin, dan hati-
hati jangan sampai darah membeku.
2. Setelah itu isaplah larutan hayem sampai strip 101. Pengenceran yang
dilakukan adalah 200 kali.
3. Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk dan
kocoklah atau goyangkan pipet tersebut dengan gerakan seperti
membentuk angka delapan agar larutan bercampur dengan darah
secara merata.
4. Ambilah kamar hitung burker lengkap dengan cover glassnya.
5. Buatlah 1 tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke
dalam kamar hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.
6. Lihatlah dibawah mikroskop, maka akan terlihat butir-butir darah
merah dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Dalam 1 kota
besar terdapat 16 kotak kecil. Hitunglah sel-sel darah yang terdapat
dalam 80 kotak kecil (5 kotak besar).
7. Jumlah sel darah merah per mili liter dihitung dengan rumus menurut
Schaperclaus (1992): N = jumlah total sel terhitung (n) x 104.
7

3.4.3 Menghitung Darah Putih

1. Ambil darah ikan kemudin isaplah darah tersebut menggunakan pipet


batu merah sampai 0,5. Usahakan bekerja secepat mungkin, dan hati-
hati jangan sampai darah membeku.
2. Setelah itu isaplah larutan hayem sampai strip 101. Pengenceran yang
dilakukan adalah 200 kali.
3. Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk dan
kocoklah atau goyangkan pipet tersebut dengan gerakan seperti
membentuk angka delapan agar larutan bercampur dengan darah
secara merata.
4. Ambilah kamar hitung burker lengkap dengan cover glassnya.
5. Buatlah 1 tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke
dalam kamar hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.
6. Lihatlah dibawah mikroskop, maka akan terlihat butir-butir darah
merah dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Hitunglah sel-
sel darah putih yang terdapat dalam 4 kotak besar (kotak-kotak yang
dibatasi oleh 3 garis halus).
7. Jumlah sel darah putih dihitung dengan rumus : N = jumlah total sel
terhitung (n) x 500.
8

IV. HASIL DAN PEMBAHAN

4.1 Hasil

Klasifikasi ikan lele menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:


Phillum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo/Bangsa : Siluridae
Famili/Suku : Claridae
Genus/Marga : Clarias
Species/Jenis : Clarias batrachus

Gambar 1. Ikan lele (Clarias batrachus)

4.1.1 Sel Darah Merah

Gambar 2. Sel Darah Merah


9

4.1.2 Sel Darah Putih

Gambar 3. Kanan Atas Gambar 4. Kanan Bawah

Gambar 5. Kiri Atas Gambar 6. Kiri Bawah

4.13 Perhitungan Sel Darah Merah

N = 287 x 104 = 2.870.000 sel/mil

4.1.4 Perhitungan Sel Darah Putih

N = 1.743 x 500 = 871.500 sel/mil

4.2 Pembahasa

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka mendapatkan jumlah sel
darah merah sebanyak 2.870.000 sel/mil, hal ini berarti ikan lele tersebut masih
termasuk kedalam kondisi yang sehat. Dimana pada kondisi ikan yang sehat,
10

jumlah sel darah merah ikan berjumlah 2 – 3 juta sel/mil. Sedangkan jumlah sel
darah putih didapatkan hasil perhitungannya yaitu 871.500 sel/mil. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi ikan lele tersebut termasuk kurang normal, ikan
dapat dikatakan normal jika sel darah putinya berjumlah 200.000 – 300.000
sel/mil. Hal ini dapat dikarenakan kondisi perairan kolam budidaya tempat hidup
ikan lele tersebut kurang baik. Serta meningkatnya jumlah sel darah putih dapat
dijadikan petunjuk adanya fase pertama infeksi dan stress pada ikan lele tersebut.
11

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah di lakukan penghitungan jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel
darah putih (leukosit) maka dapat disimpulkan bahwa kondisi ikan lele tersebut
masih termasuk ke dalam kondisi ikan yang sehat walaupun jumlah sel darah
putih nya melebihi batas normal. Akan tetapi sel darah merah nya masih lebih
banyak daripada sel darah putih. Hal ini berarti di dalam tubuh ikan tidak terdapat
banyak penyakit sehingga tidak membutuhkan banyak sel darah putih untuk
melawan penyakit tersebut
5.2 Saran

Demi mendapat hasil yang lebih akurat diharapkan semua alat-alat yang
digunakan dalam kondisi steril dan praktikan lebih teliti agar tidak terjadi
kesalahan dalam mengamati objek praktikum.
12

DAFTAR PUSTAKA

Augusta, T, S. 2015. Inventarisasi Ikan dan Kondisi Habitat di Danau


Hanjalutung Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Hewani Trop. 4 (2):
45-48.
Alipin, K dan Sari, T, A. 2020. Indikator Kesehatan Ikan Kerapu Cantik
(Epinephelus sp.) yang Terdapat Pada Budidaya Keramba Pantai
Timur Pangandaran. Metamorf jurnal Biol. Sci. 7 (2): 141-151.
AS, W. Artinah, M. dan Amrullah, S, H. 2023. Sistem Peredaran Darah Ikan.
Bachtiar, I, W, M, S, A, I dan Kusmiyati, K. 2017. Perbandingan antara
Frekwensi Denyut Jantung Katak (Rana sp.) dengan Frekwensi
Denyut Jantung Mencit (Mus musculus) Berdasarkan Ruang Jantung.
Biota jurnal Ilm. Ilmu-Ilmu Hayati. 1 (3): 126-131.
Fitria, N. Tjong, D, H. dan Zakaria, I, J. 2019. Fisiologis Darah Ikan Baung
(Hemibagrus nemurus Blkr.). Jurnal Metamorfosa 6 (1): 33-38.
Hudoarma, F, M. Gunawan, P, H. Dan Rohmawati, A, A. 2018. Analisis Aliran
Darah Dalam Pembuluh Arteri Menggunakan Persamaan Navier-
Stokes Dan Metode Lattice-Boltzmann. E-Jurnal Mat. 7 (2): 102-109.
Noercholis, A. Muslim, M, A. dan Maftuch. 2013. Ekstraksi Fitur Roundness
untuk Menghitung Jumlah Leukosit dalam Citra Sel Darah Ikan.
Jurnal EECCIS. 7 (1):35-40.
Rousdy, D, W dan Linda, R. 2018. Hematologi Perbandingan Hewan Vertebrata:
Lele (Clarias Batracus), Katak (Rana Sp.), Kadal (Eutropis
Multifasciata), Merpati (Columba Livia) Dan Mencit (Mus Musculus).
Bioma Jurnal Ilm. Biol. 7 (1): 1-13.
Saanin. 1984. Buku Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan.
13

LAMPIRAN
14

Lampiran 1. Bahan dan Alat

EDTA 10% Darah ikan Lele Larutan Hayem

Larutan Turk Pipet batu merah dan Mikroskop


putih, kamar hitung
15

Lampiran 2. Prosedur Praktikum

Pengambilan darah ikan Lele

Pengisapan darah Pengisapan larutan Pengisapan larutan turk


menggunakan pipet hayem menggunakan menggunakan piprt batu
batu merah sampai strip piprt batu merah sampai merah sampai strip 101
0,5 strip 101
16

Lampiran 3. Sel Darah Merah dan Putih di Lihat Pakai Mikroskop

Sel Darah Putih Bagian Sel Darah Putih Bagian Sel Darah Putih Bagian
Kanan Atas Kanan Bawah Kiri Atas

Sel Darah Putih Bagian Sel Darah Merah


Kiri Bawah

Anda mungkin juga menyukai