Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

PENGENALAN JENIS IKAN DAN IDENDITIFIKASI, SEKSUALITAS


IKAN DAN TINGKAT KEMATANGANGONAD

OLEH :

FITRI HERLIZA
2104111492
SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
SENIN / SESI 1 / 08.30
KELOMPOK 2
UNENG RHAHMA SARI

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan yang
berjudul “Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi, Seksualitas Ikan dan Tingkat
Kematangan Gonad ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Fisika dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang jenis ikan serta identifikaasinya jug seksualitas ikan
dan tingkat kematangan gonad bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Kak Uneng Rhahma Sari selaku
Asisten Praktikum yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Pekanbaru, 17 September 2022

Fitri Herliza
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
DAFTAR TABEL...................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Tujuan ......................................................................................... 2
1.3. Manfaat ....................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides) .................... 3
2.2.Morfologi Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides) ...................... 4
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat...................................................................... 5
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................... 5
3.3. Metode Praktikum ...................................................................... 5
3.4. Prosedur Praktikum .................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tabulasi Semua Data Meristik dan Morfometrik ....................... 6
4.2. Seksualitas Ikan .......................................................................... 7
4.3. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ........................................... 8
4.4. Menghitung Indek Kematangan Gonad (IKG) ........................... 11
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 13
5.2. Saran ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14
LAMPIRAN ............................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 1. .................................................................................................. 3
Gambar 2. .................................................................................................. 7
Gambar 3. .................................................................................................. 9
Gambar 4. .................................................................................................. 11
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1. .................................................................................................. 6
Tabel 2 ................................................................................................... 7
Tabel 3 ................................................................................................... 10
Tabel 4. .................................................................................................. 11
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perikanan merupakan salah satu sektor sektor penyedia sumber daya hayati,
bidang perikanan juga dapat dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan untuk
mengkaji aspek-aspek yang ada di lingkungan perairan terkhusus pada biologi
perikanannya. Dimana biologi perikanan mempelajari tentang pertumbuhan ikan
mulai dari individu ikan tersebut menetas, kemudian makan, tumbuh, bermain,
bereproduksi dan akhirnya mengalami kematian, baik kematian secara alami
ataupun di karenakan faktor lain.
Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan
metoda konvensional. Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang
standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang
sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya.
Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu dan
jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik
sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada pangkal
ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang
lainnya (Anonim, 2010).
Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi
individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson.
Prosedur identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Jadi dalam
melakukan identifikasi kita harus selalu berhubungan dengan kunci identifikasi.
Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan klasifikasi. Seringkali kedua
pengertian ini dicampur adukkan padahal prosedur klasifikasi bersifat induktif.
Identifikasi berhubungan dengan ciri taksonomi dalam jumlah sedikit akan
membawa specimen ke dalam suatu urutan kunci identifikasi, sedangkan
klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri.
Klasifikasi adalah penataan hewan-hewan ke dalam kelompok yang didasarkan
atas kesamaan dan hubungan mereka. Identifikasi penting artinya bila ditinjau dari

segi ilmiahnya, sebab seluruh urutan pekerjaan berikutnya sangat tergantung


kepada hasil identifikasi yang benar dari suatu spesies (Ridho, dkk., 2012).
Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan sebagai
berikut : (1) Penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas, ordo dan
familia; (2) Penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila dapat
memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir; (3) Pencocokan atau
penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang
diterbitkan paling mutakhir; (4) Pencocokan dengan deskripsi yang asli; dan (5)
Pembandingan dengan tipe specimen yang ada (Anonim, 2011).
Biologi Perikanan yang menjadi studi mengenai ikan sebagai sumberdaya
yang dimanfaatkan oleh manusia pada hakekatnya akan mengalami penurunan
produktivitas, yang di sebabkan dari lingkungan ataupun dari ikan itu sendiri.
Sehingga diperlukan usaha untuk mengembangkan dan memajukan perikanan,
supaya hasil perikanan dari perairan tetap berkelanjutan. Salah satunya yaitu
dengan memperhatikan aspek biologi dari ikan tersebut, dimana Tingkat
Kematangan Gonad (TKG) sangat berhubungan dengan pemijahan yang nantinya
akan menentukan jumlah telur yang akan di produksi oleh ikan tersebut.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan praktikum adalah pengenalan dan pengelompokan jenis ikan
hidup secara alami, ikan budidaya serta identifikasi ikan yang meliputi
penghitungan data meristik dan data morfometrik. Mengetahui hubungan antara
data meristik dan morphometrik ikan serta kaitannya dengan lingkungan dimana
ikan tersebut berada. mengetahui tingkat kematangan gonad pada ikan jantan dan
ikan betina juga tingkat kematangan gonad I, II, III, IV dan V.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti praktikum Biologi Perikanan dan sebagai sumber informasi bagi pihak
yang membutuhkan. Juga melalui praktikum ini, paktikan dapat memahami serta
meningkatkan pengetahuan mengenai hubungan panjang dan berat ikan serta
tingkat kematangan gonad.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides)

Gambar 1. Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides)

Ikan ini termasuk famili Cyprinidae yang merupakan famili terbesar dalam
kelompok ikan dengan jumlah lebih dari 2000 spesies (Moyle & Cech, 2004).
Klasifikasi Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides) menurut et al. (1993) :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Subfamili : Cyprininae
Genus : Thynnichthys
Spesies : Thynnichthys thynnoides Bleeker, 1852
Nama Lokal : Motan, Lambak, Ringan, Lumoh, Pingan, Menangin.
2.2. Morfologi Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides)
Ikan motan memiliki jumlah sisik garis rusuk sebanyak 58-60 buah. diantara
garis rusuk dan sirip punggung terdapat 13 baris sisik (Saanin, 1968). Ikan motan
memiliki rumus sirip dorsal 3/8 dan rumus sirip anal 3/5. Bentuk tubuh ikan ini
memanjang dan tidak terlalu pipih, kepala agak kecil dengan moncong pendekdan
terletak di ujung, posisi mulut terminal, serta mata berukuran kecil. Ikan yang
segar memiliki warna tubuh keperakan dengan punggung lebih al. (1993)
menyatakan bahwa ikan ini memiliki 50-60 sisik pada gurat sisi, 13 gelap. Ikan ini
memiliki titik hitam kecil di dekat posterior operculum (Taki, 1974). Kottel at et
sisik antara sirip punggung dan gurat sisi, 18-10, 5 jari-jari bercabang pada
sirip punggung, jari-jari terakhir halus dan tidak mengeras.

Seksualitas ikan perlu diketahui karena dapat digunakan untuk membedakan


antara ikan jantan dengan ikan betina. Ikan jantan menghasilkan tetes, sedangkan
betina menghasilkan ovari. Nisbah ikan jantan dan ikan betina di perkirakan
mendekati 1 : 1, berarti jumlah ikan jantan yang tertangkap relatif sama
banyaknya dengan jumlah ikan betina yang tertangkap. Pada umumnya ikan
jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari ikan betina
(Jayadi, 2011).

Gonokhorisme, yaitu kondisi seksual berganda yaitu pada ikan bertahap


juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau
betinanya. Gonad tersebut kemudian berkembang menjadi semacam ovarium,
setelah itu setengah dari individu ikan itu gonadnya menjadi ovarium (menjadi
ikan betina) dan setengahnya lagi menjadi testis (menjadi ikan jantan).
Gonokhoris yang demikian dinamakan gonokhoris yang "tidak berdiferensiasi :
yaitu keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks yang spontan.
Misalnya Anguilla anguilla dan Salmo gairdneri irideus adalah gonokhoris yang
tidak berdiferensiasi. Ikan gonokhorisme yang "berdiferensiasi" sejak dari
mudanya sudah ada perbedaan antara jantan dan betina yang sifatnya tetap sejak
dari kecil sampai dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang interseks
(Rihardjo dkk, 2011)
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari senin, pukul 08.30-10.30 di Laboratorium
Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum seperti Gunting Bedah, Pinset, alat
tulis (buku, pena, pensil, penghapus), penggaris 30 cm, timbangan, tisu gulung,
serbet, nampan ikan dan hp untuk dokumentasi. Dan bahan yang digunakan pada
praktikum seperti, Ikan, bayclin dan alkohol 5%.
3.3. Metode Praktikum
Metode praktikum di laksanakan secara langsung di Laboratorium Biologi
Perairan. Menggunakan Jas Lab dan alat-alat laboratorium.
3.4. Prosedur Praktikum
Langkah pertama siapkan ikan terlebih dahulu, lalu kemudia identifikasi dan
klasifikasi kan ikan tersebut, juga termasuk jenis ikan apa, kemudian foto ikan
untuk dokumentasi laporan serta ukurlah TL, SL, HdL dan BdH ikan tersebut.
Setelah itu timbanglah berat ikan lalu catat dalam bentuk tabel semua data
meristik dan morfometriknya dalam laporan sementara.
Setelah itu bedahlah ikan tersebut dan temukan gonad pada ikan tersebut,
apakah itu testes atau ovari, lalu keluarkan dari perut ikan secara perlahan setalah
dapat gonad timbanglah dan catat berat gonat tersebut, kemudia tentukanlah
tingkat kematangan gonad tersebut, setelah itu hitunglah indeks kematangan
gonad. Kemudian setelah semua selesai bersihkan peralatan yang telah dipakai
lalu kembalikan ke tempat awal.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tabulasi Semua Data Meristik dan Morfometrik

No. Meristik K L
1 D V 7
2 P - 15
3 V - 9
4 A - 7
5 C - 21

Tabel 1. Meristik Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides)

No. Jenis Ikan Berat Ikan TL SL HdL BdH


1 A 80 gram 19 cm 15 cm 4 cm 4 cm
2 B 30 gram 15 cm 12 cm 3 cm 3 cm
3 C 20 gram 14 cm 11 cm 3 cm 3 cm
4 D 40 gram 16,5 cm 13 cm 3,5 cm 4 cm
5 E 30 gram 15 cm 12 cm 3,3 cm 3,5 cm
6 F 40 gram 16,5 cm 13 cm 4 cm 4 cm
7 G 30 gram 15,5 cm 11,5 cm 3 cm 3,5 cm
8 H 40 gram 16 cm 13 cm 3 cm 4 cm
9 I 30 gram 15 cm 11,5 cm 2,8 cm 3,5 cm
10 J 20 gram 13,5 cm 10 cm 2,5 cm 3,2 cm
11 K 30 gram 14,5 cm 11 cm 2,3 cm 3,5 cm
12 L 50 gram 15,9 cm 12,3 cm 3 cm 3,9 cm
13 M 40 gram 15,4 cm 11,8 cm 2,9 cm 3,8 cm
14 N 30 gram 14,2 cm 10,5 cm 2,6 cm 3,4 cm
15 O 40 gram 15 cm 12 cm 3 cm 4 cm
16 P 50 gram 15,5 cm 12,3 cm 3,2 cm 4,1 cm
17 Q 40 gram 16 cm 12,2 cm 3,2 cm 3,9 cm

18 R 15 gram 14,1 cm 11 cm 2,9 cm 3,5 cm


19 S 70 gram 17 cm 14 cm 2,5 cm 4,5 cm
20 T 60 gram 17,5 cm 13,9 cm 2,8 cm 4 cm
21 U 50 gram 15 cm 11,5 cm 2,5 cm 3,2 cm
22 V 50 gram 14 cm 11,4 cm 2,2 cm 3 cm
23 W 40 gram 14,5 cm 11,5 cm 2,5 cm 3,5 cm
24 X 30 gram 16 cm 13 cm 3 cm 3,5 cm
25 Y 40 gram 15,5 cm 12 cm 3 cm 4 cm

Tabel 2. Morfometrik Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides)

4.2. Seksualitas Ikan


4.2.1. Gambar Testes dan Ovari

Gambar 2. (a) Testes dan (b) Ovari


4.2.2. Penampakan ciri seksualitas primer dan sekunder
Ciri seksualitas primer yaitu :
Ikan jantan memiliki sepasang testes, sedangkan ikan betina memiliki
sepasang ovari.
Ciri seksualitas sekunder yaitu :
Ikan jantan memiliki bentuk dagu yang lancip, bentuk perut yang
ramping, ukuran tubuh dan ukuran kepala yang lebih pendek.
Sedangkan ikan betina memiliki bentuk dagu yang tumpul, bentuk
perut yang membulat, ukuran tubuh dan ukuran kepala yang lebih
panjang. Ikan motan betina mempunyai tubuh yang lebih besar
dibanding ikan motan jantan. Warna tubuh ikan betina lebih gelap
sedangkan ikan jantan lebih cerah. Ukuran tubuh ikan betina lebih
pendek daripada ikan jantan, juga berat tubuh lebih besar dibanding
jantan. Perbedaan ini terjadi karena dalam tubuh ikan betina
ditemukan ovari berukuran besar.
4.3. Tingkat Kematangan Gonad (IKG)

(a) (b)

(c) (d)

(e)
Gambar 3. Tingkat Kematangan Gonad (a) TKG I, (b) TKG II, (c) TKG III, (d)
TKG IV, (e) TKG V
No. TKG Jantan Betina
Testes seperti benang lebih Ovari seperti benang
pendek (terbatas) yang sampai kerongga tubuh,
1 I
terlihat ujungnya di rongga warna jernih, permukaan
tubuh dan berwarna jenih. jernih dan permukaan kecil.
Ukuran testes lebih besar dan Ukuran ovari lebih besar
berwarna putih susu serta berwarna kekuningan, telur
2 II
bentuknya lebih jelas dari belum dapat terlihatr oleh
TKG I. mata.
Permukaan testes tampak
Ovari berwarna kuning,
bergerigi, warna makin putih,
secara morfologi telur
3 III ukuran testes makin besar
mulai kelihatan buktinya
dan dalam keadaan
oleh mata.
diawetkan mudah putus
Seperti pada tingkat III Ovari semakin besar, telur
4 IV tampak jelas dan testes berwarna kuning dan
semakin pejal. mudah di pisahkan, butir

minyak tidak tampak,


mengisi 1/2 – 2/3 rongga
perut, usus terdesak.
Ovari berkerut, dinding
Testes bagian belakang
tebal, butir telur sisi
5 V kempes dan di bagian dekat
terdapat didekat pelepasan
pelepasan masih berisi.
banyak seperti tingkat II.

Tabel 3.Tingkat Kematangan Gonad Menurut CASSEI (dalam Effendie, 1979)

No. TKG Saluran Pencernaan


1 1 76 cm
2 1 60 cm
3 1 56 cm
4 1 66 cm
5 1 60 cm
6 1 66 cm
7 1 62 cm
8 1 64 cm
9 1 60 cm
10 1 54 cm
11 1 58 cm
12 1 63,6 cm
13 1 61,6 cm
14 1 56,8 cm
15 1 60 cm
16 1 62 cm
17 1 64 cm
18 4 56,4 cm
19 4 68 cm

20 1 70 cm
21 1 60 cm
22 1 56 cm
23 1 58 cm
24 1 64 cm
25 1 62 cm

Tabel 4. TKG dan Saluran Pencernaan

Gambar 4. Saluran Pencernaan


4.4. Menghitung Indeks Kematangan Gonad
IKG yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat
gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikali dengan 100%

𝐵𝐺
𝐼𝐾𝐺 = 𝑋 100%
𝐵𝑇
Dimana : IKG = Indeks Kematangan Gonad
BG = Berat Gonat (gram)
BT = Berat Tubuh (gram)
a) Diketahui :
BG ikan S = 3,08 gram
BT ikan S = 70 gram
Ditanya : IKG ikan S?
Jawab :

𝐵𝐺
𝐼𝐾𝐺 = 𝑋 100%
𝐵𝑇
3,08
𝐼𝐾𝐺 = 𝑋 100%
70
= 0,044 gram

(b) Diketahui :
BG ikan S = 3,08 gram
BT ikan S = 70 gram
Ditanya : IKG ikan S?
Jawab :
𝐵𝐺
𝐼𝐾𝐺 = 𝑋 100%
𝐵𝑇

1,82
𝐼𝐾𝐺 = 𝑋 100%
50
= 0,0364 gram
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari data yang tertera di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu, Dalam
proses identifikasi membutuhkan data meristik dan data morfometrik, data meristik
berupa jumlah jari-jari sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur, dan sirip
ekor, data morfometrik berupa panjang total, panjang fork, panjang baku, panjang
kepala, dan lebar badan, setiap jenis ikan memiliki karakteristik meristik dan
morfometrik yang berbeda sehingga dalam pengamatan didapatkan data yang
berbeda antara spesies yang berbeda. Seksualitas ikan dibagi menjadi seksualitas
primer dan sekunder. Tingkat kematangan gonad dapat diamati secara morfologi.
5.2. Saran
Sebelum praktikum berlangsung diharapkan kepada praktikan harus sudah
belakar dan mengetahui terlebih dahulu materi praktikum hari itu. Selain itu tata
tertib pada saat praktikum juga diharapkan diatur dengan baik agar pada
saat praktikum semuanya dapat dikontrol dengan baik juga.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, E. 2010. Ciri-ciri Morfologi Ikan di Lingkungan Perairan. Universitas


Borneo, Tarakan
Anonim. 2011. Defenisi Ikan. http://www.inaheart.or.id [22 Maret 2012].
Sulistiono, dkk. 2009. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tembang
(Clupea platygaster) di Perairan Ujung Pangkah, Gresik, Jawa
Timur. JurnalIlmu ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Jilid 16, No.
2: 87-95
Anonim, 2010. Ikhtiolgi Ikan. http://iktiologi-indonesia.org [23 Maret 2012].
Agus, E. 2011. Sistem Reproduksi . Universitas Borneo. Tarakan.
Kordi, M. Ghurfran H. 2010. Pembenihan ikan laut ekonomis secara buatan .
Yogyakarta : Lily Publisher.
Jayadi, M. H. 2011. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Pari (Dasyatis Kuhlii Miller
& Henle, 1841) yang Didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan Paotere
Makassar . [SKRIPSI] Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan.
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Yudha, Indra Gumay. 2009. Reproduksi . Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung. Bandar Lampung
Ridwan Manda et al. 2022. Buku Penuntun Pratikum Biologi Perikanan.
Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Riau. Pekanbaru
PARP Tampubolon, MF Rahardjo, DS Sjafei. Jurnal Iktiologi Indonesia, 2008
Ridwan Manda et al.2022.Buku Ajar Biologi Perikanan. Laboratorium Biologi
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,Universitas
Riau.Pekanbaru.
LAMPIRAN

Ikan Motan (Thynnichthys thynnoides)

Alat Tulis
Serbet

Nampan
Buku Penuntun Praktikum

Gunting Bedah
Tisu

Ikan motan dibedah


Memisahkan Isi Perut

Hasil Akhir

Anda mungkin juga menyukai