OLEH :
21020017
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik.
Sholawat beserta salam tak pula penulis haturkan kepada junjungan alam nabi
Muhammad saw, yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat teratasi. Oleh karena itu,
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga bantuannya mendapat
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Tujuan Dan Manfaat...................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Tabel Halaman
Lampiran Halaman
Pada usaha budidaya perikanan, penyakit pada ikan merupakan salah satu
masalah yang sering dijumpai. Di Indonesia telah diketahui ada beberapa jenis ikan
air tawar, dan diantaranya sering menimbulkan wabah penyakit serta menyebabkan
infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup
seperti parasit, jamur, bakteri, dan virus dan penyakit non infeksi disebabkan
oleh faktor non hidup seperti pakan, lingkungan, keturunan dan penanganan.
dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel bakteri, interaksi
antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan pada lingkungan
terhadap lingkungan baik (Pencemaran Udara, Tanah, Air, dsb). Syarat-syarat suatu
makhluk hidup.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah melihat gejala klinis pada ikan
mengetahui gejala klinis pada ikan yang disebabkan karna keracunan bahan polutan
Ikan Lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar. Ikan lele termasuk ikan jenis catfish
atau kata lain ikan yang memiliki kumis. Ciri dari ikan lele yaitu bentuk tubuh memanjang dan agak bulat, pada
sirip dada terdapat duri yang keras dan runcing/ytajam (patil), warna tubuh belang dengan kepala pipih dan
terdapat kumis serta licin karena tidak memiliki sisik. Kemudin ikan in memiliki alat pernafasan tambahan
berupa dari modifikasi dari
4
cekung ke dalam, mulut berukuran lebih lebar dengan gigi berbentuk villiform.
Memiliki elaborasi organ labirin pada bagian cekungan atas bagian pertama
Ikan betok hanya memiliki satu sirip punggung atau dua sirip punggung
yang bersambungan dengan sirip perut yang tidak bersatu. Ikan ini dapat
mengambil udara di luar air (mempunyai alat labirin). Sirip punggung dan sirip
dubur berjari-jari. Sirip perut dengan 6 jari-jari, sirip punggung dan sirip dubur
dengan satu atau lebih dari satu jari-jari keras, sirip perut dengan 5 jari-jari atau
kurang dari 5 jari-jari lemah dan 1 jari-jari keras. Rongga di atas rongga insang
beralat berbentuk labirin, berbentuk gepeng, agak panjang, lubang insang sempit
2.2. Polutan
tidak alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak
tercemar airnya masih murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya,
sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh detergen misalnya, mengandung zat
kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai tersebut maupun
bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai tersebut (Ulum, 2016).
terhadap lingkungan baik (Pencemaran Udara, Tanah, Air, dsb). Syarat-syarat suatu
berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan
2017).
terlarut dalam
makanan yang sehat, bergizi dan harganya murah. Hampir ditiap kota di
industri kecil yang dikelola oleh rakyat Pada saat ini sebagian besar industri tahu
masih merupakan industri kecil skala rumah tangga yang tidak dilengkapi
dengan unit pengolah air limbah, sedangkan industri tahu yang dikelola koperasi
pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan
berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap
lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair
6
akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan
fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan
media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit
atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh
manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat
kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit
digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.
Pabrik Tahu seringkali belum ditangani secara baik sehingga
limbah cair dan padat. Limbah tahu mengandung protein tinggi sehingga
yang tidak sedap dan mengganggu kesehatan. Sampai saat ini resiko bau ini
masih belum ada jalan keluarnya sedangkan di sisi lainnya produk tahu sudah
merupakan makanan Favorit yang hampir harus selalu ada dalam konsumsi
masyarakat kecil sampai dengan masyarakat golongan atas. Dampak negatif yang
ditimbulkan pabrik tahu ini mengancam keberlangsungan usaha dan lebih lanjut
operasi. Jalan lain yang dapat dilakukan biasanya dengan menalakukan relokasi
pabrik yang bertakibat pada meningkatnya biaya produksi dan harga tahu (Yanti,
2013).
7
yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pada umumnya dimanfaatkan
sebagai pakan ternak. Industri tahu membutuhkan air untuk melakukan proses
limbah cair. Limbah cair industri tahu ini memiliki kandungan senyawa organik
yang sangat tinggi. Tanpa proses penanganan yang baik, limbah tahu dapat
menyebabkan berbagai dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau
Menurut Ulum (2016) Air buangan industri tahu rata - rata mengandung
dan minyak/lemak berturut - turut sebesar 4583, 7050, 4743 dan 26 mg/l. Bila
dibandingkan dengan baku mutu limbah cair industri produk makanan dari
untuk BOD, COS, dan TSS berturut - turut adalah 50, 100, 200 mg/l. Sehingga
terlihat jelas bahwa limbah cair industri tahu melebihi baku mutu yang telah
dipersyaratkan.
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan pada hari rabu tanggal 15 November 2017 pada
pukul 13.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan
Adapun bahan yang digunakan ketika praktikum berupa tisu, bahan polutan
3.3. Metode
3.4. Prosedur
polutan yaitu siaapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ambil toples da nisi
air setengah penuh kemudian larutkan bahan polutan berupa limbah industri tahu
dan
aduk secara homogen. Setelah itu masukkan ikan kedalam toples yang telah
tercampur dengan bahan polutan. Amati tingkah laku ikan dan hitung bukaan
kedalam air bersih dan beri aerasi, amati tingkah laku ikan. Bedah ikan dan
4.1. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum pengamatan terhadap ikan yang
keracunan bahan polutan dapat dilihat pada Tabel 1. berikut :
Tingkah Laku
Bukaan Operculum 111 111 111 111 111
Bukaan Mulut 100 100 100 100 100
Pergerakan Lambat Lambat Lambat Lambat Lambat
Denyut Jantung 250 250 250 250 250
Warna Organ
Insang Normal Normal Normal Normal Normal
Hati Normal Pucat Normal Normal Normal
Ginjal Normal Normal Normal Normal Normal
Dari ke 5 ikan uji tidak mengalami kematian dan perubahan tingkah laku yang
berarti, ikan terlihat sehat setelah 30 menit berada di dalam air polutan.
4.2. Pembahasan
sakti.
industri kecil yang dikelola oleh rakyat Pada saat ini sebagian besar industri tahu
masih merupakan industri kecil skala rumah tangga yang tidak dilengkapi
dengan unit pengolah air limbah, sedangkan industri tahu yang dikelola koperasi
pengolahan 60-90%. Dengan sistem pengolah limbah yang ada, maka limbah
yang dibuang ke peraian kadar zat organiknya (BOD) masih terlampau tinggi
yakni sekitar 400 – 1 400 mg/l Limbah tahu dapat menimbulkan masalah
lemak, garam-garam, mineral dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam
pengolahan dan pembersihan. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari
yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pada umumnya dimanfaatkan
sebagai
11
pakan ternak. Industri tahu membutuhkan air untuk melakukan proses sortasi,
limbah cair. Limbah cair industri tahu ini memiliki kandungan senyawa organik
yang sangat tinggi. Tanpa proses penanganan yang baik, limbah tahu dapat
menyebabkan berbagai dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau
terlebih dahulu juga dapat mengakibatkan kematian makhluk hidup dalam air
2017).
menggunakan ikan uji berupa ikan betok ( Anabas testudineus) yang didapatkan dari
merpat sakti dan dengan polutan limbah industry tahu yang berada di kubang.
Pada
12
menunjukkan adanya gejala klinis ikan keracunan bahan polutan. Hal ini terlihat
dari jumlah bukaan mulut 100 kali/menit dan bukaan operculum 111 kali/menit
yang tergolong normal bagi ikan sehat dan. serta warna dari insang, hati, ginjal yang
merah normal tidak pucat, selain itu dapat dilihat dari banyak denyut jantung
ini diduga bahwa kadar/dosis bahan polutan yaitu 50 ml untuk 5 liter air bersih yang
diberikan ketika praktikum belum melebihi kriteria kadar polutan yang berbahaya
di perairan. Selain itu kemungkinan besar ikan telah mengalami biopersistensi
5.1. Kesimpulan
dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan.
Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan
Biological Oxygen Demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah,
larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu
5.2. Saran
ketika praktikum berlangsung dapat mengerti dan paham apa yang sedang
Nawawi, Hamdan. 2013. Polusi Dan Pencemaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Sari, Dilla Milya. 2011. Limbah Industri Tahu Tempe. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Yanti, Nuraidah Risma. 2013. Dampak Limbah Pabrik Tahu Tempe (Industri
Pangan) Terhadap Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
http://fajri-fafa.blogspot.co.id/2014/06/dampak-industri-tahu-terhadap.html
diakses pada tanggal 23 November 2017 Pukul 11:47 WIB.
Nampan Penggaris