Anda di halaman 1dari 20

1

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI HEWAN


AIR
PEMBUATAN PELET

OLEH :
NAMA : SALIHIN (1610712110009)
KELOMPOK : 6 (ENAM)
ASISTEN : LUTFIAN ILHAM (GIB114201)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2018
1
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan “Pembuatan Pelet” terutama kepada Dosen
Pengasuh Mata Kuliah Nutrisi Ikan Ir. Muhammad Adriani, M.Si, Dr. Noor Arida
Fauzana, S.Pi, M.Si, Dr. Hj. Indira Fitriliyani, S.Pi, M.Si dan kakak-kakak aisten
dosen yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan memberikan bantuan
serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan laporan
ini.
Praktikan menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, April 2018

Praktikan

i
ii

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum ..................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 3
BAB 3. METODE PRAKTIKUM ......................................................... 5
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................... 5
3.2. Alat dan Bahan ......................................................................... 5
3.3. Prosedur Kerja .......................................................................... 5
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 7
4.1. Hasil.......................................................................................... 7
4.2. Pembahasan .............................................................................. 10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 12
5.1. Kesimpulan............................................................................... 12
5.2. Saran ......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
iii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
3.2.1. Alat Yang Digunakan Pada Praktikum ........................................... 5
3.2.2. Bahan Yang Digunakan Pada Praktikum........................................ 5
4.1.1. Bahan Tanpa Fermentasi................................................................. 9
4.1.2. Bahan Fermentasi............................................................................ 9
4.1.2. Pembuatan Pelet .............................................................................. 9

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pakan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan, antara
kedua jenis pakan tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangannya, oleh karena
sebab itu, peternak perlu memperhatikan perbedaan kedua jenis pakan tersebut
agar dapat menentukan saat yang tepat untuk menggunakan pakan alami atau
pakan buatan. Pakan alami biasanya digunakan dalam bentuk hidup dan agak sulit
untuk mengembangkanya, karena memperlukan perlakuan khusus sebelum pakan
tersebut diberikan kepada ikan, sedangkan pakan buatan dapat diartikan secara
umum sebagai pakan yang berasal dari olahan beberapa bahan pakan yang
memenuhi nutrisi yang diperlukan. Pakan buatan sering dijumpai dalam bentuk
pelet.
Pakan tambahan adalah pakan yang sengaja dibuat untuk memenuhi
kebutuhan karena ketersedian pakan alami tidak memadai agar organisme dapat
tumbuh. Pakan suplemen adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menambah
komponen nutrisi tertentu yang tidak mampu disediakan pakan alami. Pakan
utama adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menggantikan sebagian besar atau
keseluruhan pakan alami. Jenis-jenis pakan buatan berdasarkan bentuknya tepung,
cake, emulsi, pelet berupa serpihan (flake), remah (crumble), pelet porous, pelet
panjang (spaghetti pelets).
Pakan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang
keberhasilan usaha dalam budidaya perikanan. Pakan merupakan biaya tertinggi
dalam budidaya ikan, terutama bila digunakan jenis pakan yang komersial, karena
harganya yang sangat mahal. Peran pakan sangat dominan dalam usaha budidaya
perikanan yang dikelola secara intensif. Alternatif yang telah dilakukan oleh
pengusaha budidaya, untuk mengurangi biaya pengadaan pakan, adalah dengan
membuat pakan buatan. Secara garis besar, proses pembuatan pakan ikan meliputi
tahapan kegiatan pengecilan ukuran, premixing, pencampuran, pencetakan,
penjemuran, pengemasan dan penyimpanan. Proses–proses tersebut bertujuan
untuk meningkatakan nilai nutrisional, memperbaiki nilai organoleptik, menekan
biaya produksi, memudahkan konsumen dan memperpanjang umur simpan.

1
2

Pakan buatan dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal dari
olahan beberapa bahan pakan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan. Pakan
buatan sering dijumpai dalam bentuk pelet. Prinsipnya, terdapat dua metode
proses pembuatan makanan bentuk pelet, yakni: pelet-milling dan pemasakan.
Teknik pelet-milling masih diterapkan untuk prosesing makanan ikan dan
kebanyakan yang menggunakan teknik ekstrusi adalah makanan bentuk pelet
untuk udang.
Pembuatan pakan ikan, yang perlu diperhatikan adalah kadar protein pakan
ikan tersebut, sehingga perlu dilakukan perhitungan yang tepat dalam meramu
pakan ikan tersebut. Setelah perhitungan jelas, bahan pakan ditimbang. Setelah
ditimbang, bahan dicampur satu persatu hingga bahan homogen. Tahap awal
dapat dimulai dengan protein basal, kemudian disusul dengan bahan yang
berprotein suplemental. Campuran yang rata, membuat kandungan protein yang
terbentuk juga rata. Setelah yakin pencampuran bahan benar–benar merata, bahan
dicampur air sehingga diperoleh adonan yang kental berbentuk pasta. Kemudian
adonan tersebut dimasukkan kedalam mesin penggiling pelet. Cetakan yang
keluar, ditampung dengan tampah dan dijemur dibawah panas matahari. Pelet
yang baik memiliki kandungan air dibawah 10% dan tidak mudah hancur.

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum pembuatan pakan ikan adalah:


1. Memperoleh susunan formulasi pakan dengan nilai kandungan protein pakan
27%.
2. Membuat pakan ikan berbentuk pelet.
3. Menghitung analisis ekonomi pembuatan pakan.

2
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pakan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam


keberhasilan kegiatan budidaya karena menentukan pertumbuhan dan
perkembangan ikan. Ikan membutuhkan makanan dalam jumlah cukup serta
berkualitas untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pakan merupakan
faktor yang sangat penting diperhatikan untuk keberhasilan usaha budidaya ikan.
Mufidah et al. (2009) menyatakan bahwa makanan berfungsi sebagai sumber
energi yang digunakan untuk pemeliharaan tubuh, pengganti jaringan tubuh yang
rusak, pertumbuhan, aktifitas dan kelebihan makanan tersebut digunakan untuk
reproduksi. Ikan membutuhkan materi nutrien dan energi untuk aktifitas
kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan berupa protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral dalam jumlah yang memadai. Sebagai organism heterotrof,
ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan.
Berdasarkan makanan utamanya ikan dapat dikelompokkan menjadi
herbivora (pemakan tumbuhan), karnivora (pemakan hewan), omnivora (pemakan
tumbuhan dan hewan) dan detrivora (Rahardjo et al., 2010). Nilai nutrisi suatu
makanan pada umumnya tergantung pada kandungan protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, mineral, kadar air dan energi. Kebutuhan nutrisi bagi hewan air misalnya
ikan, jika dilihat dari kandungan protein umumnya lebih tinggi dibandingkan
dengan jenis unggas maupun mamalia yang hidup di darat. Pakan ada dua yaitu
pakan alami, yang disebut juga dengan pakan hidup. Pakan alami sangat penting
bagi larva ikan dan udang. Pakan buatan merupakan pakan tambahan yang
diformulasikan dari bahan-bahan yang sesuai dengan kebutuhan hewan tersebut.
Pelet dan pakan yang diformulasi dari campuran berbagai bahan pakan yang
disusun secara khusus sesuai dengan jenis dan masa pertumbuhan ikan disebut
pakan buatan (Yuwono & Sukardi, 2008).
Pakan ikan mempunyai kadar protein yang cukup tinggi sehingga apabila
penyimpanannya kurang baik akan mudah ditumbuhi bakteri maupun jamur dan
dapat menyebabkan ikan menjadi sakit (Hanif et al., 2011). Webster & Lim
(2006) menyebutkan bahwa ikan bawal memiliki laju pertumbuhan yang baik
pada kadar protein dan konsentrasi energi optimum yakni 24-50%. Makanan yang
ditelan dan dicerna oleh ikan akan diubah menjadi energi yang digunakan bagi
berbagai fungsi dalam kehidupan ikan untuk tumbuh dan bereproduksi atau untuk
mengganti sel-sel yang rusak pada suatu jaringan. Ikan dikenal sebagai binatang
3
4

yang bersifat poikiloterm atau suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungan air
tempat hunian ikan. Hal ini akan menentukan laju metabolisme ikan dan oleh
karena itu, kebutuhan nutrisi berkaitan dengan suhu lingkungan (Rahardjo et al.,
2010). Molekul pakan yang besar dan kompleks harus dipecah menjadi molekul
yang lebih kecil dan sederhana agar dapat diabsorpsi dan selanjutnya digunakan di
dalam tubuh. Pemecahan molekul dilakukan dengan cara pencernaan (Yuwono &
Sukardi, 2008).
Protein merupakan komponen pakan terpenting bagi hewan air, terutama
pada ikan. Akan tetapi kelebihan protein dalam pakan dapat mengakibatkan
kematian karena gejala kelebihan protein. Ikan dapat menerima protein tinggi
karena mempunyai kemampuan tambahan untuk melepaskan nitrogen yang
berlebihan melalui insangnya. Ikan dapat mengeluarkan sebagian besar sisa-sisa
protein sebagai ammonia secara cepat dan terus menerus. Protein dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan, serta dapat pula sebagai sumber energi
untuk aktifitas. Protein tubuh terdiri atas rantai panjang asam-asam amino. Hanya
20 macam asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis molekul protein dalam
tubuh (Hanif et al., 2011).
Menurut Gustiano & Otong (2010) bentuk pakan bermacam-macam,
umumnya yang sering digunakan dalam budidaya antara lain: pakan berbentuk
tepung, remah dan pelet. Bentuk pakan ini biasanya disesuaikan dengan ukuran
ikan. Jumlah pakan yang diberikan setiap hari disesuaikan dengan berat ikan,
sering disebut sebagai tingkat pemberian pakan (TPP) atau feeding level. TPP
untuk setiap jenis ikan dan tingkatan ukuran ikan berbeda. Umumnya, ikan
berukuran kecil membutuhkan TPP dan frekuensi pemberian pakan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan ukuran yang lebih besar. Berdasarkan rata-rata berat
individu ikan, maka dapat ditetapkan tingkat dan frekuensi pemberian pakan.
Berdasarkan berat total dapat ditetapkan jumlah pakan yang dibutuhkan dalam
satu hari maupun satu kali pemberian pakan. Untuk mengetahui respon ikan
terhadap pakan yang diberikan dilakukan evaluasi pemberian pakan atau sering
disebut sebagai efisiensi pemberian. Efisiensi adalah perbandingan antara
pertambahan bobot ikan dengan jumlah pakan yang diberikan, dinyatakan dalam
persen. Semakin tinggi tingkat efisiensi, semakin baik tingkat efisiensi pakan.

4
5

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum pembuatan pelet dilakukan pada Jum’at, 13 April 2018 di


halaman belakang Laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sebagai
berikut :

Tabel 3.2.1. Alat yang digunakan pada praktikum


No. Alat Kegunaan
1. Basom Untuk tempat bahan pakan
2. Alat pencetak pelet Untuk mencetak pakan
3. Napan Untuk alas bahan pakan
4. Gelas ukur Untuk mengukur air
5. Senduk nasi Untuk mengaduk
6. Senduk makan Untuk memotong Panjang pakan
7. Oven Untuk meneringkan pakan
8. Pengkas air Untuk merebus air
9. Kompor gas Untuk memanaskan air

Tabel 3.2.2. Bahan yang digunakan pada praktikum


No. Bahan Kegunaan
1. Air Menyatukan menjadi adonan
2. Bahan pakan fermentasi Bahan pakan fermentasi
3. Bahan pakan tanpa fermentasi Bahan pakan tanpa fermentasi
4. Minyak goreng 10 ml Bahan campuran fermentasi
5. Minyak goreng 5 ml Bahan campuran tanpa fermentasi
6. Vitamin Menambahkan vitamin pakan
7. Tepung terigu Bahan tambahan pakan

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pembuatan pelet yang dilakukan sebagai berikut :


1. Susunan formulasi pakan dengan memperhitungkan nilai kandungan protein
bahan pakan menggunakan metode empat persegi Pearson’s. Protein pelet yang
diinginkan adalah 27 %
2. Membuat pakan ikan :
a. Bentuk pelet
5
6

- Mencampurkan semua bahan yang digunakan dari jumlah yang paling


sedikit sampai jumlah yang paling banyak
- Menambahkan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk sampai
tercampur merata
- Menambahkan vitamin dan mineral
- Mencetak adonan pelet dengan suhu tidak lebih dari 60oC

6
7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Kelompok sumber protein utama


Tepung kulit udang : 1 × 53,74 = 3,5
Tepung gangang : 1 × 44,13 = 13
Tepung gulma itik : 2 × 30 = 29,46 +
Total : 3 Bagian = 127,87 %

,
Berat rerata protein : = 42,62 %

Kelompok sumber protein penunjang


Tepung bayam : 1 × 3,5 = 3,5
Tepung kol : 1 × 13 = 13
Tepung bandotan : 2 × 14,73 = 29,46
Tepung ketapang : 2 × 3,62 = 7,24
Dedak : 1 × 9,6 = 9,6
Tepung bayam : 1 × 10,41 = 10,41 +
Total : 7 Bagian = 73,21 %

,
Berat rerata protein : = 10,46 %

Kelompok sumber protein utama 42,62 16,54

27

Kelompok sumber protein penunjang 10,46 15,62 +


32,16

Sumber protein utama ,


× 100 = 51,43
: ,

,
Kelompok sumber protein penunjang
× 100 = 48,57
,
:

7
8

Jumlah protein
Sumber protein utama : 42,62 × 51,43 = 2.191,9466
Kelompok sumber protein penunjang : 10,46 × 48,57 = 508,0422 +
= 2.699,9888
= 27 %
Bahan utama :

Kulit udang : × 51,43 = 51,43

= 51,43 × 5 = 85,72 gram

Ganggang : × 51,43 = 51,43

= 51,43 × 5 = 85,72 gram

Gulma itik : × 51,43 = 51,43

= 51,43 × 5 = 85,72 gram


Bahan penunjang :

Bayam : × 48,57 = 6,94

= 6,94 × 5 = 34,69 gram

Kol : × 48,57 = 6,94

= 6,94 × 5 = 34,69 gram

Tepung kanji : × 48,57 = 6,94

= 6,94 × 5 = 34,69 gram

Dedak : × 48,57 = 6,94

= 6,94 × 5 = 34,69 gram

Bandotan : × 48,57 = 13,88

= 13,88 × 5 = 69,4 gram

Bandotan : × 48,57 = 13,88

= 13,88 × 5 = 69,4 gram


8
9

4.1.1. Bahan Tanpa Fermentasi


No. Nama Bahan 100 gram 500 gram Tersedia
1. Kulit udang 17,14 217,16 1150
2. Ganggang 17,14 20 23
3. Gulma itik 17,14 20 30
4. Bayam 6,94 34,69 48
5. Kol 6,94 34,69 23
6. Kanji 6,94 34,69 -
7. Dedak 6,94 34,69 -
8. Bandotan 13,88 69,4 358
9. Ketapang 13,88 69,4 348

4.1.2. Bahan Fermentasi


No. Nama Bahan 100 gram 500 gram Tersedia
1. Kulit udang 17,14 85,72
2. Ganggang 17,14 85,72
3. Gulma itik 17,14 85,72
4. Bayam 6,94 34,69
5. Kol 6,94 34,69
6. Kanji 6,94 34,69 -
7. Dedak 6,94 34,69 -
8. Bandotan 13,88 69,4
9. Ketapang 13,88 69,4

4.1.3. Pembuatan Pelet


No Gambar Keterangan
1 Peramuan bahan pakan pelet

2 Pengadukan bahan pakan

9
10

3 Penambahan vitamin pada


pakan.

4 Pencetakan pelet

5 Pakan yang sudah jadi

4.2. Pembahasan

Pada praktikum ini pakan dibuat dalam bentuk pelet. Kajian utama dalam
praktikum ini adalah teknik pembuatan pakan dengan mencampurkan beberapa
bahan nabati dan hewani. Lusiawiaty (2008) menyatakan faktor yang perlu
diperhatikan dalam memilih bahan pembuatan pakan ikan adalah memilki nilai
nutrisi sesuai kebutuhan ikan, mudah diperoleh dan selalu tersedia, mudah diolah
dan dibentuk, tahan lama, bukan zat antinutrien. Pakan yang dibuat adalah dengan
komposisi binder 20 gram, vitamin mix 5 gram, minyak 10 mL, bahan utama
10
11

tepung kulit udang 217,16 gram, tepung ganggang 20 gram, tepung gulma itik 20
gram dan bahan penunjang masing-masing 34,69 gram untuk 6 bahan yang
digunakan (Tepung bandotan, tepung bayam, tepung daun ketapang dan tepung
kol).
Bahan yang sudah ditimbang diletakkan dalam satu tempat kemudian
dilakukan pencampuran bahan dengan cara mencampurkan bahan yang lebih
banyak jumlahnya terlebih dahulu kemudian mencampurkan bahan yang
jumlahnya lebih sedikit hal ini dimaksudkan agar keseluruhan tercampur merata.
Bahan yang sudah tercampur rata dibuat seperti gundukan dengan kawah
diatasnya, kawah tersebut untuk meletakkan air hangat, air hangat ini berguna
untuk tepung sagu sebagai bahan perekat pakan agar semua bahan menyatu atau
homogen.
Setelah semua bahan dicampur secara merata campuran bahan tersebut
digiling untk menghasilkan pakan dalam bentuk pelet. Gejala yang terjadi saat
pembuatan pakan adalah suhu pelet yang berbentuk hangat dan terasa lebih
lengket. Tahap akhir dalam pembuatan pelet adalah tahap pengeringan. Pelet yang
dihasilkan dari pencetakan segera dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan
hingga kadar air pakan mencapai 10-12%. Pakan dengan kadar air yang terlalu
tinggi kurang menguntungkan karena mudah ditumbuhi mikroba (jamur) dan
disukai serangga. Sebaliknya, pakan dengan kadar air terlalu rendah juga kurang
menguntungkan karena akan terjadi peningkatan laju proses oksidasi dan
pencokelatan. Sehingga perlu dilakukan penjemuran atau pengeringan pakan untk
mengurangi kadar air. Pakan dikeringkan sampai benar-benar kering agar
kualitasnya bagus, daya simpannya awet namun pakan yang sudah kering akan
dilakukan pengujian mutu pakan untuk mengetahui daya apung dan daya tahan
pakan sebelum pakan di ujikan ke ikan.

11
12

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berikut kesimpulan dari praktik pembuatan bahan pakan :


1. Bahan pakan yang digunakan dalam koleksi bahan pakan antara lain (nabati)
daun bandotan, bayam, ganggang, gulma itik, daun ketapang, kol dan kulit
udang (hewani).
2. Pakan yang dibuat adalah dengan komposisi protein pelet yang diiginkan
27% yaitu menggunakan vitamin mix 5 gram, air secukupnya, bahan utama
tepung kulit udang, ganggang dan gulma itik. Bahan penunjang yang
digunakan (tepung bandotan, tepung bayam, tepung daun ketapang, tepung
kol, dedak dan tepung kanji).

5.2. Saran

Sebaiknya dalam pengolahan bahan pakan setelah dilakukan proses


penggilingan maka harus dilakukan pengovenan agar pakan benar-benar kering
hingga jamur sulit untuk tumbuh.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Asriyana dan Yuliana. 2012. PRODUKTIVITAS PERAIRAN. Jakarta: Bumi


Aksara.
Wikipedia. Klasifikasi dan Ciri-Ciri Kiambang, Eceng Gondok, Kangkung,
Ganggang dan Teratai.
Odum, E.P., G. W. Barrett., 2005. Fundamentals of ecology. 5th Edition.
Thomson Learning, United State. 598 p.
Boyd, C. E. 1968. Fresh water plants: a potential sources of protein. Econ. Bot.,
22:359-368.
Brower, J.E., J.H. Zar., C.N von Ende. 1990. Field and laboratory methods for
general ecology, 3rd edition. Wn.C Publishing, Dubuque.
Pereira, S. A., C. R. Trindade., E. F. Albertoni., C. P. Siva. 2012. Aquatic
macrophytes of six subtropical shallow lakes, Rio Grande do Sul, Brazil.
Check List, 8(2): 187-181.
Cook, C.D.K., B.J. Gut., E.M. Rix., M. Seitz. 1974. Water plants of the world: A
manual for the identification of the genera of freshwater macrophytes. Dr.
W.Junk Publisher, The Hague. England.
Odum. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd Editions. W.B. Saunders Company.
Philadelphia. Pennsylvania, USA.
Dewiyanti, I. 2012. Keragaman jenis dan persen penutupan tumbuhan air di
ekosistem Danau Laut Tawar, Takengon, Provinsi Aceh. Jurnal Depik,
1(2): 125-130, ISSN 2089-7790

13
14

LAMPIRAN

14
15

Gambar 1. Alat penggiling Gambar 2. Alat untuk Gambar 3. Bahan nabati


Pembuatan pellet dan hewani
(tanpa
fermentasi
)

Gambar 4. Bahan yang Gambar 5. Minyak sayur Gambar 6. Bahan yang


Diaduk dicampuri dengan air

Gambar 7. Bahan yang sudah Gambar 8. Bahan yang


tercampur minyak sayur dicampur vitamin

15
16

Gambar 9. Bahan yang sudah Gambar 10. Bahan yang Gambar 11. Bahan yang
tercampur (fermentasi) sudah dicampur air dicampur vitamin
dan minyak

Gambar 12. Bahan fermentasi Gambar 13. Proses Gambar 14. Hasil
pakan yang tercampur rata penggilingan pellet (fermentasi dan
tanpa fermentasi)

16

Anda mungkin juga menyukai