Laporan Praklap Epi Baru
Laporan Praklap Epi Baru
OLEH :
ANDIKA ABIMANYU 1904124543
DEA APRIDILYA TAMPUBOLON 1904112995
FERI KURNIAWAN 1904112514
INTANI WAHIDA 1904112672
NANDA AYU VERONICA 1904112342
SUKMA RANUM SARI 1904112945
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
Penangkapan Ikan ini yang berjudul “Status Perikanan Tangkap Skala Kecil
laporan ini yang utama adalah untuk memenuhi tugas Eksplorasi Penangkapan
Ikan.
menyelesaikan dan membantu saya dalam praktikum sehingga laporan ini dapat
selesai.
Kami menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan
laporan kami untuk kedepannya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR TABEL.................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR............................................................................... vi
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.1.1. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Dumai ....................... 1
1.1.2. Kondisi Perikanan Tangkap Dumai................................ 2
1.1.3. Alat Tangkap Sondong ................................................... 3
1.1.4 Keberlanjutan Perikanan Tangkap Dimensi Ekonomi ... 4
1.1.5. Rapfish............................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
1.3. Tujuan dan Manfaat .................................................................. 5
LAMPIRAN............................................................................................. 30
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3. Kriteria Keberlanjutan........................................................................... 22
4. Nilai Statistik yang Diperoleh dari MDS dalam Rapfish pada Dimensi
Ekonomi ................................................................................................ 23
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
Latar Belakang
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kota Dumai yang kini berada di daerah
dikenal dengan sebutan TPI (Tempat Pelelangan Ikan). PPI Kota Dumai
daerah Patimura, Kecamatan Dumai Timur. PPI sebelumnya diambil alih oleh
Persero Pelindo dan dijadikan sebagai pelabuhan umum yaitu Pelabuhan Dumai.
pusat pengembangan masyarakat nelayan di Kota Dumai. Selain itu, PPI Kota
Dumai juga diharapkan dapat mendarat ikan baik dari lokal, Sumatera Barat
Daerah Tingkat II. Pelabuhan perikanan ini berdiri diatas tanah milik PT.
Pertamina dengan luas daerah kurang lebih 1 Ha. Walaupun luas lahan yang
dimiliki tidak terlalu luas namun fasilitas-fasilitas yang terdapat di PPI Kota
Dumai terbilang cukup lengkap. PPI Kota Dumai memiliki fasilitas pokok yaitu
pelelangan ikan (TPI), pabrik es, tanki bahan bakar dan instalasi air bersih.
2
Sementara fasilitas penunjang berupa cold stronge, mess, kantin, rumah dinas,
syahbandar.
penyediaan air bersih belum dimanfaatkan oleh nelayan karena masih banyak
nelayan yang membawa persediaan air bersih dari rumah mereka masing-masing
bahwa produksi perikanan di Kota Dumai sebagian besar berasal dari perikanan
laut.
dari usaha perikanan laut dengan presentase sekitar 93% dan sisanya pada
perikanan budidaya dan lainnya. Dimana produksi perikanan yang diperoleh dari
hasil tangkapan tahun 2015-2019 mengalami peningkatan dari 249 ton menjadi
660 ton pada tahun 2019 (BPS, 2021). Berdasarkan data tersebut, potensi yang
besar ini tentu menjadikan sektor perikanan sebagai sektor penting yang harus
memberikan konstribusi yang besar bagi masyarakat, karena hampir 300 rumah
tangga yang bergantung pada sektor ini. Jumlah rumah tangga nelayan di Kota
Hal ini mengindikasikan bahwa ada sektor usaha lain yang dirasakan lebih baik.
di Kota Dumai sebagian besar berasal dari perikanan laut. Data produksi dan nilai
perikanan dikumpulkan dari Dinas Perikanan Kota Dumai. Pada tahun 2020 data
yang bersumber Dinas Perikanan Kota Dumai tersebut menunjukkan bahwa dari
merupakan hasil perikanan laut dan 189.000 kg (24,39%) adalah hasil perikanan
di Kota Dumai sebagian besar bersumber dari sektor perikanan tangkap atau
perikanan laut. Hasil perikanan laut Kota Dumai didapatkan dari masyarakat
nelayan yang tersebar di seluruh kecamatan se Kota Dumai. Adapun jenis ikan
yang merupakan hasil tangkapan masyarakat nelayan Kota Dumai antara lain
memiliki satu buah kantong yang dioperasikan di bagian haluan kapal dengan cara
digunakan oleh nelayan Kota Dumai yaitu kaki jaring sondong, kaki jaring
tersebut dari kayu tepis (Polyalthia glauca) yang berbentuk bulat dengan panjang
kayu 8 m, diameter 6-10 cm, kayu tersebut terdiri dari dua batang yang diikat
menggunakan baut dan tali di bagian haluan kapal sehingga berbentuk seperti
4
segitiga, 4-6 pelampung, 2 tapak sondong dan jaring yang besarnya 1,5 inchi.
Ukuran mata jaring yang digunakan nelayan adalah 1,5 inchi. Sebenarnya ukuran
ini tidak direkomendasikan karena terlalu kecil akan tetapi karena perairan Dumai
termasuk kedalaman wilayah WPPNRI 751 dimana alat tangkap aktif seperti
penangkapan sejauh 2 mil yang diukur dari permukaan air laut pada surut
terendah.
penerimaan relatif nelayan setiap alat tangkap terhadap waktu bekerja, penyerapan
tenaga kerja, dan transfer keuntungan antara nelayan dan pelaku ekonomi
tersebut perlu dianalisis atribut mana yang paling sensitif mempengaruhi tingkat
1.1.5. Rapfish
Dimentional Scaling (MDS). Seluruh atribut yang diperoleh dari hasil penelitian
titik-titik dalam rapfish yang dikaji relatif terhadap dua titik yang menjadi acuan.
Titik yang menjadi acuan tersebut adalah baik (good) dan buruk (bad), dimana
ada titik ekstrem good dan titik ekstream bad. Nilai indeks keberlanjutan
perikanan skala kecil ini pada metode rapfish diketahui (baik) dalam selang 0-100.
Rumusan Masalah
penelitian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pelabuhan Perikanan
tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan atau bongkar muat ikan yang
nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan
hasil perikanan (Deptan dan Dephub, 1996). Pelabuhan perikanan dapat diartikan
sebagai suatu panduan dari wilayah perairan, wilayah daratan dan sarana-sarana
yang ada di basis penangkapan baik alamiah maupun buatan, dan merupakan
PPI Kota Dumai memiliki fasilitas pokok yaitu dermaga, jembatan dan
pabrik es, tanki bahan bakar dan instalasi air bersih. Sementara fasilitas penunjang
berupa cold stronge, mess, kantin, rumah dinas, koperasi, kapal pengawas, los
persediaan air bersih dari rumah mereka masing-masing daripada membawa dari
termasuk dalam pelabuhan alam dan atau semi alam. Artinya PPI umumnya
terdapat di muara atau tepi sungai, di daerah yang menjorok ke dalam atau terletak
di suatu teluk bukan bentukan manusia atau sebagian hasil bentukan manusia.
Secara umum PPI memiliki fungsi yang sama dengan pelabuhan perikanan tipe A
yang berukuran lebih kecil dari 5 GT atau perahu-perahu layar tanpa motor. Dan
8
hasil tangkapan yang didaratkan kurang atau sama dengan 20 ton per hari dan
logistik perahu dan awak perahu). Selain itu, juga sebagai pusat kegiatan
perairan Indonesia;
kurangnya 5 GT;
sekurang-kurangnya minus 1 m;
alat tangkap, bahan bakar, air, perbaikan kapal dan tempat istirahat untuk
2. Pusat Distribusi
c. Pusat lalu lintas dan jaringan informasi antar nelayan maupun antara
pelabuhan perikanan (PPI) telah optimal. Peran pelabuhan perikanan PPI dalam
Kapal Perikanan
Kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan
Perikanan, definisi kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lainnya
menurut Nomura dan Yamazaki (1977) kapal merupakan unit penangkap ikan
yang paling penting dalam usaha perikanan, sehingga sebagian besar modal
diinvestasikan untuk kapal. Oleh sebab itu, perencanaan kapal ikan sangat penting
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan ini dapat dilihat
pada Tabel 1.
Metode Praktikum
deskriptif. Dan data yang diambil adalah berupa data perimer dan sekunder.
Analisis Data
rapfish.
b. Buat data tabulasi berdasarkan alat tangkap yang didapat, kemudian dari
banyaknya atribut.
d. Masukkan nilai good dan bad, yang ada pada kuisioner ke dalam template.
Beri warna pada bagian good agar nanti data yang dimasukkan ke anchor’s
tidak salah.
e. Untuk nilai up, banyaknya nilai good dibagi menjadi dua. Pembagian
pertama masukkan nilai good dan pembagian kedua masukkan nilai bad.
f. Untuk nilai down, banyaknya nilai bad dibagi menjadi dua. Pembagian
pertama masukkan nilai bad dan pembagian kedua masukkan nilai good.
g. Untuk nilai anchor’s, untuk anchor’s 1 masukkan nilai good dari 1- 10,
kemudian anchor’2 masukkan nilai 1-9 dst sampai anchors 10. Begitu juga
dengan anchor’s 11 masukkan nilai bad dari 1-10, anchor’s 11 nilai bad 1-9
h. Untuk data anchor’s 1-10 yang masih kosong, isi kolom kosong tersebut
untuk mengisi 9 kolom lagi yang kosong, ambil nilai bad dari kolom kedua
i. Untuk data anchor’s 11-20 yang masih kosong, isi kolom kosong tersebut
untuk mengisi 9 kolom lagi yang kosong, ambil nilai good dari kolom kedua
j. Pastikan semua data telah terisi, setelah data terisi semua, masuk ke bagian
view, klik macros kemudian klik c kecil, klik create, setelah itu keluar
13
tampilan seperti bahasa pemograman klik close, lanjut klik bagian run
macro pilih menu rapfish (xla), klik main intalize dan terakhir klik run.
k. Selanjutnya muncul rapfish, isi data sesuai dengan data yang ada pada
tamplete seperti good pada tabel 30, bad 31, up 32, down 33 dan seterusnya.
Setelah data terisi semua pastikan data yang diisi sudah sesuai dengan data
pada tamplet.
l. Setelah data sudah terisi semua klik rap Analysis, leveraging dan
montecarlo. Setelah itu lihat secara detail data yang muncul, ubah data rap
analysis dari sumbu y menjadi sumbu x dan add data lebel untuk
m. Lihat nilai stress yang muncul pada data, jika nilai stress mendekati 0 maka
yang lebih besar dari hasil pembagian tersebut dijadikan sebagai atribut
o. Monte carlo bertujuan untuk memvalidasi bagian dari rap analysis yang
memiliki satu buah kantong yang dioperasikan di bagian haluan kapal dengan cara
digunakan oleh nelayan Kota Dumai yaitu kaki jaring sondong, kaki jaring
tersebut dari kayu tepis (Polyalthia glauca) yang berbentuk, kayu tersebut terdiri
dari dua batang yang diikat menggunakan baut dan tali di bagian haluan kapal
sehingga berbentuk seperti segitiga, 4-6 pelampung, 2 tapak sondong dan jaring
yang besarnya 1,5 inchi. Ukuran mata jaring yang digunakan nelayan adalah 1,5
inchi. Sondong termasuk kelompok jaring angkat. Jaring angkat adalah jaring
yang berbentuk empat persegi panjang atau kerucut atau kantong dalam
Konstruksi sondong :
1. Kaki Sondong
Alat tangkap sondong memiliki kaki yang berfungsi sebagai kerangka dari
jaring sondong serta untuk membuka dari badan jaring pada saat jaring
dioperasikan. Kaki sondong terbuat dari kayu tepis dan kayu liat. Kaki sondong
berjumlah dua batang serta dihubungkan dengan menggunakan baut yang terbuat
dari besi dan disusun sehingga pada saat dioperasikan jaring berbentuk segitiga.
2. Badan Sondong
15
badan jaring 200 cm dan mempunyai kantong yang terbagi menjadi dua. Warna
jaring pada alat tangkap sondong ini pada umunya berwarna hitam yang berbentuk
kerucut. Fungsi dari kantong pada alat tangkap sondong ini sebagai tempat
3. Tapak Sondong
Tapak pada alat tangkap sondong terbuat dari bahan kayu bakau yang
buah yang terletak pada sisi ujung bagian bawah dari kaki sondong sebelah kiri
dan kanan yang dihubungkan dengan menggunakan baut. Tapak pada alat tangkap
dengan adanya tapak, jaring dan kaki sondong tidak tenggelam ke dasar perairan.
4. Pelampung
pelampung yang berjumlah 2 buah, sebelah kiri dan sebelah kanan yang berbentuk
silinder yang terbuat dari bahan plastik jerigen minyak. Fungsi dari pelampung ini
5. Pemberat
Pemberat yang digunakan berbentuk panjang yang terbuat dari besi dengan
6. Tali Temali
16
Tali temali yang digunakan pada alat tangkap sondong ini memiliki
diameter tali yang berbeda. Arah pintalan yang digunakan pada tali temali sama
yaitu pintalan Z (pintalan kiri) dan bahan yang digunakan bahan multifilament.
Tali ris mulut sondong terdapat pada bagian bukaan mulut sondong.
dengan cara disorong dengan parahu atau kapal motor. Alat tangkap sondong ini
dioperasikan pada daerah perairan yang berlumpur atau berpasir dan arahnya
rawai, jaring insang permukaan (Surface gillnet), jaring kurau (bottom drift
gillnet), belat dan sondong. Salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh
nelayan di Kota Dumai adalah alat tangkap sondong. Sondong merupakan jenis
alat tangkap aktif berbentuk kerucut yang memiliki satu buah kantong,
menjadi target tangkapan utama adalah udang. Udang adalah hewan yang hidup
diperairan, khususnya sungai laut, atau danau. Udang dapat ditemukan hampir
disemua genangan air yang berukuran besar baik air tawar, payau, maupun
Pendaratan Ikan (PPI) Kota Dumai dan langsung memasarkan hasil tangkapan
kepada toke/penampung yang ada di PPI. Nelayan tidak langsung menjual hasil
kegiatan perikanan tangkap seperti interaksi teknologi dan sosial selalu terkait
dengan alasan dan tujuan ekonomi atau keuntungan ekonomi secara maksimal
dalam waktu yang relatif lama. Keberlanjutan ekonomi terwujud jika aktivitas
perikanan tangkap mempunyai daya saing yang tinggi dan mampu bersaing secara
menggunakan indikator yang diberikan oleh asisten untuk selanjutnya dicari serta
ditanyakan kepada nelayan yang ada di ppi Dumai. Atribut-atribut pada dimensi
Penyerapan Tenaga Kerja, dan Transfer Keuntungan antara nelayan dan pelaku
penting. Faktor keuntungan inilah yang akan menentukan apakah seseorang akan
bertahan atau berhenti dari usaha perikanan tangkap. Jika tingkat keuntungan hasil
tangkapan per trip dalam volume dan jenis tangkapan yang sama semakin tinggi
maka tingkat eksploitasi per trip akan cenderung menurun sehingga berakibat
analisis kelayakan investasi pada setiap jenis alat tangkap dan hasil perhitungan
pajak tak langsung dan ditambah pendapatan netto yang mengalir dari daerah lain.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam PDRB adalah struktur (sebaran sektor)
seberapa besar tiap sektor berperan dalam menghasilkan total nilai tambah, sektor-
sektor mana yang tumbuh dan sektor apa saja yang mempunyai peluang untuk
dikembangkan.
dimiliki pemilik lokal, campuran antara pemilik lokal dan non lokal maupun
pemilik non lokal yang menanamkan modalnya di usaha perikanan pada suatu
terhadap kepemilikan aset usaha perikanan yang tidak tergantung pada pihak luar.
tangkap akan semakin kecil) (Hartono et.al 2005). Penyerapan tenaga kerja dalam
kegiatan perikanan tangkap tergantung dari ukuran perahu atau perahu, jenis alat
tangkap dan jumlah waktu penangkapan dalam satu trip penangkapan. Penilaian
pada atribut ini didasarkan pada hasil wawancara dengan responden terpilih
Peta topografi adalah salah satu jenis peta yang mempunyai ciri-ciri
khusus yang memperlihatkan keadaan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan
dimensinya dengan ditandai dengan adanya skala besar dan lebih detail. Sebuah
peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk
membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua
segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik
elevasi pada peta topografi. Peta topografi biasanya menggunakan garis kontur
Peta topografi atau peta kontur ini dibuat untuk memberikan informasi
tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan
dan tingkat tutupan vegetasi. Dengan kekuatan militer yang tersebar di seluruh
dunia, maka militer bergantung pada peta untuk memberikan informasi terhadap
20
dan material yang harus diangkut, disimpan, dan ditempatkan ke dalam operasi
pada waktu dan tempat yang tepat. Banyak dari perencanaan ini harus dilakukan
dengan menggunakan peta. Oleh karena itu, setiap operasi memerlukan pasokan
peta, tetapi meskipun kita memiliki peta terbaik, peta tidak akan berharga kecuali
Pengolahan Data
alternatif pekerjaan dan pendapatan, Lokasi tujuan atau orientasi pemasaran ikan,
penyerapan tenaga kerja, transfer keuntungan antara nelayan dan pelaku ekonomi
lokal/orang luar ekonomi luar lokal. Hasil scorings bisa dilihat pada Tabel 2.
kurang berkelanjutan.
RAPFISH Ordination
60,00
UP
40,00
20,00
Other Distingishing
Real Fisheries
0,00BAD 41,44 GOOD
0,00 20,0040,0060,0080,00 100,00References
Anchors
-20,00
-40,00
DOWN
-60,00
Fisheries Sustainability
Nilai stress yang dihasilkan dari ordinasi tersebut menunjukkan nilai yang
cukup baik karena tergolong dalam kriteria fair, yaitu sebesar 14,01%. Nilai stress
tersebut mencerminkan Goodness of fit dalam MDS (Pitcher and Preikshot, 2001
dalam Aghata, dkk (2021)). Nilai stress menunjukkan proporsi varians yang tidak
dijelaskan oleh model. Semakin tinggi nilai stress maka semakin buruk model
MDS dan sebaliknya. Kriteria nilai stress dalam penelitian ini meliputi, > 20%
(perfect) (Simamora, 2005 2001 dalam Aghata, dkk (2021)). Sedangkan validitas
model ditunjukkan dengan besaran nilai koefisien diterminasi (R2). Hasil analisis
yang dapat mempresentasikan model dengan baik ditunjukkan oleh nilai R2 yang
mendekati 1 atau 100%. Pada penelitian ini, nilai R2 yang diperoleh adalah 0,929
atau mendekati angka 1. Nilai stress dan koefisiensi determinasi (R2) digunakan
tangkap Sondong dalam dimensi eknomi. Beberapa nilai statistik yang diperoleh
23
dari multidimensional scaling dalam Rapfish pada dimensi Ekonomi dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai Statistik yang diperolehdari MDS dalam Rapfish pada dimensi
Ekonomi
No Atribut Statistik Nilai Persentase
1 Stress 0.140155107 14.01%
2 𝑅2 0.929037988 92.90%
3 Jumlah Iterasi 2
alternatif pekerjaan dan pendapatan, Lokasi tujuan atau orientasi pemasaran ikan.
Leverage of Attributes
Transfer Keuntungan Antara Nelayan… 3,892009688
Penyerapan Tenaga Kerja 7,681632928
Penerimaan Relatif Nelayan Setiap Alat… 4,579704351
Lokasi Tujuan atau Orientasi Pemasaran… 12,25
Attribu
teknik Rapfish pada dimensi ekonomi, dapat dilihat bahwa status perikanan
sondong dimensi ekonomi memiliki nilai sebesar 41.44 yang berada di selang
25.01-50 yang artinya kondisi perikanan sondong dari dimensi ekonomi berada
Peta topografi meiliki ciri khusus yang barangkali tidak dimiliki oleh jenis
peta lainnya. Ciri khusus ini adalah adanya garis- garis halus namun tegas di
dalam peta tersebut. Garis- garis tersebut merupakan garis kontur. Garus kontur
ini jumlahnya ada danyak dan memenuhi peta. Garis kontur merupakan kombinasi
dari dua segmen garis yang saling berhubungan namun tidak saling berpotongan.
Ini merupakan titik elevasi pada peta topografi supaya kita mengetahui dengan
mengumpulkan titik koordinat dan elevasi suatu tempat. Data tersebut kemudian
101,24574 1,41511 10
101,24573 1,41511 9
101,24573 1,4151 10
Surfer untuk menghasilkan output berupa layout peta topografi suatu wilayah.
Aplikasi Surfer yang digunakan pada pengolahan data ini adalah Surfer 22.1 yang
merupakan perbaharuan atau hasil update dari seri sebelumnya. Tampilan awal
dapat dibuat menjadi Gambar 2D atau Gambar 3D. Gambar 2D pada peta
Untuk Gambar 3D dapat dilihat dibawah ini. Peta 3D adalah bentuk kecil
dari suatu wilayah di permukaan bumi yang bentuk bendanya yang memiliki
panjang, lebar, dan tinggi. Berbeda dengan peta 2D yang datar, peta 3D dapat
Kesimpulan
Saran
Saran yang dapat penulis berikan untuk melakukan perbaikan pada proses
praktikum lapangan yaitu diharapkan agar praktikum yang dilakukan dapat lebih