Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

MANAJEMEN USAHA PERIKANAN TANGKAP


USAHA PERIKANAN TANGKAP JARING UDANG
(TRAMMEL NET) DI PPI AIR BANGIS KABUPATEN
PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

OLEH :
DUVAN OKTAVIANUS DOLOKSARIBU
1904112866

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU
2023
I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini.

Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk


memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Usaha Perikanan Tangkap. Selain
itu, laporan praktikum ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga saya sebagai penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


berpartisipasi dalam penyusunan laporan praktikum ini, terutama kepada dosen
pembimbing Praktikum mata kuliah ini yang telah memberikan penjelasan dalam
pembelajaran praktikum dan teman-teman yang telah membantu dalam
mempelajari praktikum ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Saya menyadari laporan yang saya tulis masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran yang membangun.
Semoga laporan ini bermanfaat.

Pekanbaru,15 Desember 2023

Duvan Oktavianus Doloksaribu


II

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................... I
DAFTAR ISI......................................................................................... II
DAFTAR GAMBAR............................................................................ III
DAFTAR TABEL................................................................................. IV
I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
I.1 Latar Belakang............................................................................ 1
I.2 Tujuan Praktikum Lapangan...................................................... 3
I.3 Manfaat Praktikum Lapangan.................................................... 3

II. METODE PRAKTIKUM.............................................................. 4


II.1Waktu dan Tempat..................................................................... 4
II.2Metode Pelaksanaan................................................................... 4
II.3Pengumpulan Data...................................................................... 4
II.4Analisis Data.............................................................................. 5

III.HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM............................ 6


III.1.........................................................................Hasil Praktikum
..................................................................................................6
3.1.1 Data Umum Industri Penangkapan.................................... 6
3.1.2 Data Legalitas Usaha Penangkapan................................... 7
3.1.3 Armada Penangkapan........................................................ 7
3.1.4 Alat Tangkap Ikan............................................................. 8
3.1.5 Alat Bantu Penangkapan................................................... 9
3.1.6 Jenis Hasil Tangkapan....................................................... 9
3.1.7 Pemasaran.......................................................................... 10
3.2 Pembahasan................................................................................ 11

LAMPIRAN.......................................................................................... 13
III

DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman

Gambar 1. Peta Lokasi Praktikum Lapangan..................................................... 4


IV

DAFTAR TABEL

Isi Halaman

Tabel 1. Dokumen perizinan yang dimiliki oleh unit usaha penangkapan. 7


Tabel 2. Ukuran dan Kapasitas Kapal......................................................... 7
Tabel 3. Harga dan Biaya Perawatan Kapal............................................... 8
V

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air Bangis merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Pasaman

Barat. Panjang garis pantainya adalah 72,56 km.Sumatera Barat mempunyai

wilayah laut yang sangat luas, meliputi ratusan pulau yang terletak dalam satu

garis lurus dari utara ke selatan.Banyak pulau yang tentunya menyediakan

sumber daya hayati yang tinggi, namun hingga saat ini kelestariannya belum

dapat dikelola dan diawasi dengan baik. Sumatera Barat mempunyai luas laut

sekitar 138.750 km2 dengan garis pantai sepanjang 375 km. Selain itu, terdapat

186 pulau yang terbentang dari Utara hingga Selatan Sumatera Barat, yang

mempunyai potensi sumber daya perikanan dan kelautan (Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi Sumatera Barat, 2008).

Secara astronomis Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Air Bangis terletak

pada koordinat geografis 0° 11' 0" Lintang Utara dan 99° 9' 50" Bujur Timur.

Letak PPI Air Bangis yang dekat dengan garis khatulistiwa memberikan wilayah

ini iklim maritim tropis dengan karakteristik khusus seperti suhu tinggi,

kelembaban relatif tinggi, pembentukan awan sedang, dan pergerakan angin

kencang. Iklim pesisir tropis seringkali ditandai dengan curah hujan yang tinggi

dan musim hujan yang berlangsung hampir sepanjang tahun, serta suhu yang

cenderung stabil sepanjang tahun.


VI

Pelabuhan merupakan wilayah perairan yang terlindung dari gelombang

yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut yang meliputi dermaga tempat

kapal dapat bertambat untuk melakukan bongkar muat barang dan sebagai

tempat penyimpanan untuk menunggu keberangkatan berikutnya (Bambang

Triatmono, 2002).

Pelabuhan perikanan merupakan suatu kawasan perikanan yang berperani

sebagai tempat labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat

pemasaran, tempat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan, tempat

pengumpulan data tangkapan, tempat pelaksanaan penyuluhan serta

pengembangan masyarakat nelayan dan tempat untuk memperlancar operasional

kapal perikanan (Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, 2005).

Pelabuhan perikanan merupakan prasarana yang mendukung peningkatan

pendapatan petani nelayan sekaligus mendorong investasi dalam bidang

perikanan.Fungsi pelabuhan perikanan dalam arti luas adalah sebagai pusat

pengembangan ekonomi perikanan dalam bidang produksi, pengolahan dan

pemasaran. (Direktorat Jenderal Perikanan (1994)

Pelabuhan perikanan yaitu tempat pelayanan umum bagi masyarakat

nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan

ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan di perairan

sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan operasional tempat berlabuh,

bertambat, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran

hasil perikanan (Deptan dan Dephub (1996).

Air Bangis merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Pasaman


VII

Barat. Panjang garis pantainya adalah 72,56 km.Sumatera Barat mempunyai

wilayah laut yang sangat luas, meliputi ratusan pulau yang terletak dalam satu

garis lurus dari utara ke selatan.Banyak pulau yang tentunya menyediakan

sumber daya hayati yang tinggi, namun hingga saat ini kelestariannya belum

dapat dikelola dan diawasi dengan baik.Sumatera Barat mempunyai luas laut

sekitar 138.750 km2 dengan garis pantai sepanjang 375 km. Selain itu, terdapat

186 pulau yang terbentang dari Utara hingga Selatan Sumatera Barat, yang

mempunyai potensi sumber daya perikanan dan kelautan (Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi Sumatera Barat, 2008).

Secara astronomis Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Air Bangis terletak

pada koordinat geografis 0° 11' 0" Lintang Utara dan 99° 9' 50" Bujur Timur.

Letak PPI Air Bangis yang dekat dengan garis khatulistiwa memberikan wilayah

ini iklim maritim tropis dengan karakteristik khusus seperti suhu tinggi,

kelembaban relatif tinggi, pembentukan awan sedang, dan pergerakan angin

kencang. Iklim pesisir tropis seringkali ditandai dengan curah hujan yang tinggi

dan musim hujan yang berlangsung hampir sepanjang tahun, serta suhu yang

cenderung stabil sepanjang tahun.

1.2 Tujuan Praktikum Lapangan

Parktikum lapangan ini bertujuan untuk mengetahui tentang manajemen


usaha perikanan para nelayan di pangkalan pendaratan ikan (PPI) Air Bangis

1.3 Manfaat Praktikum Lapangan


Kegiatan praktikum lapangan ini memberikan manfaat bagi para mahasiswa
untuk mengetahui tentang manajemen usaha perikanan para nelayan yang terjadi
di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Air Bangis.
II.METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum lapangan pelabuhan perikanan dilaksanakan pada tanggal 25 – 28

Oktober 2023 di PPI Air Bangis, Kecamatan Air Bangis, Kabupaten Pasaman

Barat, Provinsi Sumatra Barat.

Gambar 1. Peta Lokasi Praktikum Lapangan

2.2 Metode Pelaksanaan


Metode yang di gunakan pada praktikum lapangan yaitu metode survey

dengan cara turun langsung ke lapangan dan mewawancarai, serta melakukan

pengamatan terhadap aktivitas para nelayan di PPI Air Bangis.

2.3 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, dokumentasi, dan

wawancara.Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung untuk

memperoleh data, dalam hal ini yang diamati yaitu fasilitas pokok, fungsional,

penunjang yang ada di PPI Air Bangis. Dokumentasi dilakukan dengan


9

pengambilan foto langsung sebagai penunjang data yang ada.Wawancara

dilakukan untuk menggali informasi dengan menggunakan kuisioner sebagai

bahan pertanyaan dalam pengumpulan data yang dilakukan.

2.4 Analisis Data


Data yang telah diperoleh selanjutnya di analisis secara deskriptif kemudian

di tulis dalam laporan praktikum.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM

3.1 Hasil Praktikum


3.1.1 Data Umum Industri Penangkapan

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Air Bangis terletak di Desa Air Bangis,

Kecamatan Sei Bremas, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.

Posisi Air Bangis secara Geografis berada pada lintang 00009’- 00031” LU dan

antara 99010’- 99034’ BT ketinggian daerah 319 mdpl.

Kapal jaring udang (Trammel net) yang berada di Pangkalan Pendaratan

Ikan (PPI) Air Bangis cukup banyak jumlahnya, dan salah satu kapal yang di

teliti pada saat praktikum lapangan adalah KM. Yufil.

Kapal jaring udang (Trammel net) KM. Yufil berlayar sejauh 5 mil-10 mil

dari pelabuhan menuju daerah penangkapan, dan kapal tersebut berlayar sore

hari menuju daerah penangkapan dan melakukan penangkapan pada malam hari

kemudian kembali ke pelabuhan pada saat subuh atau pagi hari.

Pada saat berlayar dan melakukan penangkapan kapal tersebut harus

memiliki jumlah ABK yang cukup banyak berjumlah 6 orang, dan para ABK

KM. Yufil rata-rata lulusan SMU Sederajat. Para ABK digaji Rp 55.000 – Rp

100.000 per hari atau setiap melakukan penangkapan, dan para ABK tersebut

merupakan ABK tetap untuk KM. Yufil.


11

3.1.2 Data Legalitas Usaha Penangkapan

Tabel 1. Dokumen perizinan yang dimiliki oleh unit usaha penangkapan

No. Nama Izin Nomor Izin Tanggal Izin Instansi Pemberi Izin

1 Surat 67/ 26 Oktober PPS Bungus


Keterangan SKHMK/ 2023
Hak Milik CSB/2023

Setiap kapal perikanan harus memiliki surat perizinan untuk melakukan


penangkapan dan memenuhi persyaratan dalam ukuran dan jenis alat tangkap
yang digunakan. Kapal KM. Yufil memiliki Legalitas Usaha karena memiliki
perizinan untuk usaha perikanan dalam bentuk usaha penangkapan.

3.1.3 Armada Penangkapan

Tabel 2. Ukuran dan Kapasitas Kapal


Ukuran Jumlah Alat Rata-Rata Kapasitas
Kapal Tangkap Produksi Bahan Bakar
Yang Yang Yang
Dioperasikan Dihasilkan Dibutuhkan
Sekali Selama
Melaut Melaut
Perahu tanpa - - - -
motor
Motor - - - -
tempel
<5 GT 2 Jaring Udang 40 Kg 6-8 Liter

Kapal KM. Yufil memiliki 2 armada kapal penangkapan, dan jumlah hasil
produksi penangkapan pada saat sekali berlayar adalah 40 Kg, dan hasil
tangkapan langsung di distribusi ke pasar lokal atau dilakukan pelelangan di TPI
air bangis, jumlah bahan bakar yang digunakan selama sekali berlayar adalah 6-8
liter.
12

Tabel 3. Harga dan Biaya Perawatan Kapal


Ukuran Kapal Harga Kapal Rata-Rata Biaya Komponen
Yang Dibutuhkan Peralatan Yang
Sekali Dirawat/
Perbaikan/Perawatan Diganti
(Rp)
Perahu tanpa - - -
motor
Motor tempel - - -
<5 GT Rp 40.000.000 Rp 700.00 Cat, Jaring,
mesin

Harga total kapal jaring udang KM. Yufil adalah Rp 40.000.000, dan kapal
tersebut melakukan perawatan ketika ada salah satu kompenen kapal yang sudah
rusak dan sekali melakukan perawatan menganggarkan biaya sekitar Rp 700.000,
dan komponen yang biasanya dilakukan perawatan seperti cat kapal, jaring
penangkapan, dan mesin kapal.
3.1.4 Alat Tangkap Ikan
Menurut Purbayanto (2004), trammel net merupakan salah satu jenis alat

tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan tradisional di seluruh Indonesia

untuk menangkap udang sebagai spesies target dan spesies non-target lainnya.

Setelah alat tangkap trawl dihapuskannya pada tahun 1980, alat tangkap

trammel net berkembang pesat di wilayah perairan pantai Indonesia bagian

barat. Tidak adanya aturan khusus pada alat tangkap ini dan rendahnya

pengawasan serta perhatian pemerintah, mengakibatkan trammel net dari

tahun ke tahun menunjukkan pertambahan jumlah yang pesat, meskipun

sumber daya ikan di pantai utara Jawa telah mengalami lebih tangkap.

Menurut Sudirman dan Achmad (2004), trammel net termasuk dalam

kelompok jaring insang dasar yang terdiri dari satu lapis jaring bagian dalam

(inner net) dan dua lapis jaring bagian luar (outer net). Mesh size jaring
13

lapisan dalam dan lapisan luar memiliki ukuran yang berbeda, mesh size

lapisan dalam lebih kecil dibandingkan dengan lapisan luar. Target utama alat

tangkap trammel net adalah untuk menangkap udang.

Alat tangkap trammel net telah banyak digunakan nelayan-nelayan di

Indonesia karena alat tangkap ini dianggap tergolong murah dan mudah dalam

pengoprasiannya. Selain itu juga hasil tangkapan utamanya memiliki nilai

ekonomis tinggi yaitu udang putih (Penaeus merguensis) dan udang windu

(Penaeus monodon). Ukuran mata jaring yang digunakan nelayan sangat

variasi, sehingga menghasilkan perbedaan ukuran hasil tangkapan udang dan

hasil tangkapan lainnya (Jamal, 2016).

3.1.5 Alat Bantu Penangkapan


Alat bantu yang digunakan oleh kapal KM. Yufil adalah jaring tendemen
berjumlah 1 jaring yang bergunakan sebagai jaring tambahan untuk menangkap
ikan hasil tangkap sampingan dan menambah jumlah hasil tangkapan.

3.1.6 Jenis Hasil Tangkapan

Ikan hasil tangkapan utama pada penangkapan trammel net adalah jenis

udang. Jenis-jenis udang hasil tangkapan yang mendominasi antara lain udang

putih (Penaeus merguiensis) dan udang windu (Penaeus monodon). Selain itu

ikan hasil tangkapan sampingan yang tertangkap ialah beloso (Saurida

tumbil), kurisi (Nemipterus nematophorus), tiga waja (Johnius dussumieri),

bawal putih (Formio argentius) serta rajungan (Portunnus pelagicus)

(Harahap, et.al, 2000).

Menurut Iskandar (2010), trammel net dioperasikan pada kedalaman 0,9


14

m ± 2,6 m. Dominan hasil tangkapan trammel net adalah udang putih

(Penaeus merguiensis) dan udang windu (Penaeus monodon), diikuti oleh

hasil tangkapan sampingan yaitu, ikan lidah (Cynoglossus lingua), tiga waja

(Johnius dussumieri), kepiting bakau (Scylla serrata), lobster (Nephropsis

sp.), pepetek (Leiognathus dussumieri), rajungan (Portunus pelagicus),

sembilang (Euristhmus microceps), serta ikan sebelah (Cynoglossus

microlepis).

Hasil tangkapan trammel net terdiri atas dua jenis organisme, yaitu

organisme demersal dan non demersal. Jumlah organisme demersal yang

Organisme demersal lebih banyak tertangkap oleh trammel net dibandingkan

dengan non demersal karena trammel net dioperasikan di dasar perairan.

Organisme demersal menjadi target utama karena memiliki habitat di dasar

perairan. Seluruh organisme tersebut hanya dapat ditangkap dengan alat

tangkap yang dioperasikan di dasar perairan (Mardiah, 2016).

3.1.7 Pemasaran

Pemasaran hasil tangkapan Jaring Udang (Trammel Net) di Pangkalan

Pendaratan Ikan Air Bangis meliputi beberapa wilayah-wilayah yang berada di

dalam kota maupun di luar provinsi.,serta ada juga hasil yang di dapat di ekspor

ke luar negeri diantaranya meliputi negara tetangga indonesia yaitu malaysia serta

singapore.

Udang segar hasil tangkapan setelah di turunkan dari atas kapal kemudian

langsung di timbang dan di kemas untuk proses pemasaran yang langsung di

distribusikan melali jalur darat menggunkan mobil yang sudah menunggu di


15

pelabuhan sertelah itu di pasarkan ke pasar pasar tradisional.

3.2 Pembahasan
Keberhasilan pengembangan, pembangunan dan pengelolaan pelabuhan

perikanan atau pengkalan pendaratan ikan serta optimalisasi dalam operasionalnya

merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dari pembangunan perikanan

tangkap. Hal ini dapat dilihat secara nyata bahwa pembangunan pelabuhan

perikanan/pangkalan pendaratan ikan telah menimbulkan dampak bagi

pertumbuhan sektor ekonomi lainnya.

Dengan peningkatan fasilitas dan infrastruktur pemasaran, diharapkan

aktivitas kegiatan di TPI meningkat dan menjadi ramai. Pengembangan akses

pasar perlu dilakukan untuk kemudahan mencapai lokasi pasar. Peningkatan mutu

kualitas hasil tangkapan perlu ditingkatkan seiring pasar yang semakin

berkembang, kualitas hasil tangkapan ditentukan mulai saat ikan ditangkap. Oleh

karena itu perlu dilakukan kebijakan modernisasi alat dan kapal penangkap ikan.

Apabila kualitas baik, maka nelayan memiliki posisi tawar yang lebih tinggi

kepada pedagang pengumpul, maka kebijakan penentuan harga dasar jenis ikan

menjadi alternatif kebijakan selanjutnya.

Alasan alternatif peningkatan fasilitas infrastruktur pemasaran menjadi

prioritas pertama, karena fasilitas dan infrastruktur menjadi kendala pada kegiatan

pemasaran produksi perikanan tangkap skala kecil di PPI Air Bangis. Kendala

tersebut berupa tidak adanya akses ke pasar ikan, tidak menunjangnya tempat

pelelangan ikan (TPI) dan industri pendinginan (cold storage) dan hingga saat ini

belum ada pasar ikan higienis.


16

Pelabuhan perikanan diperlukan dalam rangka menunjang usaha motorisasi

serta pengembangan ekonomi perikanan secara menyeluruh terutama menunjang

perkembangan industri perikanan baik hulu maupun hili, sehingga diharapkan

akan tercapai pemanfaatan sumberdaya perikanan yang seimbang, merata dan

porposional (Yuspardianto, 2006 dalam Nurdyana et al., 2013). Pengelolaan

pelabuhan perikanan yang baik akan menunjang kelancaran operasi perikanan,

pengolahan, maupun pemasaran sehingga menjadi lebih terjamin. Disamping itu

seluruh kegiatan masyarakat nelayan akan dapat dikonsentrasikan di pelabuhan

perikanan, sekaligus berpengaruh positif terhadap perkembangan daerah

sekitarnya. Keberhasilan dalam pengembangan pembangunan dan pengelolaan

suatu pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan serta optimalisasi

dalam operasionalny amerupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dari

pembangunan perikanan tangkap.

Hal ini dapat dilihat secara nyata bahwa pembangunan pendaratan ikan telah

dapat menimbulkan dampak pengganda (multiplier effects) bagi pertumbuhan

ekonomi sektor lainnya , yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Pengembangan dan pembangunan pelabuhan perikanan/pangkalan

pendaratan ikan dapat memajukan ekonomi di suatu wilayah dan sekaligus dapat

meningkatkan penerimaan negara dan Pendapatan Asli Daerah (Direktur

Prasarana Perikanan Tangkap, 2004 dalam Suherman et al., 2009).


17

LAMPIRAN
18

4.1 Dokumentasi Praktikum

b.a.Pengecekan
Kapal KM. Surat
Yufil Perizinan

c. Wawancara Dengan Pemilik d. Menandatangi Surat Perizinan


Kapal

Anda mungkin juga menyukai