GONAD
Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-
Nya penulis bisa menyelesaikan makalah Biologi Perikanan yang berjudul “Fekunditas dan
Ukuran Ikan Pertama Kali Matang Gonad”. Laporan ini sebagai salah satu tugas
matakuliah Biologi Perikanan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ani suryani, S.Pi, M.Si sebagai
dosen mata kuliah Laboratorium Biologi Perikanan yang telah memberikan arahan dalam
penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk. Demikianlah makalah ini
penulis selesaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan. Terimakasih.
Medan, Juni2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR...............................................................................................................
i
DAFTAR
ISI............................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang........................................................................................................... 1
1.2. Tujuan
Penulisan........................................................................................................ 3
1.3. Manfaat
Penulisan...................................................................................................... 3
BAB 2 ISI
2.1. Tingkat Kematangan
Gonad....................................................................................... 4
2.2. Indeks Kematangan
Gonad........................................................................................ 5
2.3.
Fekunditas.................................................................................................................. 7
2.4. Ukuran Telur Ikan Pertama Kali Matang
Gonad...................................................... 10
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Kesimpulan.............................................................................................................. 11
3.2.
Saran........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Biologi Perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang dapat
dipanen oleh manusia. Kadang pengertian istilah biologi ikan ditujukan kepada pengertian
fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makanan, tingkah laku, dan sebagainya. Atas
dasar tersebut praktikum biologi perikanan dilaksanakan dengan komposisi materi meliputi
analisa morfometrik. Kadang pengertian istilah biologi ikan ditujukan kepada pengertian
fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makanan, tingkah laku, dan sebagainya. Atas
dasar tersebut praktikum biologi perikanan dilaksanakan dengan komposisi materi meliputi
analisa morfometrik (Fahrozi, 2014).
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis,
memiliki ciri khas pada tulang belakang, insangdan siripnya serta tergantung pada air sebagai
medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan didalam air untuk bergerak dengan
menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehinggatidak tergantung pada
arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata,
sekitar 50,000 jenis hewan, ikan merupakan kelompok terbanyak di antara vertebrata lain
memiliki jenisatau spesies yang terbesar sekitar 25,988 jenis yang terdiri dari 483 famili dan
57 ordo. Jenis-jenis ikan inisebagian besar tersebar di perairan tawar yaitu sekitar 58%
(13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) darikeseluruhan jenis ikan(Wahyuningsih dan Barus,
2006).
Ciri-ciri umum dari golongan ikan adalah mempunyai rangka bertulang sejati dan
bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal atau berpasangan dan mempunyai operculum,
tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh yang jelas antara
kepala, badan, dan ekor. Ukuran ikan bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar.
Kebanyakan ikan berbentuk torpedo, pipih, dan ada yang berbentuk tidak teratur. Morfologi
ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Sebelum kita mengenal
bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana habitat ikan tersebut, ada baiknya
kita mengenal bagian-bagian tubuh ikan secara keseluruhan beserta ukuran-ukuran yang
digunakan dalam identifikasi (Burhanuddin, 2013).
Ikan memiliki bentuk dan ukuran tertentu dan berbeda antara ikan yang satu dengan
yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa ada spesifikasi tertentu pada karakteristik, bentuk dan
ukuran tubuh ikan di alam. Analisa morfometri merupakan suatu analisis atau pengamatan
terhadap morfologi ikan tersebut. Morfologi adalah ciri-ciri luar tubuh ikan yang terlihat dan
harus diamati yang meliputi bentuk tubuh, warna, bentuk operculum, mengukur antar bagian
tubuh ikan (Sulistiono, dkk., 2009).
Perbandingan jenis kelamin, tingkat perkembangan gonad, indeks gonadosomatik,
ukuran pertama kali matang gonad, fekunditas, dan sebaran diameter oosit. Perbandingan
jenis kelamin merupakan perbandingan jumlah ikan jantan, dibagi dengan jumlah ikan jantan
dan ikan betina. Perbandingan jenis kelamin bermanfaat antara lain untuk menduga
keseimbangan populasi. TKG adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan
setelah ikan memijah. Pengetahuan tentang tahap-tahap kematangan gonad diperlukan antara
lain untuk prediksi ikan-ikan yang sudah dan belum matang gonad dari stok yang terdapat di
perairan, ukuran atau umur ikan pertama kali matang gonad, serta musim dan frekuensi
pemijahan ikan dalam satu tahun (Okfan dkk, 2015).
Perkembangan gonad merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum pemijahan.
Perkembangan gonad ikan menjadi perhatian para peneliti reproduksi ikan dari berbagai
aspek termasuk proses-proses yang ada dalam gonad terhadap individu maupun populasi.
Dalam biologi perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad
diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan yang akan memijah atau belum. Gonad ikan
menjadi pusat perhatian apabila berkaitan dengan pembahasan reproduksi ikan (Diana, 2007).
Tingkat kematangan gonad merupakan satu tingkatan kematangan seksual pada ikan.
Sebagian besar hasil metabolisme digunakan selama fase perkembangan gonad. Dalam
tahapan kematangan gonad, perkembangan sel telur menjadi semakin besar, berisi kuning
telur dan akan diovulasikan pada ikan yang telah dewasa. Jika gonad hampir masak memiliki
beberapa tanda, di antaranya gonad mengisi setengah rongga tubuh, gonad betina berwarna
kuning, bentuk telur tampak melalui dinding ovari. Perkembangan gonad yang semakin
matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Pada ikan di
daerah tropik faktor suhu secara relatif perubahannya tidak besar dan umumnya gonad dapat
masak lebih cepat, dan pengamatan gonad dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
histologi dan morfologi (Patriono dkk., 2009).
Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang total. Namun terkadang hubungan
keduanya memiliki koefisien korelasi yang kecil. Hal ini dikarenakan model – model yang
digunakan tidak sesuai untuk menyatakan hubungan fekunditas dengan panjang total, karena
terdapat variasi fekunditas dan perbedaan umur pada ikan-ikan yang mempunyai ukuran
panjang yang hampir sama (Brojo and Sari 2002).
Telur yang berkualitas dan berdaya tetas tinggi selain ditentukan oleh kondisi induk
dan tingkat kematangan gonad, juga dipengaruhi oleh teknik pengelolaan induk. Faktor
utama yang menentukan keberhasilan tahap pembenihan ikan adalah teknik pengelolaan
induk, informasi mengenai fekunditas dan daya tetas telur (Karyaningsih, 2008).
1.2. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengkaji tentang fekunditas dan ukuran ikan pertama
kali matang gonad yang meliputi pola pertumbuhan, tingkat kematangan gonad, indeks
kematangan gonad, dan diameter telur.
1.3. Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai Fekunditas dan
Ukuran Ikan Pertama Kali Matang Gonad sehingga dapat digunakan sebagai dasar pendugaan
telur yang akan dihasilkan. Diharapkan pula makalah ini dapat mendukung pola pemanfaatan
sumberdaya perikanan secara optimum dengan memperhatikan aspek aspek kelestarian
sumberdaya tersebut.
BAB 2
ISI
Menurut Saputra, dkk (2016) penentuan tingkat kematangan gonad (TKG) ikan jantan
dan betina ditentukan secara morfologis mencakup warna, bentuk, dan ukuran
gonad.Perkembangan gonad secara kualitatif ditentukan dengan mengamati TKG I-V
berdasarkan morfologi gonad. Indeks kematangan gonad adalah suatu nilai dalam persen
yang merupakan perbandingan antara bobot gonad dan bobot tubuh ikan (termasuk gonad)
dikalikan 100%:
IKG = Bg / Bt x 100%
d/Ds = akar Dx
Dimana:
Ds = diameter telur sebenarnya (mm);
d = diameter telur terbesar (mm);
Dx = diameter telur terkecil (mm)
2.3. Fekunditas
Fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalamdunia
perikanan. Fekunditas ikan merupakan aspek yang berhubungan dengan dinamika populasi,
sifatsifatrasial, produksi dan persoalan stok rekruitmen. Fekunditasmerupakan kemampuan
reproduksi ikan yang ditunjukkan dengan jumlah telur yang ada dalam ovariumikan betina.
Secara tidak langsung melalui fekunditas ini kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang
akandihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan.
Oleh karena ituada faktor-faktor lain yang memegang peranan penting dan sangat erat
hubungannya dengan strategireproduksi dalam rangka mempertahankan kehadiran spesies
tersebut di alam (Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Jumlah telur yang terdapat dalam ovarium ikan dinamakan fekunditas individu.
Dalam hal ini ia memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu
dalammemperhitungkannya harus diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing
harus mendapatkankesempatan yang sama. Bila ada telur yang jelas kelihatan ukurannya
berlainan dalam daerah yangberlainan dengan perlakuan yang sama harus dihitung
terpisah.Fekunditas individuadalah jumlah telur dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan
tahun itupula. Dalam ovari biasanya ada dua macam ukuran telur, yang besar dan yang kecil.
Telur yang besar akandikeluarkan pada tahun itu dan yang kecil akan dikeluarkan pada tahun
berikutnya (Jalaluddin, 2014).
Dalam menggolongkan telur ikan terdapat beberapa macam tanda yang dapat dipakai
untuk membantupengenalan lebih lanjut antara lain bentuk telur, butir minyak, warna,
keadaan permukaan butir kuningtelur, dan sebagainya. Sebagai contoh tanda-tanda yang
terdapat pada telur ikan dalamkeadaan hidup ukuran telur antara 1590 – 1670 mm, cangkang
telur tidak licin, ada sesuatu seperi jaring laba-laba. Berdasarkan tanda-tanda tersebut, maka
dapat dibuat klasifikasi telur-telur pelagis yangterdapat di perairan sebagai dasar pengenalan
telur lebih lanjut seperti bagan berikut.Fekunditas total ialah jumlah telur yang dihasilkan
ikan selama hidupnya.Fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang.
Fekunditas inipun sebenarnya mewakili fekunditas individu kalau tidak diperhatikan berat
atau panjang ikan. Penggunaan fekunditas relatif dengan satuan berat. Fekunditas sering
dihubungkan dengan panjang dari pada dengan berat, karena panjang penyusutannyarelatif
kecil sekali tidak seperti berat yang dapat berkurang dengan mudah (Darwisito, 2008).
Pengambilan data fekunditas telur dihitung denganmenghitung telur secara manual
pada setiap induk nila yangmemijah. Selanjutnya, sampel telur sebanyak 10 butirditimbang
dan diukur untuk mendapatkan data diameter danbobot telur. Inkubasi dilakukan dalam bak
inkubasi selama 4–5 hari. Setelah telur menetas, kemudian dilakukanpenghitungan telur yang
menetas/ larva untuk menentukandaya tetas telur. p fekunditas Ikan Nila. Hal ini diduga
adaperbaikan mutu genetik karena sumbangan materi genetik yangdiberikan menjadi
beragam jika hasilnya dibandingkan dengankedua perlakuan inbridnya (Perlakuan A dan B).
Hal inijumlah telur yang dihasilkan akanmeningkat bila dihasilkan oleh setiap pasangan
hibridanyadikarenakan adanya hibrid. Sifat fenotip dan genotip pada Ikan nila
mempengaruhijumlah telur dan juga dari ukuran telur yang akan dapat
dihasilkannya(Yustisi, dkk., 2016).
Seringkali para penelitimemplotkan fekunditas mutlak dengan panjang ikan dan
hubungan itu ialahF = a Lb. Ada juga yang membuat Korelasi antara fekunditas dengan
panjang dengan cara regresi biasa kemudian dites dengan melihat koefisien korelasinya
mendapatkan persamaan untuk panjang ikan dengan jumlah telur masak dari ikan sliver jaw
(Ericymba bucata) yaitu: Y = (-1379,3 + 32,74 X) dengan koefisien korelasi r =
0,89, mendapatkan korelasi hampir linier antara fekunditasdengan panjang ikan sand goby
(Gobius minutus pallas), tetapi variasi diantara ikan yang sama panjang,fekunditasnya
berbeda-beda dan koefisien korelasinya rendah yaitu 0,55. dalam menyelidiki ikan fall fish
(Semotilus corporalis), hubungan antara fekunditas dengan panjang ikan ialahF = -14.913,3 +
76,7 L dengan koefisien korelasi r = 0,958 (Rizkiawan, 2012).
Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena berat lebih mendekati
kondisi ikan itu daripada panjang. Namun dalam hubungan fekunditas dengan berat terdapat
beberapa kesukaran. Berat akancepat berubah pada waktu musim pemijahan. Ikan yang
melakukan ruayasebelum berpijah, mereka tidak lagi mengambil makanan, jadi berpuasa
sampai ke tempat pemijahan. Jikafekunditas mutlak secara matematis dikorelasikan dengan
berat total termasuk berat gonad akanmenimbulkan kesukaran secara statistik. Hal ini
disebabkan akan termasukkan telur dalam jumlah yanglebih besar dari ikan yang sebenarnya
berfekunditas kecil. Pengunaan penghitungan fekunditas yang dikorelasikan dengan berat
yang dituliskan dengan persamaan:F = a + bWdalam beberapa hal hasilnya baik, tetapi
ternyata bahwa korelasi antara fekunditas dengan berat adalahtidak linier (Yustisi, dkk.,
2016).
Sedangkan penentuan fekunditas dilakukan dengan mengambil ovari ikan betina yang
matang gonad. Fekunditas total dihitung dengan menggunakan metode subcontoh
bobotgonad atau disebut metode gravimetrik. Cara mendapatkan telur yaitu mengambil telur
ikan betina dengan mengangkat seluruh gonadnya dari dalam perut ikan dan ditimbang.
Kemudian gonad tersebut diambil sebagian untuk ditimbang dengan menggunakan
timbangan elektrik, selanjutnya butiran telur dihitung.Fekunditas ikan ditentukan dengan
menggunakan metode gravimetrik. Semakin tinggi salinitas yang diberikan dapat
menurunkan daya pijah, fekunditas fungsional, fekunditas fungsional relatif dan daya tetas
telur ikan nila. Pemijahan dan penetasan telur ikan nila yang terbaik berada pada salinitas 7
ppt dan 14 ppt. sedangkan salinitas terbaik bagi kelangsungan hidup benih ikan nila yang
ditebar di tambak adalah pada salinitas 21 ppt (Jalaluddin, 2014).
3.2. Saran
Diharapkan kepada para mahasiswa/i dan masyarakat luas yang bergerak dalam
bidang perikanan agar pengamatan fekunditas dan ukuran telur ikan pertama kali matang
gonad untuk lebih teliti dan rutin dilakukan untuk mendapatkan pendugaan-pendugaan yang
spesifik dan bermanfaat untuk pembudidayaan ikan di perairan.
BAB 4
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, A.I. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika dan Pemahaman Sistem
Organ Ikan yang Berbasis SCL Pada Matakuliah Ikhtiologi. LKPP Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan Universitas Hasanuddin.
Burhanuddin, A.I. 2013. Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya. Deepublish: Yogyakarta.
Darwisito, S., Zairin, M., Sjafei., M dan Sudrajat. 2008. Pemberian Pakan Mengandung Vitamin E dan
Minyak Ikan Pada Induk Memperbaiki Kualitas Telur Dan Larva Ikan Nila (Oreochromis
Niloticus). Fakultas Kelautan dan Perikanan, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Diana, E. 2013. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Wader (Rasbora Argyrotaenia) di Sekitar Mata Air
Ponggok Klaten Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Dio, P. Y., Fajar, B., Titik, S dan Tristiana, Y. 2016. Analisis Karakter Reproduksi dan Performa Benih
Hibrid IkanNila Pandu F6 dengan Ikan Nila Nilasa (Oreochromis Niloticus). Fakultas
Kelautan dan Perikanan, Universitas Diponogoro, Yogyakarta.
Dobo, J., Eka dan A. Supeni. 2015. Struktur Ukuran dan Hubungan Panjang Berat Ikan Selar
Kuning Selaroides Leptolepis di Kepulauan Kei. Politinik Negeri Tual Langgur, Manado.
Effendie MI. 2002. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.
Ernawati T & Sumiono B. 2006. Sebaran dan kelimpahan ikan kuniran (Mullidae) di perairan Selat
Makassar. Prosiding seminar nasional ikan IV. Jatiluhur, Jakarta.
Fachrul MF, Haeruman H, & Sitepu LC. 2004. Komunitas fitolankton sebagai bioindikator kualitas
perairan Teluk Jakarta. Seminar Nasional MIPA 2005. Universitas Indonesia Depok.
Fahrozi, F. 2014. Laporan Praktikum Ikhtiologi Morfologi Ikan. Universitas Riau, Pekanbaru.
Febriani L. 2010. Studi makanan dan pertumbuhan ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) di Danau
Singkarak, Sumatera Barat [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 102 hlm.
Febrianti. A., T. Efrizal dan A. Zulfikar. 2013. Kajian Kondisi Ikan Selar (Selaroides Leptolepis)
Berdasarkan Hubungan Panjang Berat Dan Faktor Kondisi di Laut Natuna Yang Didaratkan
Di Tempat Pendaratan Ikan Pelantar Kud Tanjungpinang. Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Riau.
Fujaya Y. 2004. Fisiologi ikan. PT RinekaCipta. Jakarta. Hlm 131.
Fujaya. 2002. Fisiologi Ikan dan Pengembangan Teknologi Perikanan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Habibi., Sukendi dan N. Aryani. 2013. Kematangan Gonad Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster
leeri Blkr) dengan Pemberian Pakan yang Berbeda. 1(2): 127 – 134. 2303 – 2960.
Harianti. 2013. Fekunditas Dan Diameter Telur Ikan Gabus (Channa
Striata Bloch, 1793) di Danau Tempe, Kabupaten Wajo. Jurnal Saintek Perikanan. 8 (2): 18-
24.
Hukom. F. D., D. R. Purnama dan M. F. Rahardjo. 2006. Tingkat Kematangan Gonad, Faktor Kondisi,
dan Hubungan Panjang-Berat Ikan T Ajuk (Aphareus Rutilans Cuvier, 1830) di Perairan Laut
dalam Palabuhanratu, Jawa Barat. 6 (1).
Jalaluddin. 2014. Pengaruh Salinitas Terhadap Fekunditas Fungsional, Daya Tetas Telur dan Benih Ikan
Nila Salin (Oreochromis Niloticus). Universitas Terbuka, Bandung.
Karyaningsih, S. 2008. Kajian Fekunditas dan Daya Tetas Telur Ikan. Betutu(Oxyeleotris
Marmorata) Pada Wad Ah Pemijahan yang Berbeda.Berita Biologi. 9 (2). ISSN: 0126-1754.
Kordi, et,al. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis Secara Buatan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Maulidin, R., Z.A Muchlisin dan A.A Muhammadar. 2016. Pertumbuhan dan Pemanfaatan Pakan Ikan
Gabus (Channa striata) pada Konsentrasi Enzim Papain yang Berbeda. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1 (3): 280-290. ISSN: 2527-6395.
Mustakin, H., S. Aisah., A. Nuryadin., A. D. Widya dan A. Kuswardini. 2014. Identifikasi Ikan.
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Okfan, A., M. R. Muskananfola., Djuwito. 2015. Studi Ekologi dan Aspek Biologi Ikan Belanak
(Mugil Sp.) di Perairan Muara Sungai Banger, Kota Pekalongan. Jurnal Perikanan. 4 (3).
Patriono, E., E Junaidi dan A. Setioroni. 2009. Pengaruh Pemotongan Sirip
Terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Jurnal Penelitian
Sains. 9: 12-13.
Saanin H. 1984. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. Binacipta. Jakarta. 520 hlm.
Sapira., T. Razai dan A. Zulfikar. 2013. Kajian Kondisi Ikan Selar Kuning (Selaroide Leptolepis)
Berdasarkan Hubungan Panjang Berat Dan Faktor Kondisi Di Pendaratan Ikan Dusimas Desa
Malang Rapat. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Riau.
Senen, Budiono., Sulistiono., dan Muchsin, Ismudi. 2011. Studi Aspek Biologi Ikan Layang Deles
(Decapterus macromosa) Di Perairan Banda Neira, Maluku. Jurnal Ilmiah Pertanian dan
Perikanan – UMMI (Univesitas Muhammadyah Sukabumi). 8 hal. [diakses melalui internet]
Setyawat, R., Ngurah, I., Wiranoko, W. 2011. Pertumbuhan, Histopatologi Ovarium dan Fekunditas
Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus) Setelah Paparan Pestisida Organofosfat. Fakultas
Matamatika dan Ilmu Pengetahuian Alam, Universitas Udayana, Bali.
Sjafei DS & Susilawati R. 2001. Beberapa aspek biologi ikan biji nangka Upeneus moluccensis Blkr. di
perairan Teluk Labuan, Banten. Jurnal Iktiologi Indonesia 1(1) : 35-39.
Sulistiono, Kurniati TH, Riani E, dan Watanabe S 2001. Kematangan gonad beberapa jenis ikan buntal
(Tetraodon lunaris, T. fluviatilis, T. reticularis) di perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur.
Jurnal Iktiologi Indonesia 1 (2) : 25-30.
Suminto, et al. 2010. Prosentase Perbedaan Pengaruh Tingkat Kematangan Gonad
Suria, D., Hengky, J.. Sinjal dan Indyah, W. 2015. Tingkat Perkembangan Gonad, Kualitas Telur dan
Ketahanan Hidup Larva Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Berdasarkan Perbedaan Salinitas.
Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Unus, F dan S.B.A Omar. 2010. Analisis Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Malalugis Biru
(Decapterus Macarellus Cuvier, 1833) di Perairan Kabupaten Banggai Kepulauan, Propinsi
Sulawesi Tengah. Torani(Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan). 20 (1): 37– 43. ISSN: 0853-
4489.
Wahyuningsih, H dan Ternala, A. 2006. Buku Ajar Ikthtiologi. Fakultas Matamatika dan Ilmu
Pengetahuian Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Widodo J & Suadi.2008. Pengelolaan sumberdaya perikanan laut. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. p.49.
Yustina & Arnentis. 2002. Aspek reproduksi ikan kapiek (Puntius schwanefeldi Bleeker) di Sungai
Rangau, Riau, Sumatera. Jurnal Matematika dan Sains 7(1) : 5-14