Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

IKG dan TKG Pada Ikan Layang

Dosen Pengampu : Aditya Hikmat Nugraha , M.Si

Disusun oleh :

Rizki Abdulah
170254241037

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNG PINANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunianya yang telah diberikan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Laporan praktikum
biologi perikanan disusun berdasarkan tujuan untuk memberikan informasi
kepada pembaca, Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih sebesar besarnya kepada bapak Aditya Hikmat Nugraha , M.Si serta
kepada asisten dosen telah memberikan bimbingan, arahan, masukan dan
bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna, di karenakan keterbatasan penulis.
Namun demikian, penulis mengharapkan bahwa hasil pengamatan ini dapat
bermanfaat untuk berbagai pihak.

Tanjung pinang, Oktober 2018

Penulis

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR
...................................................................................................................................................... Error
! Bookmark not defined.

Daftar Isi .....................................................................................................................3

Daftar Gambar ........................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 7

1.1 latar belakang ....................................................................................................7

1.2 Rumusan Masalah ............................. Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan ................................................... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat ................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 9

2.1 Indeks kematangan gonad ........................................................................... 9

2.2 Tingkat kematangan gonad.......................................................................... 10

BAB III METODOLOGI PARKTIKUM ............................................................................... 11

3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan .............................................................. 11

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................... 11

3.3 Prosedur Pratikum .........................Error! Bookmark not defined.1

3.4 Analisis Data dan Pengamatan ................................................................ 12

HASIL IV PEMBAHASAN ................................................................................................. 14

4.1 Pengamatan gonad pada ikan layang ................................................... 14

BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 16

5.1 kesimpulan ........................................Error! Bookmark not defined.6

5.2 saran ....................................................Error! Bookmark not defined.6

3
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 17

Lampiran.............................................................................................................................. 18

4
Daftar Gambar

Gambar 1 ikan benggol ...............................................................................................18

Gambar 2 gonad yang di formalin ..........................................................................18

Gambar 3 gonad yang di pisahkan .........................................................................18

Gambar 4 berat gonad ................................................................................................18

Gambar 5 berat total ikan .........................................................................................18

Gambar 6 panjang total ikan ....................................................................................18

5
Daftar Tabel

Tabel 1 penentu Tingkat Kematangan Gonad ............................................................. 10

Tabel 2 Analisis pengamatan pada ikan ........................................................................ 13

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

TKG (tingkat kematangan gonad) menunjukkan suatu tingkatan


kematangan sexual ikan. Sebagian besar hasil metabolisme digunakan selama
fase perkembangkan gonad. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan
betina sebesar 10-25% dari berat tubuh, sedangkan untuk ikan jantan berkisar
antara 5-10%. Dalam mencapat kematangan gonad, dapat dibagi daam beberapa
tahapan. Secara umum tahap tersebut adalah akan memijah, baru memijah atau
sudah selesai memijah. Ukuran ikan saat pertama kali matang gonad (length at
first maturity, Lm) bergantung pada pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor
lingkungan. Pembagian tahap kematangan gonad dilakukan dalam dua cara,
yakni analisis laboratorium dan pengamatan visual. Cara yang umum digunakan
ialah metode pengamatan visual berdasarkan ukuran & penampakan gonad,
sebagi catatan metode ini bersifat subyektif. Indikator pembagian tahapan
kematangan gonad dengan cara visual ialah:

1. Ukuran gonad dalam menempati rongga badan (kecil, 1/4 bag, 1/2 bag, 3/4
bagaian atau penuh)

2. Berat gonad segar (ditimbang)

3. Penampakan: warna gonad

4.Penampakan butiran telor (ova) utk ikan betina (opaque,


translucens/ripe/gravid),

5. Ada tidaknya pembuluh darah, dll.

Di dalam proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan, sebagian besar


hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad semakin
bertambah berat dibarengi dengan semakin bertambah besar ukurannya
termasuk garis tengah telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat
ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama
pemijahan sedang berlangsung sampai selesai.

Telah dikemukakan bahwa secara morfologi perubahan-perubahan


kondisi tersebut dapat dinyatakan dengan tingkat kematangan. Namun hal ini
belum menyatakan suatu perhitungan secara kuantitatif. Untuk mengetahui

7
perubahan yang terjadi dalam gonad tersebut secara kuantitatif. Dapat
dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan Indeks Kematangan Gonad,
atau IKG. Indeks ini dinamakan juga Maturity atau Gonad Somatic Indeks (GSI)
yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad
dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan dengan 100%.

Ikan layang (Decapterus russelli) jenis ikan hasil tangkapan dominan


kapal mini purse seine. Aspek biologi ikan layang dan banyar yang diteliti,
meliputi sebaran ukuran panjang, perbandingan jenis kelamin, tingkat
kematangan gonad dan ukuran pertama kali matang gonad pada tahun 2007.
Ukuran yang dominan tertangkap untuk ikan layang 18-18,9 cm,. Ikan layang
yang berkelamin jantan lebih banyak tertangkap pada ukuran lebih kecil
daripada ikan yang berkelamin betina. Spesies ikan layang menunjukan bahwa
ikan yang dalam kondisi matang (mature) lebih banyak ditemukan pada ikan
yang berjenis kelamin betina, sedangkan spesies ikan banyar yang mempunyai
tingkat kematangan gonad I, II, III, dan IV lebih banyak ditemukan pada spesies
ikan yang berjenis kelamin jantan.Ukuran pertama kali matang gonad untuk
ikan layang betina 18,97 cm dan untuk yang jantan 21,2 cm.

1.2 Rumusan Masalah

1. bagaimana cara menentukan indeks kematangan gonad pada ikan layang


(Decapterus russelli)?

2. Bagaimana cara menentukan tingkat kematangan gonad pada ikan layang


(Decapterus russelli)?

1.3 Tujuan

Kegiatan praktikum seksualitas ikan bertujuan untuk menambah


pengetahuan para praktikan tentang indeks kematangan gonad dan tingkat
kematangan gonad pada ikan layang (Decapterus russelli).

1.4 Manfaat

Setelah praktikum ini diharapkan para praktikan telah bias mengetahui


indeks kematangan gonad dan tingkat kematangan gonad dari ikan sampel yang
diamatinya.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Indeks kematangan gonad

gonad somatik indeks (GSI) merupakan salah satu aspek yang memiliki
peran penting dalam biologi perikanan, dimana nilai IGS digunakan untuk
memprediksi kapan ikan tersebut akan siap dilakukannya pemijahan Nilai GSI
tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya
pemijahan. Pemijahan sebagai salah satu bagian dari reproduksi merupakan
mata rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies.
Penambahan populasi ikan bergantung pada keberhasilan pemijahan.

Terdapat faktor-faktor utama yang mampu mempengaruhi kematangan


gonad ikan , antara lain suhu dan makanan , tetapi secara relatif perubahannya
tidak besar dan di daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat. Kualitas pakan
yang diberikan harus mempunyai komposisi khusus yang merupakan faktor
penting dalam mendukung keberhasilan proses pematangan gonad dan
pemijahan. Indeks Kematangan Gonad atau “Gonado somatic Index“ (GSI) akan
semakin meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada saat
terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan
ikan jantan. Adakalanya IKG dihubungkan dengan Tingkat Kematangan Gonad
(TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan gonad,
sehingga akan tampak hubungan antara perkembangan di dalam dengan di luar
gonad. Nilai IKG akan sangat bervariasi setiap saat tergantung pada macam dan
pola pemijahannya. Jadi itulah pentingnya GSI agar digunakan untuk
memprediksi kapan ikan tersebut akan siap dilakukannya pemijahan Nilai IGS
tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya
pemijahan`

2.2 Tingkat kematangan gonad

Penentuan tingkat kematangan gonad dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:

1. Secara Morfologis

Cara morfologi yaitu berdasarkan ukuran, warna dan bentuk dari gonad
tersebut yang diamati secara visual. Model ini banyak dilakukan dan dipakai
oleh para peneliti terutama ikan yang ukuran gonadnya besar dan dapat dilihat

9
dengan mata telanjang. Kemudahan metode ini yaitu lebih cepat dan praktis
sehingga lebih menghemat waktu penelitian. Kelemahannya adalah tingkat
ketelitian yang rendah.

2. Secara Histologis Pengamatan histologi gonad

Yaitu dengan cara mengamati perkembangan gonad melalui fase


perkembangan sel dari gonad tersebut. Metode ini banyak dipakai pada ikan
yang gonadnya kecil, dan mikroskopis. Metode ini lebih teliti tetapi memerlukan
waktu yang lama sehingga kurang praktis untuk penelitian dilapangan dan
waktu yang terbatas. TKG adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum
dan sesudah ikan memijah (Effendie, 1979).

No TKG Jantan Betina


1 I Testis seperti benang, lebih Ovari seperti benang, panjang
pendek, ujungnya dirongga tubuh, sampai kedepan tubuh, warna
warna jernih. jernih, permukaan licin
2 II Ukuran testis lebih besar, Ukuran lebih besar, pewarnaan
pewarnaan putih susu, bentuk gelap kekuning kuningan, telur
lebih jelas dari TKG I sudah kelihatan butirnya
dengan mata
3 III Permukaan testis nampak Ovari berwarna kuning, secara
bergerigi, warna makin putih, morfologi telur sudah kelihatan
dalam keadaan diawetkan mudah butirnya dengan mata
putus
4 IV Seperti TKG III tampak lebih jelas, Ovary makin besar, telur
testis makin pejal dan rongga berwarna kuning, mudah
tubuh mulai penuh, warna putih dipisahkan, butir minyak tak
susu tampak, mengisi ½ - 2/3 rongga
tubuh, usus terdesak
5 V Testis bagian belakang kempis Ovary berkerut, dinding tebal,
dan bagian dekat pelepasan butir telur sisa terdapat didekat
masih terisi. pelepasan

Tabel 1 penentu Tingkat Kematangan Gonad

10
BAB III
METODOLOGI PARKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan


Hari : Jumat
Tanggal : 10 Oktober 2018
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Laboratorium Ikhtiologi Perairan Fakultas Perikana dan Ilmu
Kelautan Universitas Matitim Raja Ali Kampus Senggarang
Tanjung Pinang .

3.2 Alat dan Bahan :


1. Pengawet (formalin).
2. Botol sampel (botol film).
3. Timbangan OHAUS.
4. Cawan petri (petridisk).
5. Seperangkat alat bedah.
6. Alat tulis.
7. Penggaris.
8. Nampan/baki.
9. Kain lap.
10. Tissue.
11. Sarung tangan.
3.3 Prosedur Pratikum
Langakah kerja dari praktikum ini adalah:

1. Melakukan pengukuran panjang dan bobot ikan yang akan diamati


(seperti pada gambar ! Modul praktikum 2).

2. Melakukan pembedahan dari arang anus menuju belakan operculum dan


menyaat sejajar dengan mulut untuk ikan mujair kemudian menggunting
tegak lurus di bagian tengah sayatan tersebut sampai ke arah anaus.

3. Memisahkan bagian gonadnya dari organ lainnya dan menggambar penuh


bentuk gonad yang diamati .

11
4. Mengamati ciri-ciri gonad yang telah dipisahkan dari organ tubuh lainnya
dengan melihat berdasarkan warna, bentuk dan ukuran gonad jika
berada di dalam rongga tubuhnya, menulis hasil pengamatan yang
diperoleh.

5. Melakukan pengukuran panjang dan bobot gonad setelah diamati secara


morfologis dan menghitung nilai Indek Gonadosomatiknya.

3.4 Analisis Data Pengamatan


Dari hasil pengamatan didapati hasil sebagai berikut :

No Gambar (Ikan & Gonad) Keterangan Pengamatan/Perhitungan


Kesimpulan
1  Jenis kelamin Perhitungan :
betina dan IKG = 𝐵𝑔 × 100 %
𝐵𝑡
pada TKG III
 Ovari kuning 0,58
oranye = × 100%
72,68
 Ovari dengan
pembuluh
=0,0079 %
darah di
permukaan

2  Jenis kelamin Perhitungan :


𝐵𝑔
jantan TKG III IKG = 𝐵𝑡 × 100 %
 Permukaan
tampak 0,30
bergerigi fan = × 100%
82,21
warna nya
putih susu =0,0036 %
 Berat ikan
82,21 g
3  Jenis kelamin Perhitungan :
betina TKG III 𝐵𝑔
IKG = 𝐵𝑡 × 100 %
 Ovari kuning
orange 0,39
 Pembuluh = × 100%
87.00
darah di
permukaan =0,0044 %

12
4  Jenis kelamin Perhitungan :
betina TKG II 𝐵𝑔
IKG = 𝐵𝑡 × 100 %
 Kuning
kemerahan 0,54
= × 100%
86,73

=0,0062 %

5  Jenis kelamin Perhitungan :


betina TKG II 𝐵𝑔
IKG = 𝐵𝑡 × 100 %
 Ukuran agak
besar 0,59
 Warna kuning = × 100%
84,9
kuningan
=0,0070 %
6  Jenis kelamin Perhitungan :
jantan TKG II 𝐵𝑔
IKG = 𝐵𝑡 × 100 %
 Bentuk nya
lebih jelas 0,37
 Warnanya = × 100%
87,6
putih
=0,0042 %
7  Jenis kelamin Perhitungan :
jantan TKG II 𝐵𝑔
IKG = 𝐵𝑡 × 100 %
 Bentuk jelas
 Berwarna 0,36
putih = × 100%
78,09
 Besar gonad
0,56 =0,0045 %

8  Jenis kelamin Perhitungan :


betina TKG II 𝐵𝑔
IKG = 𝐵𝑡 × 100 %
 Ukuran besar
 Kuning 0,38
kuningan = × 100%
88,68

=0,0042 %

Tabel 2 Analisis pengamatan pada ikan

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan gonad pada ikan Layang

Phyllum : Chordata

Kelas : Pisces Sub kelas : Teleostei

Ordo : Percomorphi Divisi : Perciformes

Sub divisi : Carangi

Familia : Carangidae

Genus : Decapterus

Spesies : 1. Decaptersus russelli (Rupell,1982)

2. Decapterus macrosoma (Bleker,1851)

Ikan layang (Decapterus spp) merupakan salah satu komunitas


perikanan pelagis kecil yang penting di Indonesia. Ikan yang tergolong suku
Carangidae ini bisa hidup bergerombol . Ukurannya sekitar 15 centimeter
meskipun ada pula yang bisa mencapai 25 centimeter . Ciri khas yang sering
dijumpai pada ikan layang ialah terdapatnya sirip kecil ( finlet) di belakang sirip
punggung dan sirip dubur dan terdapat sisik berlingin yang tebal (lateral scute)
pada bagian garis sisi .

14
Ikan layang merupakan ikan perenang cepat dan hidup secara
berkelompok dilaut yang jernih dan bersalinitas tinggi. Ikan layang hidup
dengan salinitas tinggi yaitu ± 32‰. Ikan layang juga termasuk dalam jenis ikan
stenohalyn yang dapat hidup hanya dengan memakan plankton. Makanan ikan
layang sangat tergantung pada plankton, terutama jenis-jenis zooplankton. Pada
beberapa kasus ternyata bahwa ikan layang tidak mutlak hanya tergantung
memakan zooplankton.

Indeks Kematangan Gonad (IKG) diketahui untuk melihat perubahan


yang terjadi didalam gonad secara kuantitaf. Setelah dilakukan perhitungan
indeks kematangan gonad dari 8 ekor ikan layang diperoleh hasil 5 ekor ikan
belum siap memijah, 3 ekor ikan telah matang gonad tetapi belum siap untuk
memijah. Ikan yang belum siap memijah memiliki IKG kurang dari 0,0070,%,
iakan yang siap matang gonad tetapi belum siap memijah memiliki IKG 0,079%.
IKG tertinggi diperoleh pada ikan layang berbobot 72,68 gr yakni sebesar
0,0079% dan IKG terendah diperoleh pada ikan layang yang memiliki berat
tubuh 82,21 gr sebesar 0,0036%.

Pada ikan layang, perbandingan jenis kelamin ikan betina:jantan adalah


1,0:0.9, Dengan uji khi kuadrat diketahui bahwa untuk ikan layang perbandingan
jenis betina dan jantan seimbang atau setara dengan 1:1 (agregasi), Menurut Bal
& Rao (1984), segregasi atau agregasi jantan dan betina ada hubungannya
dengan tabiat makan, memijah, atau migrasi dari tiap jenis ikan.

pada umumnya dalam keadaan belum matang, yaitu memiliki tingkat


kematangan gonad I dan II dapat diketahui bahwa ikan yang belum matang
(tingkat kematangan gonad I dan II) ditemukan pada ukuran yang lebih rendah
sedangkan ikan yang matang lebih banyak ditemukan pada spesies ikan yang
berukuran besar. Untuk menentukan ukuran pertama kali matang gonad (Lm)
digunakan metode Spearman dan Karber (udupa, 1986).

Dari metode tersebut dapat diperoleh bahwa spesies ikan layang yang
berjenis kelamin betina mempunyai Lm=18,97 cm, sedangkan ikan layang jantan
mempunyai Lm=21,2 cm. Terlihat bahwa ikan layang betina mulai matang
kelamin pada ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan dengan ikan layang
jantan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan dimana ikan
tersebut hidup, ada tidaknya ketersediaan makanan, suhu, salinitas dan
kecepatan pertumbuhan ikan itu sendiri sehingga mempengaruhi kematangan
gonadnya.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan
Gonad atau kelenjar seks atau kelenjar reproduksi adalah kelenjar
endokrin yang menghasilkan gamet (sel germinal) dari suatu organisme. Dalam
betina dari spesies sel-sel reproduksi adalah sel telur, dan pada jantan sel-sel
reproduksi adalah sperma. Gonad laki-laki, testis, menghasilkan sperma dalam
bentuk spermatozoa.

Pada ikan layang (Decapterus russelli) menunjukan bahwa ikan yang


dalam kondisi matang (mature) lebih banyak ditemukan pada ikan yang berjenis
kelamin betina, Nilai indeks gonad berdasarkan pada tingkat kematangan gonad
dari ikan layang (Decapterus russelli) menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat
kematangan gonad ikan, semakin tinggi pula nilai indeks gonad yang diperoleh.

IKG tertinggi diperoleh pada ikan layang berbobot 72,68 gr yakni sebesar
0,0079% dan IKG terendah diperoleh pada ikan layang yang memiliki berat
tubuh 82,21 gr sebesar 0,0036%.

5.2 saran

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin memberikan beberapa saran, yaitu:

1. Materi yang akan dipraktikumkan hendaknya dapat diterangkan terlebih


dahulu untuk memperlancar jalannya praktikum.

2. Sarana penunjang dalam praktikum hendaknya diperhatikan guna menunjang


kelancaran praktikum.

3. Praktikum hendaknya dibuat senyaman mungkin agar praktikum tidak bosan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ani Suryanti, S. Pi., M.Si. 2018. Modul Praktikum Biologi Perikanan. Tanjungpinang :
Universitas Maritim Raja Ali Haji

Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantama. Yogyakarta. 163 pp.

Balai Riset Perikanan Laut. 2004. Musim Penangkapan Ikan di Indonesia. Departemen
Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 116 pp.

Prima.Andika.2010.Tingkat kematangan gonad ikan. Makalah (internet)


(https://andhikaprima.wordpress.com ) di akses pada tanggal 21-10-2018

Rustadi.2011.tentang jenis ikan tongkol.Makalah(internet)


(http://rustadi64-tentangjenisikan.blogspot.com )di akses pada tanggal 18-10-2018

Anonim.2011. biologi ikan laying. Makalah (internet) (http://perikanan-


hangtuah.blogspot.com) di akses pada tanggal 21-10-2018

Anonim.2009. indeks kematangan gonad ikg.Makalah (internet)


(https://carrasius.wordpress.com) di akses pada tanggal 21-10-2018

17
LAMPIRAN

Gambar 1 ikan benggol Gambar 2 Gonad yag di formalin

Gambar 3 gonad yang di pisahkan Gambar 4 berat gonad

Gambar 5 berat total ikan Gambar 6 panjang total ikan

18

Anda mungkin juga menyukai