Mupt Duvan
Mupt Duvan
OLEH:
DUVAN OKTAVIANUS DOLOKSARIBU
1904112866
Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain
sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap
“gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Gill net dioperasikan dimana
kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan pada permukaan maupun dasar laut,
Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan
pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-
ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia penamaan gill net
ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap
(jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring
udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah
dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit
macam alat penangkap ikan yang makin maju ke arah spesifikasi. Gill Net merupakan
salah satu jenis yang banyak digunakan oleh nelayan dan usaha penangkapan ikan karena
merupakan alat tangkap yang selektif dibanding alat tangkap lainnya. Setelah
Tangkap Trawl, maka semakin banyak alat tangkap lain yang digunakan oleh nelayan
untuk melewati jaring gillnet yang terbentang. Sehingga dapat dikatakan alat tangkap ini
merupakan alat tangkap pasif yang sangat bergantung pada pergerakan ikan target. Fungsi
mata jaring dan jaring adalah sebagai penjerat ikan dinding penghadang, dan bukan sebagai
Prospektif gill net dasar atau bottom gill net di Indonesia sangat baik, hal ini
(a) Bahan dasar (material) pembuatan bottom gill net mudah diperoleh;
(e) Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja.
Jaring insang termasuk alat tangkap potensial. Terutama jika materialnya adalah
monofilamen karena benangnya sangat licin sehingga bila ada kotoran yang menempel
mudah dibersihkan , maka jaring mudah membuka. Selain itu alat tangkap ini bersifat
selektif yaitu besar mata jaring dapat disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap,
sehingga alat tangkap ini sering dijadikan standart perhitungan selektivitas alat tangkap
yang lainnya.
Sasaran akhir yang dituju dalam studi gillnet adalah pengungkapan dan
pemahaman pengoperasian salah satu alat tangkap yang terbuat dari jaring yang akan
mengarah pada selektivitas alat tangkap. Ini adalah landasan dasar dari upaya
optimalisasi penguasaan materi tentang efektivitas dan keramahan pengoperasian suatu alat
tangkap.
Gill Net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung,
pemberat ris atas, ris bawah (kadang tanpa ris bawah). Seluruh mata jaring sama
jaring, pada bagian atas diletakkan pelampung (pelampung) dan pada bagian bawah
dilekatkan pemberat (pemberat). Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, sehingga
letak jaring telah tertentu. Posisi jaring dapat diperkirakan pada pelampung
berbendera / bertanda yang dilekatkan pada kedua bagian ujung jaring, tetapi tidak dapat
diketahui baik buruknya rentangan jaring itu sendiri, karena letaknya di dasar laut.
Besar mata jaring pada alat tangkap gillnet bervariasi, disesuaikan dengan sasaran
yang akan ditangkap (selektif) seperti untuk ikan , udang. Jaring ini terdiri dari satuan–
satuan jaring disebut tinting / piece. Dalam operasi penangkapannya terdiri dari beberapa
tinting yang digabung menjadi satu unit yang panjangnya (300 – 500 m). Ikan –ikan
yang ditangkap gill net umumnya tersangkut/ terjerat (gilled) pada tutup insangnya, jika
ikannya besar maka akan terpuntal / terbelit – belit (entangled) pada tubuh jaring.
Menurut FAO (Nedelec & Prado, 1990) gillnet merupakan jaring berdinding tunggal
dengan ukuran bukaan mata jaring yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran ikan yang
menjadi target spesies. Alat tangkap ini merupakan alat tangkap pasif namun ikan-ikan
dapat digiring menujunya. Jaring dapat digunakan secara tunggal atau dalam satuan jumlah
besar (fleets).
Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 06/MEN/2010, gillnet
atau kelompok jaring insang merupakan kelompok jaring yang berbentuk empat persegi
panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan talu ris bwah
untuk menghadang ikan sehingga ikan tertangkap dengan cara terjerat dan/atau terpuntal
dioperasikan di permukaan, pertengahan dan dasar secara menetap, hanyut dan melingkar
dengan tujuan menangkap ikan pelagis dan demersal (SNI 7277.8: 2008).
Menurut FAO (Nedelec & Prado, 1990), gillnet diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu:
c. Dragged gillnets
rangsangan bunyi).
a. Jaring insang tetap (set gillnets (anchored)) atau Jaring Liong Bun
b. Jaring insang tetap (set gillnets (anchored)) atau Jaring Liong Bun
Penulisan makalah ini bersifat deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah
metode atau cara kerja dalam suatu pemecahan masalah dengan cara mendeskripsikan,
permasalahan dari sudut pandang penulis berdasarkan hasil telaah pustaka yang
Sumber data yang digunakan pada studi ini adalah sumber data sekunder. Data
sekunder dapat diperoleh dari pustaka yang menunjang seperti textbook, jurnal,
dokumentasi, data lembaga penelitian maupun data instansi terkait yang relevan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Persyaratan
Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air,
terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus
sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side
line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat
untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan
diri.
Selain itu diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang
terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi
tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi
untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang
tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil
PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari semua bahan sintetis
dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih terlihat dalam
air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang
ikan, pola operasi, kondisi penangkapan, dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang
menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan berkenaan
Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari jaring. Warna pelampung,
tali, pemberat dan lain-lain diabaikan, mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net
adalah jaring. Pada synthetic fibres, perawatan jaring dalam bentuk pencelupan telah
tidak diperlukan, kemudian pula warna dari pilinan dapat dibuat sekehendak hati, yang
kemampuan menangkap akan dapat lebih ditingkatkan. Dengan perkataan lain, warna
jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat
diusahakan.
Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor kedalaman perairan,
transparansi, sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan
mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang berbeda-beda. Karena
tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah dengan cara gilled (terjerat) dan entangled
(terpuntal), yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau
menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai penghadang,
sekecil mungkin.
IV.2. Jaring insang hanyut (Drift gillnets)
IV.2.1. Karakteristik
tentang penggunaan alat penangkapan ikan jaring insang (gillnets) di zona ekonomi
eksklusif Indonesia, jaring insang hanyut adalah jaring insang yang memiliki daya apung
lebih besar daripada daya tenggelamnya, dan dioperasikan dengan cara dihanyutkan di
b. Memiliki tali ris atas (seutas tali yang dipergunakan untuk menggantungkan badan
c. Pada tali ris atas dilengkapi pelampung (sesuatu benda yang mempunyai daya
apung dan dipasang pada jaring bagian atas dan berfungsi sebagai pengapung
jaring);
d. Pada bagian tali ris bawah (seutas tali yang dipergunakan untuk membatasi
gerakan jaring ke bawah) dilengkapi dengan dan/atau tanpa pemberat (benda yang
3. Lebar jaring (mesh depth) jaring insang hanyut tidak lebih dari 30 meter
4. Ukuran mata jaring (mesh size) jaring insang hanyut tidak kurang dari 10 cm.
bergerombol maupun satu persatu. Jenis ikan yang tertangkap antara lain kembung,
layang, lemuru, tongkol, herring, cod, flat fish, halibut, mackarel, yellow tail, sea bream,
mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai
tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan
Jaring insang hanyut dapat dioperasikan pada fishing ground dengan kondisi sebagai
berikut:
4.3.1. Karakteristik
tentang penggunaan alat penangkapan ikan jaring insang (gillnets) di zona ekonomi
eksklusif Indonesia, jaring insang tetap adalah jaring insang yang dilengkapi jangkar, dan
Berikut adalah gambar teknis Jaring insang tetap (Set gillnets) berdasarkan Peraturan
b. Memiliki tali ris atas dengan dan/atau tanpa tali ris bawah
d. Pada bagian tali ris bawah dilengkapi dengan dan/atau tanpa pemberat
Alat tangkap gill net dasar monofilament ini menangkap ikan-ikan dasar / demersal /
bottom fish yang berenang secara bergerombol maupun satu persatu. Jenis ikan yang
tertangkap antara lain manyung, herring, cod, flat fish, halibut, mackarel, yellow tail, sea
bream, udang, lobster, dll. Pada umumnya sifat dari ikan-ikan dasar antara lain
pergerakannnya lamban, biasanya menempati daerah dasar laut, meskipun ada beberapa
Pada umumnya yang menjadi fishing ground dari gill net dasar ini adalah pantai, teluk,
muara sungai. Daerah penangkapan yang baik untuk penangkapan ikan dengan
menggunakan gill net dasar adalah bukan daerah pelayaran umum dan dasar perairan
Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk mengumpulkan ikan pada
suatu tempat yang kemudian dilakukan operasi penangkapan. Alat bantu yang digunakan
dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bottom gill net adalah
- Ancor / obor
Faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan lampu adalah kekuatan cahaya
lampu yang digunakan, selain itu juga ada beberapa faktor lain :
o Kecerahan : Jika kecerahan kecil, berarti banyak partikel-partikel dalam air maka
pembiasan cahaya terserap dan akhirnya tidak menarik perhatian dari ikan yang ada
fakttor itu menyebabkan kondisi sinar yang semula lurus menjadi bengkok.
o Sinar bulan : Pada waktu bulan purnama sukar sekali mengadakan penangkapan
menggunakan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu terbias sempurna
dalam air.
Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan ikan pada
tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Payaos pelampungnya terdiri dari
60-100 batang bambu yang disusun dan diikat menjadi satu sehingga membentuk rakit
(raft), selain dari bambu pelampung juga terbuat dari alumunium. Tali pemberat (tali
dari puntalan rotan, bahan syntetik seperti polyethylene, nylon, polyester, polypropylene.
Sedangkan pemberat berkisar 1000-3500 kg yang terbuat dari batu dimasukkan dalam
keranjang rotan dan cor-coran semen. Dan untuk rumbai-rumbainya digunakan daun
4.5.1. Setting
pemasangan jaring insang oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring dipasang tegak lurus
terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang gerombolan ikan yang
sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan tertarik lalu mengumpul di
sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertangkap karena terjerat pada bagian
4.5.2. Hauling
Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak,
maka dilakukan hauling dengan menarik jaring dari dasar perairan ke permukaan ( jaring
ditarik keatas kapal ). Lama penarikan jaring ditentukan oleh banyaknya hasil tangkapan
yang diperoleh. Waktu penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap ini umumnya
dilakukan pada waktu malam hari terutama pada waktu bulan gelap. Setelah semua hasil
tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.
4.6. Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan
Supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring, maka bahan jaring harus dibuat
sebaik mungkin. Bahan atau pilinan yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat
dari syntetis. Pilinan yang digunakan adalah cotton, hennep, linen, amylan, nylon,
kremona, dan lain-lain sebagainya, dimana pilinan ini mempunyai serat yang lembut.
Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain yang serat-nya keras tidak
digunakan. Untuk mendapatkan pilinan yang lembut, ditempuh cara yang antara lain
dengan memperkecil diameter pilinan ataupun jumlah pilin per-satuan panjang dikurangi,
Yang dimaksud rentangan disini ialah baik rentangan ke arah lebar demikian pula
tension baik pada pelampung line ataupun pada tubuh jaring. Dengan perkataan lain, jika
jaring direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang telah
terjeratpun akan mudah lepas. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan
terutama oleh bouyancy dari pelampung, berat tubuh jaring, tali temali, sinking force dari
Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring dan juga supaya ikan-ikan
tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akan mudah terlepas, maka pada jaring
Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah jarak antara pelampung line ke
pemberat line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan. Jenis jaring yang
tertangkapnya ikan secara gilled, lebih lebar jika dibandingkan dengan jaring yang
tertangkapnya ikan secara entangled. Hal ini tergantung pada swimming layer dari pada
mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-
batasnya. Dengan perkataan lain, gill net akan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari
catch yang diperoleh. Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada
pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya dengan besar badan
V.1. Kesimpulan
Gillnet adalah dinding jaring yang digantung di kolom air, biasanya terbuat dari nilon
Ukuran mata jaring dirancang agar ikan hanya bisa memasukkan kepalanya ke dalam
jaring, tetapi tidak ke badannya. Insang ikan kemudian tersangkut di jaring saat ikan
mencoba keluar dari jaring. Saat ikan berjuang untuk melepaskan diri, ia menjadi
semakin terjerat. Berbagai peraturan dan faktor menentukan ukuran mata jaring, panjang,
dan tinggi jaring insang komersial, termasuk wilayah penangkapan ikan dan spesies
- Jaring insang dipasang pada tiang yang dipasang pada substrat atau pada sistem
- Jaring insang hanyut dipelihara pada kedalaman yang sesuai dengan menggunakan
sistem pemberat dan pelampung yang dipasang pada tali kepala, tali kaki, atau tali
pelampung.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Nedelec W., 2000, Definisi dan Klasifikasi Alat Tangkap Ikan, Balai Pengembangan
Penangkapan Ikan, Semarang.
Schmidt, Peter G.Jr., 1989, Fish Boats 2, Mc hills, London.
Subani, W., 1978, Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia, jilid I, LPPL, Jakarta.
Subani, W dan H.R. Barus, 1989, Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia, Balai
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.
Ward, george, ed., 1964. Stern trawling
Widodo, S., 2002, Identifikasi, Klasifikasi dan Inventarisasi Alat Penangkapan dan Armada
Perikanan di Kabupaten Jember, Fakultas Perikanan Unibraw, Malang.
http://infohukum.kkp.go.id/files_permen/PER%2008%20MEN%202008.pdf